• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Non Performing Loan (NPL)

2.4.3 Pencegahan dan Penanganan Non Performing Loan

Pencegahan dan penanganan kredit bermasalah bermanfaat untuk mencegah kondisi yang lebih buruk dan meminimalkan potensi kerugian, Manurung (2004). 1. Pencegahan kredit bermasalah

Jika faktor-faktor eksternal dapat diprediksi dengan syarat tepat, maka kredit bermasalah dapat dicegah. Namun karena dalam dunai nyata manusia tidak

37

mampu secara akurat memprediksi masa depan, maka yang dapat dilakukan adalah menurunkan persentase kemungkinan terjadinya kredit bermasalah. Langkah yang dilakukan dalam pencegahan kredit bermasalah, sebagai berikut: a. Penyempurnaan organisasi dan manajemen

Mencakup penyederhanaan namun merupakan penguatan organisasi karena mekanisme pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan efisien. Pemisahan antara pengelola dengan pemilik bank merupakan syarat mutlak bagi peningkatan kualitas manajemen.

b. Peningkatan kualitas SDM

Kualitas SDM yang paling perlu ditingkatkan terutama adalah SDM yang banyak berkomunikasi dengan nasabah dalam rangka memonitor kredit. Peningkatan kualitas SDM juga sebaiknya diimbangi dengan peningkatan gaji/balas jasa dan kesejahteraan.

c. Strategi out sourcing

Sebaiknya bank menggunakan sesedikit mungkin pegawai tetap yang tidak langsung berkaitan dengan bisnis utamanya. Untuk itu bank dapat menggunakan tenaga-tenaga luar dengan sistem sewa atau kontrak. Dengan demikian bank dapat menekan biaya tetap.

2. Penanganan Kredit Bermasalah

Ada cukup banyak langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani kredit bermasalah.

38

a. Konsultasi dan Bantuan Teknis

Konsultasi dan bantuan teknis dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan debitur dalam pengelolaan usaha, mencakup antara lain pengelolaan penjualan, koleksi piutang, produksi, distribusi.

b. Penjadwalan Ulang (Rescheduling)

Bank memberikan kelonggaran waktu pelunasan kredit dengan cara menyusun ulang jadwal pelunasan. Penjadwalan kembali sebaiknya dilakukan untuk usaha-usaha yang masih mempunyai prospek, tetapi menjadi tidak lancar karena faktor eksternal dan atau kesalahan manajemen yang diperkirakan masih dapat diperbaiki.

3. Rekondisi (Reconditioning)

Rekondisi dilakukan dengan cara mengubah syarat-syarat kredit dalam rangka meningkatkan kemampuan membayar kredit. Beberapa hal yang dapat ditawarkan anatar lain adalah:

a. Kapitalisasi bunga, yaitu mengubah bunga menjadi utang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai batas waktu tertentu. c. Penurunan tingkat bunga.

4. Restrukturisasi (Restructing)

Restrukturisasi dapat dilakukan antara lain dengan: a. Peninjauan kembali syarat-syarat kredit.

b. Pembatasan rencana ekspansi perusahaan yang disesuaikan dengan kenyataan.

39

c. Memperbaiki struktur pendanaan. d. Menekan biaya-biaya tetap. e. Penambahan modal.

f. Penambahan pinjaman. 5. Merjer (Merger)

Merjer (merger) dapat merupakan salah satu pilihan untuk menangani kredit bermasalah. Melalui merjer, debitur yang bermasalah digabung dengan perusahaan yang lain dalam rangka menghasilkan sinerji.

6. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan dilakukan bila memang usaha debitur sudah tidak dapat diselamatkan lagi. Penyitaan jaminana dilakukan melalui prosedur hukum.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis pengaruh portopolio kredit terhadap profitabilitas, dapat dilihat pada Tabel Theoritical Mapping Daftar Peneliti Terdahulu berikut ini, yaitu:

40

Tabel 2.2. Theoritical Mapping Daftar Peneliti Terdahulu No. Nama Peneliti

Terdahulu (Tahun)

