• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Upaya-upaya untuk Menjaga Eksistensi Tanah Ulayat di Kabupaten Nias Selatan

1. Pendaftaran Tanah Milik Kabupaten Nias Selatan

Untuk menjaga eksistensi tanah milik Kabupaten Nias Selatan tersebut para pengurus sudah mulai mengambil beberapa tindakan yaitu dengan mendata tanah- tanah yang merupakan milik pura dan kemudian mendaftarkannya. Tanah milik Kabupaten Nias Selatan yang telah didata tersebut juga disebutkan dalam peraturan di setiap desa pakraman yang tujuannya agar jelas yang mana merupakan tanah milik Kabupaten Nias Selatan, karena sebelumnya terdapat tanah-tanah ulayat (tanah adat) Kabupaten Nias Selatan yang tidak ada buktinya secara tertulis, hanya pengakuan dari masyarakat saja.

156

Erman Rajagukguk, Pemahaman Rakyat Tentang Hak Atas Tanah, (Jakarta : Penerbit Prisma, 1979), hal 40.

Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan juga ikut mendukung eksistensi dari tanah-tanah milik masyarakat tersebut. Tindakan nyata dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan yaitu dengan mengadakan pendaftaran tanah milik masyarakat yang seluruh biayanya ditanggung pemerintah, program ini dilakukan setiap tahun.157

Keberadaan Tanah Ulayat kerap kali dianggap sebagai penghambat bagi pembangunan di Kabupaten Nias Selatan. Dalam artian, apabila masyarakat tidak dilibatkan dalam kegiatan pembangunan tersebut, pelaksanaan pembangunan yang dianggap sebagai wujud dari pertumbuhan dan perkembangan ekonomi sering ditolak masyarakat kaum yang enggan tanah moyangnya dikuasai dan diolah pihak luar (dalam hal ini umpamanya investor), lebih memilih tetap hidup dengan cara yang tradisional dan memegang teguh adatnya. Tetapi, bukankah cara seperti ini merupakan perwujudan dari upaya masyarakat Nias Selatan menjaga lingkungan alamnya dengan cara konservasi melalui aturan adat di tanah ulayat itu. Karena Tanah Ulayat bukan milik perorangan.158

Adapun pendaftaran itu akan diselenggarakan dengan mengingat pada kepentingan serta keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi dan kemungkinan-kemungkinan dalam bidang personal dan peralatan. Oleh karena itu maka akan didahulukan penyelenggaraannya di kota-kota untuk lambat laun meningkatkan pada kadaster yang meliputi seluruh wilayah Negara.159

157

Kuasa Dakhi, Wawancara, Si‟ulu mbanua (bangsawan) ketua adat Desa dan Kepala Desa Hilimaenamolo (Nisel, 16 Desember 2013).

158

Fauduni Wau, Wawancara, Sekdes Botohilitano dan Hilimaenamolo (Nisel, 17 Desember 2013).

159

Badriyah Harun, Solusi Sengketa Tanah dan Bangunan, Cetakan Pertama, (Jakarta : Penerbit Pustaka Yustisia, 2013), hal 33.

Pendaftara tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN), dimana pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan (Kantor Pertanahan). Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala BPN.

Pendaftaran tanah dilakukan untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak- hak atas tanah, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 9 Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar UUPA, pemerintah wajib menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia dan mengharuskan kepada pemegang hak atas tanah untuk mendaftarkan.

Pendaftaran tanah di Indonesia dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tentang pendaftaran tanah yang kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah yang merupakan penyempurnaan dari ruang lingkup kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang meliputi: pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah, pendaftaran dan peralihan hak atas tanah serta pemberian tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat.160

Pendaftaran tanah terdapat manfaat bagi dua pihak, yaitu pemerintah dan pemegang hak. Bagi pemegang hak atas tanah, pendaftaran tanah bermanfaat memberikan rasa aman, memudahkan melakukan peralihan hak atas tanah, dapat dijadikan jaminan utang dan lain-lain. Sementara, bagi pemerintah pendaftaran tanah bermanfaat untuk terciptanya suatu pusat informasi mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai

160 Kurniawan Ghazali, Cara Mudah Mengurus Sertifikat Tanah, Cetakan Pertama, (Bandung : Penerbit, Kata Pena, 2013), hal 65.

bidang-bidang tanah. Selain itu juga, pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan.

Pelaksanan pendaftaran tanah meliputi:161 a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali b. Pemeliharaan data pendaftaran tanah

Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran tanah atau Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah. Sedangkan pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.

Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui dua cara yaitu pertama-tama secara sistematik yang meliputi wilayah satu desa atau kelurahan atau sebagiannya yang terutama dilakukan atas prakarsa Pemerintah dan yang kedua secara sporadik, yaitu pendaftaran mengenai bidang-bidang tanah atas permintaan pemegang atau penerima hak yang bersangkutan secara individual atau masal.

Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan.

161 Jayadi Setiadibudi, Panduan Lengkap Mengurus Tanah Rumah serta Segala Perizinannya, Cetakan Pertama, ( Yogyakarta : Penerbit Buku Pintar, 2013), hal 72.

Sedangkan pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara invidual atau missal.

Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi:162 a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik

b. Pembuktian hak dan pembukuannya c. Penerbitan sertifikat

d. Penyajian data fisik dan data yuridis e. Penyimpanan daftar umum dan dokumen

Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi:163 a. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak

b. Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lain-lain

Pengaturan dalam pendaftaran tanah mengenai prosedur pelepasan hak atas tanah. Berdasarkan ketentuan Pasal 131 ayat (3) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 tahun 1997 ditentukan bahwa pelepasan hak atas tanah oleh pemegangnya dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:164

a. Akta notaris yang menyatakan bahwa pemegang yang bersangkutan melepaskan hak tersebut,

b. Surat keterangan dari pemegang hak bahwa pemegang hak yang bersangkutan melepaskan hak tersebut yang dibuat di depan dan disaksikan oleh camat letak tanah yang bersangkutan,

c. Surat keterangan dari pemegang hak bahwa pemegang hak yang bersangkutan melepaskan hak tersebut, yang dibuat di depan dan disaksikan oleh kepala kantor pertanahan,

d. Apabila pemegang hak melepaskan haknya dalam rangka pembaharuan atau perubahan hak, maka permohonan dari pemegang hak untuk memperoleh pembaharuan atau perubahan hak tersebut berlaku sebagai surat keterangan melepaskan hak yang dapat dijadikan dasar pendaftaran terhapusnya hak,

162 Ibid, hal 74.

163 Ibid. 164

Wirahadi Prasetyono, Cara Mudah Mengurus Surat Tanah dan Rumah, ( Yogyakarta : Cetakan Pertama, Penerbit FlashBooks, 2013), hal 45.

e. Apabila pemegang hak milik mewakafkan tanahnya, maka akta ikrar wakaf berlaku sebagai surat keterangan melepaskan haknya.

Pendaftaran tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa

Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan ada yang dilakukan secara sporadik (dengan biaya sendiri) dan ada juga yang melalui program pemerintah pemerintah dimana seluruh biaya ditanggung pemerintah. Untuk mendaftarkan tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa

Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan awalnya pihak pengurus pura atau pihak yang diberi kuasa untuk mendaftarkan mengajukan permohonan kepada Kantor Pertanahan. Tanah-tanah milik Desa Botohilitano

Kecamatan Fanayama dan Desa Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan yang akan didaftarkan ada yang tidak memiliki bukti kepemilikan dan ada juga yang memiliki bukti tertulis atas nama desa sendiri atas nama penggarap tanah tersebut. Tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa

Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan merupakan tanah yang berasal dari hak-hak lama (tanah ulayat), maka dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut, mengenai hal ini diatur dalam Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 jo Pasal 76 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3, oleh karena itu maka permohonan pendaftaran tanah pura harus juga disertai dengan dokumen asli yang membuktikan adanya hak yang bersangkutan, dokumen-dokumen tersebut.

