BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
3.1.9. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan
Sasaran strategis “Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian” masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, yang didukung oleh 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan rincian capaian seperti pada tabel 66 berikut.
Tabel 66. Capaian Sasaran Strategis 9 “Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN
Learning and Growth Perspective
9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung
semesteran. 28 Nilai/skor SAKIP
Ditjen Perikanan Budidaya
A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di
akhir tahun. 29 Indeks integritas
pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya
8 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di
akhir tahun.
Merupakan IKU baru DJPB. 30 Jumlah Unit Kerja
yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
1 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun
2015, dihitung di akhir tahun.
Merupakan IKU baru DJPB.
A. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu :
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Peraturan perundang-undangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana
5. Penataan Sistem Manajemen SDM 6. Penguatan Akuntabilitas
7. Penguatan Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 adalah kategori BB, sama dengan target tahun 2014 atau dalam range nilai 70-80. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi lingkup KKP diukur per semester. Capaian indikator ini masih nol, namun demikian pada triwulan III tahun 2015, Tim Reformasi Birokrasi DJPB telah melakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya semester I tahun 2015 dengan hasil perolehan nilai sebesar 82,24. Sedangkan penilaian Reformasi Birokrasi DJPB semester I yang dilakukan oleh Itjen KKP akan dikeluarkan sekitar bulan November 2015.
Tabel 67. Capaian IKU 27 “Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Non Kumulatif,
dihitung semesteran. Kategori: Target Tahun 2014 adalah 80 Realisasi Tahun 2014 adalah 85,94 (setelah dilakukan penilaian final tahun 2015 oleh Itjen KKP) - Target Tahunan BB BB AA - Realisasi Tahunan A - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya
** : Belum dilakukan pengukuran
Berdasarkan hasil penilaian mandiri tersebut, terdapat beberapa indikator kegiatan dari 8 area perubahan yang belum terpenuhi sehingga tidak dapat memberikan kontribusi nilai yang maksimal. Indikator-indikator yang belum terpenuhi yaitu :
1. Area 1 (Manajemen Perubahan)
a. Road Map Reformasi Birokrasi belum disusun dan diformalkan.
Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP yang saat ini juga belum menyusun Road Map RB KKP;
b. Belum ada pelatihan yang cukup bagi asessor PMPRB DJPB.
Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP untuk mengadakan pelatihan bagi asessor PMPRB lingkup KKP;
2. Area 5 (Penataan Sistem Manajemen SDM)
Belum dapat memenuhi bukti dukung untuk indikator Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas KKN. Hal ini terkait kebijakan moratorium penerimaan PNS oleh Kementerian PAN dan RB, sehingga bukti dukung untuk keberhasilan kegiatan ini tidak terpenuhi;
3. Area 7 (Penguatan Pengawasan)
Pada indikator Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) nilainya belum maksimal karena masih menunggu bukti dukung yang berasal dari Itjen KKP.
4. Area 8 (Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik)
a. Belum dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan;
b. Belum terdapat sistem punishment (sanksi)/ reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar; c. Belum ada evaluasi dan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk
perbaikan kualitas pelayanan;
d. Hasil survey kepuasan masyarakat belum dapat diakses secara terbuka dan ditindaklanjuti.
Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan III untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah:
1. Melakukan rapat pembahasan kegiatan pendukung PMPRB Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 yang diikuti oleh Tim Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya;
2. Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi untuk tahun 2015;
3. Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan membuat usulan struktur organisasi baru yang saat ini telah disahkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
4. Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perikanan budidaya.
Rencana aksi untuk perbaikan nilai PMPRB DJPB semester I Tahun 2015 tersebut adalah : (i) berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan untuk menyampaikan bukti dukung kegiatan reformasi birokrasi yang belum terpenuhi; dan (ii) berkoordinasi dengan assessor PMPRB KKP untuk melakukan review LKE PMPRB DJPB semester I Tahun 2015.
B. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Usaha-usaha penguatan akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Evaluasi AKIP ini pada dasarnya dilakukan dengan tujuan : (i) Mengidentifikasi berbagai kelemahan dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja, di lingkungan instansi pemerintah (SAKIP); (ii) Memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan (iii) Menyusun pemeringkatan hasil evaluasi guna kepentingan penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara. Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP.
Pada tahun 2014, Ditjen Perikanan Budidaya memperoleh nilai AKIP A (82,51) atau 103,14% dari target. Secara umum, hal tersebut menunjukkan kinerja sangat baik, namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan. Oleh karena itu, Ditjen Perikanan Budidaya berupaya untuk menerapkan SAKIP di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya secara menyeluruh sehingga Ditjen Perikanan Budidaya mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; mewujudkan transparansi Ditjen Perikanan Budidaya dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; serta memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sampai dengan triwulan III tahun 2015, penerapan SAKIP di lingkup DJPB, khususnya tingkat eselon I sudah dilakukan 2 (dua) kali penilaian oleh Itjen KKP yaitu : (i) bulan Juni 2015, namun belum diperoleh nilai AKIP karena hasil penilaian masih bersifat sementara karena terkendala oleh Renstra KKP yang masih dalam tahap pembahasan; dan (ii) bulan September 2015, di mana nilai AKIP akan dikeluarkan pada bulan Oktober 2015. Dengan demikian, capaian IKU ini masih 0%.
Tabel 68. Capaian IKU 28 “Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Non Kumulatif,
dihitung di akhir tahun.
- Target Tahunan A A AA
- Realisasi Tahunan A (82,51) - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,00 - -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Dari hasil evaluasi sementara tersebut, masih terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya pada komponen Perencanaan Kinerja karena sampai dengan bulan Juli 2015 masih belum ditetapkan Renstra KKP sehingga menghambat pembahasan renstra unit kerja di bawahnya serta menghambat penyelesaian dokumen yang harus mengacu kepada renstra seperti Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), Indikator Kinerja Utama (IKU), dan lain-lain. Selain itu belum terdapat keselarasan data IKU antara IKU pada draft renstra dan dokumen PK. Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti adalah segera menyelesaikan dan memformalkan Renstra Ditjen Perikanan Budidaya, menyelaraskan IKU Ditjen Perikanan Budidaya dengan IKU pada unit kerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya pada dokumen-dokumen perencanaan kinerja dengan dilengkapi mekanisme pengukuran kinerja, serta meningkatkan pemanfaatan hasil evaluasi program/kegiatan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja.
Tindak lanjut yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan nilai SAKIP DJPB dari hasil penilaian tersebut adalah : (i) penyesuaian renstra eselon I dan II dengan renstra KKP; (ii) penyesuaian Tapja dengan sasaran strategis dan indikator kinerja KKP; (iii) pengisian capaian kinerja organisasi pada aplikasi kinerjaku sampai dengan tingkat eselon IV secara berkala (bulanan); (iv) pengisian capaian kinerja pegawai pada aplikasi e-SKP secara berkala (bulanan) untuk; (v) Meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (vi) IKU dan target pada dokumen Renstra digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA-KL; (vii) Tertib pelaporan dan pendokumentasian administrasi; (viii) Melakukan penerapan SPIP; (ix)
Melakukan penerapan manajemen risiko; (x) Melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; dan (xi) Melakukan evaluasi rencana aksi dan program.
C. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya
Integritas dalam pelayanan publik berkaitan dengan komitmen kejujuran untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Komitmen ini merupakan sistem ekstra yudisial dalam rangka mencegah terjadinya mal-administrasi (penyimpangan mal-administrasi) di jajaran birokrasi, khususnya yang berkaitan dengan administrasi, pengadaan barang/jasa, dan pelayanan publik sendiri.
Survei integritas dilakukan dengan tujuan : (i) mengukur tingkat integritas unit layanan publik; dan (ii) memberikan masukan bagi unit layanan publik untuk mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah atau layanan yang rentan terjadi korupsi. Bagi KPK, hasil survei dalam bentuk Indeks mencerminkan outcome yang dicapai oleh Unit Layanan di Kementerian/Lembaga dalam upaya anti korupsi yang dilakukan.
Penilaian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di lembaga publik dengan mensurvei pengguna langsung layanan publik (dari sudut pandang pengguna layanan, bukan pemberi layanan). Layanan publik yang dilakukan di Ditjen Perikanan Budidaya melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB meliputi 17 jenis layanan dengan rincian sebagai berikut :
1. Surat Izin Penyediaan Obat Ikan; 2. Surat Izin Peredaran Obat Ikan;
3. Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan (SNPOI);
4. Surat Keterangan Pemasukan Bahan Baku Obat Ikan; 5. Surat Keterangan Pengeluaran Bahan Baku Obat Ikan; 6. Surat Keterangan Pemasukan Sampel Obat Ikan; 7. Surat Keterangan Pemasukan Obat Ikan;
8. Surat Keterangan Pengeluaran Obat Ikan; 9. Surat Izin Pemasukan Ikan Hidup;
10. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di bidang Pembudidayaan Ikan; 11. Sertifikasi Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB);
12. Sertifikasi Cara Pembudidayaan Ikan Yang Baik (CBIB); 13. Sertifikasi Pendaftaran Pakan Ikan;
14. Surat Keterangan Teknis Impor Pakan dan/atau Bahan Baku Pakan; 15. Rekomendasi Pengeluaran Ikan Hidup;
16. Rekomendasi pembudidayaan ikan penanaman modal (RPIPM); dan 17. Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA).
Target capaian nilai indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 8 (merupakan angka yang sama dengan target Kementerian), meningkat 18,51% dari target tahun 2014 yaitu 6,75. Hingga triwulan III tahun 2015 ini belum dapat diperoleh nilainya karena pengukuran dilakukan secara tahunan dengan metode sampling terhadap unit layanan publik KKP.
Tabel 69. Capaian IKU 29 “Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya Non Kumulatif,
dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Target Tahunan 6,75 8 9 - Realisasi Tahunan 7,22 - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 - - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Berdasarkan rapat koordinasi antara KKP dengan KPK pada Mei 2015 terkait persiapan penilaian indeks integritas KKP Tahun 2015, telah disepakati bahwa sampel untuk KKP pada tahun 2015 ini adalah unit pelayanan publik dari Ditjen Perikanan Tangkap dengan mempertimbangkan beberapa kriteria diantaranya banyaknya jumlah pengguna layanan. Pada tahun 2015 ini juga terdapat perubahan yang signifikan terkait obyek penilaian yaitu adanya survey internal (survei integritas terhadap penyelenggara pelayanan publik) selain survey external seperti pada tahun 2014 yang diperoleh dari persepsi pengguna layanan publik.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan selanjutnya adalah (i) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (ii) pelayanan publik online; dan (iii) survei layanan publik bidang produksi, usaha, keskanling, dan perbenihan.
Namun demikian, walaupun pada tahun ini Ditjen Perikanan Budidaya tidak dijadikan sampel untuk KKP, namun berbagai upaya yang telah dilakukan sampai dengan triwulan III untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan IKU ini antara lain pengelolaan pelayanan publik dilakukan secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB
guna meminimalisir kontak antara pengguna layanan dan penyedia layanan yang dapat memberikan perilaku gratifikasi dan perilaku mal-administrasi lainnya. Selain itu pengembangan sistem pelayanan publik secara online juga terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam rangka mewujudkan transparansi dan keterbukaan informasi serta untuk mempermudah proses pemberian pelayanan kepada pelaku bisnis dan stakeholder.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan selanjutnya adalah : (i) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (ii) pelayanan publik online; dan (iii) survei layanan publik bidang produksi, usaha, keskanling, dan perbenihan.
D. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada Zona Integritas yang memenuhi indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90. Jika penilaian indikator operasional 90 atau lebih maka dapat predikat wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Pembangunan zona integritas ditetapkan instansi pemerintah dengan menunjuk satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai WBK/WBBM, dengan persyaratan antara lain dianggap sebagai unit penting/strategis dalam melakukan pelayanan publik, mengelola sumberdaya yang cukup besar, dan tingkat keberhasilan reformasi birokrasi yang cukup. Proses penetapan WBK/WBBM dilakukan berdasarkan penilaian berjenjang, dimulai dari penilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal, dan Tim Penilai Nasional oleh KemenPAN-RB, dengan megacu pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan dalam peraturan Peraturan MenPAN-RB Nomor: 52 tahun 2014, dengan komponen pengungkit 60% dan komponen hasil 40%.
Enam komponen pengungkit penilaian WBK/WBBM terdiri dari : (i) manajemen perubahan (5%); (ii) penataan tatalaksana (5%); (iii) penataan sistem manajemen SDM (15%); (iv) penguatan akuntabilitas kinerja (10%); (v) penguatan pengawasan (15%); dan (vi) peningkatan kualitas layanan publik (10%). Sedangkan dua komponen pengungkit terdiri dari : (i) manajemen perubahan (20%); dan (ii) penataan tatalaksana (20%).
Target jumlah unit kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 1 unit kerja. Capaian di triwulan III tahun 2015 masih “0” karena IKU diukur pada akhir tahun. Namun demikian pada tahun 2014 DJPB telah mengusulkan BBPBAP Jepara untuk meraih predikat WBK/WBBM yang akan dinilai oleh KemenPan-RB pada tahun 2015. Nilai sementara usulan BBPBAP Jepara hasil penilaian Itjen KKP tahun 2015 adalah 91,12 (nilai minimal WBK adalah 75). Dari hasil tersebut, selanjutnya BBPBAP Jepara yang telah memenuhi kriteria untuk dapat diusulkan mendapat predikat WBK akan disampaikan
kepada Kementerian PAN dan RB untuk dievaluasi melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Tabel 70. Capaian IKU 30 “Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Target Tahunan * 1 5 - Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Selain itu, pada tanggal 18 s/d 21 Agustus 2015 Tim Penilai Internal Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM di Lingkungan KKP telah melaksanakan penilaian mandiri terhadap unit kerja yang diusulkan mendapat predikat WBK/WBBM di Lingkungan KKP. Dalam hal ini, BBPBAT Sukabumi yang telah mendapat predikat WBK pada tahun 2014 dapat diusulkan untuk dievaluasi oleh Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN dan RB untuk mendapat predikat WBBM. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 71 berikut.
Tabel 71. Hasil Penilaian Mandiri terhadap Unit Kerja yang Diusulkan Mendapat Predikat WBK/WBBM
No. Nama Unit Kerja
∑ Nilai pengungkit
Nilai Komponen Hasil
Total Nilai Status Pengusulan Penilaian ke Kemen PAN dan RB Nilai Survei Persepsi Korupsi % TL Audit Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan ∑ Nilai Komponen Hasil 1. BBPBAT Sukabumi 53,65 14,18 5,00 19,10 38,28 91,93 Dapat diusulkan
Rencana aksi selanjutnya untuk mendukung IKU ini adalah : (i) pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015; dan (ii) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya.
3.1.10. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya
Sasaran Strategis Sasaran Strategis “Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya” tercapai sebesar 62,50% yang didukung oleh IKU “Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya” dan “Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%)” sebagaimana pada tabel 72 berikut.
Tabel 72. Capaian Sasaran Strategis 10 “Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN
Learning and Growth Perspective
10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya
31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya
WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung
semesteran.
Merupakan IKU baru DJPB. 32 Nilai efisiensi
anggaran (%)
80 – 90 80 – 90 100 125,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung
triwulanan.
Merupakan IKU baru DJPB.
A. Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya
Kualitas Laporan Keuangan tahunan tingkat eselon I dinilai dengan jumlah satker yang tidak mengalami koreksi neracanya setelah direviu oleh Tim Itjen dibandingkan dengan jumlah satker yang direviu. Nilai Opini atas Laporan Keuangan Ditjen PB dengan hasil adalah WTP akan mengacu atau sama nilainya dengan nilai KKP karena penilaian WTP hanya dikeluarkan di level kementerian. Opini atas laporan keuangan dengan opini WTP (wajar tanpa pengecualian) untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan penilaiannya dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atas dasar kepatuhan terhadap perundang-undangan keuangan dan (BMN) Barang Milik Negara. Pada tahun 2014, KKP mendapatkan Opini WTP dengan Paragraf Penjelasan karena adanya aseet ex-deptan yang belum dihapuskan. Oleh karena itu, pada tahun 2015, upaya yang dilakukan oleh KKP adalah mendapatkan Opini WTP Murni melalui penertiban asset dan laporan keuangan 2014, LK tahunan 2013, LK Interm, seluruh temuan BPK-RI, dan temuan pemeriksaan Barang dan Jasa.
Capaian IKU ini pada triwulan III masih 0% karena belum dilakukan penilaian oleh KemenPAN RB (tabel 73). Namun demikian, pada triwulan I, Ditjen Perikanan Budidaya telah mendapatkan penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2014 yang dilakukan oleh
Itjen KKP dengan hasil adalah Kelompok Terbaik I (tabel 74). Penyusunan laporan keuangan ini menjadi fokus dalam penilaian Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya.
Tabel 73. Capaian IKU 31 “Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya Non Kumulatif,
dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. - Target Tahunan * WTP WTP - Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -