• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dalig Raya KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Raya

c. Desa : Dalig Raya

d. Dusun : Tumbukan Dalig

II. Identitas Responden

a. Nama : Ir. Jarismen Purba

b. Umur : 67 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pekerjaan : Pensiunan PNS

e. Pendidikan Terakhir : Sarjana f. Kegiatan lain diluar usaha tani : -

g. Luas Lahan : 2 Ha

h. Ketinggian Tempat : ± 900 mdpl

i. Umur Tanaman : 11 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 2 Ha dengan populasi 340 tanaman

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 11 tahun

(3)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari wilayah Berastagi Kabupaten Karo

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 11 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya. Pada awal pertanaman, bibit jeruk ditumpangsarikan dengan tanaman padi, jagung, cabe dan kacang-kacangan sampai tanaman berumur 3 tahun.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam? Tidak ada

12. Sebutkan pemeliharaan yang telah dilakukan selama ini?

(4)

13. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan?

Panen dilakukan tergantung buah yang telah matang, biasanya dilakukan dua kali panen dalam setahun (bulan Maret dan bulan Oktober) untuk panen besar dan empat kali panen kecil.

(5)

Lampiran 3. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Pematang Purba KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Purba

c. Desa : Pematang Purba

d. Dusun : Parbalokan

II. Identitas Responden

a. Nama : Roseli Sane

b. Umur : 36 tahun

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Pekerjaan : Petani

e. Pendidikan Terakhir : SMA f. Kegiatan lain diluar usaha tani : -

g. Luas Lahan : 18 rante

h. Ketinggian Tempat : ± 751 - 1400 mdpl

i. Umur Tanaman : 5 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 18 rante dengan populasi 200 tanaman.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 5 tahun

3. Berapa rata-rata pendapatan Bapak/Ibu dari usahatani Jeruk? Belum panen besar, tapi dijual kepada tengkulak Rp 4.000 – Rp

(6)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari desa Bagot Raya, Simalungun dimana penangkarnya berasal dari

Kabanjahe

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Madu

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 5 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya. Tanaman sebelum yang ditanam adalah tanaman kopi. Tanaman jeruk di tumpangsarikan dengan berbagai tanaman hortikultura sampai sekarang.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam?

Bibit ditempatkan di tempat yang teduh, lalu disemprot dengan fungisida saat umur bibit 3 MST

(7)

Dilakukan pemupukan satu kali sebulan dengan menggunakan pupuk urea, RJ, dan SS.

13. Proses panen dan pasca panen yang dilakukan?

Panen dilakukan tergantung buah yang telah matang, biasanya dilakukan dua kali panen dalam setahun (bulan Juni dan bulan Agustus atau September) untuk panen besar. Dalam sekali panen biasanya di dapat 5 ton tanaman jeruk

(8)

Lampiran 4. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Simpang Bage KUISIONER

I. Lokasi

a. Kabupaten : Simalungun

b. Kecamatan : Silimakuta

c. Desa : Simpang Bage

d. Dusun : -

II. Identitas Responden

a. Nama : Ganefo Girsang

b. Umur : 43 tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pekerjaan : Petani

e. Pendidikan Terakhir : SLTA

f. Kegiatan lain diluar usaha tani : Peternak ikan

g. Luas Lahan : 8000 m2

h. Ketinggian Tempat : ± 1400 mdpl

i. Umur Tanaman : 3 tahun

III. Pertanyaan

1. Berapa luas lahan tanaman jeruk yang Bapak/Ibu usahakan sekarang? 8000 m2 dengan populasi 230 tanaman.

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menekuni usahatani Jeruk? 3 tahun

(9)

4. Darimana asal usul tanaman Jeruk di Kabupaten Simalungun? Dari daerah Karo

5. Jenis varietas yang Bapak/Ibu tanam? Jeruk Siam

6. Sudah berapa lama varietas tersebut Bapak/Ibu tanam? 3 tahun

7. Bagaimana cara perbanyakan tanaman yang dilakukan? Tidak melakukan perbanyakan sendiri, membeli bibit ke penangkar langsung 8. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jeruk yang Bapak/Ibu peroleh?

• Benih unggul dari pusat penelitian • Benih biasa

• Bibit Unggul • Bibit biasa • Anakan

9. Hasil Panen Jeruk?

• Konsumsi sendiri / dagang sendiri secara eceren • Tengkulak / pedagang

10. Coba jelaskan persiapan lahan yang Bapak/Ibu lakukan untuk pertanaman Jeruk!

Dibersihkan dulu kebun dari sisa-sisa tanaman hasil pertanaman sebelumnya.

11. Apakah ada perlakuan khusus pada bibit jeruk sebelum ditanam? Tidak ada

12. Sebutkan pemeliharaan yang telah dilakukan selama ini?

Dilakukan pemupukan satu kali dalam dua bulan dengan menggunakan pupuk kompos dan penyemprotan satu kali dalam sepuluh hari karena terlalu banyak hama lalat buah

(10)

Lampiran 5. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman

Parameter deskripsi varietas tanaman jeruk menurut The International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI) adalah sebagai berikut :

a) Karakter Pohon

(1) Tinggi Pohon : (2) Lingkaran Batang :

(3) Bentuk Tajuk (a) Menjulang (b) Bulat

(c) Bulat Membujur

(4) Warna Batang : b) Karakter Daun

(1) Bentuk Helaian Daun (a) Jorong (b) Bulat telur

(c) Bulat telur tebalik (d) Bangun lanset (e) Bulat atau bundar

(f) Bentuk hati dengan ujung runcing di dasar

(2) Panjang Helaian Daun (mm) (3) Lebar Helaian Daun (mm)

(4) Intensitas warna hijau (a) Hijau Muda (b) Hijau Sedang (c) Hijau Tua (5) Garis Tepi Daun (a) Beringgit

(11)

(e) Lainnya c) Karakter Bunga

(1) Warna Mahkota Bunga (a) Putih

(b) KuningMuda

(4) Panjang Mahkota Bunga (mm) (5) Lebar Mahkota Bunga (mm) d) Karakter Buah

(1) Diameter Buah (mm) (2) Berat Buah (gr) (3) Warna Kulit Buah

(4) Bentuk Buah (a) Bulat

(5) Rasa Daging Buah (a) Manis Sekali (b) Manis

(12)

(b) Ujung membesar (c) Runcing

(d) Bujur Telur (e) Setengah Segitiga (f) Bulat

(g) Setengah Bulat (h) Lainnya

(3) Permukaan Biji (a) Lembut

(b) Keriput (c) Berambut (d) Lainnya

(4) Warna Biji (a) Putih

(13)

Lampiran 6. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Dalig Raya Karakter-karakter morfologis batang

Sampel Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang (cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

A1 6,42 59 Bulat Membujur Cokelat

Bentuk Daun Ukuran Daun (cm) Warna Daun Tepi Daun

A1 Jorong 7,0 x 3,8 Hijau Tua Bergerigi

Warna Bunga Kedudukan Bunga Jumlah Tangkai Sari

(14)

Diameter

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

(15)

Lampiran 7. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Pematang Purba

Karakter-karakter morfologis batang Sampel

Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang

(cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

B1 1,81 22 Bulat Cokelat

(16)

Karakter-karakter morfologis buah

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

(17)

Lampiran 8. Karakter-karakter Morfologis Tanaman Jeruk di Desa Simpang Bage Karakter-karakter morfologis batang

Sampel

Pengamatan Parameter

Tinggi tanaman (m) Lingkaran Batang

(cm) Bentuk Tajuk Warna Batang

C1 1,87 20 Bulat Membujur Cokelat

(18)

Karakter-karakter morfologis buah

Sampel Pengamatan Parameter

Jumlah Biji Bentuk Biji Permukaan Biji Warna Biji

(19)

Lampiran 9. Uji Skoring Rasa

Skoring Penilaian Rasa Buah di Tiga Desa Kabupaten Simalungun

Desa Dalig Raya (A)

Desa Pematang Purba (B)

(20)

Asam = 1

Peringkat dalam Skoring Rasa Buah di Tiga Desa Kabupaten Simalungun Desa Dalig

H1 : Tidak seluruh mean populasi sama

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E., N., 2012. Penggunaan Penanda Molekuler Untuk Mempercepat danMempermudah Perbaikan Kualitas Tanaman Teh (Camellia sinensis(L.) O. Kuntze). Makalah Seminar. Program Studi Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura. 2014. Standar Operasional Prosedur Budidaya Jeruk Siam Banjar Kalimantan Tengah. Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Dinas Pertanian dan Peternakan.

BPS, 2014. Simalungun dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1102001.1209.

____, 2014. Kecamatan Raya dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

____, 2014. Kecamatan Purba dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

____, 2014. Kecamatan Silimakuta dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS: 1403.12.09.100

Dinas Pertanian. 2013. Pertanian dalam Angka Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dinas Pertanian, Medan.

Fatimah, S., 2013. Analisis Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Sebelas Jenis Tanaman Salak (Salacca Zalacca (Gertner) Voss) Bangkalan. Jurnal Agrovigor. 6(1):1-15.

Hardiyanto, C.Martasari, dan D. Agisimanto. 2007. Kekerabatan Genetik Beberapa Spesies Jeruk Berdasarkan Taksonometri. Jurnal Hortikultura. 17(3):203-216

Herwati, A., Purwati, R. D.,dan Anggraeni, T. D. A., 2011. Penampilan Karakter Kualitatif PadaPlasma Nutfah Tanaman Bunga-Matahari. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Perkebunan. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

tanggal 18 April 2015

(22)

Indrayasa, A., 2011. Induksi Keragaman Genetik dengan Sinar Gamma pada Jeruk Siam Pontianak (Citrus nobilisvar. microcarpa) secara in vitro. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian Bogor. Karsinah, F., Silalahi, H., dan Manshur, A., 2007. Eksplorasi dan Karakterisasi

Plasma NutfahTanaman Markisa. Jurnal Hortikultura.17(4):297-306.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Ladaniya, M., 2008. Citrus Fruit: Biology, Technology, and Evaluation. Elsevier Inc. USA.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.

Mansyah, E., Baihaki, A., Setiamiharja, R., Darsa, J. S., Sobir, dan Poerwanto, R., 2003. Variabilitas Fenotipik Manggis pada Beberapa Sentra Produksi di Pulau Jawa. Jurnal Hortikultura. 13(3):147-156.

Martasari, C. dan Mulyanto H., 2008. Teknik Identifikasi Varietas Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika.

Martasari, C., Supriyanto, A., Agisimanto, D., Hardiyanto, dan Mulyanto,H. 2004. Keragaman Jeruk Siam Di Indonesia. Prosiding Seminar Jeruk Siam Nasional: Surabaya.

Martasari, C., Agisimanto, D., dan Yusuf, H.M., 2004. Pemuliaan mutasi tanaman jeruk keprok. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta.

Naharsari, N. D., 2007. Bercocok Tanam Jeruk. Azka Press, Bekasi.

Prihatman, K., 2000. Jeruk (Citrus sp). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta. Diakses dari http://www.ristek.go.id. pada tanggal 08 Mei 2015. Purwanto, E., Yuniastuti, E., Walujo, D. 1998. Keragaman Plasma Nutfah Jeruk

Besar (Citrus maximaMerr.) Berdasarkan Karakter Morfologi. Jurnal Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.

(23)

Qosim, W., A., Rostini, N., Mustikasari, A., 2011. Variabilitas Fenotipik dan Kekerabatan Tanaman Manggis di Lima Desa Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Itegratif Pangan, Kesehatan dan Lingkungan: Bandung.

Roy, R. S. And Goldschmidt, E., 1996. Biology of Citrus. Cambridge University Press.

Rismunandar, 1986. Mengenal Tanaman Buah-Buahan. Sinar Baru, Bandung. Silitonga, Y. A. T., 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Volume Impor

Komoditas Jeruk di Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Simatupang, S., 2009. Karakterisasi dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Jeruk In Situ olehMasyarakat Lokal Sumatera Utara. Buletin Plasma Nutfah Vol.15 No.2 Sitanggang, M., 2002. Pengaruh Panjang Mata Tempel dan Lamanya Diikat

Terhadap Keberhasilan Okulasi dan Pertumbuhan Tempelan Jeruk (Citrus nobilis L.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Soelarso, R. B., 2007. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Sudarka, W., 2009. Pemuliaan Tanaman. Program Studi Agronomi Jurusan

Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Sulistiawati, N. P. A., Rai, I. N., Santosa I. G. N., dan Astarini I. A., 2014. Phenophyology Studiesin Efforts Produced Off Season Citrus (Citrus nobilis var, microcarpa). Interrnational Journal on Advanced Science Engineering Information Technology. 4(6):56-61.

Steel R.G.D dan J.H Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika, Terjemahan Bambang Sumantri. PT Gramedia, Jakarta.

Sulkani. 2013. Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar - Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Jakarta

.

Tim Mekarsari. 2010. Ensiklopedia Buah Jeruk. Grasindo, Jakarta.

Tobing, D. M. A., 2013. Identifikasi Karakter Morfologi dalam Penyusunan Deskripsi Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Daerah Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

(24)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan WaktuPenelitian

Penelitianini akan dilakukan di sentra-sentra penanaman jeruk pada Kecamatan Raya, Kecamatan Purba dan Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun pada bulan Juli sampai September 2015. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jeruk tertinggi yang berada di setiap daerah.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa tanaman jeruk dengan mengambil sampel tanaman dari Kecamatan Raya, Purba dan Silimakuta sebagai bahan penelitian.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera untuk mendokumentasikan hasil penelitian, meteran, jangka sorong dan timbangan untuk mengukur karakter kuantitatif tanaman, label untuk menandai sampel, buku data dan alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh serta alat pendukung lainnya.

Metode Penelitian

(25)

diperoleh akan digunakan sebagai data awal untuk identifikasi dan karakteristik. Setiap data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan jenisnya.

Analisis data fenotipe pada karakter kuantitatif dilakukan untuk melihat keragaman yang ada pada populasi. Analisis perbandingan keragaman juga dilakukan dengan melihat perbandingan keragaman fenotipe dengan standar deviasi keragaman fenotipe.

Nilai keragaman fenotipe dihitung menurut Steel and Torrie (1995) sebagai berikut:

�2� =�∑ ��2�−�(∑ ��)2/�� �−1

�2 = keragaman fenotipe

xi = nilai rata-rata populasi ke-i n = jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotipe dihitung berdasarkan rumus :

���2� = ��2�

(�−1)

���2 = standar deviasi keragaman fenotipe

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman dihitung berdasarkan Darajat (1987) dalam Mansyah dkk. (2003) sebagai berikut :

• Apabila�2�> 2 ���2� berarti bahwa keragaman luas • Apabila�2�< 2 ���2� berarti bahwa keragaman sempit

(26)

hasil survei. Analisis cluster menghasilkan dendogram yang digunakan untuk menilai pola keragaman dari data survei (Sutanto, 2009).

