• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sesi III “ Memaknai Hidup Menggereja OMK”

H. Contoh Persiapan Kegiatan Rekoleksi Sesi III 1.Identitas

3. Pengembangan langkah-langkah a.Pembukaan

1) Pengantar

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada sesi yang ketiga ini kita akan bersama-sama mencoba memaknai pengalaman selama kita hidup menggereja, tentu banyak hal yang menarik dan menginspirasi yang bisa kita petik. Ekaristi Kaum Muda adalah salah tempat atau sarana bagi kita untuk menemukan, mengembangkan dan menyalurkan seluruh kemampuan dan keterampilan yang kita miliki sebagai ungkapan atas iman yang kita miliki. Kita mempersembahan diri untuk Allah dengan berpartisipasi dalam Ekaristi-Nya sebagai dasar atau sumber yang mendorong dan menyemangati hidup kita. Tentu kita pun juga harus berterimakasih atas kurban Ekaristi yang diberikan, caranya dengan membangun persekutuan dalam

persaudaraan bersama siapapun, tekun dalam hidup doa, melayani sesama yang membutuhkan, menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada baik dalam lingkup Gereja maupun masyarakat. Persis seperti jemaat perdana yang senantiasa menghidupi itu semua, begitu pula dalam hidup kita saat ini.

Maka pada kesempatan ini, marilah kita semua dengan rendah hati memohon agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus-Nya atas hati kita masing-masing agar kita pun mampu memaknai pengalaman hidup menggereja kita selami hidup ini. Dan semoga melalui kegiatan ini kita semua terus bersemangat untuk menjadi penggerak dan pelaku hidup menggereja.

b. Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

1) Pendamping membagikan teks cerita yang berjudul “Kisah Ahok dan

Perjuangannya” kepada peserta dan memberikan kesempatan kepada salah satu orang untuk membacakannya.

2) Peserta mengungkapkan isi cerita: pendamping memberikan kesempatan kepada salah seorang peserta untuk menceritakan apa yang ia pahami setelah membaca dan merenungkan teks cerita tersebut.

3) Intisari dari teks cerita “Kisah Ahok dan perjuangannya”

Cerita ini menggambarkan seseorang yang menginspirasi, Ia adalah seorang Gubernur DKI Jakarta yang bernama Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok. Ia terkenal dengan ketegasan dan kejujuran dalam menjalan tugas dan tanggungjawabnya. Hampir dari seluruh penjuru Indonesia mengetahui siapa itu

Ahok. Dalam cerita Ahok digambarkan sebagai seorang yang cerdas dan memiliki prinsip hidup. Ahok adalah seorang Nasrani walaupun dalam cerita tidak disebutkan apa agama Ahok. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan bisa dibilang Kaya, namun ini tidak menjadikan dia sombong dan memanfaatkan kekayaan keluarganya.

Kim Nam adalah Ayah dari Ahok. Ia merupakan pengusaha yang sukses dan terkenal. Ia termasuk pusat inspirasi bagi anak-anaknya, termasuk Ahok. Ahok senang membagikan waktu dan materi kepada mereka yang membutuhkan (rakyat kecil) ini bersumber dari kisah bapaknya yang juga tak kalah gemar menolong orang-orang susah di tempatnya. Seperti membantu urusan sekolah, berobat, hingga soal makan. Selain itu pula, Ahok sangat tidak suka dengan para koruptor yang sering kali datang ke rumanya untuk meminta uang kepada Ayahnya. Itulah yang membuat dia sampai saat ini memerangi para pejabat yang tidak jujur atau korupsi. Karakterik Ahok tidak lepas dari pengalaman ia semasa kecil. Itulah yang membuat Ahok menjadi sosok yang berani dan tegas, menyuarakan kebenaran dalam hidupnya demi kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Bagi Ahok semuanya yang dilakukan adalah untuk rakyat, bukan untuk kepentingannya semata. Ia adalah pelayan bagi rakyat.

4) Pengungkapan pengalaman: pendamping mengajak peserta untuk mendalami teks cerita tersebut dengan tuntunan pertanyaan sebagai berikut.

a) Dari teks tersebut menurut teman-teman apakah yang dapat kita petik dari sosok Ahok?

b) Dalam hidup menggereja apakah teman-teman juga sudah meneladani atau mengambil sikap seperti Ahok yang rela menjadi pelayan bagi masyarakat? jika ada, silahkan ceritakan.

5) Suatu arah rangkuman

Sosok Ahok adalah sosok yang dapat dijadikan teladan dalam hidup menggereja. Ia mengabdikan hidupnya untuk masyarakat dengan berlaku jujur, tegas dan berani. Ia senantiasa memegang kepercayaan atau amanah dari masyarakat bahwa sebagai pejabat publik ia diharapakan dapat menjadi pelayan bagi rakyat yang membutuhkan. Ia menjadi sosok yang dapat diteladani karena melalui kesaksian hidupnya ia menunjukan bahwa hidup ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain, khususnya mereka yang membutuhkan. Rela memberikan apapun baik itu waktu, tenanga, pikiran bahkan tidak sekali-kali uang dari kantong kita sendiri. Sosok Ahok telah memberikan contoh hidup menggereja yang sesungguhnya, ia telah memberi kesaksian yang nyata dalam ini khususnya dalam hidup menggereja.

