i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 ini dapat disusun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 berupa pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LAKIP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 oleh masing-masing satker terkait.
LAKIP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LAKIP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan kepada masyarakat.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang.
Jakarta, Oktober 2014
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
IKHTISAR EKSEKUTIF ... 1
BAB 1. PENDAHULUAN ... 5
1.1. Latar Belakang ... 5
1.2. Maksud dan Tujuan ... 6
1.3. Tugas dan Fungsi ... 7
1.4. Keragaan SDM Ditjen Perikanan Budidaya ... 10
1.5. Sistematika LAKIP ... 12
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 13
2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2010-2014 ... 13
2.1.1. Visi ... 13
2.1.2. Misi ... 14
2.1.3. Tujuan ... 15
2.1.4. Sasaran Strategis ... 15
2.1.5. Strategi Dan Kebijakan ... 17
2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya ... 19
2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN ... 20
2.2.1. Indikator Kinerja ... 20
2.2.2. Anggaran ... 26
2.2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2014 ... 26
2.2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja ... 28
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA ... 30
3.1. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan ... 35
3.2. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan yang Bernilai Tambah ... 40
3.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meluasnya Kesiapan Masyarakat Untuk Usaha dan Kesempatan Kerja Bidang Perikanan Budidaya ... 51
3.4. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Meningkatnya Usaha dan Investasi di Bidang Perikanan Budidaya ... 55
iii 3.5. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Tersedianya Kebutuhan Inovasi Teknologi
Hasil Litbang dan Rekayasa untuk Modernisasi Sistem Produksi Budidaya
Perikanan ... 65 3.6. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Kebijakan Perikanan Budidaya sesuai Kebutuhan ... 67 3.7. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Tersedianya Modernisasi Sistem Produksi
Kelautan dan Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk KP yang Optimal dan Bermutu ... 74 3.8. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Terselenggaranya Pengendalian Usaha
Perikanan Budidaya ... 88 3.9. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan dan
Lingkungan Perikanan Buiddaya yang Memadai ... 93 3.10.PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Tersedianya SDM Ditjen Perikanan
Budidaya yang Kompeten dan Profesional ... 100 3.11.PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 11 : Tersedianya Informasi yang Valid,
Handal dan Mudah Diakses di Bidang Perikanan Budidaya ... 105 3.12.PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 12 : Terwujudnya Good Governance & Clean
Government di Ditjen Perikanan Budidaya ... 109 3.13.PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 13 : Terkelolanya Anggaran Secara Optimal
di Ditjen Perikanan Budidaya ... 117 BAB 4. PENUTUP ... 120 LAMPIRAN ... 126
iv
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun 2009-2014 ... 19 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 30 3. Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan
Perikanan” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 35 4. Capaian IKU 1 “Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 36 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 37 6. Capaian IKU 2 “Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen)” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 39 7. Capaian Sasaran Strategis 2 “Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan
Perikanan Yang Bernilai Tambah” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014... 41 8. Capaian IKU 3 “Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 42 9. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun
2013 – 2014 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) ... 43 10. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)... 43 11. Target dan Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 44 12. Capaian IKU 4 “Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 48 13. Target dan Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 Menurut Jenis Komoditas utama ... 49 14. Capaian Sasaran Strategis 3 “Meluasnya Kesiapan Masyarakat untuk Usaha dan
Kesempatan Kerja Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 51 15. Capaian IKU 5 “Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya (orang)” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 52 16. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 53
v 17. Capaian IKU 6 “Jumlah Kelompok Usaha Perikanan Budidaya yang Memenuhi Standar
Kelembagaan (kelompok)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 54 18. Capaian Sasaran Strategis 4 “Meningkatnya Usaha dan Investasi di Bidang Perikanan
Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 55 19. Capaian IKU 7 “Unit Usaha Pembenihan Ikan yang Operasional (Unit)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 56 20. Jumlah Unit Usaha Pembenihan Ikan Skala Kecil yang Operasional sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 (Unit) ... 59 21. Rekapitulasi Jumlah Unit Pembenihan Skala Kecil Operasional sampai dengan Triwulan
III Tahun 2014 ... 59 22. Jumlah Unit Usaha Pembenihan Ikan Skala Besar yang Operasional sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 (Unit) ... 60 23. Rekapitulasi Jumlah Unit Pembenihan Skala Besar Operasional sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 60 24. Capaian IKU 8 “Jumlah Rumah Tangga Pembudidaya Ikan (Orang)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 61 25. Capaian IKU 9 “Jumlah Investasi yang Mendukung Kegiatan Usaha Perikanan Budidaya
(miliar rupiah)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 63 26. Jumlah Investasi yang Mendukung Kegiatan Usaha Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 63 27. Capaian Sasaran Strategis 5 “Tersedianya Kebutuhan Inovasi Teknologi Hasil Litbang
dan Rekayasa untuk Modernisasi Sistem Produksi Budidaya Perikanan” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 65 28. Capaian IKU 10 “Jumlah Teknologi Inovatif Budidaya Hasil Perekayasaan (paket)”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 66 29. Capaian Sasaran Strategis 6 “Tersedianya Kebijakan Perikanan Budidaya sesuai
Kebutuhan” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 67 30. Capaian IKU 11 “RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun
2014 ... 68 31. Capaian IKU 12 “Jumlah Kebijakan Publik Perikanan Budidaya yang Diselesaikan”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 71 32. Capaian IKU 13 “Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan
Budidaya (dokumen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 72 33. Capaian Sasaran Strategis 7 “Tersedianya Modernisasi Sistem Produksi Kelautan dan
Perikanan, Pengolahan dan Pemasaran Produk KP yang Optimal dan Bermutu” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 74 34. Capaian IKU 14 “Jumlah Unit Pembenihan yang Bersertifikat (Unit)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 76
vi 35. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi sampai dengan Triwulan
III Tahun 2014 ... 77 36. Capaian IKU 15 “Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan yang Disertifikasi (unit)” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 78 37. Kegiatan Penilaian Sertifikasi Pada Unit Pembudidayaan Ikan s/d Triwulan III Tahun
2014 ... 79 38. Rekapitulasi Unit Pembudidayaan Ikan Yang Memiliki Sertifikat CBIB Menurut Provinsi
s/d Triwulan III Tahun 2014 ... 79 39. Capaian IKU 16 “Rasio Kawasan Perikanan Budidaya yang Terfasilitasi Sarana dan
Prasarana sesuai dengan Perencanaan Tahunan (persen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 81 40. Rekapitulasi Sebaran Kawasan Perikanan yang Terfasilitasi Sarana dan Prasarana
Sesuai dengan Perencanaan Tahunan Triwulan III Tahun 2014 ... 82 41. Capaian IKU 17 “Jumlah Kelompok yang Menerapkan Teknologi Anjuran Perikanan
Budidaya (kelompok)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 84 42. Capaian IKU 18 “Jumlah Laboratorium Uji Yang Memenuhi Standar Teknis
(Laboratorium Kualitas Air, Laboratorium HPI dan Laboratorium Residu) (unit)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 86 43. Rekapitulasi Laboratorium Uji Yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 (unit) ... 86 44. Capaian Sasaran Strategis 8 “Terselenggaranya Pengendalian Usaha Perikanan
Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 88 45. Capaian IKU 19 “Tingkat Kepuasan Publik terhadap Prosedur Layanan Perizinan (skala
likert A - D)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014... 90 46. Capaian IKU 20 “Tingkat Ketaatan Pemangku Kepentingan dalam Penyampaian Data
Perikanan Budidaya (Persen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 91 47. Capaian Sasaran Strategis 9 “Terwujudnya Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Perikanan Budidaya yang Memadai” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 93 48. Capaian IKU 21 “Persentase Produk Perikanan Budidaya yang Bebas Residu atau di
bawah Ambang Batas Residu yang Diperbolehkan sesuai dengan Permintaan Pasar (persen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 94 49. Rekapitulasi Jumlah Sampel yang Diuji sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 95 50. Capaian IKU 22 “Jenis Penyakit Ikan yang Dapat Dikendalikan” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 97 51. Rekapitulasi Jenis Penyakit Ikan yang Dapat Dikendalikan sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 98 52. Capaian IKU 23 “Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan
Pengawasan/Pengendalian Kualitas Lingkungan (kawasan)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 99
vii 53. Rekapitulasi Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan/Pengendalian
Kualitas Lingkungan sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 100 54. Capaian Sasaran Strategis 10 “Tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang
Kompeten dan Profesional” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 101 55. Capaian IKU 24 “Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup
Ditjen PB (%)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 101 56. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB (%) .. 102 57. Capaian IKU 25 “Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Ditjen PB
(%)”sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 104 58. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional lingkup Ditjen PB (%) ... 105 59. Capaian Sasaran Strategis 11 ”Tersedianya Informasi yang Valid, Handal dan Mudah
Diakses di Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 105 60. Capaian IKU 26 “Service Level Agreement Di Ditjen Perikanan Budidaya” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 107 61. Capaian IKU 27 “Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini
di Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 108 62. Dasar Perhitungan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data
Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 108 63. Teknik Menghitung Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data
Terkini di Ditjen Perikanan Budidaya ... 108 64. Capaian Sasaran Strategis 12 “Terwujudnya Good Governance & Clean Government di
Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 109 65. Capaian IKU 28 “Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal
Pemerintah (APIEP) yang Ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Ditjen PB”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 111 66. Capaian IKU 29 “Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 112 67. Capaian IKU 30 “Nilai Integritas Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 114 68. Capaian IKU 31 “Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 ... 115 69. Capaian IKU 32 “Nilai Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 116 70. Capaian Sasaran Strategis 13 “Terkelolanya Anggaran secara Optimal di Ditjen
Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 117 71. Capaian IKU 33 “Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen PB (%)”sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 ... 117 72. Realisasi Penyerapan Anggaran Satker Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun
2014 Berdasarkan Jenis Belanja ... 118
viii 73. Realisasi Penyerapan Anggaran dan Fisik Satker Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III
Tahun 2013 dan 2014 Berdasarkan Satker Pusat dan Satker Daerah ... 118 74. Capaian PNBP Satker Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III TA. 2014. 119
ix
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014 ... 9 2. Persentase Jumlah Pegawai Ditjen Perikanan Budidaya Menurut Jabatan ... 10 3. Persentase Jumlah Pejabat Fungsional Ditjen Perikanan Budidaya ... 11 4. Persentase Jumlah Pegawai Ditjen Perikanan Budidaya Menurut Tingkat Pendidikan. 11 5. Sistem Demfarm Mengubah Sistem Budidaya Udang Tradisional menjadi Semi Intensif
yang Mendorong Peningkatan Produksi ... 14 6. Nilai NTPi sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 38 7. Perbandingan Realisasi PNBP Triwulan III TA. 2013 dan TA. 2014 ... 120
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014 (Sebelum Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard) ... 127 2. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014 (Sesudah
Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard) ... 129 3. Rekapitulasi Kelompok Usaha Perikanan Budidaya yang Memenuhi Standar
Kelembagaan (kelompok) sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 131 4. Rekapitulasi Capaian Jumlah RSNI-3 sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 135 5. Rekapitulasi Jumlah Kebijakan Publik Perikanan Budidaya yang Diselesaikan sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 138 6. Rekapitulasi Kawasan Perikanan Budidaya yang Terfasilitasi Sarana dan Prasarana
sesuai dengan Perencanaan sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 143 7. Rekapitulasi Data Kelompok Pembudidaya Ikan yang Menerapkan Teknologi Anjuran
Berdasarkan Jenis Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 149 8. Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 ... 153
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 menyajikan capaian kinerja terhadap target yang telah ditetapkan dalam renstra dan mengevaluasi keberhasilan maupun kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan demi peningkatan kinerja pada tahun berikutnya.
