• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Latar Belakang Masalah

Kaum muda merupakan generasi harapan keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Mereka menjadi tali penyambung kehidupan suatu kelompok, dengan mempersiapkan diri untuk mandiri baik dalam kehidupan keluarga, beragama, pekerjaan, kelompok, maupun kehidupan masyarakat luas. Kaum muda mengambil peranan penting dalam kemajuan bangsa dan seluruh bagian dalam kehidupan.

Masa muda adalah masa pencarian jati diri. Di masa ini kaum muda menghadapi berbagai tantangan baik dengan dirinya sendiri, orang tuanya, teman-temannya, lawan jenisnya, sekolahnya, kehidupan imanya, maupun dengan masyakarat sekitarnya. Pada masa ini kaum muda berada dalam kondisi yang tidak stabil, senantiasa berubah melihat segala sesuatu dengan kacamatanya sendiri, dan kadang dalam pengambilan keputusan tidak logis dan umumnya mempunyai perangai pemberontak.

Banyak orang muda Indonesia pada zaman ini yang sudah menunjukkan prestasi dan kemampuannya baik di bidang olahraga, sosial, ekonomi, pendidikan, kesenian, dan sebagainya. Misalnya di bidang olahraga ada Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon, ganda putra yang kerap disapa “The Minios” itu berhasil meraih gelar sebagai ganda putra nomor satu dunia setelah menjurai turnamen All England 2018 (Kompas, 18 Maret 2018). Egy Maulana Vikri pemain Timnas Indonesia yang masih berumur 19

tahun sudah berkarir di salah satu klub di Eropa, Lechia Gdansk, Polandia (Kompas, 13 Maret 2018). Di dunia musik ada ada Joey Alexander seorang pianis jazz muda asal Indonesia yang masuk nominasi Grammy Awards 2017 (Kompas, 07 Desember 2016). Di bidang pendidikan ada 2 pelajar SMA asal Solo yang berhasil menciptakan robot tempat sampah yang diberi nama “trash can zaman now”, mereka juga berhasil meraih juara 1 kontes Robotic Madrasah tingkat nasional tahun 2017 kategori mekanika (discovery robot) (Kompas, 27 November 2017). Di bidang ekonomi ada Riezka Rahmawati pemilik usaha “Justmine pisang ijo”. Ia adalah seorang entrepreneur atau pengusaha muda yang berhasil meraih kesuksesannya dalam usaha kuliner. Dia juga berhasil mendapatkan berbagai penghargaan, salah satunya adalah

The Young Entreprenur Award (Metrotvnews, 03 Desember 2017). Di bidang fashion

ada Dian Pelangi. Ia adalah seorang desainer muda asal Indonesia. Media fashion internasional BoF (Business of Fashion) memasukan namanya sebagai salah satu pelaku fashion paling berpengaruh di dunia. Ia memiliki empat tempat busana yakni Dian Pelangi, DP by Dian, Dian Pelangi Bride dan Dian Pelangi Kids (Boombastis, 02 Desember 2015). Tentu masih banyak lagi orang muda Indonesia yang sudah berprestasi dan mengharumkan bangsa Indonesia baik melalui talenta maupun karya-karyanya.

Masa muda menjadi salah satu masa yang paling tepat untuk mengembangkan bakat dan talenta yang dimiliki. Berbagai kreativitas dan inovasi bermunculan baik di bidang fashion, kuliner, hiburan dan sebagainya. Setiap kaum muda tentu mengimpikan masa muda yang sukses yang bisa berguna bagi keluarga,

teman-teman, masyarakat, khususnya bagi dirinya sendiri. Namun impian mereka pun kadang terhalang oleh berbagai permasalahan yang mereka hadapi baik itu karena narkoba, pergaulan bebas, perjudian, kehamilan di luar nikah, kekerasan dalam rumah tangga, gerombolan anak muda yang menggunakan kekerasan dan sebagainya. Akhirnya mereka pun harus mengubur impian mereka dan tidak jarang karena situasi demikian mereka menjadi korban atau pelaku dari permasalahan ini. Contohnya tiga remaja asal Jember tewas akibat mengkonsumsi minuman keras oplosan. Polisi menduga ketiga korban tewas akibat mengoplos minuman keras dengan pil koplo (Liputan6, 11 April 2016). Di Bandarlampung, tiga siswa SMP nekat mencuri motor karena ingin membeli baju baru. Ketiganya mendapat tembakan di kaki, karena hendak kabur saat ditangkap. Siswa yang harusnya fokus belajar malah menjadi pelaku kejahatan (Kompas, 28 September 2017). Fakta demikian menjadi contoh permasalahan yang dialami kaum muda masa kini. Tentu masih banyak lagi berita atau informasi yang kita temukan terkait permasalahan pada kaum muda di zaman sekarang.

