• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada triwulan III tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 86,57% terhadap target triwulan III atau 150,06% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, sejumlah 15 (lima belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan III, dan terdapat 9 (sembilan) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 8 (delapan) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun, yaitu : (i) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui

Surveillance (kawasan); (ii) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan

Budidaya (paket teknologi); (iii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (iv) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (v) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (vi) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (vii) Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (viii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendukung IKU dan SS Ditjen Perikanan Budidaya, masih ditemukan hambatan-hambatan dalam proses pencapaiannya, sebagai berikut :

a. Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 1 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 1 : “Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya” adalah : i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dengan capaian sebesar 99,61 atau 97,66% (data rata-rata sampai dengan bulan September 2015) di mana capaian ini belum mencapai target karena harga pakan yang cukup tinggi dan terjadi inflasi harga kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan harga BBM sehingga pengeluaran pembudidaya meningkat; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian 8,37% (data capaian pada triwulan III yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan September 2015) atau 119,57% dari target yang ditetapkan. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Kegiatan pengelolaan tersebut dilakukan dalam upaya : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya.

b. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 2 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian kinerja Sasaran Strategis 2 : “Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan” adalah proses pencapaian masih mencapai 75%; yanag terdiri dari : (i) Tahap persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel, pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan November 2015 di lokasi percontohan biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosekuriti di ketiga lokasi. Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan (iii) Surveillance penyakit ikan dan udang.

c. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 3 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya”, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan data tenaga kerja dari provinsi/kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial); (v) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; dan (vi) belum semua pembudidaya memiliki status administrasi kepemilikan terkait agunan yang menjadi persyaratan dari pihak bank.

Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data; (ii) meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif; (iii) melakukan bimtek dan temu lapang; (iv) pengembangan model budidaya ikan hias; (v) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; (vi) penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya; (vii) berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan asing; (viii) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal

usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP–E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan (ix) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya.

d. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 4 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 “Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif” adalah : (i) penyusunan RSKKNI yang memerlukan tahapan cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) ketidakpastian jadwal pembahasan draft peraturan perundang-undangan DJPB karena harus mengikuti jadwal pembahasan di Biro Hukum; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat.

Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (iii) penyusunan naskah perundang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (iv) penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya.

e. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 5 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 ““Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan” yaitu : (i) waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan; (ii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki data dan informasi yang terbatas; (iii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (iv) belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; dan (v) permasalahan teknis produksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku pakan karena potensi bahan baku setiap daerah berbeda.

Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) pembinaan kapasitas laboratorium; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (viii) penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut; (ix) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan

pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xi) Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; sinkronisasi jadwal kegiatan; (xii) sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; (xiii) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP; (xiv) Training of Trainer KMPt (Konsultan Manajemen PITAP); (xv) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak; (xvi) temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xvii) pemberian paket pakan ikan mandiri; (xviii) supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; dan (xix) evaluasi perkembangan kegiatan pakan ikan mandiri untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan.

f. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 “Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif” adalah : (i) masih sulitnya pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah, baik secara langsung ataupun yang dilaporkan secara berkala dari daerah; (ii) tidak adanya sampel/contoh di lapangan karena adanya perubahan musim tebar dan kemarau yang berkepanjangan; dan (iii) keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dari beberapa provinsi.

Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan pemantauan obat ikan; (iv) Peningkatan pelayanan obat ikan; (v) Pengambilan sampel/supervisi; (vi) Sosialisasi pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan; (vii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (viii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (ix) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan.

g. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 7 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 “Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian” adalah keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural.

Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui : (i) keikutsertaan Assesment Pejabat Eselon III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan (ii) keikutsertaan

pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, yaitu diklat kepemimpinan Tk. III yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi.

h. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 8 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 “Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses” adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan.

Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat

diakes di laman http://www.djpb.kkp.go.id/ secara berkala; (ii) melakukan updating data

dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi.

i. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 9 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 “Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian” adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) penyusunan dan penetapan Renstra serta IKU; (xii) penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun 2015 – 2019; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya.

j. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 10 dan Upaya yang Akan Dilakukan

Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 “Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya” adalah : (i) revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur); dan (ii) masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru.

Lampiran 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015)

Lampiran 2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015)

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

UNIT KERJA: DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NO PROGRAM/KEGIA

TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN BUDIDAYA

Meningkatnya produksi perikanan budidaya.

Produksi perikanan budidaya (Juta Ton) 17,90

- Ikan (juta ton) 7,30

- Rumput Laut (juta ton) 10,60

Ikan Hias (milyar ekor) 1.70

Meningkatnya kesejahteraan masyakarat Perikanan Budidaya

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102

2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan

Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif

Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang disusun (judul; non kumulatif)

5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan

Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)

60 Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan

(sampel)

25.235 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem

keskanling (paket teknologi)

16 Jumlah paket diseminasi teknologi terapan bidang sistem

keskanling (paket)

17 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya

bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif

Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan)

3 Jumlah data monitoring kualitas lingkungan perikanan budidaya

berbasis kawasan dan komoditas strategis nasional (laporan)

35 Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan

khasiatnya (obat; kumulatif)

250 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat

keberterimanya 96%

4.200 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan

pengelolaan sistem keskanling

Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Keskanling (persen)

100

3 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan

Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif

Jumlah data infomasi dan distribusi perbenihan (Laporan) 5 Jumlah RSNI 3 sub bidang perbenihan yang disusun (judul; non

kumulatif)

8 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan

Jumlah produksi induk unggul (juta induk) 16,82 Jumlah unit pembenihan skala kecil siap disertifikasi (unit) 100 Jumlah unit pembenihan skala besar yang siap disertifikasi

(unit)

45 Jumlah unit perbenihan skala besar bersertifikat (unit;

kumulatif)

NO PROGRAM/KEGIA

TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket teknologi)

27 Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem perbenihan

(paket)

34 Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan skala

kecil

420 Jumlah unit perbenihan (UPR dan HSRT) yang bersertifikat

(unit; kumulatif)

336 Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut

Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 22 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan

pengelolaan sistem perbenihan

Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Perbenihan (persen)

100

4 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan

Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang implementatif

Jumlah RSNI 3 sub bidang Prasarana dan Sarana budidaya yang disusun (judul; non kumulatif)

8 Data pengembangan kawasan perikanan budidaya (Kab./Kota;

kumulatif)

170 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang berdaya saing dan berkelanjutan

Jumlah kawasan yang mempunyai data dukung dan

pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya air tawar, payau dan laut (kawasan; kumulatif)

55

- budidaya air tawar (kawasan; kumulatif) 20

- budidaya air payau (kawasan; kumulatif) 20

- budidaya laut (kawasan; kumulatif) 15

Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif)

85 Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif

(meter lari)

100.000 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem

prasarana (paket teknologi)

12 Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem prasarana

(paket)

12 Tersedianya sarana perikanan budidaya di sentra

perikanan budidaya

Jumlah kawasan yang didukung sarana perikanan budidaya (kawasan; kumulatif)

10 Jumlah kawasan yang didukung dengan sarana perikanan

budidaya di daerah perbatasan

5 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan

pengelolaan sistem prasarana dan sarana

Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Prasarana dan Sarana (persen)

100

5 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan

Tersedianya kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif

Jumlah RSNI3 sub bidang produksi yang disusun (judul) 6 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan

Jumlah kelompok budidaya yang siap untuk disertifikasi CBIB (kelompok)

200 Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 8.200 Jumlah analisis dan publikasi data statistik perikanan budidaya

(laporan)

6 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem

produksi (paket teknologi)

14 Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem produksi

(paket)

34 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri 15

NO PROGRAM/KEGIA

TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Terselenggaranya sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan

Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB dengan waktu penerbitan sertifikat 50 hari (unit; kumulatif)

1.000 Berkembangnya sentra perikanan budidaya yang

menerapkan teknologi anjuran

Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin

24 Terselenggaranya pengendalian sistem bidang

Produksi Perikanan budidaya secara efektif

Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)

800 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan

pengelolaan sistem produksi

Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Produksi (persen)

100

6 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan

Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya

Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 168.000 Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan

di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok)

630 Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model

pengembangan usaha budidaya (kelompok)

100 Jumlah tenaga teknis binaan oleh UPT Ditjen PB (orang) 2.300 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan

budidaya yang implementatif di bidang usaha budidaya

Jumlah judul Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Judul; kumulatif)

2 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan

sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang usaha budidaya

Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan melalui fasilitasi (orang; kumulatif)

2.700 Jumlah persiapan sertifikasi atas tanah pembudidaya ikan

(bidang)

8.000 Jumlah paket informasi dan promosi usaha perikanan budidaya

(paket)

35 Terselenggaranya pengendalian sistem usaha

budidaya secara efektif

Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)

650 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan

pengelolaan sistem usaha

Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.usaha (persen)

100

7 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan profesional

Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural dan fungsional lingkup DJPB (%)

<15% Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah

diakses

Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75% Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Nilai Penerapan RB DJPB BB

Nilai SAKIP DJPB A

Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien

Nilai efisiensi anggaran DJPB >95%

Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran

Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai DJPB (%)

100 Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%) 100

Program : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya

Jumlah Anggaran Tahun 2015 : Rp. 1.360.771.200.000

NO Kegiatan Anggaran

1 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Rp. 451.706.364.000

2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Rp. 107.660.918.000

3 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Rp. 249.240.563.000

4 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Rp. 150.811.653.000

5 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Rp. 115.443.615.000

6 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 285.908.087.000

Jakarta, Maret 2015

Lampiran 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015)

Lampiran 4. Rekapitulasi Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan beserta Ruang lingkup uji yang memenuhi standar teknis Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit)

No Provinsi Nama Laboratorium

Ruang lingkup Uji Kualitas

Air Penyakit Residu Pakan 1 NAD 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BBAP Ujung Battee – NAD - -

2 SUMATERA UTARA

2 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

- -

3 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Kabupaten Langkat - -

3 RIAU 4 UPTD Laboratorium Penyakit Ikan dan Kualitas

Air Dinas Perikanan Kab. Kampar - -

4 KEPULAUAN RIAU

5 Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan

Lingkungan Balai Budidaya Laut (BBL) Batam - -

5 SUMATERA BARAT

6 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Sicincin, Provinsi Sumatera Barat

- -

7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan–

Bukittinggi – Provinsi Sumatera Barat - - -

6 LAMPUNG 8 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BBPBL Lampung -

9 POSIKANDU Kab. Pesawaran***

7 JAMBI 10 Laboratorium Kesehatan Ikan dan lingkungan

BBAT Jambi -

11 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jambi - -

12 POSIKANDU Kota Jambi**

8 BANTEN 13 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BBAT Curug Barang-Pandeglang - - -

14 Laboratorium Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan

dan Lingkungan (LPPIL) Serang -

15 UPTD Laboratoriumn Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan Perikanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang

- - -

9 DKI JAKARTA 16 Laboratorium UPTD Pusat Perikanan Budidaya -

DKI Jakarta. - -

10 JAWA BARAT 17 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu

- -

18 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi

Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang*** √*** √***

19 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BBPBAT Sukabumi* √*

20 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Sungai Buntu-Karawang Provinsi JawaBarat

- -

21 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD Balai Pengembangan Benih Ikan Air Payau dan Laut Pangandaran – Provinsi Jawa Barat

- -

22 POSIKANDU Kabupaten Subang*

11 JAWA TENGAH 23 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BBPBAP Jepara** √**

24 Laboratorium Balai Kesehatan dan Karantina

Ikan Propinsi Jawa Tengah - -

25 Laboratorium Kesehata Ikan Kabupaten Kendal - - -

26 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Kabupaten Pati - - -

27 POSIKANDU Kabupaten Pati** 28 POSIKANDU Kabipaten Kendal*** 29 POSIKANDU Kabipaten Banyumas***

No Provinsi Nama Laboratorium

Ruang lingkup Uji Kualitas

Air Penyakit Residu Pakan

BBAP Situbondo

32 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

BPBAP Bangil, Provinsi Jawa Timur -

33 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

UPTD BBI Kota Probolinggo - -

34 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sidoarjo - -

35 Laboratorium UPTD PBAP Umbulan-Pasuruan,

Provinsi Jawa Timur - -

36 Laboratorium Hama dan Penyakit Subraiser Ikan

Hias Kab. Blitar - -

37 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Kab.TulungAgung – JawaTimur - - -

Dokumen terkait