Pada tahun 2014, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan 13 (tiga belas) sasaran strategis dengan 33 (tiga puluh tiga) indikator kinerja untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Sasaran Strategis (SS) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut dilaksanakan pada 4 (empat) perspektif, yaitu (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective.
Pencapaian kinerja pada Triwulan III tahun 2014 telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, dengan rata-rata pencapaian sebesar 134,27% (hasil capaian terhadap target sampai dengan triwulan III). Sebanyak 28 (dua puluh delapan) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Triwulan III, IKU yang belum memenuhi target pada Triwulan III adalah sebanyak 5 (lima), yaitu : (i) Nilai tukar pembudidaya ikan dengan capaian 99,70%; (ii) Jumlah produksi perikanan budidaya dengan capaian 99,42%; (iii) Nilai produksi perikanan budidaya dengan capaian 93,06%; (iv) Jumlah unit usaha pembenihan ikan yang operasional dengan capaian 96,29%; dan (v) Persentase penyerapan anggaran Ditjen Perikanan Budidaya dengan capaian 67,55%. Ringkasan penjelasan pencapaian IKU dalam setiap perspective sebagaimana berikut :
Stakehoder Perspective
Pada level Stakeholder Perspective, sasaran strategis yang ditetapkan yaitu SS1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan; yang diukur melalui 2 IKU sebagai berikut : (i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 99,70% terhadap target sampai dengan triwulan III yang disebabkan oleh perubahan tahun dasar penghitungan sehingga capaian NTPi belum memenuhi target; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian sebesar 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) karena IKU diukur pada akhir tahun.
Customer Perspective
Pada Customer Perspective terdapat 3 (tiga) Sasaran Strategis (SS) dengan capaian sebagai berikut :
 Capaian SS2 : “Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tambah” didukung oleh IKU : (i) Jumlah produksi perikanan budidaya dengan capaian 99,42% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (ii) Nilai produksi perikanan budidaya dengan capaian 93,06% terhadap target sampai dengan triwulan III;
 Capaian SS3 : “Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang perikanan budidaya” didukung oleh IKU : (i) Jumlah tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya sebesar 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (ii) Jumlah kelompok usaha perikanan budidaya yang memenuhi standar kelembagaan dengan capaian sebesar 100,34% terhadap target sampai dengan triwulan III.
 Capaian SS4 : “Meningkatnya usaha dan investasi dibidang perikanan budidaya” didukung oleh IKU : (i) Jumlah unit usaha pembenihan ikan yang operasional dengan capaian sebesar 96,29% terhadap target sampai dengan triwulan III; (ii) Jumlah rumah tangga pembudidaya ikan dengan capaian 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) karena IKU diukur akhir tahun; dan (iii) Jumlah investasi yang mendukung kegiatan usaha perikanan budidaya dengan capaian 100,41% terhadap target sampai dengan triwulan III.
Internal Process Perspective
Perspective yang ketiga adalah Internal Process Perspective yang merupakan upaya internal untuk pencapaian customer perspective dan stakeholder perspective dengan 5 (lima) sasaran strategi dan capaian masing-masing sebagai berikut :
 SS5 “Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang dan rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya perikanan” didukung oleh IKU Jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan dengan capaian 300,00% terhadap target sampai dengan triwulan III.
 SS6 “Tersedianya kebijakan Perikanan Budidaya sesuai kebutuhan” didukung oleh IKU : (i) Jumlah RSNI 3 yang disusun dengan capaian 152,05% terhadap target sampai dengan triwulan III; (ii) Jumlah kebijakan publik perikanan budidaya yang diselesaikan dengan capaian 666,67% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya dengan capaian >100%.
 SS7 “Tersedianya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu” didukung oleh IKU : (i) jumlah unit perbenihan yang bersertifikat dengan capaian 105,48% terhadap target sampai dengan triwulan III; (ii) jumlah unit pembudidayaan ikan yang disertifikasi dengan capaian 113,05% terhadap target sampai dengan triwulan III; (iii) Rasio kawasan perikanan budidaya yang terfasilitasi sarana dan prasarana sesuai dengan perencanaan tahunan dengan capaian 228,72%
terhadap target sampai dengan triwulan III; (iv) Jumlah kelompok yang menerapkan teknologi anjuran perikanan budidaya dengan capaian 136,36% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (v) Jumlah laboratorium Uji yang Memenuhi Standar Teknis (Laboratorium Kualitas Air, Laboratorium HPI dan Laboratorium Residu) dengan capaian 102,27% terhadap target sampai dengan triwulan III.
