KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini dapat disusun.
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan III Tahun 2015 oleh masing-masing satker terkait.
LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2015
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
IKHTISAR EKSEKUTIF ... 1
BAB 1. PENDAHULUAN ... 9
1.1. Latar Belakang ... 9
1.2. Maksud dan Tujuan ... 10
1.3. Tugas dan Fungsi ... 10
1.4. Permasalahan Utama ... 15
1.5. Sistematika LKj ... 15
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ... 17
2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015-2019 ... 18
2.1.1. Visi ... 18
2.1.2. Misi ... 19
2.1.3. Tujuan ... 19
2.1.4. Sasaran Strategis ... 19
2.1.5. Strategi dan Kebijakan ... 22
2.1.6. Program Pembangunan Perikanan Budidaya ... 24
2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN ... 24
2.2.1. Indikator Kinerja ... 24
2.2.2. Anggaran ... 26
2.2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 ... 27
2.2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja ... 30
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA ... 31
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 31
3.1.1. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya ... 35
3.1.2. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan ... 41
3.1.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya ... 44
3.1.4. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif ... 59
3.1.5. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan
Berkelanjutan ... 68
3.1.6. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif ... 89
3.1.7. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian ... 100
3.1.8. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses ... 102
3.1.9. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian 104 3.1.10.PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya ... 113
3.2. Capaian Kinerja Anggaran ... 117
BAB 4. PENUTUP ... 120
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun 2015-2019 ... 24 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai
dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 32 3. Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan
Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 36 4. Capaian IKU 1 “Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 36 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 37 6. Capaian IKU 2 “Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen)” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 39 7. Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun
2010, 2010 – 2015 ... 40 8. Capaian Sasaran Strategis 2 “Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang
Berkelanjutan” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 41 9. Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit
Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) ... 42 10. Capaian IKU 3 “Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat
Dikendalikan melalui Surveillance” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 43 11. Capaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang
Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 44 12. Capaian IKU 4 “Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 45 13. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 45 14. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) .. 46 15. Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan
Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) ... 46 16. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan
III Tahun 2014 dan Tahun 2015 ... 47 17. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 dan Tahun 2015 ... 47 18. Capaian IKU 5 “Jumlah Ikan Hias” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 49 19. Capaian Volume dan Nilai Produksi Ikan Hias per Komoditas sampai dengan Triwulan
20. Capaian IKU 5 “Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 51 21. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 52 22. Capaian IKU 7 “Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah)” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 56 23. Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 per Provinsi ... 56 24. Capaian IKU 8 “Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015 ... 58 25. Capaian Sasaran Strategis 4 “Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan
Budidaya Implementatif” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 59 26. Capaian IKU 9 “Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 60 27. Capaian IKU 10 “RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun
2015 ... 62 28. Draft Judul RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2015 ... 64 29. Capaian IKU 11 “Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan
Budidaya (dokumen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 65 30. Capaian Sasaran Strategis 5 “Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 68 31. Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu
yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (kumulatif) . 70 32. Capaian IKU 12 “Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang
Memenuhi Standar Teknis” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 70 33. Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang
Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit) ... 71 34. Capaian IKU 13 “Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan
Budidaya (paket)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 71 35. Capaian IKU 14 “Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala
Besar yang Bersertifikat” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 75 36. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun 2010 sampai
dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 75 37. Capaian IKU 15 “Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 77 38. Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun 2015 ... 77 39. Rekapitulasi Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Paket Bantuan Kebun
Bibit Rumput Laut ... 78 40. Capaian IKU 16 “Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya” sampai dengan
41. Capaian IKU 17 “Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 81 42. Progress Fisik Pekerjaan Kegiatan PITAP sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 82 43. Capaian IKU 18 “Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 83 44. Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit)” sampai dengan Triwulan
III Tahun 2015 Per Provinsi ... 84 45. Capaian IKU 19 “Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc)
untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 85 46. Rekapitulasi Lokasi yang Direncanakan sebagai Lokasi Pengembangan Teknologi
Anjuran dengan Sistem Biofloc ... 85 47. Capaian IKU 20 “Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015 ... 87 48. Capaian Sasaran Strategis 6 “Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara
Efektif” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 89 49. Capaian IKU 21 “Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 90
50. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Non Kumulatif) ... 91
51. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Kumulatif) ... 91 52. Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 92 53. Capaian IKU 22 “Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 93 54. Capaian IKU Jumlah Produk Perikanan Budidaya yang keberterimaannya 96% hingga
