1 Desember 2015
8 Desember 2015
15 Januari 2016
26 Januari 2016
25 Februari 2016
3 Mei 2016
20 Mei 2016
Bimbingan Skripsi
BAB I
Bimbingan Skripsi
BAB I, II, III
Pengajuan Proposal
Revisi BAB I, II, III
ACC Proposal
Revisi Proposal
Pengajuan
Kuesioner Penelitian
Penyerahan BAB IV
dan V
BIODATA PENELITI
Nama/ NIM : Salmon Febrian Siregar/ 100904129
Tempat/ Tanggal Lahir : Pematangsiantar/ 26 Februari 1992
Departemen : Ilmu Komunikasi FISIP USU
Alamat : Jalan Merdeka no. 324, Komplek SMA Negeri 4,
Pematangsiantar
Anak : Ke 3 dari 4 bersaudara
Orang Tua
Bapak : Alm. Yosia Parlin Siregar
Ibu : Deliana Damaris Matondang
Pendidikan : 1. TK Cinta Rakyat
2. SD RK Cinta Rakyat 2
3. SMP RK Cinta Rakyat 1
4. SMA Negeri 3 Pematangsiantar
5. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
Angkatan 2010
Saudara : 1. Justin Samuel Siregar
2. Sahat Ferdinand Halomoan Siregar
3. Sarah Taruliasi Siregar
DAFTAR REFRENSI
Ardianto,dkk. 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung : Sembiosa Rekatama Media. Bastable, S. B. 2006. Essentials of patient education. Minnessota: Jones and Bartlet Publishers Botvin, Gilbert J dkk. 1993. Smoking Behavior of Adolescents Exposed to Cigarette Advertising. Public Health Reports Vol. 108 No. 2. New York :Cornell University Medical College.
Cangara, Hafied. 2006 . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
_____________________. 1984. Imu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Karya. Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Jakarta : UMM Press.
Kriyantono, Rachmat. 2007 . Teknik Praktis, Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Lee, Monle, dkk. 2004. Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Morissan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : PT Ghalia Indonesia. _______, 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor : PT Ghalia Indonesia
_______. (2008). “Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi”. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Nawawi, H. 1995. Metode Peneletian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Rakhmat, Jalaludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. _______________. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Santrock, J.W. 2003. Adolescence: perkembangan Remaja Edisi 6 (terjemahan Shinto B. adelar & Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.
Singarimbun, Masri dan effendi, 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Sobur, Alex, 2003. Psikologi Umum. Bandung: PUSTAKA SETIA
Wells, William, Et Al. 1992. Advertising Principles and Practice. New Jersey : Prentice Hall Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : PT Grasindo.
Referensi Internet
anonim,2009,http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/458-rokok-membunuh-lima-jutaorang-setiap-tahun.html (diakses pada tanggal 22 November 2015, pukul 13.45 WIB)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penlitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional,penlitian yang bersifat menjelaskan sebab akibat (penelitian eksplanatif), dengan kata lain harus membuktikan hipotesis tentang hubungan kausal sering pula harus ditempuh dengan memberi interpretasi terhadap adanya korelasi antara variabel.
Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara terpaan iklan rokok dengan tingkat konformitas perilaku merokok remaja di FISIP USU. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan kepada repsonden.
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) resmi menjadi fakultas pada tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 tersebut menetapkan FISIP sebagai fakultas yang ke 9 (Sembilan) di Universitas Sumatera Utara. FISIP USU baru resmi terbentuk pada tahun 1982, tetapi cikal bakal FISIP USU sudah muncul pada tahun 1980, berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80,pada tanggal 1 Juli 1980. Perkuliahan pertamakali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SIPENMARU) bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.