 SS8 “Terselenggaranya pengendalian usaha perikanan budidaya” didukung oleh IKU : (i) Tingkat kepuasan publik terhadap prosedur layanan perizinan dengan capaian 100,00%;
dan (ii) Tingkat ketaatan pemangku kepentingan dalam penyampaian data perikanan budidaya dengan capaian 100,00%. Persentase capaian tersebut merupakan pembandingan dengan target sampai dengan triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) karena data diukur pada akhir tahun.
 SS9 “Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan perikanan budidaya yang memadai” didukung oleh IKU : (i) Persentase produk perikanan budidaya yang bebas residu atau dibawah ambang batas residu yang diperbolehkan sesuai dengan permintaan pasar dengan capaian 104,04%; (ii) Jumlah penyakit ikan penting yang dapat dikendalikan dengan capaian 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (iii) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan /pengendalian kualitas lingkungan dengan capaian 165,48% terhadap target sampai dengan triwulan III.
Learn and Growth Perspective
Dalam perspective ini telah ditetapkan empat sasaran strategis, dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut :
 SS10 “Tersedianya SDM Ditjen PB yang kompeten dan profesional” didukung IKU : (i) Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon III, IV dan V lingkup Ditjen PB dengan capaian >100,00%; dan (ii) Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat fungsional dengan capaian >100,00%. Persentase capaian tersebut merupakan pembandingan dengan target triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) dikarenakan pengukuran baru dilakukan pada akhir tahun.
 SS11 “Tersedianya informasi yang valid. handal dan mudah diakses di bidang PB”
didukung oleh IKU : (i) Service Level Agreement di Ditjen PB; dan (ii) Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi dan data terkini di Ditjen PB, dengan capaian masing-masing sebesar 100,00%. Persentase capaian tersebut merupakan pembandingan dengan target triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) dikarenakan pengukuran baru dilakukan pada akhir tahun.
 SS12 “Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PB” didukung IKU : (i) Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Ditjen PB dengan capaian 200,00%
terhadap target sampai dengan triwulan III; (ii) Nilai AKIP Ditjen PB dengan capaian NILAI AKIP A (82,51) atau >100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III; (iii) Nilai integritas Ditjen PB dengan capaian 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III;
(iv) Nilai Inisiatif anti korupsi Ditjen PB dengan capaian 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III; dan (v) Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Ditjen PB dengan capaian 100,00% terhadap target sampai dengan triwulan III. Persentase capaian 100,00%
tersebut merupakan pembandingan dengan target triwulan III, namun nilai IKU masih 0 (nol) dikarenakan pengukuran baru dilakukan pada akhir tahun.
 SS13 “Terkelolanya anggaran secara optimal di Ditjen Perikanan Budidaya” didukung oleh IKU Persentase penyerapan Anggaran Ditjen PB dengan capaian 67,55% terhadap target sampai dengan triwulan III.
Selanjutnya, pencapaian IKU yang masih dibawah target yang ditentukan akan senantiasa diupayakan peningkatannya melalui kerja keras serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran strategis dapat lebih optimal.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan dengan empat pilar pembangunan nasional yaitu pro- poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan) yang difokuskan kepada: pembangunan kawasan minapolitan, pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan dan wirausaha, serta pengembangan industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy. Hal ini mengingat sumberdaya lahan perikanan budidaya masih besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan serta memiliki beberapa krakteristik keunggulan lain yang mampu dijadikan sebagai landasan penumbuhan ekonomi nasional.
Disamping itu, perikanan budidaya mempunyai kemampuan mengurangi tekanan terhadap lingkungan dari kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dari perairan umum melalui perekayasaan ekosistem perairan untuk memproduksi ikan.
Sesuai dengan amanat RPJMN 2010 – 2014, yaitu pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan pada upaya mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup. Salah satu prioritas pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup dijabarkan dalam kegiatan peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan. Pembangunan perikanan budidaya, merupakan salah satu sub sektor utama dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Implementasi arah kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terkait dengan 4 prioritas pembangunan kelautan dan perikanan nasional sebagaimana berikut :
1. Prioritas ke-1 : Reformasi birokrasi dan Tata Kelola Pemerintah, yang dilaksanakan melalui peningkatan kinerja dalam pelayanan publik. pengelolaan keuangan negara menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), penataan organisasi, dan peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur dan instansi pemerintah;
2. Prioritas ke-4 : Penanggulangan kemiskinan, yang dalam implementasinya dilaksanakan untuk memberikan kontribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan nasional, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah, khususnya pembudidaya ikan skala kecil melalui perluasan jangkauan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan, Program Peningkatan Kehidupan Nelayan (klaster 4) dan Peningkatan Kapasitas Skala Usaha dan Kewirausahaan;
3. Prioritas ke-5 : Ketahanan Pangan, dilaksanakan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan melanjutkan revitalisasi perikanan dalam mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan produksi, peningkatan daya saing dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan industrialisasi perikanan budidaya dan pengembangan kawasan minapolitan;
4. Prioritas ke-9 : Lingkungan Hidup, perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya alam untuk mendukung pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan, dan disertai dengan penguasaan dan pengelolaan resiko bencana pada kawasan perikanan budidaya untuk mengantisipasi perubahan iklim.
Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No, 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun rencana kerja tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LAKIP juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan.
Atas dasar hal-hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target kinerja tahun 2014, dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai sampai dengan triwulan III, kemudian dituangkan dalam LAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban serta dalam rangka menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, LAKIP Ditjen Perikanan Budidaya ini menginformasikan input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu Triwulan III Tahun 2014.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Penyusunan LAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014 yaitu : (i) sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; (ii) sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya pada triwulan III dalam upaya memperbaiki kinerja triwulan selanjutnya; dan (iii) sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang.
1.3. Tugas dan Fungsi
Ditjen Perikanan Budiadya bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang perikanan budidaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 15/MEN/2010 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang perikanan budidaya;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perikanan budidaya;
3. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perikanan budidaya;
4. Pemberian bimbingan teknik dan evaluasi di bidang perikanan budidaya; dan 5. Pelaksanaan administrasi Ditjen Perikanan budidaya.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008. Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, KKP telah melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja. Berdasarkan peraturan menteri tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya terdiri dari :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal, yang merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, yang bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; (iv) Bagian Umum dan Keuangan; dan (v) Kelompok Jabatan Fungsional.
2. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana budidaya. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Tawar; (iii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Payau; (iv) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Laut; (v) Subdirektorat Minapolitan Budidaya; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
3. Direktorat Perbenihan, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan. Direktorat Perbenihan terdiri dari : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Skala Kecil; (iii) Subdirektorat Perbenihan Skala Besar; (iv) Subdirektorat Standarisasi dan Sertifikasi Perbenihan; (v) Subdirektorat Informasi dan Distribusi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
4. Direktorat Produksi, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi perikanan budidaya.
Direktorat Produksi terdiri dari : (i) Subdirektorat Budidaya Air Tawar; (ii) Subdirektorat Budidaya Air Payau dan Laut; (iii) Subdirektorat Budidaya Ikan Hias; (iv) Subdirektorat Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik Perikanan Budidaya; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
5. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri dari : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (iii) Subdirektorat Standarisisasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan; (iv) Subdirektorat Obat Ikan. Kimia dan Bahan Biologi; (v) Subdirektorat Pengendalian Residu; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
6. Direktorat Usaha Budidaya, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang usaha budidaya. Direktorat Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Investasi dan Permodalan; (ii) Subdirektorat Kewirausahaan; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Kelembagaan dan Ketenagakerjaan; (v) Subdirektorat Informasi Usaha dan Promosi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok jabatan fungsional, yang mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi :
1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara 3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain 5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu 6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi 7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee 10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam
11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok 12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem 14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang 15. Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang
Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi di bawah ini :
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014
1.4. Keragaan SDM Ditjen Perikanan Budidaya
Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah 1.520 orang (data sampai dengan bulan September 2014) dengan rincian sejumlah 331 orang di Pusat dan sejumlah 1.189 orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, dengan rincian sebagai berikut:
1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan :
Jabatan Eselon I sejumlah 1 orang, Jabatan Eselon II sejumlah 9 orang, Jabatan Eselon III sejumlah 49 orang, Jabatan Eselon IV sejumlah 115 orang, Jabatan Eselon V sejumlah 3 orang, Pejabat Fungsional sejumlah 1.343 orang.
Gambar 2. Persentase Jumlah Pegawai Ditjen Perikanan Budidaya Menurut Jabatan
2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu :
Pejabat Fungsional Tertentu lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sejumlah 668 orang, terdiri atas Perekayasa sejumlah 201 orang, Teknisi Litkayasa sejumlah 231 orang, Pengawas Perikanan sejumlah 144 orang, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan sejumlah 65 orang, Pranata Humas sejumlah 10 orang, sejumlah Pustakawan 2 orang, Arsiparis sejumlah 6 orang, Pranata Komputer sejumlah 2 orang, Statistisi sejumlah 4 orang, serta Pengadaan Barang dan Jasa sejumlah 3 orang.
0,07% 1% 3% 8%
0,20%
88%
ES I ES II ES III ES IV ES V Fungsional
Gambar 3. Persentase Jumlah Pejabat Fungsional Ditjen Perikanan Budidaya
Pengembangan Jabatan Fungsional Tertentu/khusus pada Ditjen Perikanan Budidaya dilakukan untuk mempercepat program reformasi birokrasi, dengan memotong rentang kendali dan memperbanyak fungsi kelembagaan, guna mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.
3. Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan : S3 sejumlah 9 orang, S2 sejumlah 194 orang, S1 sejumlah 484 orang, D4 sejumlah 116 orang, SM (Sarjana Muda) sejumlah 3 orang, D3 sejumlah 141 orang, SLTA sejumlah 492 orang, SLTP sejumlah 38 orang, dan SD sejumlah 43 orang sebagaimana gambar 4.
Gambar 4. Persentase Jumlah Pegawai Ditjen Perikanan Budidaya Menurut Tingkat Pendidikan 30%
35%
22%
10%
1% 0,13% 1% 0,13%
1% 0,20% Perekayasa
Litkayasa PP PHPI P. Humas Pustakawan Arsiparis P. Komputer Statistisi PBJ
1%
13%
32%
0,20% 8%
9%
0,59%
32%
2% 3% S3
S2 S1 D4
Sarjana Muda D3
D2 SLTA SLTP SD
Komposisi Pegawai Ditjen Perikanan Budidaya yang terbesar di tingkat pendidikan S1 dan SLTA, masing-masing mencapai 32% (492 orang), dengan sebaran terbesar adalah tingkat pendidikan SLTA pada UPT Ditjen Perikanan budidaya sebanyak 81,9% (403 orang). Tingginya sebaran lulusan SLTA di UPT Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan jenis pekerjaan di lapangan yang lebih memerlukan keterampilan dibandingkan dengan keahlian, meskipun demikian untuk meningkatkan kinerja diperlukan peningkatan kompetensi pegawai melalui pelatihan teknis, diklat gelar, maupun diklat non gelar.
