• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa transisi / peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa atau tua. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria (Hariyanto, 2010. www.belajarpsikologi.com, diakses pada 29 Februari 2016 pada pukul 00.59 WIB).

Terjadinya banyak perubahan tersebut sering menimbulkan kebingungan-kebingungan atau kegoncangan-kegoncangan jiwa remaja, sehingga ada orang yang menyebutnya sebagai periode “sturm und drang” atau pubertas. Mereka bingung karena pikiran dan emosinya berjuang untuk menemukan diri sendiri, memahami dan menyeleksi serta melaksanakan nilai-nilai yang ditemui di masyarakatnya, disamping perasaan ingin bebas dari segala ikatan pun muncul dengan kuatnya. Sementara fisiknya sudah cukup besar, sehingga disebut anak tidak mau dan disebut orang dewasa tidak mampu. Tepatlah kiranya kalau ada ahli yang menyebutnya sebagai “masa peralihan” sebagaimana diungkapkan: “a period during which growing

person makes the transition from childhood to adulthood” (Jersild, dalam Mubin &

Cahyadi, 2006: 103).

Media sering memuat berita tentang remaja seperti perkelahian, tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, balapan liar, minum-minuman keras,

memperlihatkan bahwa remaja juga termasuk sebagai pelaku tindakan kriminal seperti merampok, mengedarkan narkoba, memperkosa dan lainnya.

Di tengah masyarakat modern sekarang, saat tidak semua kelompok sosial mendapatkan kesempatan yang sama untuk menapak jalan menuju kekuasaan-kekayaan, anak-anak dari kelas ekonomi terbelakang dan lemah mudah menyerap etik yang kontradiktif dan kriminal, lalu menolak konvensi umum yang berlaku; mereka menggunakan respon kriminal atau delinkuen. Maka tingkah-laku delinkuen anak-anak remaja itu merupakan reaksi terhadap kondisi sosial yang ada. Ada peristiwa pengkondisian dan proses sosialisasi pola tingkah-laku delinkuen. Tambahan lagi, masyarakat sedemikian itu banyak memprodusir tingkah-laku neurotis dan psikotis, yang bisa membuat semakin parahnya perilaku delinkuen. Jadi muncullah kemudian penyimpangan tingkah-laku remaja (Kartono, 2003:35).

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan seringkali terjadi tawuran. Biasanya, tawuran dipicu dari saling ledek antarsiswa atau aksi saling lempar. Tawuran juga tidak hanya terjadi dikalangan pelajar yang tingkat SMA saja, tetapi juga dikalangan SMP bahkan mahasiswa. Data KPAI yang menyebutkan jumlah kekerasan antar siswa meningkat tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013 total telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20 orang siswa di seluruh Indonesia. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2012 yang mencapai 147 kasus dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Tahun 2014 lalu, Komisi Nasional Perlindungan Anak sudah menerima 2.737 kasus atau 210 kasus setiap bulannya. Komnas PA bahkan memprediksi tahun 2015 angka kekerasan dengan pelaku anak-anak , termasuk tawuran antar siswa akan meningkat sekitar 12-18 persen (Anoraga, 2015. www pada pukul 15.00 WIB).

hidup serta ingin bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu juga bisa memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan sebanyak 22 persen pengguna narkoba di Indonesia adalah dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Hasil survei BNN di tiap-tiap universitas dan sekolah pada tahun 2011 itu ditaksir bisa lebih besar lagi, mengingat adanya tren peningkatan penggunaan narkoba. Artinya, dari empat juta orang di Indonesia yang menyalahgunakan narkoba, 22 persen diantaranya merupakan anak muda yang masih duduk di bangku sekolah dan universitas. Pada tahun 2011 BNN juga melakukan survei nasional perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok pelajar dan mahasiswa. Dari penelitian di 16 provinsi di tanah air, ditemukan 2,6 persen siswa SLTP sederajat pernah menggunakan narkoba, dan 4,7 persen siswa SMA terdata pernah memakai barang haram itu. Sementara untuk perguruan tinggi, ada 7,7 persen mahasiswa yang pernah mencoba narkoba (megapolitan.harianterbit.com/ diakses pada 3 Maret 2016 pada pukul 17.18 WIB).

Seluruh provinsi di Indonesia tidak ada yang bersih dari kasus narkoba. Provinsi Sumatera Utara menjadi provinsi terbesar ketiga pengguna narkotika dan zat adiktif lainnya di Indonesia setelah DKI dan DI Yogyakarta. Hasil survei BNN provinsi Sumatera Utara tahun 2013 diketahui diantara 525 siswa yang di test urinenya, 21 diantaranya terindikasi menggunakan narkoba. Hasil survei BNN diperkirakan jumlah penyalahguna mencoba memakai sekitar 807 ribu sampai 938 ribu orang, dimana sekitar 90%-nya adalah kelompok pelajar/mahasiswa. Pada tahun

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44760/5/Chapter%20I.pdf/diakses pada 1 Maret 2016 pada pukul 22.05 WIB).

Masalah pergaulan bebas juga tidak lepas dari masa remaja. Pergaulan bebas yang tidak terkendali secara normatif dan etika-moral antar remaja yang berlainan jenis, akan berakibat adanya hubungan seksual di luar nikah. Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa mayoritas remaja melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia sekitar 15-18 tahun. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 komponen Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI 2012 KKR), bahwa secara nasional terjadi peningkatan angka remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah dibandingkan dengan data hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007. Hasil survei SDKI 2012 KKR menunjukkan bahwa sekitar 9,3% atau sekitar 3,7 juta remaja menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah, sedangkan hasil SKRRI 2007 hanya sekitar 7% atau sekitar 3 juta remaja. Sehingga selama periode tahun 2007 sampai 2012 terjadi terjadi peningkatan kasus remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 2,3%. Hasil survei BKKBN 2010 menunjukkan kejadian seks pranikah di Medan merupakan peringkat kedua tertinggi di Indonesia. Hasil survei menujukkan kejadian seks pranikah di Surabaya 54%, Medan 52%, JABODETABEK 51%, dan Bandung 47%.

Perilaku seks bebas di kalangan remaja berdampak pada kasus penularan penyakit kelamin seperti infeksi seksual menular seperti trikomoniasis, klamida, sifilis atau gonore dan HIV/ AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia. Berdasarkan Ditjen PP & PL Kemenkes RI, secara kumulatif penderita HIV/ AIDS 1 April 1987 sampai 30 September 2014 jumlah penderita HIV sebanyak 150.296 jiwa dan penderita AIDS sebanyak 5.799 jiwa dimana 9.796 jiwa diantaranya mengalami

Mei 2014 jumlah kumulatif penderita HIV/ AIDS mencapai 6.151 penderita diakses pada 2 Maret 2016 pada pukul 00.39 WIB).

Kampung kubur merupakan salah satu dari 16 lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah. Namun tidak mudah bagi orang yang pertama kali masuk, sangat sulit keluar dari kawasan yang digelari sarang narkoba tersebut. Kampung Kubur dikenal sebagai sarangnya narkoba dan judi di kota Medan. Asal usul nama Kampung Kubur, yang notabene merupakan kawasan pemukiman penduduk terletak di Jalan Zainul Arifin, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Medan atau lebih dikenal dulunya dengan istilah kawasan Kampung Keling, ternyata sebutan itu timbul karena masyarakat mengkaitkannya dengan adanya lokasi pemakaman (kuburan) yang berada disekitar tersebut.

Menurut penuturan warga, kenakalan remaja yang mendominasi di Kampung Kubur ini adalah penyalahgunaan narkoba. Terbukti bahwa anak berumur 10 tahun positif menggunakan narkoba. "Mereka yang terjaring ini rata-rata kalangan pemuda. Banyak orang luar yang masuk ke sini. Ketika masuk ke Kampung Kubur, saat kami periksa ternyata positif narkoba," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sumut, Magdalena Sirait (Cahyadi, 2016.

Kepala Kepolisan Resort Kota Medan, Komisaris Besar

dari paket yang 10 ribu, sampai yang bergram-gram-an. Sejak kampung ini ada, aparat, karyawan, bahkan anak sekolah sering datang menyempatkan waktu untuk ke Kampung Kubur," kata Mardiaz di hadapan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jendral Budi Waseso yang sengaja datang ke Kampung Kubur

(Array, Agus, 2016.

00.30 WIB).

Di sini (Kampung Kubur) tempat maksiat, ada judi, narkoba, prostitusi. Jadi memang tidak ada yang baik, brandnya kampung ini negatif. Kita dan masyarakat di sini berkomitmen untuk melakukan perubahan. Kampung Kubur harus jadi percontohan untuk kampung lainnya, kampung ini harus bangkit menjadi kampung

makmur dan sejahtera, kata Buwas

pada 17 April 2016 pukul 08.30 WIB).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam berkenaan untuk mengangkat permasalahan dalam bentuk sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ Analisis Kenakalan Remaja Di Kampung Kubur Kecamatan Medan Petisah”.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana kenakalan remaja di Kampung Kubur Kecamatan Medan Petisah?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kenakalan remaja di Kampung Kubur Kecamatan Medan Petisah.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka:

1. Secara pribadi, untuk menerapkan ilmu yang diperoleh sebagai mahasiswa FISIP USU serta menambah wawasan bagi penulis.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan lebih lanjut dan sebagai langkah awal untuk penelitian-penelitian berikutnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan latar belakang penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, bagan kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

Dokumen terkait