Pada tahun 1981, kurang lebih dalam setahun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan dengan urutan berikut:
1. Jurusan Sosiologi
2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi
4. Jurusan MKDU
5. Jurusan Ilmu Administrasi 6. Jurusan Ilmu Komunikasi
Pembentukan jurusan di FISIP USU tidak berjalan sesuai dengan urutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Republik Indonesia Nomor : 0535 / 0 / 83 itu, karena pembukaan jurusan pada tahap awal dilakukan pada semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terletak di Jalan Dr. A. Sofian No.1 Kampus USU, Kota Medan. Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (enam) Departemen, satu Program Diploma III, dan Satu Program Pasca Sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu politik.Program Studi Diploma III Administrasi, Perpajakan , dan Pogram Studi S2 Megister Studi Pembangunan.
3.1.2 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
a. Visi yang diemban oleh FISIP USU:Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan
Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat.
b. Misi yang diemban oleh FISIP USU:
1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.
2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.
3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam
menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan
pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing- masing.
4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat
pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.
3.2 Metodologi Penelitian 3..2.1 Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah
sosial berdasarkan pada pengujuan sebuah teori yang terdiri dari variabel yang
diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan
apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2009 : 77). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan
tujuan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat antara dua variabel.
Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai
hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Kriyantono, 2008:62).
Metode korelasional digunakan untuk mengukur hubungan di antara berbagai
variabel, meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel
bebas, mempermudah cara untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan penggunaan metode
korelasional, maka penelitian ini diarahkan untuk menanalisis apakah hubungan
antara hubungan terpaan iklan rokok di televisi terhadap perubahan sikap pada
Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015.
3.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terletak di Jalan Dr. A. Sofian Nomor 1 Kampus USU, Kota Medan. Sementara, penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Mei 2016 sampai tanggal 12 Mei 2016.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek tersebut dapat menjadi sumber penelitian (Bungin, 2006 : 100). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Sumatera Utara angkatan 2015 yang berusia sekitar 18-20 tahun. Berikut daftar jumlah mahasiswa FISIP angkatan 2015:
Tabel 3.1 Populasi
Jurusan Angkatan Jumlah Mahasiswa
Ilmu Komunikasi 2015 129
Antropologi Sosial 2015 68
Ilmu Politik 2015 84
Sosiologi 2015 91
Ilmu Kesejahteraan Sosial 2015 68
Ilmu Administrasi Negara 2015 162
Ilmu AdministrasiNiaga/Bisnis 2015 152
Administrasi Perpajakan 2015 117
TOTAL 871
Sumber : dir.mahasiswa.usu.ac.id tahun 2016
3.3.2 Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Narawi, 1995 :144). Sampel ini yang nantinya akan menjadi objek penelitian yang akan diberikan kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90% yaitu:
N = N n(d)2 + 1 Keterangan
N : ukuran populasi
d2 : presisi (digunakan 10% atau 0,1) 1 : angka konstan
berdasarkan data yang ada maka penelti memerlukan sampel sebanyak:
n = 871 871(0,1)² + 1 n = 871 8,71 + 1 n = 871 9,71 n = 89,7 n = 90 orang
3.4 Teknik Penarikan Sampel
a. Proporsional Stratified Sampling
Proporsional Stratified Sampling adalah teknik penarikan sampel yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relative homogen. Sampel ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Kriyantono, 2008: 79). Dengan menggunakan rumus:
n = Keterangan: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi (digunakan 10% atau 0,1) 1 =angka konstan
Berdasarkan rumus diatas, maka penelti memerlukan sampel sebanyak:
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dihitung sampel yang terpilih di setiap jurusan yaitu : Tabel 3.2 Sampel
Jurusan Jumlah
Mahasiswa
Penarikan
Sampel
Sampel
Ilmu komunikasi 129 129 x 90
871
13,3= 13
Antropologi Sosial 68 68 x 90
871
7,02= 7
Ilmu Politik 84 84 x 90
871
8,6= 9
Sosiologi 91 91 x 90
871
9,4= 9
Ilmu Kesejahteraan
Sosial
68 68 x 90
871
7,02 = 7
Ilmu Administrasi
Negara
162 162 x 90
871
16,7= 17
Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis
152 152 x 90
871
15,7= 16
Administrasi
Perpajakan
117 117 x 90
871
12,08=
12
TOTAL 90
b. Purposive SamplingPurposive Sampling adalah pengambilan sampling dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitan (Kriyantono, 2008: 154). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang mendengarkan yang pernah menyaksikan iklan tayangan rokok di televisi minimal sebanyak sekali.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Agar diperoleh data yang objektif, maka peneliti menggunakan teknik untuk memperoleh data tersebut dengan cara :
1. Studi Perpustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori , pendapat-pendapat serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah diplih yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner. Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pernyataan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini dimaksudkan sebagai daftar pertanyaan utnuk memperoleh jawaban- jawaban dari para responden (Krisyantono, 2007: 93).
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan menggunakan analisis data sebagai berikut:
1. Analisis Tabel Tunggal
Analisis Tabel Tunggal adalah suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagi variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Table tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdir dari dua kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2011:266).
2. Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis meruapakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan maka peneliti menggunakan rumus
koefisien tata genjang oleh Spearman atau Spearman Rho Koefisien, dimana data variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari terkecil sampai terbesar. Rumus korelasi Rank Order yang dikembangkan oleh Charles Spearman ini dipergunakan untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya.
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guilford atau koefisien asosiasi sebagai berikut (Krisyantono, 2006: 169):
<0,20 : Hubungan rendah sekali 0,20-0,40 : hubungan rendah tapi pasti 0,41-0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90 : hubungan yang tinggi
>0,90 : hubungan yang sangat tinggi.
Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui cara yang terkumpul.(Arikunto, 2006: 71)
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
- Ho: Tidak terdapat Hubungan antara Terpaan Iklan Rokok dengan Perubahan Sikap Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Sumatera Utara Angkatan 2015.
- Ha: Terdapat Hubungan antara Terpaan Iklan Rokok dengan Perubahan Sikap Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Sumatera Utara Angkatan 2015.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data.
Pertama sekali peneliti mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai anak di
bawah umur yang mengkonsumsi rokok dan iklan rokok melalui media online,
mengingat begitu banyak generasi muda saat ini yang sudah mengkonsumsi
rokok. Setelah itu, Peneliti mulai menyusun proposal penelitian mengenai hal
tersebut. Peneliti melaksanakan seminar proposal pada tanggal 1 Februari 2016 di
ruangan A1.1, Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2015. Untuk memperoleh data, peneliti
mengunjungi website dir.mahasiswa.ac.id guna memperoleh jumlah koresponden
yang akan diteliti. Kemudian pada tanggal 11-12 Mei 2016, Peneliti menyebarkan
kuesioner kepada 90 responden sesuai dengan jumlah sampel yang telah dihitung
sebelumnya. Penelitian dapat berjalan dengan baik.
4.2 Teknik Pengolahan Data
Setelah peneliti pengumpulkan data dari 90 responden responden, peneliti melakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Penomoran kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut berdasarkan kerangka sampel (01-90).
2. Coding
Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka (score).
3. Inventarisasi
Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Fotron Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan.
Pada tahap ini, data FC di masukkan ke dalam tabel. Tabel tersebut terdiri dari tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa.
5. Uji Hipotesa
Pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman. Untuk mengukur tinggi rendahnya digunakan skala Ordinal.
4.3 Analisis Tabel Tunggal 4.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakteristik yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, jurusan perkuliahan, dan frekuensi menonton iklan rokok di televisi.
Berikut rincian mengenai karakteristik responden.
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Pria 61 67,8
Wanita 29 32,2
Total 90 100
(Sumber: P.1/FC.3)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Angkatan 2015, 61 orang (67,8%) berjenis kelamin pria lebih banyak dibanding responden wanita yakni 29 orang (32,2%). Jumlah responden pria lebih banyak dikarenakan pria lebih tertarik untuk mengkonsumsi rokok. Sementara responden wanita cenderung lebih jarang merokok diakibatkan oleh norma yang berlaku di masyarakat kita.
Kurangnya jumlah responden wanita yang diteliti dikarenakan mereka merasa tidak mengkonsumsi rokok sehingga banyak dari antara mereka yang enggan untuk menjadi responden.
2. Usia
Tabel 4.2 Usia
Usia (Tahun) Frekuensi Persen
15-17 2 2,2
18-20 88 97,8
Total 90 100
(Sumber: P.2/FC.4)
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia antara 18-20 tahun yakni 88 orang (97,8%), sedangkan yang berusia 15-17 tahun yakni 2 orang (2,2%). Hal ini dikarenakan usia mahasiswa angkatan 2015 rata-rata berusia diantara 18-20 tahun.
3. Jurusan Tabel 4.3 Jurusan (Sumber: P.3/FC.5)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel yang diambil berjumlah 90 orang. Departemen Ilmu Administrasi Negara merupakan jumlah terbanyak yakni 17 orang (18,9%). Disusul oleh Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang berjumlah 16 orang (17,8%). Departemen Ilmu Komunikasi berjumlah 13 orang (14,4%), Administrasi Perpajakan berjumlah 12 orang (13,3%), Sosiologi berjumlah 9 orang (10%),
Jurusan Sampel Percent
Ilmu Adminitrasi Negara 17 18,9
Antropologi Sosial 7 7,8
Ilmu Politik 9 10,0
Ilmu Komunikasi 13 14,4
Ilmu Kesejahteraan Sosial 7 7,8
Sosiologi 9 10,0
Ilmu Adminstrasi Niaga/Bisnis 16 17,8
Administrasi Perpajakan 12 13,3
Departemen Ilmu Politik berjumlah 9 orang (10%). Departemen Antropologi Sosial dan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial memiliki jumlah yang sama yakni 7 orang (7,8%).
4. Frekuensi Menonton Iklan Rokok di Televisi
Tabel 4.4
Frekeunsi Menonton Iklan Rokok
Respon Frekuensi Persen
Jarang (1-2 kali dalam seminggu) 29 32,2
Sering (3-4 kali dalam seminggu) 23 25,6
Sangat Sering ( 5-6 kali dalam seminggu) 16 17,8
Setiap Hari (7 kali dalam seminggu) 22 24,4
Total 90 100,0
(Sumber: P.4/FC.6)
Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas koresponden jarang menonton iklan televisi yakni 29 orang (32,2%). Berikutnya yang sering menonton iklan televisi (3-4 kali dalam seminggu) berjumlah 23 orang (25,6%). Adapun yang setiap hari (7 kali dalam seminggu) berjumlah 22 orang (24,4%) dan disusul oleh orang yang menonton sangat sering (5-6 kali dalam seminggu) berjumlah 16 orang (17,8%) yang menjadi angka terkecil dalam tabel ini. Ini menunjukkan bahwa frekuensi menonton iklan rokok di televisi oleh Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 bisa dikatakan jarang.
4.3.2. Tayangan Iklan Rokok di Televisi
Tayangan iklan rokok di televisi merupakan salah satu tayangan iklan yang paling sering muncul di televisi. Adapun berbagai cara yang dilakukan oleh pengiklan untuk menarik perhatian para penonton. Berikut rincian terhadap tayangan iklan rokok di televisi.
1. Kualitas Video
Video merupakan keseluruhan unsur visual yang mendominasi terhadap persepsi dari sebuah pesan yang diiklankan di televisi. Oleh karena itu para pembuat iklan
menggunakannya sebagai konsep utama. Unsur-unsur dari video mencakup semua hal yang terlihat pada layar televisi.
Tabel 4.5 Kualitas Video
Respon Frekuensi Persen
Tidak Baik 13 14,4
Kurang Baik 11 12,2
Baik 46 51,1
Sangat Baik 20 22,2
Total 90 100
(Sumber: P.5/FC.7)Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mayoritas koresponden mengatakan kualitas video iklan rokok di televisi baik yakni berjumlah 46 orang (51,1%). Adapun yang mengatakan sangat baik berjumlah 20 orang (20,2%). Sedangkan yang mengatakan tidak baik berjumlah 13 orang (14,4%) serta disusul pendapat yang mengatakan kurang baik berjumlah 11 orang (12,2%).
Berdasarakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas video iklan rokok di televisi adalah baik. Hal ini dianggap baik karena video iklan rokok di televisi dinilai baik lebih dari setengah jumlah koresponden.
2. Kualitas Audio
Pendekatan informal/non formal merupakan upaya reinforcement (penegasan kembali) dalam proses penyebarluasan informasi CSR. Setelah sosialisasi melalui musyawarah kelompok, penyebarluasan informasi dimaksimalkan kembali dengan komunikasi perorangan. Hal ini dilaksanakan karena padatnya aktivitas masyarakat, sehingga terdapat beberapa warga yang tidak hadir dalam musyawarah kelompok dan komunikasi perorangan menjadi alternatif agar pelaksanaan CSR dilaksanakan secara transparan dan mendapat dukungan warga. Berikut penilaian koresponden terhadap kualitas audio.
][Tabel 4.6 Kualitas Audio
Respon Frekuensi Persen
Tidak Baik 7 7,8
Kurang Baik 13 14,4
Baik 55 61,1
Sangat Baik 13 16,7
Total 90 100
(Sumber: P.6/FC.8)Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 90 responden, mayoritas menyatakan bahwa penyampaian kualitas audio dalam tayangan iklan rokok di televisi baik. Ini dapat dilihat dari 55 orang (61,1%) yang memberikan penilaian baik. Yang menyatakan sangat baik ada 13 orang (16,7%). Namun ada juga yang mengatakan kalau kualitas audio kurang baik yakni 13 orang (14,4%) dan mengatakan tidak baik ada berjumlah 7 orang (7,8%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar berpendapat bahwa kualitas audio iklan rokok dalam tayangan televisi baik walaupun ada sedikit orang yang berpendapat kurang baik.
Dalam audio terdapat beberapa unsur yang bisa membantu audio kedengaran menarik diantaranya musik dan efek suara. Unsur ini biasanya selalu terdengar di setiap iklan rokok yang ditampilkan di televisi. Berikut pendapat para responden mengenai unsur-unsur audio.
Tabel 4.7 Pemilihan Musik
(Sumber: P.7/FC.9)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 responden, mayoritas responden mengatakan bahwa pemilihan musik iklan rokok di televisi sudah sesuai yakni 54 orang (60%). 20 orang (22,2%) menyatakan bahwa pemilihan musik yang kurang sesuai. Namun ada juga responden yang menyatakan pemilihan musiknya tidak sesuai yakni 8 orang (8,9%) dan yang menyatakan sangat sesuai juga berjumlah sama 8 orang (8,9%).
Respon Frekuensi Persen
Tidak Sesuai 8 8,9
Kurang Sesuai 20 22,2
Sesuai 54 60,0
Sangat Sesuai 8 8,9
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa mayoritas reponden Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 setuju jika pemilihan musik pada iklan rokok di televisi sudah sesuai. Pengiklan produk rokok pasti menginginkan pemilihan musik yang sesuai agar terdengar menarik di telinga penonton televisi.
Setelah keseuaian pemilihan musik, Peneliti ingin melihat bagaimana penilaian para responden mengenai kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi. Efek suara merupakan unsur audio yang bisa menghidupkan suasana dalam tayangan iklan rokok di televisi. Berikut penilaian Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 mengenai kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi.
Tabel 4.8 Kualitas Efek Suara
(Sumber: P.8/FC.10)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 90 reponden, mayoritas menyatakan kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok di televisi sudah baik yakni 68 orang (75,6%). Angka ini cukup jauh dengan penilaian responden yang menyatakan sangat baik yakni 12 orang (12,2%). Namun ada 10 orang (11,1%) responden yang menyatkan kurang baik dan hanya ada 1 orang (1,1%) yang menilai tidak baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mayoritas Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015 lebih setuju memberikan penilaian yang baik terhadap kualitas efek suara dalam tayangan iklan rokok. Dapat diartikan bahwa suasana yang dibuat dalam