Topik Variabel yang

digunakan

Hasil yang diperoleh 1. 2. Amalia Savitri (2005) Firdaus Furywardhana (2005) Evaluasi implementasi penyertaan sementara sebagai alternatif penyelesaian kredit bermasalah (Studi kasus PT.XYZ di Bank BNI) Evaluasi Non Performing Loan (NPL) pinjaman qardhul hasan pada Bank BNI Syariah

- variabel tak bebas: Valuasi saham PT. XYZ - variabel bebas: Non Performing Loan (NPL) - variabel tak bebas: karakter, referensi, payment, dan purpose

Dari hasil analisa terhadap kinerja PT. XYZ di Bank BNI disimpulkan bahwa gejala kredit bermasalah disebabkan gejala finansial akibat faktor intern dan ekstern (krisis ekonomi). Dengan membandingkan value of firm hasil valuasi tahun 2004 dan 2002, dan nilai buku perusahaan tahun 2004 menunjukkan prospek usaha PT. XYZ berkurang dan penurunan kinerja. Hal ini memberikan indikasi bahwa penyertaan sementara yang dilakukan pada tahun 2002 dengan tujuan menurunkan tingkat NPL PT. XYZ tidak efektif karena adanya tunggakan pokok kredit luar negeri dan permohonan restrukturisasi kredit modal kerja dan hutang LC (Letter of Credit) yang telah jatuh tempo.

Dari hasil analisis diungkapkan bahwa karakter, referensi dan payment terbukti memberikan kontribusi terhadap perubahan NPL, karakter yang baik dan referensi yang objektif serta payment yang semakin baik mampu menurunkan rasio NPL.

41

No. Nama Peneliti Terdahulu

(Tahun)

Topik Variabel yang

digunakan

Hasil yang diperoleh

3. Haryanto, Hendri (2008) Pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas bank pada bank

umum swasta

nasional non devisa di Indonesia - variabel tak bebas: Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) - variabel bebas: ROA (Return On Assets)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serentak Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, rasio PPAP terhadap aktiva produktif, dan rasio BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank baik pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa maupun BUSN Non Devisa. Sementara itu, hasil uji t pada BUSN Devisa menunjukkan bahwa NPL dan rasio PPAP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas bank, sedangkan LDR mempunyai pengaruh yang positif tidak signifikan. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank dan BOPO mempunyai pengaruh yang negatif signifikan. Pada BUSN Non Devisa diperoleh bahwa NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas bank dan LDR mempunyai pengaruh yang positif tidak signifikan. Sementara itu, variabel CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank, sedangkan BOPO dan rasio PPAP mempunyai pengaruh yang negatif signifikan.

42

No. Nama Peneliti Terdahulu

(Tahun)

Topik Variabel yang

digunakan

Hasil yang diperoleh

4. 5. Noptri S. Hutabarat (2001) Ernita Rosmika (2005) Pengaruh portofolio kredit terhadap profitabiltas yang dinyatakan dalam bentuk ROA dan ROE baik secara partial maupun simultan Analisis rasio keuangan dalam memprediksi potensi kebangkrutan perusahaan perbankan di Indoneisa - variabel tak bebas: ROA dan ROE

- variabel bebas: portofolio kredit (kredit

wholesale, kredit midlle dan kredit retail) - variabel tak bebas: Rasio keuangan bank metode Altman - variabel bebas: Potensi kebangkrutan perbankan

Berdasarkan analisis korelasi antara pembentuk profitabilitas (Profit Margin/PM, Asset Utilization/AU dan Total Equity/TE) dengan profitabillitas (ROA dan ROE) maka ROA terhadap PM dan TE menunjukkan pengaruh yang kuat atau positif dan terhadap AU berpengaruh negatif, sedangkan ROE terhadap PM, TE dan AU menunjukkan hubungan yang lemah. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kredit retail yang berpengaruh positip terhadap ROA, sedangkan kredit middle berpengaruh positip terhadap ROE.

Dalam pengujian ini metode Altman masih relevan untuk digunakan. Dari 5 variabel Altman, hanya 3 yang mempunyai kontribusi pada variabel terikat yaitu X1, X4 dan X5. Kontribusi yang paling dominan adalah X5

(X1=Working capital to total asset, X2=Retained Earning to total asset,

X3=Earning before interest and taxes to total aset, Lanjutan Tabel 2.2

Dokumen terkait