Allah secara istimewa menaruh orang muda di dalam hati-Nya. Allah memanggil orang muda sebagai rekan kerja. Di antara mereka ada Musa, Allah memanggil dan mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir (Kel 3); Yosua yang menggantikan Musa diutus untuk menjadi pemimpin bangsa Israel membawa masuk bangsa Israel ke tanah terjanji (Ul 31:7-8). Yeremia diutus oleh Allah untuk menjadi nabi-Nya, walapun ia sadar bahwa ia masih muda (Yer 1:4-10), Ruth, Yudith, Ester, dan tujuh pemuda sesaudara (2 Mak 7:1-42). Kisah para

tokoh muda itu menginspirasi sehingga sangat penting dijadikan inspirasi. Allah memilih Maria sebagai Bunda Yesus. Allah memilih perempuan muda menjadi ibu bagi putera-Nya yang menjelma menjadi manusia, yakni Yesus. Ini menjadi jelas bahwa pandangan Allah terhadap orang muda menjadi nyata dalam Yesus. Sang Emanuel ini membuat karya-Nya sebagai pembina orang muda sangat nyata karena Dia sendiri selalu muda dan memilih orang-orang muda pula sebagai murid-murid-Nya. Ia memperlihatkan masa muda sebagai tahap-tahap hidup yang sangat berharga (Luk 2:52). Yesus juga memperlihatkan betapa pentingnya pembinaan orang muda. Ia adalah contoh sebenarnya dari pastoral orang muda itu.

Gereja melalui dokumen Apostolicam Actuocitatem (AA) 12, menyatakan pandangan terhadap orang muda sebagai berikut :

Kaum muda merupakan kekuatan yang amat penting dalam masyarakat zaman sekarang. Situasi hidup, sikap-sikap batin serta hubungan-hubungan mereka dengan keluarga mereka sendiri telah amat banyak berubah. Bertambah pentingnya peran mereka dalam masyarakat itu menuntut dari mereka kegiatan merasul yang sepadan. Sifat-sifat alamiah mereka pun memang sesuai untuk menjalankan kegiatan itu. Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi kaum muda, dengan menjalankan sendiri kerasulan di kalangan mereka, sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka.

Orang Muda Katolik (OMK) adalah bagian dari Gereja, bergaung di seluruh dunia Katolik, perhatian istimewa Paus dan para Uskup termasuk negara kita sendiri. Para Uskup menyetujui “ Indonesian Youth Day” dan aneka pekan OMK di keuskupan

dengan dilandasi pengertian bahwa OMK merupakan kekuatan pendorong (driving

force) Gereja dan masyarakat Indonesia pada masa sekarang maupun masa

mendatang. Gereja mempunyai tugas perutusan yaitu Evangelisasi. Evangelisasi lebih dalam dari pada sebuah prespektif, kegiatan, maupun teknik yang diprakarsai oleh Gereja. Evangelisasi atau pewartaan Kabar Gembira keselamatan merupakan “rahmat dan panggilan, … fungsi yang hakiki dari Gereja” (Evangelii Nuntiandi, 14). Tanpa evangelisasi, Gereja tidak berbeda dengan organisasi duniawi. Pastoral OMK karena ada dalam Gereja, mau tidak mau, merupakan evangelisasi. Evangelisasi berarti membawakan Injil kepada setiap bangsa sehingga dengan kekuatannya, Injil merasuki hati dan memperbaharui manusia (EN 18).

Waktu luang OMK biasanya diisi dengan berkumpul, nongkrong, jalan-jalan, yang lainnya mengisi dengan kegiatan berkesenian, aktivitas di luar ruangan. Teknologi informasi mempengaruhi kehidupan orang muda. Meskipun materialisme dan konsumerisme mempengaruhi kehidupan orang muda pula, namun dirasakan ketahanan internal rata-rata masih terbentuk karena kuatnya moral dan iman dalam keluarga, kedalaman spritualitas Gereja dan kesehatan yang terjaga.

OMK juga dihadapkan dengan berbagai macam situasi yang kurang baik seperti perjudian, kekerasan dalam rumah tangga, praktek ketenagakerjaan yang tidak adil, kehamilan di luar nikah, gerombolan anak muda yang menggunakan kekerasan, narkoba dan sebagainya. Disadari pula bahwa pengaruh globalisasi, modernisasi dan sekularisme telah memicu berkurangnya penghormatan terhadap agama dan tradisi Katolik serta kebudayaan.

Lalu bagaimana dengan situasi OMK yang juga merupakan bagian dalam Gereja sekaligus sebagai generasi penerus Gereja. Orang Muda Katolik saat ini akrab dengan budaya masa kini: selvi (foto diri untuk diunggah dalam media sosial) karena OMK sendiri merupakan bagian dari generasi yang oleh majalah TIME disebut “ The Me

Me Me Generations”, generasi yang suka mengunggah diri sendiri di media jejaring sosial. (http://time.com/247/millennials-the-me-me-me-generation/ 17 Mei 2018).

Orang Muda Katolik diutus ke tengah budaya di mana orang muda dengan mudah larut dalam gebyar daya tarik visual seperti facebook, instagram, whatsapp, youtube, twitter, path, line, dan media sosial lainnya yang berpendar-pendar setiap saat di smartphone elektronik mereka. Namun anehnya, dalam pendar-pendar cahaya layar

gadget itu, makin sulit ditemukan kebaikan dan kebenaran

(http://www.katolisitas.org/omk-yang-militan-bagaimana-membentuknya/ diakses 20 April 2018).

Gereja Santo Antonius Kotabaru memiliki jumlah OMK yang lumayan banyak, tidak hanya dari wilayah Yogja saja melainkan OMK yang juga berasal dari luar Yogja. Mereka adalah mahasiswa-mahasiwi, dan pelajar yang sedang menempuh studi di berbagai Perguan Tinggi atau Sekolah yang ada di Yogja.

Barangkali itu juga yang dialami oleh OMK Paroki Santo Antonius Kotabaru. Situasi zaman yang terus berkembang akan sangat mempengaruhi perkembangan hidup iman mereka, baik itu hal positif maupun negatif. Kecenderungan akan hal positif itu nampaknya kurang, lebih condong kepada hal yang negatif, namun ini bukan suatu pernyataan yang mutlak yang mau menyudutkan kaum muda terhadap

apa yang mereka lakukan, tentu berbagai faktor lain juga mempengaruhi. Contohnya gadget atau smartphone adalah salah satu alat komunikasi yang sudah tidak asing bagi OMK berbagai fitur, game, aplikasi, dan tawaran-tawaran lainnya membuat OMK kadang larut dan lupa terhadap hal-hal penting yang mereka perlu lakukan khususnya panggilan untuk hidup menggereja. Sudah jelas dalam dokumen AA No 12 ditegaskan bahwa “Mereka sendiri harus menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi kaum muda, dengan menjalankan sendiri kerasulan di kalangan mereka, sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka”.

EKM adalah salah satu jembatan bagi orang muda untuk menemukan dan menghayati imannya sesuai dengan gaya kaum muda, mengetahui kebutuhan dan situasi yang mereka hadapi saat ini, sesuai dengan tujuan dari EKM itu sendiri yaitu terwujudnya “iman yang mendalam, dewasa, dan dinamis yang sesuai dengan kepribadian kaum muda yaitu inovatif dan kreatif”. Artinya melalui EKM orang muda dapat mengungkapkan imannya sesuai dengan pengalaman hidup mereka sehari-hari, sehingga mereka semakin merasa mantap sebagai orang muda yang dicintai oleh Tuhan.

Ekaristi Kaum Muda merupakan salah satu kegiatan yang ramai diikuti oleh kaum muda khususnya di Paroki Kotabaru. Ekaristi Kaum Muda sangat populer bagi kalangan kaum muda yang ada di Gereja Kota Baru. EKM dilaksanakan pada minggu ketiga setiap bulannya. EKM ini bertujuan agar kaum muda dapat semakin mencintai Ekaristi dan terlibat aktif dalam hidup menggereja sesuai dengan gaya mereka sebagai kaum muda. Keprihatinannya apakah dengan adanya EKM ini kaum

muda sudah sungguh-sungguh terbantu untuk menjawab kebutuhan yang mereka harapkan.

Perayaan Ekaristi adalah perayaan iman. Artinya, dalam perayaan Ekaristi diungkapkan iman seluruh Gereja akan penyelamatan Allah yang terjadi dalam Yesus Kristus. Konsili Vatikan II menyebut Ekaristi sebagai “Sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG 11) sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat dengan Ekaristi dan terarah kepadanya (PO 5).

Ekaristi merupakan pusat seluruh kehidupan kristen. Sebab dalam perayaan Ekaristi terletak puncak karya Allah yang menguduskan dunia dan puncak karya manusia yang memuliakan Bapa lewat Kristus, Putra Allah, dan Roh Kudus. Perayaan Ekaristi merupakan pengenangan misteri penebusan sepanjang tahun. Dengan demikian, boleh dikatakan misteri penebusan tersebut dihadirkan untuk umat. Segala perayaan ibadat lainnya, juga pekerjaan sehari-hari dalam kehidupan umat, berkaitan erat dengan perayaan Ekaristi, bersumber dari pada-Nya dan tertuju kepada-Nya. Oleh karena itu umat Kristiani dipanggil untuk terus mengenangkan misteri penebusan itu lewat hidup sehari-hari sebagai ungkapan akan imannya.

Di zaman sekarang tantangan terhadap partisipasi dalam Perayaan Ekaristi nampaknya juga menjadi persoalan khususnya bagi mereka kaum muda. Oleh karena itu Ekaristi harus menjadi sakramen cinta bagi mereka, seperti cinta Allah kepada manusia dengan mengutus putra-Nya Yesus Kristus. Yesus telah menjadikan kita sahabat-sahabat-Nya jika kita mau mengikuti apa yang diperintahkan-Nya, walaupun dalam diri kita kadang kurang menyadari anugerah besar tersebut. Sahabat sejati bagi

Yesus adalah mereka yang mau mengikuti apa yang diperintahkan-Nya, mengorbankan diri seutuhnya, mewartakan sabda-Nya, dan mengambil bagian dalam hidup menggereja.

Hidup menggereja diibaratkan sebagai sebuah keluarga kecil, dimana umat khususnya Orang Muda Katolik sepantasnya terlibat akan seluruh aspek kehidupan yang terjadi. Gereja diartikan sebagai umat Allah, kita sebagai tubuh, dengan kepalanya adalah Kristus. Artinya bahwa kita hidup bersama dengan Yesus. Sungguh menjadi jelas keterlibatan dalam gereja merupakan suatu panggilan yang sangat istimewa, sebab kita adalah anggota tubuh Kristus. 1 Petrus 4:10 “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” Persis seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus bahwa berdasarkan karunia dan kasih Allah kita dipanggil untuk melayani Dia dan sesama.

Pada tanggal 28 Oktober 2000 bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, untuk pertama kalinya di Gereja St. Antonius Kotabaru diselenggarakan Ekaristi dengan gaya anak muda. Ekaristi ini mendapat sambutan yang sungguh menggembirakan. Banyak sekali kaum muda yang hadir, sampai tumpah ruah di luar gerbang gereja, dengan segala atribut khas orang muda seperti celana sobek-sobek dan penuh rantai, tindik dan tato, sandal jepit, berkaos oblong, dan lain sebagainya. Selain menggembirakan, memang tak dipungkiri, pemandangan seperti itu juga menimbulkan kontra, ketidaksetujuan, terutama dari pihak kaum tua dan gereja lain dengan berbagai komentar. Namun dari sisi kaum muda dan dilihat dari tujuan

diadakannya ekaristi kaum muda maka ekaristi dengan cara itu kaum muda merasa disapa dan mendapat tempat di gereja. Muncul pertanyaan yang kembali menantang kaum muda yang mempersiapkan ekaristi tersebut. “Dari begitu banyak kaum muda yang datang, apakah mereka telah menemukan Allah dan mau terlibat untuk hidup menggereja?” Tantangan tersebut kembali dijawab dengan membuat komunitas/tim liturgi kaum muda yang sampai sekarang yaitu Komunitas Ekaristi Kaum Muda. Ekaristi dengan gaya kaum muda diselenggarakan secara rutin sebulan sekali setiap minggu III pukul 18.00 wib, dengan melibatkan komunitas-komunitas kaum muda sebagai penyelenggara dengan dibantu tim liturgi kaum muda. Inilah cikal bakal terbentuknya Ekaristi Kaum Muda (EKM).

Ekaristi yang merupakan perayaan iman itu telah dikemas sedemikian rupa oleh Orang Muda Katolik menjadi “Ekaristi Kaum Muda” yang dilandasi oleh situasi dan kebutuhan kaum muda untuk mengungkapkan imannya dengan cara mereka sendiri. Berbagai kreativitas, ide-ide, lagu-lagu, penampilan teatrikal, dekorasi, dan lain sebagainya bertujuan agar Ekaristi Kaum Muda semakin diresapi dan dirindukan oleh kaum muda yang hadir sesuai dengan gaya dan dinamika kaum muda. Ekaristi Kaum Muda yang sudah dilaksanakan kembali menjadi perhatian penting bagi perkembangan kaum muda. Pertanyaan selanjutnya, apakah melalui Ekaristi Kaum Muda ini dengan harapan dapat memanggil dan menggerakan diri mereka untuk mengambil bagian dalam hidup menggereja. Berbagai persoalan yang sering mereka hadapi baik dari dalam diri, pergaulan, lingkungan dan situasi di zaman ini atau lebih

kerennya zaman now nampaknya menyulitkan mereka untuk mengambil bagian dalam hidup menggereja pula.

Hadirnya EKM mewakili harapan Gereja Katolik bahwa OMK dapat memberikan diri seutuhnya kepada Kristus dan sesamanya, melalui berbagai kegiatan yang mereka hidupi dalam hidup menggereja. Dasar pengabdian Gereja adalah imannya akan Kristus. Barang siapa menyatakan diri murid Kristus, “Ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6).

Melihat upaya yang telah dilakukan Tim Liturgi Kotabaru demi keterlibatan hidup menggereja Orang muda Katolik di Paroki St. Antonius Kotabaru melalui Ekaristi Kaum Muda, maka penulis tertarik untuk menuliskan skripsi dengan judul DESKRIPSI PENGARUH EKARISTI KAUM MUDA TERHADAP KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTA BARU YOGYAKARTA.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pokok-pokok Ekaristi Kaum Muda dan hubungannya dengan hidup mengggereja kaum muda?

2. Sejauh mana dampak Ekaristi Kaum Muda terhadap hidup menggereja Orang Muda Katolik di Paroki St. Antonius Kotabaru?

3. Upaya macam apa yang perlu diusahakan untuk memupuk semangat hidup menggereja OMK di Paroki Santo Antonius Kotabaru?

C.Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pokok-pokok Ekaristi Kaum Muda dan hubungannya dengan hidup menggereja kaum muda

2. Mengetahui dampak Ekaristi Kaum Muda terhadap hidup menggereja Orang Muda Katolik di Paroki St. Antonius Kotabaru

3. Mengemukakan upaya yang dilakukan untuk memupuk semangat hidup menggereja OMK Paroki Santo Antonius Kotabaru

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Orang Muda Katolik di Paroki St. Antonius Kotabaru

Membantu Orang Muda Katolik untuk mengetahui dampak Ekaristi Kaum Muda dalam meningkat semangat hidup menggereja

2. Bagi Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. Membantu menemukan keunggulan dari Ekaristi Kaum Muda dalam rangka meningkatkan semangat hidup menggereja bagi Orang Muda Katolik. Dapat mendukung dengan mengambil bagian dalam pelaksaan EKM.

3. Bagi penulis

Semakin menyadari dan memahami peran penting Ekaristi Kaum Muda dalam meningkatkan semangat hidup menggereja Orang Muda Katolik khususnya setelah menjadi Katekis dan Guru Agama Katolik.

E.Metode Penulisan

Dalam penulisan ini metode yang dipakai adalah deskriptif analitis yaitu mengambil data melalui kuesioner dan studi pustaka, kemudian data tersebut dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini mengambil judul “DESKRIPSI PENGARUH EKARISTI KAUM

MUDA TERHADAP KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTA BARU YOGYAKARTA” dan dikembangkan menjadi lima bab :

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan.

Bab II menjelaskan kajian pustaka mengenai Ekaristi dan hidup menggereja kaum muda.

Bab III membahas gambaran umum pelaksaanaan Ekaristi Kaum Muda Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta serta penelitian dan pembahasan data penelitian. Bab IV menguraikan latar belakang usulan kegiatan sebagai upaya meningkatan semangat hidup menggereja bagi OMK Paroki St. Antonius Kotabaru, rumusan tema dan tujuan, peserta kegiatan, waktu pelaksanaan, model pelaksanaan, matriks program kegiatan rekoleksi, dan contoh persiapan kegiatan rekoleksi sesi III.

BAB II

POKOK-POKOK EKARISTI DAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA

Dokumen terkait