Untuk menganalisis nilai (skoring) data kualitatif digunakan dengan cara tes organoleptic atau penilaian dengan menggunakan organ (pancaindra) manusia dengan bantuan beberapa orang peserta sebagai tim penilai data kualitatif seperti rasa daging buah, tekstur daging buah dan sebagainya. Penilaian dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :

1. Penentuan beberapa orang sebagai tim penilai.

2. Mengambil sampel secara acak tanpa di ketahui tim penilai 3. Sampel diberikan kepada tim penilai untuk penilaian.

4. Skoring dari sampel diberikan tim penilai sesuai dengan hasil panca indra masing-masing.

5. Nilai diberikan sesuai dengan pilihan skoring data pengisian deskripsi Rasa daging buah:

6. Langkah diatas diulang beberapa kali sampai mewakili semua sampel yang diuji untuk setiap peserta penilai (tes organoleptic).

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat rasa buah jeruk dari tiga desa tersebut maka hasil skoring dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis yaitu uji anova one-way dengan menggunakan Ranking. Hipotesis uji ini adalah jika Ho diterima, maka sampel berasal dari populasi yang memiliki mean yang sama, dihitung berdasarkan:

Ri = Jumlah peringkat dalam sampel

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan survei yang telah dilakukan terlebih dahulu di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, kemudian setelah didapat informasi tersebut, survei dilakukan di Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jeruk tertinggi yang berada di setiap daerah. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh maka lokasi yang dipilih untuk melakukan pengamatan berada di kecamatan Raya, Silimakuta dan Purba Kabupaten Simalungun.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampeldengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 jumlah tanaman yang diamati pada tanaman Jeruk adalah 10 + (1% x jumlahtanaman dalam populasi).

Wawancara Langsung

(28)

Pengamatan Parameter

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m)

Tinggi tanaman jeruk diukur dari leher akar sampai ujung daun terpanjang dengan menggunakan meteran dan pada umur berapa jeruk yang diamati tersebut.

Lingkaran Batang (cm)

Lingkaran batang diukur mulai dari atas lingkaran yang dijadikan batang bawah (kaki gajah) pada tanaman hasil okulasi.

Bentuk Tajuk

Pengamatan bentuk tajuk dilakukan dengan cara visual bentuk tajuk tanaman jeruk yang diamati tersebut.

Warna Batang

Pengamatan warna batang dilakukan dengan cara visual warna batang tanaman jeruk yang diamati.

Morfologi Daun

Bentuk Daun

Bentuk daun diamati dengan mengamati karakteristik daun tersebut sesuai dengan kriteria bentuk daun.

Ukuran Daun (cm)

Ukuran daun diukur pada bagian tengah helaian daun yang terlebar dengan menggunakan alat ukur penggaris/meteran.

Warna Daun

(29)

Tepi Daun

Tepi daun diamati dengan cara visual yakni melihat bentuk dari tepi daun tanaman tersebut.

Morfologi Bunga

Warna Bunga

Pengamatan bunga pada tanaman diamati dengan mengetahui bentuk dan jenis bunga pada tanaman jeruk yang diamati tersebut.

Kedudukan Bunga

Pengamatan pada kedudukan bunga jeruk dilakukan dengan mengamati secara visual dengan melihat letak atau posisi bunga yang terdapatpadaketiak pelepah pada tanaman jeruk tersebut.

Jumlah Tangkai Sari

Pengamatan pada jumlah tangkai sari dilakukan secara langsung dengan menghitung jumlah tangkai sari pada bunga.

Ukuran Mahkota Bunga (mm)

Pengamatan pada ukuran mahkota bunga diukur pada bagian terpanjang dan terlebar masing-masing mahkota bunga, lalu diambil nilai rata-rata dari keseluruhan mahkota bunga.

Morfologi Buah

Diameter Buah (mm)

Diameter buah diukur dengan menggunakan alat pengukur jangka sorong dari masing-masing sampel buah.

Berat Buah (gram)

(30)

Warna Kulit Buah

Warna kulit buah jeruk diamati secara visual sesuai dengan warna kulit jeruk.

Bentuk Buah

Bentuk buah jeruk diamati secara visual dan dilihat karakter-karakter bentuk jeruk berdasarkan karakter IPGRI.

Rasa Daging Buah

Rasa buah jeruk dengan mengambil beberapa sampel pada masing-masing jenis jeruk, kemudian dilakukan survei dengan meminta beberapa panelis untuk mencicipi rasa buah tersebut.

Tebal Kulit Buah (mm)

Pengamatan tebal kulit buah dilakukan dengan mengukur tebal kulit buah dengan menggunakan jangka sorong.

Jumlah Juring

Pengamatan jumlah juring dilakukan dengan menghitung tiap segmen (juring) pada buah yang telah dikupas kulitnya.

Morfologi Biji

Jumlah Biji

Pengamatan jumlah biji dilakukan dengan menghitung jumlah biji per sampel buah yang diamati.

Bentuk Biji

(31)

Permukaan Biji

Pengamatan permukaan biji diamati dengan cara visual dengan menyentuh permukaan biji tanaman tersebut.

Warna Biji

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakter-Karakter Morfologis Jeruk Siam (Citrus nobilis)

Dari hasil survei yang dilakukan di tiga kecamatan, masing-masing kecamatan dipilih satu desa dan tiap desa merupakan daerah yang umum ditanami jeruk oleh masyarakat.

Dari setiap desa dilakukan analisis data umum terhadap pemilik lahan dan karakteristik lahannya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan Uraian Desa Dalig Raya

Kecamatan Raya

Nama Varietas Jeruk Siam Madu Jeruk Siam Madu Jeruk Siam Madu Cara Perbanyakan Vegetative Vegetative Vegetative Asal Tanaman Bibit hasil okulasi Bibit hasil okulasi Bibit hasil okulasi Hasil Panen Dagang sendiri

dan Dijual ke

(33)

1. Jeruk Desa Dalig Raya

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, bunga, buah dan biji jeruk Desa Dalig Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Dalig Raya

Sampel

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Dalig Raya pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel A1yaitu sebesar 6,42 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel A13yaitusebesar 2,04 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel A6 yaitu sebesar 66,4 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel A2 yaitusebesar 30,5 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel A5 yaitu sebesar 8,1 cm x 3,6 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel A12 yaitusebesar 5,8 cm x 2,9 cm.

parameter ukuran mahkota bunga yang terbesar yaitu pada sampel A8 yaitu

(34)

jumlah tangkai sari diketahui bahwa jumlah tangkai sari yang terbanyak yaitu pada sampel A3 dan A11 yaitu sebanyak 21 tangkai, sedangkan jumlah tangkai sari

yang paling sedikit yaitu pada sampel A2, A5 dan A7 yaitusebanyak 18 tangkai.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 71,24

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel A13 yaitusebesar

61,90 mm. Pada karakter morfologis berat buah diketahui bahwa berat buah tertinggi yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 160,6 gram, sedangkan berat buah

terendah yaitu pada sampel A13 yaitusebesar 100,1 gram. Pada karakter

morfologis tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel A2 yaitu sebesar 4,04 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada

sampel A12 yaitusebesar 1,90 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring

diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel A3, A7, A10, A12 yaitu

sebanyak 13 juring, sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel A2yaitusebanyak 9 juring.Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada sampel

A3 yaitu sebanyak 21 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu pada

(35)

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut.

(a)

(b)

Gambar 1. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Dalig Raya (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat membujur

(36)

Gambar karakter morfologis daun jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut.

Gambar 2. Karakter morfologis daun jeruk berbentuk jorong di Desa Dalig Raya

Gambar karakter morfologis bunga jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut.

(37)

Gambar beberapa karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Dalig Raya a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah

(38)

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Dalig Raya dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Karakter Morfologis biji jeruk di Desa Dalig Raya

(39)

2. Jeruk Desa Pematang Purba

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, buah dan biji jeruk Desa Pematang Purba dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Pematang Purba

Sampel

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Pematang Purba pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel B8 yaitu sebesar 2,45 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel B2 yaitusebesar 1,73 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel B2 yaitu sebesar 35,5 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel B1 yaitusebesar 22 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel B1 yaitu sebesar 8,4 cm x 4,1 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel B11 yaitusebesar 5,6 cm x 2,8 cm.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel B6 yaitu sebesar 65,94

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel B8 yaitusebesar

(40)

terendah yaitu pada sampel B8 yaitusebesar 79,4 gram. Pada karakter morfologis

tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel B2

yaitu sebesar 3,87 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada sampel B11

yaitusebesar 2,17 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel B5 dan B6 yaitu sebanyak 13 juring,

sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel B2,B7 dan B12

yaitusebanyak 10 juring. Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada sampel B7 yaitu sebanyak 17 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu pada

sampel B2, B5, B11yaitusebanyak 10 biji.

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut.

(a) (b)

Gambar 6. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Pematang Purba (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat

(41)

Gambar karakter morfologis daun jeruk yamg terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 7 sebagai berikut.

Gambar 7. Karakter morfologis daun jeruk berbentuk jorong di Desa Pematang Purba

Gambar beberapa karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 8 sebagai berikut.

(a) (b)

(c) (d) Gambar 8. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Pematang Purba a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah

(42)

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut.

Gambar 9. Karakter morfologis biji jeruk di Desa Pematang Purba

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jeruk Desa Pematang Purba memiliki karakteristik tinggi tanaman 1,73-2,45 m, lingkaran batang 22-35,5 cm, bentuk tajuk bulat, bulat membujur dan menjulang, warna batang coklat, bentuk daun jorong, panjang daun 5,6 - 8,4 cm, lebar daun 2,8–4,1 cm, warna daun hijau

tua, tepi daun bergerigi, diameter buah 54,90 –65,94 mm, berat buah 79,4 – 117,9 gram, warna kulit buah Kuning kehijauan, tebal kulit buah 2,17-3,87

mm, jumlah juring 10-13, bentuk buah obloid, jumlah biji antara 10-17 biji per buah, bentuk biji bulat, permukaan biji lembut dan warna biji krem.

3. Jeruk Desa Simpang Bage

Dari hasil pengamatan parameter pada karakter morfologi batang, daun, buah dan biji jeruk Desa Simpang Bage dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Simpang Bage

(43)

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa hasil penelitian jeruk di Desa Simpang Bage pada karakter morfologis batang diketahui bahwa parameter tinggi tanaman yang tertinggi yaitu pada sampel C11 yaitu sebesar 2,30 meter, sedangkan tinggi

tanaman terendah yaitu pada sampel C6 yaitusebesar 1,66 meter. Pada karakter

morfologis lingkar batang diketahui bahwa parameter lingkar batang yang tertinggi yaitu pada sampel C5 yaitu sebesar 21,5 cm, sedangkan lingkar batang

terendah yaitu pada sampel C10 yaitusebesar 16,5 cm.Parameter ukuran daun yang

terluas yaitu pada sampel C3 yaitu sebesar 8,6 cm x 4,5 cm, sedangkan ukuran

daun yang paling sempit yaitu pada sampel C4yaitusebesar 6,0 cm x 2,9 cm.

Parameter diameter buah yang terbesar yaitu pada sampel C12 yaitu sebesar 67,39

mm, sedangkan diameter buah yang terkecil yaitu pada sampel C11 yaitusebesar

52,62 mm. Pada karakter morfologis berat buah diketahui bahwa berat buah tertinggi yaitu pada sampel C12 yaitu sebesar 119,9 gram, sedangkan berat buah

terendah yaitu pada sampel C10 yaitusebesar 62,9 gram. Pada karakter morfologis

tebal kulit buah diketahui bahwa tebal kulit buah terbesar yaitu pada sampel C3

yaitu sebesar 3,55 mm, sedangkan tebal kulit buah terendah yaitu pada sampel C8

yaitusebesar 1,91 mm. Pada karakter morfologis jumlah juring diketahui bahwa jumlah juring terbanyak yaitu pada sampel C7 yaitu sebanyak 15 juring,

sedangkan jumlah juring paling sedikit yaitu pada sampel C3,C4, C8 dan

C10yaitusebanyak 12 juring. Parameter jumlah biji yang terbanyak yaitu pada

sampel C12 yaitu sebanyak 15 biji, sedangkan jumlah biji yang paling sedikit yaitu

(44)

Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 10 sebagai berikut.

(a) (b)

Gambar 10. Karakter morfologis batang jeruk di Desa Simpang Bage (a) Tajuk pohon jeruk berbentuk bulat membujur

(b) Keadaan batang jeruk menunjukkan cabang banyak

Gambar karakter morfologis daun jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 11 sebagai berikut.

(45)

Gambar karakter morfologis buah jeruk yang terdapat di Desa Simpang Bage dapat dilihat pada gambar 12 sebagai berikut.

(a) (b)

(b) (d)

Gambar 12. Karakter morfologis buah jeruk di Desa Simpang Bage a. Warna daging buah

b. Penampang buah jeruk secara melintang c. Warna kulit buah

d. Buah jeruk berbentuk obloid

Gambar karakter morfologis biji jeruk yang terdapat di Desa Pematang Purba dapat dilihat pada gambar 9 sebagai berikut.

(46)
(47)

Hasil analisis karakter fenotipe yang diukur secara kuantitatif yang dianalisis dengan perbandingan nilai keragaman dengan standar deviasi disajikan pada Tabel 5. Untuk mengetahui adanya keragaman dari suatu populasi harus dilakukan pengukuran berbagai karakter yang spesifik pada populasi dan selanjutnya dianalisis menurut kaidah statistika.

Tabel 5. Keragaman Kuantitatif Jeruk di Desa Dalig Raya

Karakter

Lokasi Penelitian

Dalig Raya Pematang Purba Simpang Bage

Rataan ± Sd ��� Kriteria Rataan ±

129,46±18,39 338,073 Luas 98,64±12,25 150,021 Luas 81,7±14,74 217,284 Luas

Tebal

(48)

batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah, jumlah juring dan jumlah biji.

Uji Skoring Rasa

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis, sampel yang diamati signifikan dimana populasi yang diamati memiliki mean yang sama. Desa Dalig Raya merupakan peringkat teratas dengan buah jeruk yang memiliki rasa manis, disusul dengan peringkat kedua oleh jeruk di Desa Pematang Purba, lalu desa Simpang Bage pada

(49)

Hubungan Kekerabatan

Berdasarkan karakter morfologis jeruk di tiga desa diperoleh nilai hubungan kekerabatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Hubungan kekerabatan jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix)

No Nilai koefisien Hubungan Kekerabatan

(50)

Dari tabel 6, berdasarkan nilai jarak koefisien diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu dengan variable lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua variabel tersebut. Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan) tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel C5 dan B5 sebesar 0,702 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan) terendah yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel A3 dan A1 sebesar 22,103.

Dari hasil penelitian jeruk di tiga desa di Kabupaten Simalungun diperoleh dendogram hubungan kekerabtan jeruk di tiga desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada gambar berikut:

(51)

Hubungan Kekerabatan Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa

Kabupaten Simalungun

Berdasarkan hasil dendogram hubungan kekerabatan jeruk yang dilakukan di tiga desa di Kabupaten Simalungun (lihat gambar 14.) menunjukkan bahwa jeruk di Kabupaten Simalungun terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel yaitu B5, C5, C1, C9, C6, C2, C7, C8, B8, C10, C3, B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C4, A4, A13, B2, C11, A5, A7, A3, A11, A8, A10, A6, A9, A12 dan A1. Kelompok 2 hanya terdiri dari 1 sampel yaitu A2. Kelompok 1 memisah dengan kelompok 2 karena adanya perbedaan karakter morfologis buah (diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring

buah) yang mencolok dibanding karakter morfologis buah sampel pada kelompok 1. Karakter-karakter tersebut yang membedakan secara nyata antara

jeruk yang terdapat pada masing-masing desa, sehingga ketiga desa ini dapat dibedakan kedalam taksa yang berbeda.

Pada kelompok 1 membentuk 2 sub kelompok besar yaitu kelompok 1a yang terdiri dari 25 sampel yaitu B5, C5, C1, C9, C6, C2, C7, C8, B8, C10, C3, B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C5, A4, A13, B2 dan C11, sedangkan kelompok 1b terdiri dari 10 sampel yaitu A5, A7, A3, A11, A8, A10, A6, A9, A12 dan A1. Ini disebabkan karena adanya perbedaan yang jelas pada karakter seperti tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, lebar daun, diameter bauh, berat buah, tebal kulit buah, jumlah juring dan jumlah biji, sehingga dapat menyebabkan keragaman antar tanaman dalam satu daerah yang berbeda.

(52)

B6, C12, B1, B12, B9, B10, B3, B7, B11, C4, A4, A13 dan B2, pada kelompok ini terdapat sampel (C5 dan B5) yang memiliki nilai koefisien jarak terendah atau dengan kata lain memiliki banyak persamaan karakter diantara keduanya, persamaan tersebut antara lain warna batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, berat buah, rasa buah, jumlah juring, permukaan biji dan warna biji, sedangkan kelompok 1ab terdiri dari 1 sampel yaitu C11.

Hubungan kekerabatan 37 sampel tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun dari 19 karakter morfologi berbeda yang diamati dan diukur menunjukkan bahwa dari analisis dendogram tersebut dari 37 sampel tanaman jeruk tidak membentuk satu kelompok berdasarkan daerah yang diteliti, tetapi berdasarkan atas perbedaan karakter morfologis tanaman jeruk. Perbedaan karakter morfologis tanaman jeruk dapat diakibatkan karena asal-usul bibit tanaman jeruk tersebut belum diketahui pasti darimana asalnya. Dari data kuisioner atau wawancara langsung dengan para petani jeruk di beberapa desa Kabupaten Simalungun diketahui bahwa sumber bibit tanaman jeruk berasal dari wilayah berastagi Kabupaten Karo, kecuali sumber bibit di Desa Pematang Purba memperoleh bibit dari tempat penangkaran tidak bersertifikat di Desa Bagot Raya dimana penangkarnya berasal dari daerah kabanjahe dan sumber bibitnya juga berasal dari Kabupaten Karo.

Pembahasan

(53)

masing-masing pengamatan di setiap desa untuk parameter warna batang, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah, permukaan biji dan warna biji terdapat persamaan karakteristik morfologi.

Pada pengamatan parameter tinggi tanaman jeruk di Desa Dalig Raya berkisar 2,04 - 6,42 m dengan lingkar batang 30,5 - 66,4 cm, Desa Pematang Purba berkisar 1,73 - 2,45 m dengan lingkar batang 22 - 35,5 cm dan Desa Simpang Bage berkisar 1,66 - 2,30 dengan lingkar batang 16,5 - 21,5 cm. Tinggi tanaman tidak berpengaruh terhadap umur tanaman, namun semakin tua tanaman, batang tanaman akan semakin membesar. Tanaman jeruk ini berbatang rendah dan memiliki percabangan yang banyak. Hal ini sesuai dengan penelitian Tobing (2013) yang menyatakan bahwa percabangan tanaman jeruk relative kecil dan menyebar ke segala arah dengan tidak beraturan tetapi cenderung menghadap ke atas namun mempunyai jumlah cabang-cabang yang cukup banyak.

(54)

karakterisasi secara morfologi tanaman memperlihatkan bahwa jeruk siam yang ada di Indonesia memiliki banyak kemiripan terutama pada karakter kualitatif walau nama dan asal daerahnya berbeda. Perbedaan hanya terdapat pada panjang dan lebar daun tanaman.

Dari hasil penelitian jeruk yang diadakan dari bulan Juli sampai dengan September, hanya di Desa Dalig Raya pada bulan Juli tanaman sedang berbunga. Bunga tanaman jeruk di daerah tersebut berwarna putih, kedudukan bunga berada di ketiak daun, memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga, jumlah tangkai sari berkisar 18-21 buah, panjang mahkota bunga berkisar 10,65 – 12,12 mm dan lebar mahkota bunga berkisar 4,32 – 5,55 mm. Saat bunga mekar, aroma yang dipancarkan cukup harum. Hal ini sesuai dengan literatur Rismunandar (1986) yang menyatakan bahwa bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul bunga.

(55)

jeruk di Indonesia terjadi pada musim kemarau karena adanya stress air dan munculnya bunga terjadi pada awal musim hujan. Proses pembentukan bunga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (eksogen) dan endogen tanaman. Menurut penelitian Sitanggang (2002), curah hujan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman jeruk siam. Curah hujan optimal yang dibutuhkan sekitar 1500 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan data BPS (2014), curah hujan rata-rata Kabupaten Simalungun 314 mm/tahun, dengan curah hujan minimum 115 mm/tahun dan curah hujan maksimum 560 mm/tahun.

Dari hasil penelitian jeruk di Desa Dalig Raya, Pematang Purba dan Simpang Bage diketahui bahwa warna kulit buah kuning kehijauan, bentuk buah

obloid, jumlah juring sekitar 9 – 15 juring dan tebal kulit buah sekitar

1,90 – 4,04 mm. Menurut Keputusan Menteri Pertanian No 466/kpts/PO.210/9/2003 dalam Indrayasa (2011), jeruk siam Pontianak

(56)

Dari hasil penelitian jeruk di Kabupaten Simalungun, buah di Desa Dalig Raya memiliki jumlah biji antara 7 – 21, buah di Desa Pematang Raya memiliki jumlah biji antara 10 – 17, buah di Desa Simpang Bage memiliki jumlah biji antara 3 – 15. Menurut Husni (2010), jeruk siam masih mempunyai biji yang relatif banyak (14-24 biji per buah) dan mempunyai warna kulit yang belum begitu menarik sehingga kalah bersaing dengan jeruk yang diproduksi negara lain. Kebutuhan pasar dunia terhadap buah jeruk yang dikonsumsi segar saat ini perlu memenuhi kategori buah yang tidak berbiji (seedless), mudah dikupas (easy peeling), dan mempunyai tipe mandarin dengan warna yang menarik (pigmented)

(57)

Variabilitas luas memiliki keragaman yang tinggi atau dengan kata lain tanaman dalam populasi tersebut tidak seragam. Hal ini diakibatkan karena sumber bibit yang digunakan petani tidak berasal dari bibit yang bersertifikasi. Menurut Martasari, dkk (2004), dalam kegiatan agribisnis pertanian, benih atau bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan produksi. Benih atau bibit yang bersertifikat akan menjamin asal usul dan varietas yang digunakan. Menurut Sulkani (2013), tujuan sertifikasi benih adalah menjaga kemurnian varietas melalui pemeriksaan lapangan dan pemeriksaan asal usul bibit, memelihara mutu benih melalui pemeriksaan kesehatan benih, memberikan jaminan kepada pengguna benih tentang kepastian mutu bibit dan varietas yang akan digunakan, memberikan legalitas kepada produsen benih, bahwa benih yang dihasilkan terjamin kemurnian dan mutunya.

Dari hasil kesimpulan uji Kruskal-Wallis, terdapat perbedaan tingkat rasa buah jeruk dari tiga desa yang diamati. Desa Dalig Raya merupakan peringkat teratas dengan buah jeruk yang memiliki rasa manis, disusul dengan peringkat kedua oleh jeruk di Desa Pematang Purba, lalu desa Simpang Bage pada peringkat terakhir. Perbedaan rasa buah dapat dikarenakan karena faktor umur tanaman dan ketinggian tempat penanaman jeruk tersebut.

(58)
(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage pada 37 sampel jeruk memiliki persamaan karakter morfologis pada karakter kualitatif antara lain warna batang, bentuk daun, warna daun, tepi daun, warna kulit buah, bentuk buah dan warna biji.

2. Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter kuantitatif antara lain tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring.

3. Hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel C5 dan B5 dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702 (nilai similaritas sebesar 99,298) sedangkan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel A3 dan A1 dengan nilai koefisien sebesar 22,103 (nilai similaritas terendah, sebesar 77,897).

(60)

5. Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar deviasi memiliki variabilitas yang tinggi yang menunjukkan tanaman dalam populasi tidak seragam.

SARAN

(61)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika jeruk menurut Naharsari (2007) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas :

Dicotyledonae, Ordo : Rutales, Famili : Rutaceae, Genus : Citrus, Spesies : Citrus sp.

Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) serta akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang terendam air, maka pertumbuhannya akan berhenti. Tetapi bila tanahnya gembur, panjang akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Akar cabang yan mendatar bisa mencapai 6-7 meter. Perakaran jeruk tergantung pada banyaknya unsur hara di dalam tanah dan umumnya di kedalaman 0,15-0,50 meter (Soelarso, 2007).

Setiap spesies jeruk memiliki bentuk daun yang bervariasi. Bentuk daun obovate terlihat pada jenis C. reticulata Blanco (keprok Batu) danC. maxima Merr

(besar Sri Nyonya), ovalis obovate terlihat padaC. sinensis Osbeck, C. reticulata Blanco (keprok Pulung), dan C. maxima Merr (Nambangan dan Sambas). Bentuk daun ovalorbicular hanya terlihat pada C. sinensis Osbeck (Cinakonde). Pada C. sinensis Osbeck, ujung daun meruncing, panjang helaian daun C. maxima Merr

memiliki rentangan 9,6-17,3 cm, C. sinensis Osbeck 8,2-17,5 cm, dan C. reticulata Blanco 7,8-9,8 cm. Rasio panjang dan lebar daun 1,5:1 terlihat pada C.

maxima Merr dan C. sinensis Osbeck (manis Kupang), rasio 1,5-2:1 pada C.

(62)

(manis Pacitan), rasio 2-2,5:1 pada keprok Pulung dan manis Punten(Hardiyanto, dkk., 2007).

Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul bunga (Rismunandar, 1986). Menurut Hardiyanto, dkk. (2007) , letak bunga pada ketiga spesies jeruk (Citrus sp.) terdapat pada terminal dan merupakan perbungaan dengan bentuk tandan. Jumlah bunga pada perbungaannya bervariasi yaitu 2-10 pada C. maxima Merr, 1-8 pada C. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck.Jumlah perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) adalah 4 kecuali pada jeruk besar Nambangan (C. maxima Merr) dan jeruk manis Punten (C. sinensis Osbeck) jumlah perhiasan bunganya 5.

Morfologi buah pada C. sinensis berukuran sedang, sukar dikupas, juring sukar dilepas, dasar buah terkadang memiliki navel dengan biji besar, monoembrioni dengan kotiledon penuh. Pada C. reticulata buah berukuran sedang,mudah dikupas, juring mudah dilepas, ujung buah terkadang memiliki konde dan memiliki biji kecil, polyembrioni dan kotiledon berwarna hijau. Pada C. maxima buah berukuran sangat besar dengan diameter 11-17 cm, pulp-vesichel besar dan mudah dilepas. Ukuran biji juga besar, datar, dan cenderung berwarna kuning, kasar dan cenderung monoembryoni (Martasari dan Mulyanto, 2008).

Tanaman jeruk memiliki duri tergantung dari varietas jeruk tersebut. Pada batang 3 spesies jeruk, yaitu C. sinensis Osbeck, C. maxima Merr, danC. reticulata Blanco (varietas keprok Batu dan keprok Pulung) terlihat adanya duri.

(63)

adanya duri. Panjang duri pada setiap spesies memiliki variasi. Duri padaC. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck panjang durinya antara 1-4 cm

sedangkan pada C. maxima Merr 0,4-1 cm (Hardiyanto, dkk., 2007).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah berjenis apa saja, baik daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, semua jenis tanaman jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Suhu atau temperatur optimal antara 200C-300C, namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada suhu 380C. Untuk jenis jeruk keprok, memerlukan suhu 200C (Naharsari, 2007).

Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buahagar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan airyang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahanangin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80% (Prihatman, 2000).

Tanah

(64)

25-50% dan pasir kurang dari 50%, cukup humus, tata air dan udara baik (Naharsari, 2007).

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringansekitar 300 (Prihatman, 2000).

Karakteristik Jeruk dan Penyebarannya

Sumbangan utama dari buah jeruk untuk gizi manusia adalah persediaan vitamin, khususnya asam askorbat (vitamin C). Asupan 5 mg vitamin C per hari dapat mencegah gejala kudisan pada orang dewasa. Asupan 30-60 mg vitamin C diperlukan untuk pertumbuhan orang dewasa, dan sebuah jeruk per hari dapat memenuhi keperluan ini dan memastikan kesehatan yang baik. Kandungan vitamin C yang terkandung pada tiap varietas jeruk berbeda-beda. Umumnya, jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C/100 ml, sedangkan jeruk besar, jeruk keprok dan jeruk limun mengandung 20-50 mg/100 g (Ladaniya, 2008).

Jeruk memiliki wangi yang khas. Daun dan kulit jeruk mempunyai kelenjar minyak yang mengandung suatu senyawa yang bernama citral. Citral inilah yang menghasilkan aroma khas jeruk. Bulir jeruk mengandung asam sitrat yang memberikan rasa khas jeruk yang menyengat. Dalam bulir jeruk

(65)

Pigmen utama yang memberikan warna pada buah jeruk adalah klorofil (hijau), karotenoid (kuning, oranye dan oranye gelap), antosianin (merah darah) dan likopen (merah muda atau merah). Selama pertumbuhan dan pematangan, khususnya pada tingkat belum matang, klorofil menonjol pada kulit buah jeruk. Karena adanya klorofil, buah yang belum matang mampu berfotosintesis tetapi tidak dapat berkontribusi khusus dalam menghasilkan nutrisi sendiri. Klorofil pada jeruk terdiri dari dua utama pigmen, yaitu: klorofil-a (C55 H72 O5 N4 Mg) dan

klorofil-b (C55 H70 O6 N4 Mg) dengan perbandingan 2:1 (Ladaniya, 2008).

Jeruk termasuk ke dalam famili Rutaceae, subfamili Aurantioideae. Rutaceae merupakan salah satu dari empat famili Rutales, divisi Lignosae dari subfilum Dicotyledoneae. Rutaceae meliputi banyak genera, terdiri dari 150 genera dan 1600 spesies. Aurantioideae merupakan salah satu dari tujuh subfamili Rutaceae terdiri dari 33 genera dan 203 spesies (Roy and Goldschmidt, 1996).