Triwulan III (Kumulatif) ... 94 55. Capaian IKU 23 “Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015 ... 95 56. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar 2006 – 2015 (Triwulan III)... 96 57. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun 2006 – 2015 (Triwulan
III) ... 96 58. Perkembangan Perpanjangan Sertifikat Pendaftaran Pakan Ikan sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015 ... 97 59. Capaian IKU 24 “Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 98 60. Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 – September 2015 ... 98 61. Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan
62. Capaian Sasaran Strategis 7 “Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang
Kompeten dan Berkepribadian” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 100 63. Capaian IKU 25 “Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan
Ditjen PB (%)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 101 64. Capaian Sasaran Strategis 8 “Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang
Valid, Handal, dan Mudah Diakses” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 102 65. Capaian IKU 26 “Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis
IT” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 102 66. Capaian Sasaran Strategis 9 “Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen
Perikanan Budidaya yang Berkepribadian” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 . 104 67. Capaian IKU 27 “Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 105 68. Capaian IKU 28 “Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 108 69. Capaian IKU 29 “Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 110 70. Capaian IKU 30 “Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi
(WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 112 71. Hasil Penilaian Mandiri terhadap Unit Kerja yang Diusulkan Mendapat Predikat
WBK/WBBM ... 112 72. Capaian Sasaran Strategis 10 “Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di
Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 113 73. Capaian IKU 31 “Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015 ... 114 74. Penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Tahunan 2014 Kementerian
Kelautan dan Perikanan ... 114 75. Capaian IKU 32 “Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%)”sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 ... 115 76. Nilai Efisiensi Pelaksanaan RKA-KL 2015 sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 116 77. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan
Triwulan III TA. 2015 dan 2014 ... 117 78. Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja sampai
dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 ... 117 79. Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 ... 14 2. Dirjen PB melakukan Temu Lapang dan Tebar Benih Bawal Bintang Perdana di
Kawasan Demfarm Teluk Bumbang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 Juli 2015 (Kiri); dan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Lampung pada tanggal 12 Juli 2015 (kanan) ... 18 3. Peninjauan Dirjen PB ke Kelompok Pakan Mandiri ‘Makmur Sejahtera’ di Desa
Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2015 (Kiri); dan Kunjungan Dirjen PB ke Lokasi Demfarm Budidaya Kerang Hijau di Desa
Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Agustus 2015 (Kanan) .. 19 4. Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 - 2019 ... 20 5. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 ... 29 6. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 31 7. Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 35 8. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 ... 38 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 118
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) ... 127 2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015
(Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) ... 130 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum
Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) ... 134 4. Rekapitulasi Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan beserta Ruang lingkup uji
yang memenuhi standar teknis Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit) ... 137 5. Jumlah Kawasan Minapolitan yang Berkembang sampai dengan Triwulan III Tahun
2015 ... 139 6. Rekapitulasi Pelaksana Kegiatan PITAP Tahun 2015 ... 141 7. Rekapitulasi Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri ... 145 8. Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai
IKHTISAR EKSEKUTIF
Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process
Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective.
Pada triwulan III tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 86,57% terhadap target triwulan III atau 150,06% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, sejumlah 15 (lima belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan III, dan terdapat 9 (sembilan) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 8 (delapan) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun, yaitu : (i) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (kawasan); (ii) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan
Budidaya (paket teknologi); (iii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (iv) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (v) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (vi) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (vii) Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (viii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Ringkasan penjelasan pencapaian IKU dalam setiap perspective sebagaimana berikut :
Stakehoder Perspective
Pada level Stakeholder Perspective, sasaran strategis yang ditetapkan yaitu SS1 : Meningkatnya kemakmuran masyarakat perikanan budidaya, yang diukur melalui 2 (dua) IKU sebagai berikut : (i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dengan capaian sebesar 99,61 atau 97,66% (data rata-rata sampai dengan bulan September 2015) di mana capaian ini belum mencapai target karena harga pakan yang cukup tinggi dan terjadi inflasi harga kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan harga BBM sehingga pengeluaran pembudidaya meningkat; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian 8,37% (data capaian pada triwulan III yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan September 2015) atau 119,57% dari target yang ditetapkan. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi)
Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Customer Perspective
Pada Customer Perspective terdapat 2 (dua) Sasaran Strategis (SS) dengan capaian sebagai berikut :
Capaian SS2 : “Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan” didukung oleh IKU Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun.
Hambatan dalam pencapaian kinerja SS-2 adalah proses pencapaian masih mencapai 75%, yanag terdiri dari : (i) Tahap persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel, pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan November 2015 di lokasi percontohan biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosekuriti di ketiga lokasi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan (iii) Surveillance penyakit ikan dan udang.
