• Tidak ada hasil yang ditemukan

Air merupakan zat gizi essensial yang sangat penting bagi tubuh manusia. Setiap harinya, tubuh membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak dibanding zat gizi lainnya. Tubuh orang dewasa mengandung 35-45 liter air, yang akan membentuk 50-70% berat tubuh. Sebanyak tiga perempat dari berat tubuh adalah air yang terdapat pada lean mass, sedangkan seperempat bagian lainnya adalah lemak. Air di dalam tubuh manusia merupakan suatu cairan yang memainkan peranan yang sangat penting. Beberapa fungsi penting air menurut Mann dan Stewart (2007) adalah sebagai pengangkut zat gizi, berperan dalam reaksi metabolisme, sebagai pelarut vitamin dan mineral, mengatur suhu tubuh, serta mengatur tekanan darah. Fungsi tersebut sangat berhubungan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Artinya, mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup akan sangat bermanfaat bagi tubuh untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

Menurut Hydration for Health (2010), tubuh kehilangan setidaknya 2.6 liter air melalui proses pernapasan, keringat, feses, dan urin. Kehilangan air tersebut harus digantikan dengan mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan air bagi setiap individu berbeda-beda. Menurut Praboprastowo dan Dwiriani (2004), besarnya kebutuhan air dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu dan kelembaban lingkungan, serta aktivitas fisik. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari air minum itu sendiri dan minuman lainnya, air yang berasal dari bahan pangan, serta air yang dihasilkan oleh proses metabolisme (air metabolik). Bahan pangan yang dikonsumsi setiap harinya akan menyumbang sekitar 700-1000 mL air. Hasil metabolisme akan menghasilkan 200-300 mL air. Semakin banyak energi dari karbohidrat yang dihasilkan maka akan semakin banyak air metabolik yang dihasilkan. Adapun air dari minuman yang biasa dikonsumsi adalah sekitar 550-1500 mL (Mann & Stewart 2007).

Selain minuman, asupan makanan juga harus selalu diperhatikan pemenuhannya agar kebutuhan tubuh akan zat gizi dapat terpenuhi. Makanan yang dikonsumsi seseorang dapat ditentukan mutunya dengan mutu gizi asupan pangan (MGP). MGP diartikan sebagai persentase konsumsi zat gizi terhadap kecukupan atau kebutuhannya. Penentuan mutu gizi asupan pangan didasarkan pada jumlah zat gizi yang tersedia untuk dikonsumsi relatif terhadap kebutuhan dan nilai biologisnya (Hardinsyah & Atmojo 2001, Jadhav & Vali 2010).

Usia dewasa merupakan usia yang paling produktif dibanding usia lainnya dalam life cycle. Wanita dewasa selain aktif, juga sangat memperhatikan kecantikan tubuh, yang salah satunya dapat dilihat dari kondisi kulit. Asupan zat gizi termasuk air menjadi perhatian penting akhir-akhir ini dalam kaitannya dengan upaya menjaga kesehatan dan kecantikan. Berdasarkan beberapa penelitian, meminum air dalam jumlah yang cukup memberikan efek positif terhadap kondisi kulit. Air yang dikonsumsi dan diserap tubuh akan melindungi dan melembabkan kulit yang kering (Hamidin 2010). Selain itu, pada tahapan usia dewasa, seorang wanita juga akan mengalami perubahan fisiologis seperti kondisi kehamilan dan menyusui. Asupan makanan dan minuman pada tahapan usia serta kondisi fisiologis tersebut sangat berkaitan dengan kualitas hidup bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu, konsumsi makanan dan minuman dalam jumlah yang cukup pada wanita dewasa penting diperhatikan (Brown 2008).

Studi mengenai mutu gizi asupan pangan telah dilakukan di beberapa negara. Lairon (2009) telah meneliti mengenai mutu gizi asupan pangan organik di Perancis. Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Jadhav dan Vali (2010) mengenai mutu gizi asupan pangan, dalam hal ini suplemen makanan yang diberikan pada anak sekolah. Penelitian MGP juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Hardinsyah et al. (2000) dengan subjek ibu hamil dan anak balita.

Penelitian mengenai asupan air minum pernah dilakukan baik di dalam maupun luar negeri. Manz dan Wentz (2005) meneliti mengenai status hidrasi di USA dan Jerman. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa asupan air minum pada anak dan dewasa di Jerman meningkat selama 15 tahun terakhir. Sementara itu, asupan minuman penduduk USA yang berusia 20-64 tahun meningkat 10% berdasarkan Continuing Survey of Food Intakes by Individuals

tahun 1994-1996. Penelitian serupa yang dilakukan di Indonesia oleh The Indonesian Hydration Study (THIRST) dalam Santoso et al. (2011), mengungkap bahwa sebanyak 46.1% dari subyek yang diteliti mengalami kekurangan air minum atau dehidrasi ringan. Hal ini memperlihatkan bahwa masih sangat banyak orang yang tidak memperhatikan kecukupan air minumnya. Padahal meminum air dalam jumlah yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan seseorang.

Penelitian mengenai asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada wanita dewasa yang berskala nasional belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai asupan air dan mutu gizi

asupan pangan pada wanita dewasa di Indonesia agar dapat memberikan informasi serta menambah ketersediaan data mengenai asupan air dan mutu gizi asupan pangan.

Tujuan

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada wanita dewasa di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga memiliki tujuan khusus yaitu 1) Menganalisis asupan air pada wanita dewasa; 2) Menganalisis kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan air pada wanita dewasa; 3) Menganalisis mutu gizi asupan pangan pada wanita dewasa; dan 4) Menganalisis hubungan karakteristik dengan asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada wanita dewasa di Indonesia.

Kegunaan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai jumlah asupan air serta mutu gizi asupan pangan wanita dewasa di Indonesia. Berdasarkan informasi tersebut, masyarakat dapat mengambil tindakan korektif terhadap asupan air dan mutu makanan agar dapat meningkatkan kualitas hidup orang dewasa di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian ini dapat memperkaya data di Kementrian Kesehatan.

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait