• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah daratatan 1,9 juta km2 , wilayah laut sekitar 5,8 juta km2

Sumberdaya perikanan pelagis merupakan salah satu bagian terpenting dari potensi sumberdaya perikanan laut di Indonesia dan merupakan bahan konsumsi dalam negeri. Sumberdaya perikanan laut tersebut perlu dijaga kelestariannya agar dapat dimanfaatkan secara terus menerus dan dapat juga dinikmati oleh generasi yang akan datang. Salah satu pertanyaan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya tersebut sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga.

, jumlah pulau 17.508 buah dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu 81.000 km. Dengan kondisi ini membuat Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang sangat besar.

Besarnya potensi sumberdaya perikanan mempunyai peranan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi wilayah. Hal ini memberikan manfaat sosial dan ekonomi kepada masyarakat secara keseluruhan,terutama bagi masyarakat nelayan, dalam rangka mewujudkan keseimbangan antara keadilan (equity), pertumbuhan (growth) dan keberlanjutan (sustainability).

Komoditi perikanan laut khususnya perikanan tangkap merupakan komoditi unggulan bagi masyarakat nelayan khususnya di Kota Ternate, karena komoditi ini memiliki mekanisme pemasaran langsung, efektif dan efisien ke wilayah sekitarnya, yang tentunya memberikan keuntungan yang cukup besar.

Untuk memperoleh keuntungan dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya perikanan pelagis di Kota Ternate, maka perlu dilakukan suatu usaha pendekatan yang memperhatikan aspek biologis dan ekonomis, sehingga nelayan dalam melakukan aktifitasnya dapat memperoleh keuntungan secara maksimal tetapi sumberdaya ikan tetap lestari. Clark (1985) in Purwanto (2002), mengungkapkan bahwa pendekatan bioekonomi adalah pendekatan yang memadukan kekuatan ekonomi yang mempengaruhi industri penangkapan dan faktor biologi yang menentukan produksi suplai ikan. Untuk itu maka digunakan

pendekatan bioekonomi untuk mengestimasi aspek biologi, dan ekonomi dalam melakukan usaha penangkapan ikan.

Diberlakukannya UU nomor 32 tahun 2004 yang memberikan otonomi pengelolaan sumberdaya kepada Pemerintah Daerah membawa angin segar bagi upaya demokratisasi dan pemerataan kemakmuran nasional. Momentum otonomi ini merupakan peluang bagi daerah Maluku Utara khususnya Kota Ternate untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat lokal secara langsung melalui pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan secara proporsional dan terkendali tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan serta hakikat keterkaitan dengan berbagai kepentingan antar wilayah. Status kontemporer sumberdaya manusia, lingkungan (sumberdaya alam dan ekosistem), dan pola formulasi kebijakan pembangunan di Kota Ternate menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak untuk mewujudkan mekanisme pemanfaatan dan konservasi sumberdaya yang mensejahterakan masyarakat tanpa melupakan pemihakan pada kelestarian lingkungan.

1.2. Perumusan Masalah

Potensi sumberdaya pesisir dan laut yang terdapat di Kota Ternate, khususnya perikanan pelagis kecil belum sepenuhnya dikelola secara optimal. Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis kecil tersebut merupakan fenomena rumit dan unik dalam pembangunan ekonomi, karena mempunyai sifat akses terbuka (open access), dimana setiap orang dapat memanfaatkannya. Akses terbuka tersebut akan mengakibatkan terjadinya pengurasan (depletion) sumberdaya perikanan, lebih-lebih karena pengelolaan yang kurang jelas lembaga pengaturnya dan lemahnya penegakan hukum (law enforcement). Berarti karakteristik sumberdaya perikanan yang bersifat akses terbuka akan semakin terbuka, sehingga terjadi pengurasan terutama dari pengusaha perikanan domestik yang bermodal besar, disamping pencurian yang dilakukan nelayan dan pengusaha perikanan asing.

Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka peran pemerintah daerah sangat penting dalam menggali potensi lokal sebagai sumber keuangan dalam pembiayaan pembangunan daerahnya secara mandiri. Untuk itu pemerintah Kota Ternate melakukan upaya pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan khususnya perikanan tangkap untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)

3 secara optimal sehingga diharapkan dengan peningkatan PAD tersebut, secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Kota Ternate.

Sumberdaya perikanan yang seharusnya menjadi sektor unggulan bagi beberapa wilayah di Kota Ternate, diharapkan akan memberikan sumbangan dan merangsang kemajuan perekonomian wilayah yang bersangkutan. Hal ini dimungkinkan apabila pengelolaan sumberdaya dilakukan secara berkelanjutan, yaitu dengan mengurangi pengurasan (depletion) dan mempertahankan tangkap lestari (sustainable yield) sumberdaya perikanan.

Pada saat kajian stok ikan lebih didasarkan pada pendekatan biologi dan belum ada dilakukan pendekatan ekonomi (Maximum Economic Yield, MEY), maka adanya estimasi potensi dan status pemanfaatan mengenai suatu jenis usaha perikanan melalui suatu bentuk pendekatan bio-ekonomi yang memadukan antara aspek ekonomi yang mempengaruhi industri penangkapan dan faktor biologis yang menentukan produksi dan suplai ikan sangat diperlukan.

Pada tingkat kesetimbangan antara permintaan ikan dengan penawaran akan menghasilkan nilai maksimum secara bioekonomi sebagai tingkat keuntungan maksimum bagi nelayan. Tingkat produksi optimal tersebut bukan tingkat terbaik bagi pihak pembeli ataupun pihak nelayan secara sendiri-sendiri namun adalah tingkat terbaik bagi masyarakat atau pengguna milik umum (common property). Dengan permasalahan-permasalahan di atas, maka timbul beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

1. Apakah sumberdaya ikan di Kota Ternate masih layak untuk dieksploitasi ?

2. Bagaimana upaya yang optimal dalam melakukan usaha penangkapan ikan?

3. Berapa produksi yang optimal dalam usaha penangkapan ikan? 1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengestimasi Maximum Sustainable Yield (MSY) sumberdaya perikanan pelagis kecil di Kota Ternate.

2. Mengestimasi Effort Maximum Sustainable Yield (EMSY), Effort Maximum Economic Yield (EMEY), Maximum Economic Yield (MEY), Effort Open Access (EOA), Catch Open Access (COA

3. Menentukan hubungan antara potensi sumberdaya dengan faktor-faktor produksi yang berperan dalam pengoperasian alat tangkap pada perikanan pelagis kecil.

) dalam usaha perikanan pelagis kecil di Kota Ternate.

4. Mengetahui gambaran kelayakan finansial usaha penangkapan berdasarkan jenis alat tangkap pada perikanan pelagis kecil di Kota Ternate.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi nelayan / masyarakat perikanan dapat digunakan sebagai informasi agar memperhatikan pengeksploitasian sumberdaya hayati laut ke arah berimbang lestari.

2. Bagi instansi yang terkait, sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam mengupayakan manajemen pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap dan menjaga kelestarian sumberdaya ikan dengan mempertimbangkan faktor bioekonominya.

3. Bagi mahasiswa, sebagai acuan bagi kajian dan pengembangan keilmuan yang bersifat akademis dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya, mengingat data perikanan bersifat time series.