Capaian SS3 : “Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya” didukung oleh IKU : (i) Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) sebesar 77,85% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah ikan hias (miliar ekor) dengan capaian sebesar 106,67% terhadap target triwulan III; (iii) Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) dengan capaian sebesar 36,13% terhadap target triwulan III; (iv) Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) dengan capaian sebesar 99,97% terhadap target triwulan III; dan (v) Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) dengan capaian sebesar 47,72% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS3 adalah 73,67% terhadap target triwulan III atau 55,71% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya”, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan data tenaga kerja dari provinsi/kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar
sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial); (v) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; dan (vi) belum semua pembudidaya memiliki status administrasi kepemilikan terkait agunan yang menjadi persyaratan dari pihak bank.
Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data; (ii) meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif; (iii) melakukan bimtek dan temu lapang; (iv) pengembangan model budidaya ikan hias; (v) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; (vi) penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya; (vii) berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan asing; (viii) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP–E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan (ix) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya.
Internal Process Perspective
Perspective yang ketiga adalah Internal Process Perspective yang merupakan upaya internal
untuk pencapaian customer perspective dan stakeholder perspective dengan 3 (tiga) sasaran strategi dan capaian masing-masing sebagai berikut :
Capaian SS4 : “Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif” didukung oleh IKU : (i) Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) dengan capaian sebesar >100% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya dengan capaian 575% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS4 adalah 258,33% terhadap target triwulan III atau 205,19% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 “Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif” adalah : (i) penyusunan RSKKNI yang memerlukan tahapan cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) ketidakpastian jadwal pembahasan draft peraturan perundang-undangan DJPB karena harus mengikuti jadwal pembahasan di Biro Hukum; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat.
Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (iii) penyusunan naskah perundang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (iv) penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya.
Capaian SS5 “Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan” didukung oleh IKU : (i) Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) dengan capaian 105,36% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun; (iii) Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) dengan capaian 137,78% terhadap target triwulan III; (iv) Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III; (v) Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) dengan capaian 98,80% terhadap target triwulan III; (vi) Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; (vii) Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) dengan capaian 85,35% terhadap target triwulan III; (viii) Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan Patin dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; dan (x) Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri dengan capaian >100% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS5 adalah 80,81% terhadap target triwulan III atau 339,08% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 “Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan”yaitu : (i) waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan; (ii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki data dan informasi yang terbatas; (iii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (iv) belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; dan (v) permasalahan teknis produksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku pakan karena potensi bahan baku setiap daerah berbeda.
Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) pembinaan kapasitas laboratorium; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan
payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (viii) penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut; (ix) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan
green house; (x) melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi existing
pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xi) Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; sinkronisasi jadwal kegiatan; (xii) sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; (xiii) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP; (xiv) Training of Trainer KMPt (Konsultan Manajemen PITAP); (xv) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak; (xvi) temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xvii) pemberian paket pakan ikan mandiri; (xviii) supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; dan (xix) evaluasi perkembangan kegiatan pakan ikan mandiri untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan.
Capaian SS6 “Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif” didukung oleh IKU : (i) Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) dengan capaian 105,65% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% dengan capaian 88,94% terhadap target triwulan III; (iii) Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) dengan capaian 135,71% terhadap target triwulan III; dan (iv) Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) 126,98% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS6 adalah 114,32% terhadap target triwulan III atau 107,10% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 “Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif” adalah : (i) masih sulitnya pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah, baik secara langsung ataupun yang dilaporkan secara berkala dari daerah; (ii) tidak adanya sampel/contoh di lapangan karena adanya perubahan musim tebar dan kemarau yang berkepanjangan; dan (iii) keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dari beberapa provinsi.
Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan pemantauan obat ikan; (iv) Peningkatan pelayanan obat ikan; (v) Pengambilan sampel/supervisi; (vi) Sosialisasi pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan; (vii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (viii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang
peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (ix) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan.
Learn and Growth Perspective
Dalam perspective ini telah ditetapkan empat sasaran strategis, dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut :
Capaian SS7 “Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian” didukung oleh IKU Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III atau 85,60% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 “Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian” adalah keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural.
Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui : (i) keikutsertaan Assesment Pejabat Eselon III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan (ii) keikutsertaan pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, yaitu diklat kepemimpinan Tk. III yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi.
Capaian SS8 “Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses” didukung oleh IKU Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III atau 0% terhadap target tahunan karena IKU dihitung di akhir tahun.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 “Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses” adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan.
Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat
diakes di laman http://www.djpb.kkp.go.id/ secara berkala; (ii) melakukan updating data
dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi.
