BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.3. Pencarian Informasi
Proses pencarian informasi merupakan suatu tingkah laku dalam mencari informasi. Pencarian informasi didorong dengan adanya kebutuhan manusia akan informasi. Menurut Krikelas dalam artikel Encang-Saepudin (2009) berjudul Perilaku Pencarian Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi berpendapat bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan.15
Masih di dalam Encang, pendapat lebih rinci yang dikemukakan oleh Drao yang mengatakan bahwa “perilaku pencarian infromasi merupakan aktivitas pemakai untuk mencari, mengumpulkan, dan memakai informasi yang mereka butuhkan.16
Pencarian informasi menurut Pannen (1990) adalah pencarian dan penggunaan informasi adalah keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu dan menemukan dirinya pada suatu keadaan dimana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak.17
Proses pencarian informasi adalah kegiatan pengumpulan informasi sebagai sesuatu yang kemudian diasimilasikan ke dalam struktur pengetahuan seseorang.
15
http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/10/prilaku-pencarian-dalam-memenuhi-kebutuhan-informasi-bagian-2/ diakses pada 10 Juli 2012 pukul 23.50 WIB
16
http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/10/prilaku-pencarian-dalam-memenuhi-kebutuhan-informasi-bagian-2/ diakses pada 13 Juli 2012 pukul 8.16 WIB
17
http://funnymustikasari.wordpress.com/2010/07/26/perilaku-pencarian-informasi/ diakses pada tanggal 9 September 2012 pukul 09.00.
Dari sini lah terlihat bagaimana teori tentang kognisi menjadi bagian dari proses interaksi pemakai dengan sistem informasi, dan bagaimana struktur kognitif pemakai berubah menjadi informasi yang ditemukan.18
Dengan demikian pencarian informasi merupakan kegiatan mencari, mengumpulkan dan memakai informasi yang dibutuhkan oleh orang tua anak
Down Syndrome dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi orang tua yang berkenaan dengan anak Down Syndrome.
Proses pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya. Keadaan awal orang tua anak Down Syndrome mengalami kondisi dimana sadar bahwa orang tua membutuhkan informasi mengenai anak Down Syndrome, tetapi masih ragu terhadap inti permasalah dari anak Down Syndrome karena orang tua merasa kurang terhadap pengetahuan yang orang tua butuhkan. Tahap selajutnya orang tua akan melakukan pemilihan informasi secara selektif yang berhubungan dengan keadaan anak Down Syndrome. Setelah melakukan pemilihan informasi, orang tua akan siap memulai penelusuran dan menentukan sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi orang tua anak Down Syndrome. Proses penelusuran sumber infomasi merupakan paling sulit karena orang tua anak Down Syndrome belum mampu menyatakan mengenai informasi yang dibutuhkan dengan tepat. Setelah mampu mengendalikan tahap penelusuran, maka perasaan tidak pasti orang tua anak Down Syndrome mulai mengikis dan kepercaaan diri mulai meningkat. Ketika pola pikir orang tua anak Down Syndrome lebih jelas
18
http://encangsaepudin.wordpress.com/2009/01/10/prilaku-pencarian-dalam-memenuhi-kebutuhan-informasi-bagian-2/ diakses pada 13 Juli 2012 pukul 8.16 WIB
dan terpusat pada masalah yang ditekuni maka pemakaian informasi menjadi efektif dan efisien. Diakhir pencarian informasi maka akan muncul suatu perasaan puaas atau kecewa.
2.3.1. Faktor Pencarian Informasi
Terciptanya suatu kebutuhan terhadap informasi tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Wilson yang dikutip oleh Pendit, ada beberapa faktor yang akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi yaitu :19
1. Kondisi psikologis seseorang.
Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira
2. Demografis.
Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup dan berkegiatan. Kita dapat menduga bahwa kelas sosial juga dapat mempengaruhi perilaku informasi seseorang, walau mungkin pengaruh tersebut lebih banyak ditentukan oleh akses seseorang ke media perantara. Perilaku seseorang dari kelompok masyarakat yang tak memiliki akses ke internet pastilah berbeda dari orang yang hidup dalam fasilitas teknologi melimpah. 3. Peran seseorang di masyarakatnya.
Khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi. Misalnya, peran menggurui yang ada di kalangan dosen akan menyebabkan perilaku informasi berbeda dibandingkan perilaku mahasiswa yang lebih banyak berperan sebagai pelajar. Jika kedua orang ini berhadapan dengan pustakawan, peran-peran mereka akan ikut mempengaruhi cara mereka bertanya, bersikap, dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi.
4. Lingkungan.
Dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas.
5. Karakteristik sumber informasi.
19
Pendit, Putu Laxman. 2003. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi Epistemologi dan Matodologi. Jakarta: JIP-FSUI. Hal 3-4
Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi. Berkaitan dengan butir 2 di atas, orang-orang yang terbiasa dengan media elektronik dan datang dari strata sosial atas pastilah menunjukkan perilaku informasi berbeda dibandingkan mereka yang sangat jarang terpapar media elektronik, baik karena keterbatasan ekonomi maupun karena kondisi sosial-budaya
Kelima faktor di atas, menurut Wilson akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya orang tua anak Down Syndrome mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi. Kondisi psikologis orang tua akan mempengaruhi perilaku pencarian informasi orang tua, orang tua yang tenang akan mudah mengakses informasi, berbeda dengan orang tua yang risau atau tertekan saat mencari informasi. Demogarafis, keadaan sosia-budaya, kelas sosial orang tua akan mempengaruhi perilaku pencarian informasi, orang tua yang tinggal di pedesaan akan berbeda dengan orang tua yang tinggal di perkotaan khususnya dalam hal mengakses media. Peran seseorang di masyarakatnya dan lingkungan, orang tua dan lingkungan sekitarnya akan mempengaruhi pencarian informasi. Orang tua anak Down Syndrome yang dikelilingi lingkungan yang mendukung tentunya akan lebih mudah mendapatkan informasi dibandingkan dengan orang tua yang tidak mendapat dukungan dari lingkunganya. Karateristik sumber informasi, orang tua yang terbiasa mengakses media eletronik dan datang dari strata sosial atas pastilah memiliki kemudahan dalam mengakses sumber infromasi dibandingkan orang tua anak Down Syndrome yang jarang terpapar media cetak maupun media elektronik, baik karena keterbatasan ekonomi maupun karena kondisi sosial-budaya.
Faktor lain yang juga ikut menentukan perilaku pencarian orang tua yaitu bagaimana pandangan orang tua terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh
jika ia benar-benar melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan yaitu hambatan yang dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan diantaranya biaya, kemudahan akses, waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.