• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental ( Sudirman, dkk, 1989: 3-4).

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20, tahun 2003, pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sahertian, 2008:1).

Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004: 95), sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

2

mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffar (2010:1), sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi itu ada tiga ide pikiran penting yaitu: 1) proses transformasi, 2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. (Kesuma, dkk, 2012: 5).

Karakter juga merupakan sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan, yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan (Munir, 2010:3). Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang bersifat mendidik, yang bertujuan untuk membentuk penyempurnaan individu dan melatih agar menjadi individu yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan penanaman pendidikan nilai bagi generasi bangsa mulai nampak dan dirasakan penting setelah maraknya berbagai bentuk penyimpangan asusila, moral ditengah masyarakat. Hampir setiap hari ada saja pemberitaan di media cetak dan elektronik tentang pembunuhan, pemerkosaan, seks bebas diluar nikah, aborsi, peredaran dan pemakaian narkoba, bahkan kasus pemerasan yang dilakukan anak usia sekolah dasar.

Hal tersebut tentu membuat gelisah dan cemas orang tua. Apalagi pihak lembaga pendidikan yang mengemban tugas penting untuk mendidik, melatih dan membimbing anak didiknya. Ini persoalan serius

3

dan perlu mendapat perhatian ekstra khususnya bagi pelaku-pelaku dunia pendidikan (Damayanti, 2014:21).

Seiring perkembangan zaman, dan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan pendidikan maka ada beberapa jenis pendidikan yang dapat ditempuh guna memenuhi kebutuhan individu akan pendidikan. Jenis-jenis pendidikan tersebut adalah: 1) Lembaga pendidikan formal, pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat, pendidikan ini berlangsung di sekolah. 2) lembaga pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara teratur dan sadar tetapi tidak perlu mengikuti peraturan yang ketat, dan 3) lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat, pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, dalam pergaulan sehari maupun dalam pekerjaan, dan organisasi (Ahmadi, 1991: 97).

Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan yang sejenis. Para peserta didik pada pesantren disebut santri menetap di pesantren, disebut dengan santri yang umumnya menetap di pesantren, disebut dengan istilah pondok. Dari sinilah timbul istilah pondok pesantren (Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003:1).

4

Sejak zaman penjajahan, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensinya tidak diragukan lagi oleh masyarakat, lembaga itu ikut menyelenggarakan pendidikan baik dari jalur pendidikan sekolah atau pendidikan di luar sekolah.

Era globalisasi telah membawa pendidikan ke arah yang lebih maju dan modern dan terus mengembangkan pembelajaran-pembelajaran yang modern. Akan tetapi di pondok pesantren juga tak kalah dengan pendidikan formal, di dalam pondok pesantren juga menerapkan pendidikkan karakter untuk membangun santri agar menjadi seseorang yang mampu dan melatih diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. Sejak awal pertumbuhannya, tujuan utama pondok pesantren adalah 1) menyiapkan santri mendalami dan menguasia ilmu agama islam atau yang lebih dikenal dengan tafaqquh fid-din, yang diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat indonesia, kemudian di ikuti dengan tugas, 2) dakwah menyebarkan agama islam dan 3) benteng umat dalam bidang akhlak.

Materi yang diajarkan di pondok pesantren kebanyakan adalah kitab-kitab klasik yang berbahasa arab. Kegiatan-kegiatan yang dijalankan juga membimbing dan mengarahkan santri agar menjadi santri yang berpendidikan dan berakhlak mulia. Pendidikan di pondok pesantren sangat berbeda dengan pendidikan formal di sekolah, pembelajaran yang di ajarkan, kebiasaan yang di kerjakan,dan pergaulan seorang santri.

5

Dengan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pendidikan karakter di bentuk di pondok pesantren, maka judul

dalam penelitian ini adalah “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN

KARAKTER PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN KALIBENING SALATIGA TAHUN 2016”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki beberapa hal sebagai fokus penelitian dan tujuan dalam penelitian, yang meliputi:

1. Bagaimana persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?

2. Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?

3. Apa hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan yang hendak di capai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui persepsi pendidikan karakter di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.

2. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.

6

3. Untuk mengetahui hambatan dan solusi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien tahun 2016.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

a. Memberi sumbangan dan memperluas wawasan pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien.

b. Memberi sumbangan fikiran dan informasi kepada pengelola pesantren dalam menanamkan pendidikan karakter.

2. Kegunaan Praktis

a. Menghantarkan dunia pondok pesantren agar dapat menghadapi persoalan-persoalan perubahan globalisasi. b. Menghantarkan seorang santri agar menjadi santri yang

lebih baik dan berakhlak mulia yang mampu menghasilkan generasi yang bermanfaat di masyarakat. E. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan supaya terhindar dari timbulnya kesalah pahaman terhadap apa yang di kandung dalam skripsi ini, maka perlu kiranya diperjelas dan dibatasi pengertiannya sebagai berikut:

7 1. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan atau penerapan. Susilo menyatakan bahwa implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, inovasi, dan suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap(2007:174).

Jadi , implementasi yang di maksud oleh penulis yaitu suatu penerapan dan pelaksanaan yang ada di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien. Seperti penerapan pendidikan karakter, yang mencakup bagaimana penerapan kurikulum pembelajaran, kegiatan-kegiatan dan pergaulan santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Sahertian, 2008:1). Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa karakter adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat dan watak. Dengan demikian karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat bangsa, dan negara. Individu yang

8

berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan bisa mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat (Damayanti, 2014: 11).

Jadi, pendidikaan karakter yang dimaksud penulis yaitu suatu usaha yang dilakukan agar dapat membentuk diri menjadi baik dan berakhlak mulia. Seperti yang telah ada pada pribadi Rasullah tersemai akhlak mulia dan agung. Di sebutkan dalam Al Qur‟an surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya: “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”.

Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah pendidikan karakter harus dimiliki seorang santri. Setiap santri pasti mempunyai karakter tersendiri dan memiliki karakter yang berbeda-beda, maka setiap santri di tanamkan pendidikan karakter agar dapat membentuk diri menjadi baik dan berakhlak mulia. Di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien santri di tanami pendidikan karakter. Dengan pendidikan karakter santri mampu menciptakan generasi pendidik yang berakhlak mulia.

F. Metode Penelitian

Untuk mencapai penelitian yang failid, maka data harus sesuai dan harus bisa dipercaya kebenarannya serta menggunakan metode yang sesuai pula.

9 1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian Lapangan Fieid research. Disini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini (Moleong, 2009: hal 3). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang tidak menggunakan perhitungan (Moleong, 2009: hal 3).

Secara teknis penelitian kualitatif dapat diartiakan sebagai penelitian yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam bahasanaya dan dalam peristilahannya (Moleong, 2009 : hal 3).

Hasil penelitian yang didapat adalah data yang berisi pendidikan karakter menurut santri, serta bagaimana implementasi pendidikan karakter pada santri dan hambatan serta solusi pendidikan karakter pada santri di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.

2. Kehadiran penelitian

Peneliti hadir secara langsung pada obyek penelitian dalam rangka pengumpulan data yang akan diolah menjadi deskripsi. Penelitian dilaksanakan dalam cara wawancara dan pengamatan aktifitas sehari-hari, maka peneliti terlibat secara langsung dan aktif dalam rangka pengumpulan data.

10 3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien yang beralamat di Jl.Raden Patah 20 Kalibening Salatiga.

4. Instrumen penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumbar data, melekukkan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009 :222). Begitu pula yang dikatakan oleh Moleong yaitu, peneliti sebagai instrumen karena ia merupakan peneliti sekaligus pelaksana, pelaksanaan pengumpulan data analisis dan penafsiran data dan akhirnya ia menjadi pelopor-pelopor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari seluruh proses penelitian (Sugiyono, 2009 :121).

Dalam melakukan instrumen peneliti, peneliti itu sendiri mencari data dengan memberikan pertanyaan tentang pendidikan karakter kepada santri. Peneliti melakukan observasi di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien secara langsung. Kemudian data dan informasi yang didapat dianalisis dan dikelola oleh peneliti itu sendiri.

11 5. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah: a) Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009 :225). Adapun yang terlibat secara langsung sebagai sumber data primer yaitu: Pengasuh Pondok Pesantren, Dewan Asatidz, Pengurus, serta para Santri.

b) Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya liwat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2009: 225). Adapun sumber data sekunder yaitu buku-buku, arsip-arsip, dokumen, catatan dan laporan pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.

6. Prosedur pengumpulan data a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010:180). Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

12

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009:186).

Wawancara ini merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka. Dalam wawancara ini peneliti langsung mewawancarai santri secara langsung untuk memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan bertujuan agar santri menyampaikan pendapatnya mengenai pendidikan karakter.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan atau instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang di gambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu sekala bertingkat (Arikunto, 2010:272).

Adapun cara yang digunakan dalam observasi adalah mengadakan pengamatan langsung di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien dengan cara melihat dan mengindrakan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan keseharian dalam

13

pesantren. Dalam observasi ini yang menjadi objeknya adalah santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat ,lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk memperkuat data-data yang diperoleh dari lapangan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang berupa catatan tertulis dari Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien. 7. Analisis data

Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menempatkan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain (Moleong, 2009:248).

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan di lapangan adalah: a. Pengumpulan data

Merupakan hasil dari data informasi yang diperoleh dari pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara, pengamatan maupun observasi, data yang terkumpul masih

14

berupa data mentah yang belum di olah, sehingga masih perlu dipilih data yang penting dan tidak

b. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya (Muhadjir, 2002:6). Reduksi data merupakan penyederhanaan yang di peroleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan kesimpulan.

c. Penyajian data

Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan (Miles, 1992:16). Penyajian data dilakukan supaya data dapat terorganisasikan dan mudah dipahami.

d. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2009: 253). Dari hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi. Kesimpulan yang di verifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.

15 8. Pengecekan keabsahan data

Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Teknik tringgulasi adalah teknik pemerisaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:

a. Trianggulasi sumber data

Trianggulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2011:241). Teknik ini dilakukan dengan menggali data yang berbeda-beda tetapi metodenya sama. b. Trianggulasi metode

Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2009:331). Teknik ini dilakukan dengan menggali data yang sama tetapi metodenya yang berbeda.

9. Tahap-tahap penelitian

Menurut moleong (2009, 127-148) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat:

16 a. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum penelitian terjun kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak Pondok Pesantran Hidayatul Mubtadi-Ien, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan

memanfaatkan informan, serta menyiapkan

perlengkapan penelitian. b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan data.

c. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini di kemukakan konse analisis data juga di persoalkan bahwa analisis data itu di bimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan. G. Sistematika penulisan

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat di jabarkan sebagai berikut:

17 BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, fokus penelitian,tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Dokumen terkait