Menurut Naharsari (2007), di dunia terdapat 130 genus tanaman jeruk, namun hanya 6 genus saja yang merupakan jeruk sesungguhnya. Keenam jeruk tersebut yaitu: Citrus, Microcitrus, Fortunella, Poncirus, Cymenia, Eremocitrus. Genus Citrus merupakan genus yang paling banyak dikenal. Genus yang beranggotakan 16 spesies ini terbagi lagi ke dalam 2 subbab, yaitu eucitrus (10 spesies) dan papeda (16 spesies). Tujuh dari 10 spesies subbab eucitrus telah banyak dibudidayakan dan sampai saat ini masih menjadi jeruk komersial. Ketujuh spesies tersebut antara lain :

1. Citrus sinensis (Jeruk Manis)

2. Citrus reticulata(Jeruk Keprok)

(66)

4. Citrus limon(Jeruk Lemon)

5. Citrus aurantifolia(Jeruk Nipis)

6. Citrus medica(Sitrun)

7. Citrus paradisi(Grape Fruit)

Menurut Hardiyanto, dkk.,(2007), penyebaran beberapa spesies jeruk, khususnya di Indonesia, sangat cepat dan luas. Bahkan banyak bermunculan varietas-varietas jeruk lokal komersial dari beberapa spesies seperti jeruk keprok Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu 55 (Jawa Timur), Pulung 204(Ponorogo), Madura (Pulau Madura), Tejakula (Bali), keprok SoE (NTT), siem Pontianak (Kalbar), siam Madu (Sumut), dan siam Banjar (Kalsel). Sedangkan untuk jeruk manis antara lain manis Pacitan (Baby) dan Punten (Jawa Timur), Waturejo (Jawa Tengah) termasuk jeruk pamelo seperti Nambangan, Sri Nyonya, dan Bali. Kehadiran jeruk varietas lokal ini kemungkinan sebagai variasi dalam populasi dari berbagai daerah atau adanya perbedaan dalam pengklasifikasian jeruk. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian untuk meninjau kembali keanekaragaman jeruk dalam upaya membenahi dan melakukan perbaikan terhadap klasifikasi yang sudah ada, terutama kedudukan tingkat takson.

(67)

Penyusunan Deskripsi

Deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter penciri varietas yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud, pembanding dalam uji kebenaran varietas, serta acuan pengamatan morfologi tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian varietas. Tiap karakter yang tercantum di dalam deskripsi varietas merupakan hasil pengamatan dari uji keunggulan varietas yang dilaksanakan dalam bentuk uji adaptasi atau observasi. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada saat ekspresi karakter optimum dengan menggunakan pengukuran yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang objektif (Kementerian Pertanian, 2011).

Menurut Herwati, dkk., (2011), karakterisasi adalah penyusunan deskripsi varietas yang dilakukan olehseseorang atau sekelompok orang sebagai pemulia yang menangani komoditas tertentudan telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan menjelaskan tentang asal-usulatau silsilah, metode pemuliaan, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnyadari plasma nutfah yang dikoleksi. Menurut Karsinah, dkk., (2007), langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah pengumpulan sumberdaya genetik dengan eksplorasi, konservasi, mengevaluasi karakter-karakter yang dimilikinya, serta memanfaatkannya. Eksplorasi plasma nutfah merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis tanaman guna mengamankan dari kepunahan dan memanfaatkannya sebagi material genetik dalam perakitan varietas unggul.

(68)

dengan alat tertentu yangmenunjukkan genotipe suatu individu. Penanda genetik menggambarkan perbedaan genetikdiantara individu dalam suatu organisme atau spesies. Salah satu penanda genetik tersebut adalah penanda morfologi. Penanda ini mudah dilihat oleh mata dan telah banyak digunakan sejak masa awal genetika. Contohnya adalah warna, ukuran, atau bentuk organ tertentu (Afifah, 2012).

Menurut Sudarka (2009), keragaman sifat juga dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifatkualitatif yaitu variasi yang langsung dapat diamati (dilihat), misalnya: a). Perbedaanwarna bunga (merah, hijau, kuning, putih, oranya, ungu), dan b). perbedaan bentukbunga,buah, biji (bulat, oval, lonjong, bergerigi dan lain-lain). Sifat kuantitatif yaituvariasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tinggi tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan (batang), luas daun dan lain-lain. Pewarisan sifat kepada keturunannya dapat merupakan sifat kualitatif dankuantitatif. Pengelompokan berdasarkan sifat kualitatif atau kuantitatif. Pengelompokanberdasarkan sifat kualitatif lebih mudah karena sebarannya discrete dan dapat dilakukandengan melihat apa yang tampak. Sebaliknya untuk sifat kuantitatif dengan sebarankontinue, pengelompokannya relatif lebih sulit karena dengan kisaran-kisaran tetentu.

(69)
(70)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peranan jeruk dalam menyediakan nutrisi dan nilai kesehatan telah diakui sejak lama. Jeruk termasuk dalam genus Citrus dari famili Rutaceae, dikenal dari aromanya yang menyegarkan, kemampuan dalam menghilangkan dahaga dan dalam menyediakan vitamin C yang cukup sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG). Selain asam askorbat, jeruk mengandung beberapa fitokimia, yang memainkan peran dalam nutraceutical, seperti karotenoid (likopen dan beta-karoten), limonoid, flavanone dan vitamin B kompleks serta nutrisi lainnya yang berhubungan (thiamin, riboflavin, asam nikotin, asam pantotenat, piridoksin, asam folat, biotin, kolin dan inositol). Senyawa flavanone dalam buah jeruk dapat meningkatkan fungsi pembuluh darah, antialergi, antikarsinogenik dan antivirus (Ladaniya, 2008).

Tanaman jeruk menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, produktivitas jeruk di Sumatera Utara mencapai 513.677 ton, kedua terbesar setelah Jawa Timur yaitu sebesar 592.328 ton. Salah satu sentra produksi jeruk di Sumatera Utara yaitu Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2013 luas areal penanaman jeruk di Kabupaten Simalungun 1.174 Ha dengan produksi mencapai 53.636 ton untuk jenis jeruk siam dan jeruk besar (Dinas Pertanian, 2013).

(71)

tahun-tahun mendatang, agar dapat lebih bersaing di pasar. Oleh sebab itu, plasma nutfah jeruk di Sumatera Utara memegang peranan penting dalam perakitan varietas unggul baru atau sumber bahan pemuliaan (Simatupang, 2009).

Indonesia merupakan negara pengimpor jeruk terbesar di ASEAN. Nilai impor jeruk di Indonesia pada tahun 2012 sebesar US $ 227.300.473 sedangkan nilai ekspor jeruk sebesar US $ 847.335. Tingginya angka impor ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani jeruk karena akan terjadi persaingan dengan produk jeruk impor. Selain itu dikhawatirkan juga bahwa produk impor juga bisa menguasai pasar jeruk di Indonesia, sehingga akan mengancam produksi jeruk nasional di Indonesia (Silitonga, 2014).

Semakin banyaknya produk buah jeruk impor di pasar nasional, maka akan terjadi persaingan antara buah jeruk lokal dan buah jeruk impor yang akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan dalam pembelian. Jeruk lokal sendiri memiliki penampilan warna buah yang kusam, ukuran buah tidak seragam dan rasanya agak asam, sehingga jeruk lokal kurang dapat memikat minat konsumen. Lain halnya dengan penampilan jeruk impor yang berwarna orange mengkilat dengan rasa yang manis, yang tentunya lebih memikat minat konsumen.

Penguasaan teknik-teknik pemuliaan tanaman jeruk secaratepat beserta dengan pengetahuantentang sifat genetik dan ketersediaan bank plasma nutfah yang terjamin keberadaanya akan sangat berguna dalam menetukan keberhasilan prosespemuliaan tanaman jeruk dalam memperbaiki karakter suatu tanaman.