Sebagai Orang Muda Katolik kita diajak untuk meneladani sikap Ahok yang senantiasa mengabdikan dirinya bagi orang lain. Berani mengatakan dan berbuat kebenaran demi kepentingan bersama. Walaupun kita tidak seperti Ahok, namun kita juga dipanggil untuk menjadi pelayan bagi orang lain khususnya bagi Tuhan di dalam Gereja maupun masyarakat. Caranya adalah dengan melibatkan diri dalam hidup menggereja. Kita semua terpanggil untuk mengambil bagian dalam hidup menggereja, karena kita adalah pelaku hidup menggereja yang sesungguhnya.

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1) Pendamping mengajak peserta merefleksikan sharing pengalaman hidup yang telah diungkapankan di langkah I, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

 Peran apa yang sudah ada berikan bagi hidup menggereja baik di lingkup Gereja maupun masyarakat?

 Makna/manfaat apa yang teman-teman dapatkan dengan terlibat di kegiatan hidup menggereja ?

2) Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan arah rangkuman sebagai berikut.

Teman-teman yang terkasih, pengalaman hidup menggereja memberikan kita manfaat dan pelajaran yang berharga. Banyak hal yang kita peroleh antara lain: kita menjadi berani mengaktualisasikan diri, peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat berelasi dengan siapapun, dan lain sebagainya. Hidup menggereja menjadi salah satu media bagi kita untuk memaknai tujuan hidup ini, karena melalui hidup menggereja, sesungguh kita telah mengungkapkan iman yang kita miliki sebagai tanda terimakasih dan syukur yang diberikan Tuhan kepada kita dalam hidup ini.

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1) Pendamping meminta kepada salah seorang peserta untuk membacakan teks atau perikop Kitab Suci, yang diambil dari kutipan Kisah Para Rasul 2: 41-47.

2) Pendamping memberikan waktu sesaat kepada peserta untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a) Dari bacaan Kitab Suci tersebut, ayat-ayat mana yang menunjukan dinamika kehidupan menggereja jemaat perdana ?

b) Makna apa yang dipetik dari kehidupan jemaat perdana dalam hidup menggereja? 3) Pendamping memberikan peneguhan sebagai berikut.

Bacaan dari Kisah Para Rasul 2:41-47 mau memberikan gambaran yang ideal terhadap kehidupan jemaat pertama. Unsur-unsur kehidupan jemaat pertama yang disoroti dalam perikop ini adalah kerukunan dalam persekutuan, berdoa bersama, sikap saling memperhatikan, solidaritas, kepemilikan bersama, hubungan yang penuh kasih persaudaraan di antara anggota. Berkat kesaksian khotbah Petrus dan rasul-rasul mereka menyediakan diri untuk dibabtis dan bergabung dalam komunitas jemaat. Setelah dibabtis mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul (kerygma) dan dalam persekutuan, selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (liturgia) (Ay 42). Kebersamaan begitu ditekankan, dengan adanya kebersamaan akan membantu sesama yang berkekurangan terlebih kekurangan kebutuhan rohani. Berbagi pengalaman iman itu tentu salah satu hal yang sangat mendukung hidup menggereja. Tidak cukup bila hanya rajin ke gereja saja. Mereka membentuk persekutuan (koinonia) dan memiliki kepedulian serta rasa solidaritas yang tinggi satu sama lain (Ay 44). Hal ini nampak dalam sikap mereka bahwa segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu

membagi-bagikannya kepada semua orang yang sesuai dengan keperluan masing-masing (diakonia) (Ay 45). Cara jemaat semacam itulah yang menimbulkan perhatian dan daya tarik bagi orang lain, sehingga mereka disukai semua orang (Ay 47). Para Rasul memberi kesaksian dalam hidupnya, yang menunjukkan kedekatannya dengan Yesus. Ada keterbukaan hati untuk berbagi pengalaman maupun juga apa saja yang ia miliki, semua demi kemajuan dalam hidup bersama.

Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang pokok dan hendak ditekankan adalah sikap ketekunan, kesetiaan, kebersamaan, kegembiraan dalam suatu persekutuan demi terwujudnya kelompok yang sungguh berarti dan berkembang demi kehidupan jemaat yang lebih luas lagi yakni gereja secara keseluruhan (bukan hanya demi kelompok tertentu tetapi demi keutuhan dan perkembangan seluruh jemaat).

Jemaat pertama menjadi dasar dinamika hidup menggereja yang diwarnai oleh kegiatan-kegiatan menggereja. Sebagai OMK, kita dituntut untuk berperan aktif dalam tugas-tugas Gereja. Kita mengambil peranan penting dalam Gereja, disatu sisi untuk sarana belajar dan disatu sisi untuk mengembangkan Gereja semakin lebih baik.

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret 1) Pengantar

Teman-teman terkasih, kita telah mendengarkan sabda Tuhan yang menjadi pegangan dalam hidup kita. Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan dan meresapkan sabda Tuhan.

2) Saat hening diiringi dengan lagu dari laptop dengan judul “Hati sebagai Hamba” untuk mengiringi renungan secara pribadi pesan KS dengan situasi konkret. a) Sikap-sikap mana yang dapat kita teladani agar kita semakin semangat dan

menghayati panggilan kita dalam hidup menggereja seperti teladan yang dberikan oleh jemaat pertama?

b) Apakah teman-teman semua merasa ditegur atau disadarkan untuk semakin menghayati panggilan dalam hidup menggereja ?

3) Arah rangkuman penerapan pada situasi peserta

Teman yang terkasih, kita tahu jemaat perdana telah memberikan gambaran kehidupan menggereja. Mereka sehati sejiwa dan memberikan diri. Para Rasul memberikan kesaksian dalam hidupnya, yang menunjukkan kedekatannya dengan Yesus. Ada keterbuakaan hati untuk berbagi baik berbagi pengalaman maupun apa saja yang ia miliki, semua demi kemajuaan dalam hidup bersama, mereka saling memperhatikan satu sama lain, tidak ada prasangka satu sama lain, dan setia dalam kebersamaan. Oleh karena itu, sebagai Orang Muda Katolik kita dapat bercermin dari kehidupan jemaat pertama tersebut. Keterbukaan hati untuk berbagi kepada sesama dapat kita wujudkan melalui keterlibatan kita dalam hidup menggereja. Dengan terlibat dalam kehidupan menggereja berarti kita ikut terlibat juga dalam mengembangkan Gereja dan iman umat. Dengan demikian, tidak alasan bagi kita untuk tidak terlibat dalam kegiatan hidup menggereja.

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret 1) Pengantar

Teman-teman yang terkasih, kita telah bersama-sama menggali pengalaman kita lewat cerita “Kisah Ahok dan Perjuangannya” yang menceritakan ketulusan dan kebaikan Ahok kepada rakyat yang dipimpinnya. Ahok menjadi teladan bagi kita dalam hidup menggereja. Ahok bukan hanya sekedar pejabat publik tetapi Ia adalah pelayan rakyat. Demikian pula kita sebagai orang beriman. Melalui pengalaman hidup kita, kita pun telah memberikan yang terbaik bagi orang lain tidak hanya untuk diri kita sendiri. Kita pun bisa menunjukkan kesaksian hidup kita kepada orang lain atau sesama kita melalui terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

Kisah Para Rasul 2:41-47 menggambarkan kehidupan jemaat pertama di mana mereka pertama-tama mendengar pewartaan dari para rasul lalu memberikan diri dibabtis. Sebagai OMK, kita pun dipanggil dan diutus, kita telah dibabtis dan memiliki tanggungjawab dalam Gereja, salah satunya adalah dengan mengambil bagian dalam kegiatan hidup menggereja.

Kehidupan jemaat perdana memberikan gambaran corak dinamika hidup menggereja sampai sekarang ini. Untuk itu mari kita wujudkan hidup beriman kita kepada Kristus dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja untuk membantu umat beriman lainnya semakin berkembang dalam iman dan pelayan dalam Gereja.

Marilah kita memikirkan niat dan tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk melayani sesama melalui terlibat dalam kehidupan menggereja.

2) Membangun niat-niat konkret dalam bentuk keterlibatan baru (pribadi, kelompok atau bersama) untuk memperbaharui diri dalam hidup sehari-hari, dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:

a) Niat-niat apa yang bisa kita usahakan sebagai Orang Muda Katolik (OMK) dalam menjalankan peran kita di kegiatan hidup menggereja di lingkungan tempat kita ? b) Hal-hal apa yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan usaha tersebut

(unsur-unsur yang mendukung dan menghambat)?

3) Selanjutnya peserta diberi kesempatan dalam suasana hening merenungkan secara pribadi tentang niat-niat pribadi maupun bersama yang akan dilakukan.

4) Selanjutnya, peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan dan mensharingkan niat atau keputusan pribadi. Kemudian peserta diajak mendiskusikan dan mengambil keputusan bersama sehubungan dengan niat atau tindakan yang bisa dilakukan secara bersama sebagai OMK.

g. Penutup . 1) Doa Penutup

Allah sumber hidup kami, syukur kami ucapkan kepada-Mu atas berkat bimbingan Roh-Mu yang menerangi hati dan budi kami sehingga dapat melihat peran penting kami sebagai Orang Muda Katolik dalam kehidupan menggereja demi perkembangan Gereja. Terlebih kami juga Kau semangati untuk bercermin dari kehidupan jemaat pertama yang mempunyai keterbukaan hati untuk melayani sesama. Kami juga masih mohon berkat-Mu untuk melaksanakan niat-niat yang telah kami

bicarakan sehingga seturut dengan ajaran-Mu. Semoga berkat-Mu dapat menguatkan kami dalam mewujudkan niat, usaha dan semangat kami dalam melayani sesama kami. Doa permohon ini kami haturkan melalui perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.

BAB V

Dokumen terkait