1.5. Sistematika LAKIP
LAKIP ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2014. Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya, LAKIP ini menginformasikan perbandingan antara target dan capaian kinerja (performance results) Triwulan III Tahun 2014 dengan target dan kinerja pada akhir tahun 2014. Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (Performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut :
1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya selama kurun waktu triwulan II tahun 2014.
2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LAKIP.
3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran, kebijakan dan program Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun 2009 – 2014, rencana kerja dan anggaran tahun 2014, penetapan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang efisiensi.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan.
kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
6. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV.
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Pembangunan bidang perikanan budidaya yang telah dilaksanakan selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan. Perubahan tatanan global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan pembangunan bidang perikanan budidaya secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak cepat tersebut.
Sejalan dengan tantangan dan permasalahan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan yang dimulai sejak tahun 2012 dengan tujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Melalui industrialisasi, para pelaku usaha perikanan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing, sekaligus membangun sistem produksi yang modern dan terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Oleh karenanya, guna mewujudkan pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut :
2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2010-2014 2.1.1. Visi
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2010-2014 yang telah disesuaikan. Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan visi “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.
Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi sebagaimana berikut :
“Pembangunan Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”
Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
Melalui pembangunan perikanan budidaya yang berdaya saing, ingin diwujudkan usaha perikanan budidaya dalam bentuk sistem yang terpadu, dimana masing-masing sub sistem didalamnya secara konsisten mampu menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas, efisien, serta memiliki daya saing baik di pasar domestik maupun internasional.
Sistem usaha perikanan budidaya yang efisien akan mampu menghasilkan produk yang berdaya saing mampu menembus pasar yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan dan sekaligus pengurangi kemiskinan (pro-poor), peningkatan penyerapan tenaga kerja (pro-job), peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth).
Dengan pembangunan perikanan budidaya yang berkelanjutan, ingin diwujudkan sistem usaha perikanan budidaya yang memiliki komitmen kuat untuk memperhatikan daya dukung lahan serta memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan hidup (pro- environment), sehingga usaha perikanan budidaya yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan bertanggungjawab.
Gambar 5. Sistem Demfarm Mengubah Sistem Budidaya Udang Tradisional menjadi Semi Intensif yang Mendorong Peningkatan Produksi
2.1.2. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka ditetapkan misi pembangunan perikanan budidaya yaitu :
“Mengelola Sumberdaya Perikanan Budidaya secara Optimal dan Berwawasan Lingkungan”
2.1.3. Tujuan
Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pokok dalam pembangunan perikanan budidaya yaitu :
“Meningkatnya Produksi Usaha Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan”
2.1.4. Sasaran Strategis
Untuk keperluan pengukuran ketercapaian tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya diperlukan sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2014. Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut :
Stakeholder Perspektive
1. Sasaran Strategis : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi); dan
b. Pertumbuhan PDB Perikanan.
Customer Perspective
2. Sasaran Strategis : Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan yang bernilai tambah. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya; dan
b. Nilai Produksi Perikanan Budidaya.
3. Sasaran Strategis : Meluasnya kesiapan masyarakat dan kesempatan kerja di bidang kelautan dan perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya; dan
b. Jumlah Kelompok Usaha Perikanan Budidaya yang Memenuhi Standar Kelembagaan.
4. Sasaran Strategis : Meningkatnya usaha dan investasi di bidang perikanan budidaya.
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Unit Usaha Pembenihan Ikan yang Operasional;
b. Jumlah Rumah Tangga Pembudidaya Ikan (RTP); dan
c. Jumlah Investasi yang Mendukung Kegiatan Usaha Perikanan Budidaya.
Internal Process Perspective
5. Sasaran Strategis : Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang dan rekayasa untuk modernisasi sistem produksi budidaya perikanan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah Jumlah Teknologi Inovatif Budidaya Hasil Perekayasaan.
6. Sasaran Strategis : Tersedianya kebijakan Perikanan Budidaya sesuai kebutuhan. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah RSNI 3 yang disusun;
b. Jumlah Kebijakan Publik Perikanan Budidaya yang diselesaikan; dan c. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya.
7. Sasaran Strategis : Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP. pengolahan. dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Unit Perbenihan yang Bersertifikat;
b. Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan yang disertifikasi;
c. Rasio Kawasan Perikanan Budidaya yang Terfasilitasi Sarana dan Prasarana sesuai dengan Perencanaan Tahunan;
d. Jumlah Kelompok yang Menerapkan Teknologi Anjuran Perikanan Budidaya; dan e. Jumlah Laboratorium Uji yang Memenuhi Standar Teknis (Laboratorium Kualitas Air.
Laboratorium HPI dan Laboratorium Residu).
8. Sasaran Strategis : Terselenggaranya pengendalian usaha perikanan budidaya. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Tingkat Kepuasan Publik terhadap Prosedur Layanan Perizinan (skala likert A - D); dan b. Tingkat Ketaatan Pemangku Kepentingan dalam Penyampaian Data Perikanan
Budidaya.
9. Sasaran Strategis : Terwujudnya sistem kesehatan ikan dan lingkungan perikanan budidaya yang memadai. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Persentase Produk Perikanan Budidaya yang Bebas Residu atau Dibawah Ambang
Batas Residu yang diperbolehkan sesuai dengan Perminataan Pasar;
b. Jumlah Penyakit Ikan Penting yang dapat dikendalikan; dan
c. Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan Pengawasan/Pengendalian Kualitas Lingkungan.
Learning and Growth Perspective
10. Sasaran Strategis : Tersedianya SDM Ditjen PB yang kompeten dan profesional.
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III.IV dan V Lingkup Ditjen PB; dan b. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Fungsional.
11. Sasaran Strategis : Tersedianya informasi yang valid. handal dan mudah diakses di bidang PB. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Service Level Agreement di Ditjen PB; dan
b. Persepsi User terhadap Kemudahan Akses Informasi dan Data Terkini di Ditjen PB.
12. Sasaran Strategis : Terwujudnya good governance & clean government di Ditjen PB.
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding Total Rekomendasi di Ditjen PB;
b. Nilai AKIP Ditjen PB;
c. Nilai Integritas Ditjen PB;
d. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Ditjen PB; dan e. Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Ditjen PB.
13. Sasaran Strategis : Terkelolanya anggaran secara optimal di Ditjen PB. Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah Persentase Penyerapan Anggaran Ditjen PB.
2.1.5. Strategi Dan Kebijakan
Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2013 – 2014 adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan pakan yang teregistrasi dalam rangka penerapan teknologi.
unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir;
2. Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin 3. Terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk
perikanan budidaya yang aman dikonsumsi;
4. Terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri;
5. Tersedianya lahan kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai;
6. Terlaksananya pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan perikanan budidaya; dan
7. Tercapainya pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi.
Selanjutnya, strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana tersebut di atas adalah melalui :
1. Pengembangan Kawasan Minapolitan
Minapolitan merupakan suatu konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan yang berdasarkan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan (akselerasi). Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i) meningkatkan volume produksi, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya, (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya, dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, produktivitas, dan kualitas tinggi melalui sistem intensifikasi dan ekstensifikasi.
2. Pengembangan Komoditas Unggulan
Pengembangan komoditas unggulan ditetapkan untuk lebih memacu kegiatan perikanan budidaya untuk sepuluh komoditas yang telah ditetapkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kriteria : (i) bernilai ekonomis tinggi; (ii) teknologi budidaya yang dapat diterapkan dan telah tersedia; (iii) permintaan pasar yang tinggi baik lokal maupun luar negeri; dan (iv) dapat dibudidayakan dan dikembangkan secara massal.
Sepuluh komoditas budidaya unggulan tersebut adalah : (i) udang; (ii) rumput laut; (iii) nila;
(iv) lele; (v) patin; (vi) gurame; (vii) kerapu; (vii) kakap; (ix) bandeng; dan (x) ikan lainnya.
Disamping sepuluh komoditas unggulan tersebut. pengembangan komoditas lainnya yang potensial dan spesifik daerah tetap dikembangkan baik dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa negara, pemenuhan konsumsi di dalam negeri, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun untuk pelestarian jenis-jenis ikan lokal yang cenderung akan mengalami kepunahan.
3. Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Wirausaha
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
PNPM Mandiri KP untuk bidang perikanan budidaya dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya yakni pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui fasilitasi bantuan pengembangan usaha yang diperuntukan bagi pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan). Tujuan PUMP Perikanan Budidaya adalah meningkatkan kemampuan usaha produksi perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja, pendapatan dan kesejahteraan, menumbuhkan wirausaha dan memperkuat kelembagaan pokdakan serta meningkatkan kualitas lingkungan pembudidayaan.
4. Industrialisasi Perikanan Budidaya Berbasis Blue Economy
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan industrialisasi kelautan dan perikanan sebagai salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai pada tahun 2012. Industrialisasi kelautan dan perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan industrialisasi kelautan dan perikanan terwujudnya percepatan pendapatan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Sasaran yang ingin dicapai melalui industrialisasi kelautan dan perikanan adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya kelautan dan perikanan.
Pengembangan industrialisasi perikanan budidaya dilakukan dengan pendekatan Blue Economy yang dilandasi dengan prinsip-prinsip : (i) terintegrasi, yakni integrasi ekonomi dan lingkungan, jenis investasi dan sistem produksi; (ii) berbasis kawasan, yakni berbasis pengembangan kawasan ekonomi potensial; (iii) sistem produksi bersih, yakni sistem produksi efisien, hemat bahan baku, bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan; (iv) investasi kreatif dan inovatif, yakni penanaman modal dan bisnis dengan model blue economy; (v) berkelanjutan, yaitu keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya
Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2014 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak 13.978.946 ton (revisi menjadi 13.449.200 ton) dengan rincian sebagai berikut :
1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak 3.881.602 ton (revisi menjadi 2.520.395);
2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak 3.370.656 ton (revisi menjadi 2.556.000); dan
3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak 6.726.688 ton (revisi menjadi 8.372.813).
Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana tabel 1 berikut.
Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun 2009-2014
NO. KOMODITAS
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2014
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON) (setelah revisi)
TARGET (TON) (setelah revisi I)
TARGET (TON) (setelah revisi II) Total 4.780.100 5.376.200 6.847.500 9.415.700 11.632.122 13.978.946 13.449.200 1 Udang 348.100 400.300 460.000 529.000 608.000 750.000 713.000 - Windu 123.100 125.300 115.720 128.700 158.000 188.000 188.000 - Vaname 225.000 275.000 344.280 400.300 450.000 562.000 450.000
2 Rumput Laut 2.574.000 2.672.800 3.504.200 5.100.000 6.500.000 7.800.000 75.000
NO. KOMODITAS
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2014
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON)
TARGET (TON) (setelah revisi)
TARGET (TON) (setelah revisi I)
TARGET (TON) (setelah revisi II) 3 Nila 378.300 491.800 639.300 850.000 1.200.000 1.440.000 1.100.000 4 Patin 132.600 225.000 383.000 651.000 750.000 900.000 500.000 5 Lele 200.000 270.600 366.000 495.000 700.000 840.000 639.206 6 Mas 254.400 267.100 280.400 300.000 500.000 600.000 400.000 7 Gurame 38.500 40.300 42.300 44.400 125.000 150.000 120.000 8 Kakap 4.600 5.000 5.500 6.500 7.000 8.400 8.400 9 Kerapu 5.300 7.000 9.000 11.000 11.000 13.200 20.000 10 Bandeng 291.300 349.600 419.000 503.400 700.000 840.000 750.000 11 Lainnya 553.000 646.700 738.800 925.400 531.122 637.346 421.000
2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN 2.2.1. Indikator Kinerja
Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2014 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak 13.978.946 ton. Target indikator keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi perikanan budidaya diantaranya :
a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengembangan sistem produksi adalah terpenuhinya kebutuhan pakan dengan pakan yang teregistrasi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir. Unit kerja penanggungjawab kegiatan adalah Direktorat Produksi.
Sasaran yang ingin dicapai hingga akhir tahun 2014 dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpenuhinya penerapan teknologi anjuran pembudidayaan ikan serta tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutahir.
Komponen kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pengembangan sistem produksi antara lain : (i) pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dengan rincian komponen kegiatan antara lain pengembangan sistem mutu CBIB, harmonisasi sertifikasi CBIB dengan standar internasional, penilaian, pengawasan, monitoring dan evaluasi sertifikasi CBIB; (ii) pengembangan produksi budidaya air tawar (termasuk minapadi), air payau dan laut, dengan rincian komponen kegiatan antara lain pembinaan penerapan SNI dan CBIB budidaya ikan air tawar, air payau dan laut, forum budidaya ikan air tawar, air payau dan laut, temu lapang perikanan budidaya, supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi kawasan dan percontohan perikanan budidaya; (iii) pengembangan data dan statistik perikanan budidaya, dengan rincian komponen kegiatan antara lain koordinasi, pengumpulan, dan pengolahan
data (validasi data statistik perikanan budidaya), penyajian dan publikasi data, sinkronisasi database SIMSTAT, dan survei sosial ekonomi perikanan budidaya; dan (iv) pengembangan produksi budidaya ikan hias, dengan rincian komponen kegiatan antara lain pembinaan penerapan SNI dan CBIB budidaya ikan hias, temu lapang dan forum budidaya ikan hias, supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi kawasan dan percontohan budidaya ikan hias.
b. Pengembangan Sistem Perbenihan
Tujuan kegiatan pengembangan sistem perbenihan ikan adalah terpenuhinya kebutuhan benih dan bibit rumput laut untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan.
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem perbenihan adalah terpenuhinya kebutuhan induk unggul dan benih bermutu. Komponen kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem perbenihan antara lain : (i) pelaksanaan percepatan induk unggul, dengan rincian komponen kegiatan antara lain penguatan sarana dan prasarana induk unggul, pelaksanaan pengembangan dan operasionalisasi broodstock center, penguatan jejaring pemuliaan induk ikan; (ii) pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi pembenihan, dengan rincaian komponen kegiatan antara lain pembinaan mutu perbenihan, pelaksanaan pembinaan dan sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), penyusunan standarisasi perbenihan; (iii) pengembangan unit perbenihan skala besar, dengan rincian komponen kegiatan antara lain operasionalisasi unti perbenihan skala besar, pembinaan dan pemantauan perbenihan, penguatan koordinasi UPT dan UPTD, pengembangan dan operasionalisasi unit pembenihan pemerintah (BBI, BBU, BBUG dan BBIP); (iv) pengembangan dan pemberdayaan unit pembenihan skala kecil, dengan rincian komponen kegiatan antara lain peningkatan kinerja kelompok UPR dan HSRT, diseminasi perbenihan skala kecil, penguatan kelembagaan perbenihan skala kecil; (v) pengembangan kebun bibit rumput laut;
dan (vi) pengembangan informasi dan distribusi perbenihan, dengan rincian komponen kegiatan antara lain penyajian informasi dan distribusi perbenihan, pengumpulan dan pengelolaan data informasi dan distribusi perbenihan, validasi sistem informasi dan distribusi perbenihan.
c. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
Tujuan kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan adalah tersedianya kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai.
Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Prasarana dan Sarana.
Sasaran kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana perikanan budidaya adalah tersedianya prasarana dan sarana yang memadai di kawasan/sentra produksi perikanan budidaya.