• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesatnya perkembangan terknologi internet saat ini khususunya media sosial merupakan dampak dari akulturasi budaya di Indonesia. Remaja adalah individu yang paling terpengaruh dalam menggunakan media sosial (Montgomery 2000). Saat ini pengakses media sosial lebih didominasi oleh remaja usia 18 tahun yang menghabiskan waktu 6 sampai 8 jam mengakses media sosial (Brown & Cantor 2000). Tahun 2004 merupakan puncak dari perkembangan media sosial dengan ditemukan facebook dan twitter, kemudian youtube dan berbagai games online (Kaplan & Heinlein 2009). Berdasarkan studi O'Keeffe & Pearson (2011) ketika remaja mengakses media sosial muncul beberapa permasalahan seperti mengalami pelecehan secara online (cyberbullying), terpengaruh penggunaan kata-kata kotor dan tidak sopan ketika mengekpresikan pendapat di dunia maya (online harassment), mendapatkan pengiriman gambar porno (sexting), serta memiliki keinginan untuk terus menerus memantau komentar dari teman-teman lain di dunia maya (facebook/twitter depression).

Di Bogor ditemukan banyak remaja yang terlibat kenakalan seperti meninggalkan rumah tanpa ijin, berbohong, membolos sekolah, tidak mengakui kesalahan, menipu atau menentang keinginan orang tua (Puspitawati 2009), juga terlibat perilaku antisosial seperti merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkoba, melakukan seks sebelum menikah, terlibat tawuran, melakukan tindakan bullying pada teman serta kecanduan games online (Hastuti et al. 2012). Kenakalan remaja tersebut mencerminkan seorang remaja yang telah kehilangan integritas diri (tanggungjawab) dan rendahnya penghargaan terhadap orang tua (tidak bersikap hormat dan santun) (Peterson & Seligman 2004). Kondisi tersebut merupakan tanda-tanda suatu bangsa telah mengalami kemunduran (Lickona 1991). Remaja harus memiliki karakter sehingga dapat mengontrol diri dan tidak terpengaruh dampak negatif dari media sosial.

Media sosial berkembag secara pesat dan menjadi ancaman bagi pembentukan kualitas karakter remaja dimana karakter akan terlihat pada saat proses pengambilan keputusan dan aplikasi dari keputusan tersebut (Megawangi 2007). Perlu penanaman karakter yang kuat pada diri remaja sehingga mampu membedakan mana yang boleh dilakukan dan yang harus dihindari. Karakter yang penting dimiliki oleh remaja adalah tanggungjawab, hormat dan santun. Pembentukan karakter merupakan hal penting dan mendesak yang harus

32 dilakukan oleh orang tua untuk mencegah meningkatnya pengaruh dampak negatif media sosial pada perilaku remaja, karena semakin hari jumlah remaja pengakses media sosial semakin meningkat (O'Keeffe & Pearson 2001). Pada studi yang dilakukan oleh Hastuti et al (2012) di kota Bogor terhadap remaja laki-laki maupun perempuan sebagian kecil atau 20 persen jumlah remaja memiliki karakter tanggungjawab pada kategori tinggi, selebihnya yaitu 70 persen remaja pada kategori sedang dan rendah. Jumlah remaja baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki karakter hormat dan santun hanya 4persen termasuk pada kategori tinggi, dan 86 persen remaja memiliki pada kategori memiliki karakter hormat dan santun yang sedang dan rendah.

Dalam upaya mengatasi dampak negatif media sosial dan terbentuknya karakter pada remaja penting bagi orang tua memfungsikan memberikan perhatian dan kontrol atas setiap keputusan dan sikap yang dilakukan remaja (Hoghugi & Long 2004). Peran pengasuhan orang tua penting untuk membentuk komunikasi yang baik dengan remaja, karena penggunaan media sosial tidak dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal remaja (kota dan desa), status sosial, atau tingkat pendidikan orang tua, namun pada tingkat perhatian (pengasuhan) orang tua pada anak remaja (Aslanidou & Menexes 2008).