Capaian SS9 “Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian” didukung oleh IKU : (i) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (ii) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (iii) Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya; dan (iv) Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB dengan capaian masing-masing IKU adalah 0% terhadap target triwulan III karena penghitungan dilakukan per semester dan akhir tahun. Rata-rata pencapaian SS9 adalah 0% terhadap target triwulan III atau 0% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 “Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian” adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan.
Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) penyusunan dan penetapan Renstra serta IKU; (xii) penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun 2015 – 2019; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya.
Capaian SS10 “Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya” didukung IKU : (i) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun; dan (ii) Nilai efisiensi anggaran (%) dengan capaian 125% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS10 adalah 62,50% terhadap target triwulan III atau 62,50% terhadap target tahunan.
Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 “Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya” adalah : (i) revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur); dan (ii) masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru.
Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan secara efektif dan efisien.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan dengan empat pilar pembangunan nasional yaitu
pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth
(pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan) yang difokuskan kepada : pembangunan kawasan minapolitan, pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan dan wirausaha, serta pengembangan industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy.
Fokus RPJMN 2015 – 2019, yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud (i) ketahanan ekosistem (resilient ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan kegiatan-kegiatan yang berfokus pada : (i) peningkatan produksi untuk ekspor yang berdaya saing; (ii) peningkatan produksi untuk ketahanan pangan dan gizi; (iii) peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional; dan (iv) pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya.
Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 setiap
kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun rencana kerja tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan.
Atas dasar hal-hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan target kinerja tahun 2015, dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai sampai dengan akhir triwulan III, kemudian dituangkan dalam LKj Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban serta dalam rangka menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan. LKj Ditjen Perikanan Budidaya ini menginformasikan input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu sampai dengan triwulan III tahun 2015.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Penyusunan LKj Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III tahun 2015 yaitu : (i) sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; (ii) sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III tahun 2015 dalam upaya memperbaiki kinerja pada triwulan berikutnya; dan (iii) sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang.
1.3. Tugas dan Fungsi
Ditjen Perikanan Budidaya bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang perikanan budidaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 15/MEN/2010 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perikanan budidaya;
3. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perikanan budidaya; 4. Pemberian bimbingan teknik dan evaluasi di bidang perikanan budidaya; dan 5. Pelaksanaan administrasi Ditjen Perikanan Budidaya.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008. Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan berdasarkan perubahan kebijakan menteri, maka pada bulan Agustus 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Berdasarkan peraturan menteri tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya terdiri dari :
1. Sekretariat Direktorat Jenderal, merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan direktorat jenderal. Sedangkan fungsinya adalah : (i) koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran; (ii) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi; (iii) pembinaan dan penyiapan bahan penataan organisasi dan tata laksana, serta fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi; (iv)
koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundangundangan serta penyiapan bahan pelaksanaan advokasi hukum; dan (v) pengelolaan BMN dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; dan (iv) Bagian Umum dan Keuangan.
2. Direktorat Kawasan Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kawasan Budidaya, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kawasan budidaya. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Direktorat Kawasan Budidaya terdiri atas : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Tata Pembangunan;; (iii) Subdirektorat Tata Operasional dan Pemeliharaan; (iv) Subdirektorat Fasilitas Kawasan; (v) Subdirektorat Minapolitan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
3. Direktorat Perbenihan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Perbenihan, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Direktorat Perbenihan terdiri atas : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Tawar; (iii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Payau; (iv) Subdirektorat Perbenihan Ikan Laut; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
4. Direktorat Pakan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Pakan, bertugas dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ikan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Direktorat Pakan terdiri atas : (i) Subdirektorat Bahan Baku; (ii) Subdirektorat Mutu Pakan; (iii) Subdirektorat Pakan Alami; (iv) Subdirektorat Pakan Buatan; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
5. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Produksi dan Usaha Budidaya, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang produksi dan usaha perikanan budidaya. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Produksi Ikan Air Tawar, Air Payau, dan Laut; (ii) Subdirektorat Pengembangan Usaha; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
6. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri atas : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Obat Ikan; (iii) Subdirektorat Monitoring Residu; (iv) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Laboratorium; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya; (ii) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal; (iii) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (iv) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi :
1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara 3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain 5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu
6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam 7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee 10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam
11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok 12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem 14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang 15. Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang
Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi di bawah ini :
Untuk tingkat unit eselon II telah dilakukan pelantikan, namun untuk tingkat eselon III belum dilaksanakan pelantikan dan masih dalam proses lelang jabatan, sehingga masih menggunakan nomenklatur yang lama, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah 1.526 orang (data sampai dengan bulan September 2015) dengan rincian sejumlah 337 orang di Pusat dan sejumlah 1.189 orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
1.4. Permasalahan Utama
Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : (i) penyediaan dan distribusi induk unggul dan benih berkualitas masih terbatas; (ii) isu jaminan keamanan pangan produk yang menjadi tuntutan, baik pasar luar negeri maupun dalam negeri; (iii) efisiensi pakan; (iv) biaya produksi yang masih tinggi; (v) penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah budidaya maupun limbah lainnya; (vi) ancaman penyakit, baik dari dalam maupun dari luar negeri; (vii) keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; (viii) akses permodalan ke perbankan yang masih terbatas; (ix) sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang pengetahuannya sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan teknologi budidaya yang digunakan; dan (x) sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung.
1.5. Sistematika LKj
LKj ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015. Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya, LKj ini menginformasikan perbandingan antara target dan capaian kinerja (performance results) sampai dengan triwulan III tahun 2015 dengan target dan kinerja pada triwulan sebelumnya. Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (Performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut :
1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015. 2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan
Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj.
3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun 2015 – 2019, rencana kerja dan anggaran tahun 2015, Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja sampai dengan triwulan III tahun 2015. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang efisiensi.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
6. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya 2015 - 2019.
Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di samping arah kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode 2015-2019 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan. Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program
quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2015-2019 difokuskan untuk Membangun
Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk 20.000 pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 Kebun Bibit Rumput Laut dengan kultur jaringan sampai tahun 2019; dan (iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun 2019. Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dimandatkan pada periode 2015-2019 adalah Pengembangan Budidaya Laut di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana prasarana perikanan budidaya.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut :
2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015-2019
2.1.1. Visi
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019 Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan visi “Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara
Berdaulat, Mandiri, dan Berkelanjutan untuk Kemakmuran Rakyat”.
Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi yang ditetapkan sebagaimana berikut :
“Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan”
Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
Gambar 2. Dirjen PB melakukan Temu Lapang dan Tebar Benih Bawal Bintang Perdana di Kawasan Demfarm Teluk Bumbang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 Juli 2015 (Kiri); dan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Lampung pada tanggal 12 Juli 2015
Gambar 3. Peninjauan Dirjen PB ke Kelompok Pakan Mandiri ‘Makmur Sejahtera’ di Desa Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2015 (Kiri); dan Kunjungan Dirjen PB ke Lokasi
Demfarm Budidaya Kerang Hijau di Desa Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Agustus 2015 (Kanan)
2.1.2. Misi
Misi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemandirian pembudidaya ikan melalui pemberdayaan
b. Menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya
c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan
2.1.3. Tujuan
Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pembangunan perikanan budidaya yaitu :
a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pembudidaya Ikan b. Mewujudkan Kelestarian Sumberdaya Perikanan Budidaya
2.1.4. Sasaran Strategis
Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015 - 2019. Peta Strategi DJPB Tahun 2015 – 2019 seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 - 2019
Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut :
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1. Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%)
CUSTOMER PERSPECTIVE
2. Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (kawasan)
3. Meningkatnya Produksi, Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (juta ton)
b. Jumlah Ikan Hias (miliar ekor)
c. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) d. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Rp. miliar) e. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Rp. miliar)
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Implementatif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
b. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen)
c. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya
5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis (unit; kumulatif)
b. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi)
c. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat (unit; kumulatif)
d. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra)
e. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab./kota; kumulatif) f. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari) g. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
h. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila dan Patin
i. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri
6. Terselenggaranya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) b. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimanya 96% c. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif)
d. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif)
LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE
7. Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya (%)
8. Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%)
9. Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian
Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya
b. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya
c. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya
d. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya
10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah :
a. Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya
b. Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya (%)
2.1.5. Strategi dan Kebijakan
Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya 3. Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan budidaya.
Selanjutnya, strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana tersebut di atas adalah melalui :
1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi :
a. Mengembangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan mengembangkan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan;
b. Mengembangkan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat;
c. Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya dan pembenih ikan sehingga menjadi kelompok yang mandiri;
d. Pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan
mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; e. Mendorong tumbuhnya industri penghasil sarana/peralatan/mesin perikanan
budidaya di dalam negeri sesuai standar;
f. Penguatan akses permodalan usaha pembudidaya ikan skala kecil serta peningkatan minat investasi pembudidaya skala besar;