• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan jeruk dalam menyediakan nutrisi dan nilai kesehatan telah diakui sejak lama. Jeruk termasuk dalam genus Citrus dari famili Rutaceae, dikenal dari aromanya yang menyegarkan, kemampuan dalam menghilangkan dahaga dan dalam menyediakan vitamin C yang cukup sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG). Selain asam askorbat, jeruk mengandung beberapa fitokimia, yang memainkan peran dalam nutraceutical, seperti karotenoid (likopen dan beta-karoten), limonoid, flavanone dan vitamin B kompleks serta nutrisi lainnya yang berhubungan (thiamin, riboflavin, asam nikotin, asam pantotenat, piridoksin, asam folat, biotin, kolin dan inositol). Senyawa flavanone dalam buah jeruk dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah, antialergi, antikarsinogenik dan antivirus (Ladaniya, 2008).

Tanaman jeruk menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, produktivitas jeruk di Sumatera Utara mencapai 513.677 ton, kedua terbesar setelah Jawa Timur yaitu sebesar 592.328 ton. Salah satu sentra produksi jeruk di Sumatera Utara yaitu Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2013 luas areal penanaman jeruk di Kabupaten Simalungun 1.174 Ha dengan produksi mencapai 53.636 ton untuk jenis jeruk siam dan jeruk besar (Dinas Pertanian, 2013).

Sebagaikomoditas yang bernilai ekonomi tinggi pengembanganjeruk perlu mendapat perhatian yangbesar mengingat kontribusinya yang besar padaperekonomian nasional.Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi penghasil jeruk nasional mengharapkan dapatmenghasilkan jeruk yang berkualitas pada

tahun-tahun mendatang, agar dapat lebih bersaing di pasar. Oleh sebab itu, plasma nutfah jeruk di Sumatera Utara memegang peranan penting dalam perakitan varietas unggul baru atau sumber bahan pemuliaan (Simatupang, 2009).

Indonesia merupakan negara pengimpor jeruk terbesar di ASEAN. Nilai impor jeruk di Indonesia pada tahun 2012 sebesar US $ 227.300.473 sedangkan nilai ekspor jeruk sebesar US $ 847.335. Tingginya angka impor ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani jeruk karena akan terjadi persaingan dengan produk jeruk impor. Selain itu dikhawatirkan juga bahwa produk impor juga bisa menguasai pasar jeruk di Indonesia, sehingga akan mengancam produksi jeruk nasional di Indonesia (Silitonga, 2014).

Semakin banyaknya produk buah jeruk impor di pasar nasional, maka akan terjadi persaingan antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan dalam pembelian. Jeruk lokal sendiri memiliki penampilan warna buah yang kusam, ukuran buah tidak seragam dan rasanya agak asam, sehingga jeruk lokal kurang dapat memikat minat konsumen. Lain halnya dengan penampilan jeruk impor yang berwarna orange mengkilat dengan rasa yang manis, yang tentunya lebih memikat minat konsumen.

Penguasaan teknik-teknik pemuliaan tanaman jeruk secaratepat beserta dengan pengetahuantentang sifat genetik dan ketersediaan bank plasma nutfah yang terjamin keberadaanya akan sangat berguna dalam menetukan keberhasilan prosespemuliaan tanaman jeruk dalam memperbaiki karakter suatu tanaman.

Keragaman genetik pada tanaman dapat dihasilkan dari proses adaptasi ekologis yaitu setiap karakteristik morfologi, anatomi maupun fisiologis dari suatu

spesies tanaman membuatnya lebih cocok dalam lingkungannya sehingga meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Keragaman sifat-sifat genetis ini secara fenotipe ditunjukkan melalui perbedaan penampilan.

Identifikasi karakteristik morfologis merupakan kegiatan penting dalam pengelolaan plasma nutfah yang digunakan untuk menyusun deskripsi varietas dalam rangka seleksi tetua pada program pemuliaan. Identifikasi karakteristik morfologis tidak hanya mengidentifikasi jenis jeruk saja, tetapi juga menentukan hubungan genetik atau kekerabatan diantara aksesi jeruk tersebut. Informasi hubungan genetik atau kekerabatan ini diperlukan dalam merakit varietas unggul.

Dalam melakukan identifikasi suatu jenis tanaman sering menggunakan karakter morfologi karena cara ini merupakan cara yang termudah dalam mengenal tanaman. Identifikasi berdasarkan karakter morfologi digunakan untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan tanaman berdasarkan karakter morfologinya. Secara umum pada tanaman tingkat tinggi bagian-bagian yang biasa diamati meliputi bagian vegetatif seperti akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatifnya adalah bunga, buah dan biji (Purwanto, dkk., 1998).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan identifikasi terhadap karakter-karakter morfologi dan hubungan kekerabatan tanaman jeruk yang terdapat pada beberapa desa di Kabupaten Simalungun.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan hubungan kekerabatan pada tanaman jeruk di beberapa desa di Kabupaten Simalungun.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memperoleh data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

ABSTRAK

CHRISTINE ROSALINA S, Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa

Desa Kabupaten Simalungun. Dibimbing oleh Ir. Mbue Kata Bangun, MP dan Ir. Eva Sartini Bayu, MP.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan hubungan kekerabatan pada tanaman jeruk di beberapa desa di Kabupaten Simalungun, yaitu Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage dari bulan Juli sampai September. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, ukuran daun, warna daun, tepi daun, warna bunga, kedudukan bunga, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, warna kulit buah, bentuk buah, rasa daging buah, tebal kulit buah, jumlah juring, jumlah biji, bentuk biji, permukaan biji dan warna biji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring. Hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel C5 dan B5 dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702 dan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel A3 dan A1 dengan nilai koefisien sebesar 22,103. Berdasarkan hasil dendogram terbentuk dua kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel dan kelompok 2 terdiri dari 1 sampel. Kata kunci : Jeruk, Karakterisasi, Morfologi, Kekerabatan

ABSTRACT

CHRISTINE ROSALINA S, Identification of morphological and phylogenetic relationship of orange siam (Citrus nobilis) in some villages of

Simalungun. Supervised by Ir. Mbue Kata Bangun, MP and Ir. Eva Sartini Bayu, MP.

The main goal of this research was to identify the morphological characteristics and phylogenetic relationship of orange siam, research has been conducted at three villages in Simalungun that are Dalig Raya Village, Pematang Purba Village and Simpang Bage Village from July to September 2015. This study uses a survey with a sampling technique using purposive sampling. Parameters measured were plant height, circular stem, tree shape, stem colour, leaf lamina shape, leaf lamina length, leaf lamina width, leaf colour, leaf lamina margin, colour of open flower, position of the flower, number of staments, petal length, petal width, fruit diameter, fruit weight, fruit skin colour , fruit shape, taste of pulp, rind thickness, number of segments, number of seeds, seed shape, seed surface and seed colour.

The results of research showed that the citrus in all villages at Simalungun District have wide phenotypic variability for plant height, circular stem, leaf lamina length, leaf lamina width, number of stamens, the size of the petals, fruit diameter, fruit weight, rind thickness and number of segments. The nearest phylogenetic relationship were at C5 and B5 samples with coefficient equal to 0,702 and the most far phylogenetic relationship were at A3 and A1 samples with coefficient equal to 22,103. Based on the results of dendogram, there were formed two main groups: the first group consist of 35 samples, the second group consist of 1 samples. Key Words : Citrus, Characterization, Morphology, Phylogenetic relationship

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN

Dokumen terkait