Berdasarkan pemaparan tersebut maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengidentifikasi akses media sosial (intensitas dan muatan), gaya pengasuhan dan kekerasan verbal orang tua serta karakter remaja, (2) menganalisis perbedaan akses media sosial, gaya pengasuhan dan kekerasan verbal orang tua serta karakter remaja laki-laki dan perempuan, (3) menganalisis pengaruh akses media sosial siswa, gaya pengasuhan dan kekerasan verbal orang tua terhadap pembentukan karakter tanggung jawab, hormat dan santun remaja.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait mengenai akses media sosial sebagai faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter remaja, terutama tanggung jawab, hormat dan santun. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian rekomendasi bagi orang tua dalam mengontrol akses media sosial remaja sehingga terhindar dari pengaruh negatif media sosial. Bagi para guru di sekolah diharapkan penelitian ini menjadi salah satu rujukan penerapan peraturan sekolah yang berkaitan dengan akses siswa pada media sosial dan pembentukan karakter remaja. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak lain yang berperan dalam pembentukan karakter remaja seperti organisasi keagamaan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Juga dapat memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan pada bidang ilmu keluarga dan perkembangan anak. Kepada penentu kebijakan terutama Kementrian Komunikasi dan Informasi, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan akses media sosial yang tepat dan berguna bagi masyarakat Indonesia.

33

METODE

Desain, Tempat dan Waktu

Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dimana tempat penelitian tersebar di dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta yang berlokasi di Kabupaten dan Kotamadya Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Oktober-Desember 2013. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Strategi Nasional 2012 (STRANAS) yang diketuai oleh Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Sc berjudul

“Model Harmonisasi Peran Keluarga dan Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Mulia Remaja bagi tercapainya Visi Insan Cerdas Komprehensif Tahun 2014”

Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

Populasinya adalah seluruh siswa SMK pada sekolah-sekolah terpilih yang memiliki siswa terlibat kenakalan seperti tawuran, penggunaan narkoba dan seks bebas, menurut data dari Dinas Pendidikan Kota Bogor. Penentuan contoh dilakukan secara simple random sampling yang berjumlah 100 siswa terdiri atas 50 remaja laki-laki dan 50 perempuan kelas 10 dan 11.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data Primer yaitu akses media sosial, pengasuhan orang tua, kekerasan verbal orang tua, karakter tanggungjawab remaja, karakter hormat dan santun remaja serta data Sekunder yaitu jumlah siswa. Data tersebut dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuisioner sebagai instrumen.

Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diproses melalui editing, coding, sorting, entry, dan cleaning. Pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif & inferensia menggunakan program komputer. Analisis statistik inferensia yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi (1) Uji Beda t-test untuk melihat perbedaan pada akses media sosial, gaya pengasuhan dan kekerasan verbal orang tua serta karakter pada remaja laki-laki & perempuan, dan (2) Uji Regresi Linier Berganda untuk menganalisis pengaruh akses media sosial, gaya pengasuhan dan kekerasan verbal orang tua terhadap karakter remaja. Uji Regresi Linier Berganda diformulasikan sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + β5X5+ β6X6+ β7X7+ β8X8+β9X9 +β10X10 + β11X11 + β12X12 + β13X13 + β14X14 + β15X15 + β16X16 + β17X17 +β18X18 + e

34 Keterangan:

Y = Karakter (skor)

X1 = Dummy jenis kelamin remaja (0=laki-laki, 1=perempuan) X2 = Usia remaja (tahun)

X3 = Usia ibu (tahun) X4 = Pendidikan ibu (tahun) X5 = Usia ayah (tahun) X6 = Pendidikan ayah (tahun) X7 = Besar keluarga (orang)

X8 = Penghasilan keluarga (rupiah/bulan) X9 = Intensitas media sosial (skor)

X10 = Muatan media sosial (skor)

Dokumen terkait