Hukum tanah nasional memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah oleh siapapun dan untuk

keperluan apapun, harus dilandasi hak atas tanah yang disediakan oleh hukum tanah nasional. Kemudian bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang berlandaskan hak yang disediakan oleh hukum tanah nasional dilindungi oleh hukum terhadap gangguan-gangguan dari pihak manapun, baik oleh sesama anggota masyarakat maupun oleh pihak penguasa sekalipun jika gangguan tersebut tidak ada landasan hukumnya. Asas ini sangat penting difahami karena di dalamnya mengandung prinsip hak atas tanah.165

Proses pendaftaran tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo di Kabupaten Nias Selatan ada beberapa masalah yang timbul. Permasalahan tersebut antara lain :

a. Adanya tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa

Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan yang akan didaftarkan tetapi telah dikuasai oleh pihak lain, bahkan ada yang sudah bersertifikat atas nama perorangan;

b. Tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan yang digarap oleh orang lain selama bertahun-tahun dan atas tanah tersebut atau SPPT dengan atas nama penggarap, sehingga pada saat mendaftarkan harus ada pernyataan dari orang yang namanya tertulis atau SPPT tersebut bahwa tanah tersebut memang milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa Hilimaenamolo Kecamatan

Maniamolo Kabupaten Nias Selatan;

165 L. Sujadi dan Supardjo, Hukum Tanah Nasional Edisi Pertama, (Depok : Badan Penerbit FHUI, 2011), hal. 171.

c. Adanya tanah milik Desa Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa

Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo yang tidak memiliki bukti hak tertulis sehingga susah dalam menentukan batas-batasnya.

d. Masalah biaya pendaftaran.

Berdasarkan hambatan-hambatan tersebut diatas pihak Kantor Pertanahan hanya bisa menyarankan untuk melakukan musyawarah antara pihak Desa

Botohilitano Kecamatan Fanayama dan Desa Hilimaenamolo Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan dengan pihak yang merasa memiliki tanah, jika musyawarah tidak berhasil maka akan diteruskan melalui pengadilan.

Pendaftaran tanah milik adat untuk pertama kali yang terjadi di Kabupaten Nias Selatan adalah tanah milik adat yang telah didaftarkan manjadi hak milik, dan pendaftran hak milik adat ini terdiri dari dua cara yaitu:

a. Pengakuan Hak. b. Penegasan Hak

Pelaksanaan pendaftaran tanah hak milik adat di Kabupaten Nias Selatan sering juga ditemui beberapa kendala atau hambatan di antaranya adalah :

a. Sering timbulnya sanggahan atau keberatan dari pihak-pihak lain terhadap proses pendaftaran tanah yang dilaksanakan karena mereka menganggap lebih berhak terhadap tanah yang dimohon, hal tersebut disebabkan karena tanah hak milik adat di Kabupaten Nias Selatan ini umumnya berasal dari pusako tinggi (harta milik bersama),

b. Pada umumnya pemohon sulit dalam melengkapi persyaratan permohonan pendaftaran tanah, hal ini disebabkan karena untuk surat pernyataan penguasaan

fisik bidang tanah (sporadik), harus memasukkan banyak unsur adat didalamnya baik sebagai saksi, pembenar maupun mengetahui,

c. Rendahnya pemahaman dari masyarakat tentang hukum dibidang pertanahan, d. Sulitnya membatasi silsilah ranji keturunan pada kaum tersebut,

e. Dalam melaksanakan pengukuran sering tidak mengikut sertakan pihak yang terkait .

f. Kurangnya tenaga teknis pengukuran dan tenaga administrasi pada Kantor Pertanahan, sehingga dapat juga menghambat proses pendaftaran tanah.

Adapun upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendaftaran tanah pertama kali di Kabupaten Nias Selatan, maka pihak Kantor Pertanahan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau pemohon, karena pemahaman masyarakat di bidang hukum pertanahan sangat minim.