(72)

spesies tanaman membuatnya lebih cocok dalam lingkungannya sehingga meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Keragaman sifat-sifat genetis ini secara fenotipe ditunjukkan melalui perbedaan penampilan.

Identifikasi karakteristik morfologis merupakan kegiatan penting dalam pengelolaan plasma nutfah yang digunakan untuk menyusun deskripsi varietas dalam rangka seleksi tetua pada program pemuliaan. Identifikasi karakteristik morfologis tidak hanya mengidentifikasi jenis jeruk saja, tetapi juga menentukan hubungan genetik atau kekerabatan diantara aksesi jeruk tersebut. Informasi hubungan genetik atau kekerabatan ini diperlukan dalam merakit varietas unggul.

Dalam melakukan identifikasi suatu jenis tanaman sering menggunakan karakter morfologi karena cara ini merupakan cara yang termudah dalam mengenal tanaman. Identifikasi berdasarkan karakter morfologi digunakan untuk menunjukkan kesamaan dan perbedaan tanaman berdasarkan karakter morfologinya. Secara umum pada tanaman tingkat tinggi bagian-bagian yang biasa diamati meliputi bagian vegetatif seperti akar, batang dan daun. Sedangkan bagian generatifnya adalah bunga, buah dan biji (Purwanto, dkk., 1998).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan identifikasi terhadap karakter-karakter morfologi dan hubungan kekerabatan tanaman jeruk yang terdapat pada beberapa desa di Kabupaten Simalungun.

Tujuan Penelitian

(73)

Kegunaan Penelitian

(74)

ABSTRAK

CHRISTINE ROSALINA S, Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa

Desa Kabupaten Simalungun. Dibimbing oleh Ir. Mbue Kata Bangun, MP dan Ir. Eva Sartini Bayu, MP.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan hubungan kekerabatan pada tanaman jeruk di beberapa desa di Kabupaten Simalungun, yaitu Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage dari bulan Juli sampai September. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, ukuran daun, warna daun, tepi daun, warna bunga, kedudukan bunga, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, warna kulit buah, bentuk buah, rasa daging buah, tebal kulit buah, jumlah juring, jumlah biji, bentuk biji, permukaan biji dan warna biji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring. Hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel C5 dan B5 dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702 dan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel A3 dan A1 dengan nilai koefisien sebesar 22,103. Berdasarkan hasil dendogram terbentuk dua kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel dan kelompok 2 terdiri dari 1 sampel. Kata kunci : Jeruk, Karakterisasi, Morfologi, Kekerabatan

(75)

ABSTRACT

CHRISTINE ROSALINA S, Identification of morphological and phylogenetic relationship of orange siam (Citrus nobilis) in some villages of

Simalungun. Supervised by Ir. Mbue Kata Bangun, MP and Ir. Eva Sartini Bayu, MP.

The main goal of this research was to identify the morphological characteristics and phylogenetic relationship of orange siam, research has been conducted at three villages in Simalungun that are Dalig Raya Village, Pematang Purba Village and Simpang Bage Village from July to September 2015. This study uses a survey with a sampling technique using purposive sampling. Parameters measured were plant height, circular stem, tree shape, stem colour, leaf lamina shape, leaf lamina length, leaf lamina width, leaf colour, leaf lamina margin, colour of open flower, position of the flower, number of staments, petal length, petal width, fruit diameter, fruit weight, fruit skin colour , fruit shape, taste of pulp, rind thickness, number of segments, number of seeds, seed shape, seed surface and seed colour.

The results of research showed that the citrus in all villages at Simalungun District have wide phenotypic variability for plant height, circular stem, leaf lamina length, leaf lamina width, number of stamens, the size of the petals, fruit diameter, fruit weight, rind thickness and number of segments. The nearest phylogenetic relationship were at C5 and B5 samples with coefficient equal to 0,702 and the most far phylogenetic relationship were at A3 and A1 samples with coefficient equal to 22,103. Based on the results of dendogram, there were formed two main groups: the first group consist of 35 samples, the second group consist of 1 samples.

(76)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN PADA TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis)

DI BEBERAPA DESA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh:

CHRISTINE ROSALINA S 110301213/ AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(77)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN HUBUNGAN KEKERABATAN PADA TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis)

DI BEBERAPA DESA KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh:

CHRISTINE ROSALINA S 110301213/ AGROEKOTEKNOLOGI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(78)

Judul : Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

Nama : Christine Rosalina S NIM : 110301213

Program Studi : Agroekoteknologi Minat Studi : Pemuliaaan Tanaman

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Mbue Kata Bangun, MP) (Ir. Eva Sartini Bayu, MP) Ketua Anggota

Mengetahui,

(79)

ABSTRAK

CHRISTINE ROSALINA S, Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa

Desa Kabupaten Simalungun. Dibimbing oleh Ir. Mbue Kata Bangun, MP dan Ir. Eva Sartini Bayu, MP.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan hubungan kekerabatan pada tanaman jeruk di beberapa desa di Kabupaten Simalungun, yaitu Desa Dalig Raya, Desa Pematang Purba dan Desa Simpang Bage dari bulan Juli sampai September. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, lingkaran batang, bentuk tajuk, warna batang, bentuk daun, ukuran daun, warna daun, tepi daun, warna bunga, kedudukan bunga, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, warna kulit buah, bentuk buah, rasa daging buah, tebal kulit buah, jumlah juring, jumlah biji, bentuk biji, permukaan biji dan warna biji.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman jeruk di tiga desa Kabupaten Simalungun memiliki variabilitas fenotipik yang luas untuk karakter tinggi tanaman, lingkaran batang, ukuran daun, jumlah tangkai sari, ukuran mahkota bunga, diameter buah, berat buah, tebal kulit buah dan jumlah juring. Hubungan kekerabatan terdekat terdapat pada sampel C5 dan B5 dengan nilai koefisien jarak sebesar 0,702 dan hubungan kekerabatan terjauh terdapat pada sampel A3 dan A1 dengan nilai koefisien sebesar 22,103. Berdasarkan hasil dendogram terbentuk dua kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 35 sampel dan kelompok 2 terdiri dari 1 sampel. Kata kunci : Jeruk, Karakterisasi, Morfologi, Kekerabatan

Gambar

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan Uraian Desa Dalig Raya Desa Pematang Desa Simpang
Tabel 2. Karakter-karakter morfologis tanaman jeruk di Desa Dalig Raya Pengamatan Parameter
Gambar beberapa karakter morfologis batang jeruk yang terdapat di Desa
Gambar 3. Karakter morfologis bunga jeruk di Desa Dalig Raya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakter-karakter morfologi pada jahe di tiga desa Kabupaten Simalungun yang membedakan antara jenis jahe satu dengan yang lainnya merupakan karakter genetik antara lain yaitu

Dari hasil deskripsi jeruk siam di tiga desa di Kabupaten Karo yaitu Desa Suka,. Desa Ajinembah dan Desa Kacinambun yang terlampir pada tabel

Analisis kekerabatan dari 24 jenis jeruk yang dijadikan sampel berdasarkan 30 karakter istik maka terdapat hubungan yang sangat dekat pada spesies jeruk pagar ( jeruk

Hasil dari identifikasi karakter morfologis jeruk Desa Suka, Desa Ajinembah, dan Desa Kacinambun pada 37 sampel jeruk memiliki perbedaan karakter morfologis antara

Hubungan kekerabatan terdekat atau nilai euclidean distance terendah diperoleh pada AP16 yang berasal dari desa Lubuk kasih Kecamatan Pangkalan Susu dan AP2

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa tanaman jahe yang diambil dari tiga kecamatan dengan masing-masing kecamatan terdiri atas satu desa yaitu “desa

Jeruk siam merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah.. dikenal

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM ( Citrus nobilis ) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN