• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Portofolio dan Diversifikasi Kredit

Portofolio adalah investasi (paling sedikit dua aset) di mana investor akan memilihnya, Margaretha (2007). Investasi dilakukan dengan lebih dari dua aset, untuk diversifikasi dan mengurangi resiko yang akan terjadi. Alasan untuk bentuk sederhana ini investor menginginkan risiko yang lebih kecil karena bila ada satu penurunan aset dan aset lainnya akan mempunyai keuntungan, dengan kata lain akan memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi kerugian atau resiko.

Menurut Samsul (2006), portofolio keuangan adalah investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di bursa efek dan pasar uang dengan tujuan menyebarkan semua perolehan return dan kemungkinan resiko.

Diversifikasi kredit terdiri dari berbagai jenis. Rivai (2006) mengelompokkan portofolio kredit sebagai berikut:

1. Jenis kredit dilihat dari jangka waktu, terdiri dari:

a. Short term credit (kredit jangka pendek) ialah suatu bentuk kredit yang berjangka waktu musimam satu tahun.

b. Intermediate term credit (kredit jangka waktu menengah) ialah satu bentuk kredit yang berjangka waktu dari satu tahun sampai tiga tahun.

c. Long term credit (kredit jangka panjang) ialah satu bentuk kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

d. Demand loan atau call loan ialah suatu bentuk kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali.

24

2. Jenis kredit dilihat menurut lembaga yang menerima kredit

a. Kredit untuk badan usaha pemerintah/daerah, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki pemerintah.

b. Kredit untuk badan usaha swasta, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan/badan usaha yang dimiliki swasta.

c. Kredit perorangan, yaitu kredit yang diberikan bukan perusahaan, tetapi kepada perorangan.

d. Kredit untuk bank koresponden, lembaga pembiayaan dan perusahaan asuransi, yaitu kredit yang diberikan kepada bank koresponden, lembaga pembiayaan dan perusahaan asuransi.

3. Jenis kredit dilihat menurut tujuan penggunaan

a. Kredit modal kerja/kredit eksploitasi adalah kredit untuk modal kerja perusahaan dalam rangka pembiayaan aktiva lancar perusahaan, seperti pembelian bahan baku/mentah, bahan penolong/pembantu, barang dagangan, biaya eksploitasi barang modal, piutang dan lain-lain.

b. Kredit investasi adalah kredit (berjangka menengah atau panjang) yang diberikan kepada usaha-usaha guna merehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik.

c. Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/ perorangan (termasuk karyawan bank sendiri) untuk keperluan konsumsi

25

berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa atau dengan cara lain.

4. Jenis kredit menurut sektor ekonomi

a. Sektor kredit pertanian, perburuhan dan sarana pertanian. b. Sektor pertambangan.

c. Sektor perindustrian. d. Sektor listrik gas dan air. e. Sektor konstruksi.

f. Sektor perdagangan, restoran dan hotel.

g. Sektor pengangkutan, pergudangan, dan komunikasi. h. Sektor jasa-jasa dunia usaha.

i. Sektor jasa-jasa sosial/masyarakat. l. Sektor lain-lain.

5. Jenis kredit menurut sifat

a. Kredit atas dasar transaksi satu kali (eenmalig) adalah kredit jangka pendek untuk pembiayaan suatu transaksi tertentu, yang disebut juga kredit sekali tarik karena penarikan kredit hanya satu kali selama jangka waktu kredit sehingga harus lunas dan berakhir secara otomatis pada saat transaksi selesai. b. Kredit atas dasar transaksi berulang (revolving) adalah kredit jangka pendek

yang diberikan kepada nasabah untuk usaha yang merupakan suatu seri transaksi yang sejenis.

26

c. Kredit atas dasar transaksi plafon terikat adalah kredit yang diberikan dengan jumlah dan jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk dipergunakan sebagai tambahan modal kerja bagi suatu unit produksi atas dasar penilaian kapasitas produksi/kebutuhan modal kerja di mana maksimum kredit yang diberikan terikat kepada kapasitas produksi normal dan atau realisasi penjualan (omzet). d. Kredit atas dasar transaksi plafon terbuka adalah kredit untuk kebutuhan

modal kerja di mana maksimum kredit yang diberikan tidak terikat pada kapasitas produksi normal ataupun realisasi penjualan (omzet).

e. Kredit atas dasar penurunan plafon secara berangsur-angsur (aflopend plafond) adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang pelunasannya harus dilaksanakan secara berangsur sesuai dengan jadwal pelunasan yang telah disetujui/ditentukan oleh bank.

6. Jenis kredit yang disalurkan menurut bentuk

a. Cash loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada nasabahnya sehingga dengan pemberian fasilitas cash loan ini, bank telah menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan ketentuan yang ada dalam perjanjian kreditnya.

b. Non – cash loan adalah fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai.

7. Jenis kredit menurut sumber dana a. Kredit dengan dana bank sendiri.

27

b. Kredit dengan dana bersama-sama dengan bank lain (sindikasi, konsorsium, joint financing, KLBI).

c. Kredit dengan dana dari luar negeri (offshore, two step loan, project aid). 8. Jenis kredit menurut wewenang pemutus yakni wewenang di kantor cabang atau

di kantor pusat.

9. Jenis kredit menurut sifat fasilitas

a. Commited facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis, bank berkewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang diperjanjikan, kecuali terjadi suatu peristiwa yang memberi hak kepada bank untuk menarik kembali/menangguhkan fasilitas tersebut sesuai surat atau dokumen lainnya. b. Uncommited facility adalah suatu fasilitas yang secara yuridis, bank tidak

mempunyai kewajiban untuk memenuhinya sesuai dengan yang telah diperjanjikan.

10. Jenis kredit menurut akad

a. Pinjaman dengan akad kredit adalah pinjaman dengan suatu perjanjian kredit tertulis antara bank dan nasabah, yang antara lain mengatur besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka waktu, jaminan, cara-cara pelunasan, dan sebagainya.

b. Pinjaman tanpa akad kredit adalah pinjaman yang disertai suatu perjanjian tertulis.

28

11. Jenis kredit berdasarkan transaksi luar negeri

a. Two step loan (TSL) adalah suatu pinjaman yang diperoleh Pemerintah RI dari lenders (lembaga keuangan) di luar negeri.

b. Buyer’s credit (export credit) adalah suatu fasilitas yang diberikan kepada importir (buyers) yang disediakan oleh bank-bank di luar negeri untuk pembiayaan impor/pembelian barang (khususnya barang modal) yang berasal dari negara bank pemberi fasilitas di luar negeri.

c. Onshore loan adalah pemberian kredit dalam valuta asing yang dananya umumnya dikelola Divisi Treasury.

d. Offshore loan adalah pinjaman yang menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap luar negeri baik valuta asing ataupun valuta rupiah.

12. Jenis kredit sindikasi adalah suatu pembiayaan bersama terhadap suatu objek kredit oleh beberapa bank/lembaga pembiayaan, baik pembiayaan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang di mana resiko kredit ditanggung bersama oleh bank/lembaga pembiayaan pemberi kredit.

13. Jenis kredit konsorsium dan joint financing

a. Kredit konsorsium merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang pembiayaannya dilaksanakan secara bersama biasa antar sesama bank- bank pemerintah, meskipun tidak tertutup kemungkinan dengan bank swasta besar.

29

b. Joint financing merupakan suatu cara pembiayaan kredit yang dilaksanakan secara bersama-sama antara bank-bank nasional (bank pemerntah/bank pemerintah daerah atau bank swasta) dengan bank-bank asing.

14. Jenis kredit-kredit kelolaan yaitu kredit yang bersifat channeling (penatausahaan) atas pinjaman yang diberikan oleh pemerintah atau Bank Indonesia kepada BUMN, BUMD dan pemerintah daerah (Pemda), seperti:

a. Project AID adalah penerusan pinjaman yang disalurkan oleh pemerintah kepada proyek (BUMN, BUMD dan Pemda).

b. Non Project AID yakni pinjaman dari pemerintah untuk pembiayaan berupa cash program.

15. Jenis kredit imfas, usance L/C (Letter of Credit), standby L/C dan SKBDN

a. Imfas sight adalah fasilitas impor dengan L/C yang diberikan oleh bank kepada nasabah berupa penangguhan pembayaran sampai dengan barang/ dokumen tiba.

b. Usance L/C adalah fasilitas impor dengan L/C yang mengandung syarat pembayaran berjangka (time draft) yang dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan fasilitas penangguhan pembayaran yang diperoleh dari luar negeri.

c. Standby L/C adalah jaminan khusus yang diterbitkan oleh bank atas permintaan nasabah untuk menjamin pihak beneficiary.

30

d. SKBN (Surat Kredit Berdokumen dalam Negeri), dulu dikenal dengan L/C yang dipergunakan untuk pembelian barang-barang dalam negeri (di wilayah Indonesia).

Di dalam konsep investment decision, bank secara parsial, maka kredit di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dibagi berdasarkan segmentasi debitur yang ditetapkan atas dasar sales dan maksimum kredit. Ketentuan ini telah ditetapkan oleh komite kredit dan dituangkan dalam CPC (Commitee Policy Credit) PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. No. 104 tanggal 21 Desember 2004, dan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Segmentasi Debitur

Segmen Individual Group

Sales Maks. Kredit Sales Maks. Kredit

WHOSALE > 200 > 100 > 400 > 150

MIDDLE > 20 s/d < 200 > 10 s/d < 100 > 40 s/d < 400 > 15 s/d < 150

RETAIL < 20 < 10 < 40 < 15

Penetapan segmentasi debitur didasarkan atas pemenuhan kriteria sebagai berikut:

1. Debitur indiviual

Apabila debitur telah memenuhi salah satu kriteria segmentasi yang lebih tinggi, maka pengelolaan debitur tersebut harus dialihkan ke segmen yang lebih tinggi.

31

2. Debitur group

Apabila total secara group debitur telah memenuhi salah satu kriteria segmentasi yang lebih tinggi, maka pengelolaan group debitur tersebut harus dialihkan ke segmen yang lebih tinggi, dan apabila salah satu anggota group maksimum kredit atau salesnya telah memenuhi kriteria segmen yang lebih tinggi, maka pengelolaan debitur tersebut harus dialihkan ke segmen yang lebih tinggi.

Dokumen terkait