• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I berisi pendahuluan. Pada bab ini latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakekatnya adalah manusia yang dapat dididik. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan berfungsi juga dalam kehidupan bermasyarakat (Hamalik, 2010: 3). Pendidikan sendiri dapat berarti suatu usaha yang sadar untuk mempengaruhi dan mengubah tingkah laku anak-anak menjadi lebih berkualitas (Fudyartanto, 2002:141).

Proses pendidikan dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal dan pendidikan informal. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara potensial memiliki peranan paling strategis bagi pembinaan generasi muda untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara yang sedang berkembang (Sudiarto, 1989:51). Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar (Hamalik, 2010: 3).

Pengembangan kemahiran berbahasa Indonesia di jalur pendidikan formal (sekolah) dilaksanakan melalui pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Pendidikan formal dilakukan oleh seorang pengajar yaitu guru. Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran selain siswa, metode, alat, dan situasi. Pekerjaan guru adalah suatu profesi yang memerlukan proses pendidikan yang cukup panjang, karena itu pekerjaan guru tidak dapat dipegang oleh sembarangan orang yang tidak memenuhi syarat untuk profesi tersebut. Guru memiliki peranan penting dalam proses pendidikan di sekolah yaitu sebagai ahli instruksional, sebagai motivator, sebagai manajer, dan sebagai konselor (Djiwandono, 1989:11-12). Namun, peranan penting tersebut tidak akan mencapai tujuan jika siswa tidak ikut ambil bagian dalam pembelajaran. Sebab pembelajaran pada dasarnya oleh siswa, dari siswa, dan untuk siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran, atau yang sudah umum dikenal dengan tujuan instruksional atau tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah proses belajar di bawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif (Sardiman, 2008: 68). Pembelajaran dikatakan berhasil jika tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, yakni standar kompetensi yang harus dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya (Sanjaya, 2006:6).

Namun, pembelajaran yang memusatkan siswa sebagai posisi sentral akan lebih mengoptimalkan pemahaman siswa. Sebab, pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas (Sardiman, 2008:95). Sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaranlah yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Aktivitas dalam belajar juga sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang memiliki empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Dalam proses pembelajaran, keempat aspek tersebut harus terintegrasi secara proporsional agar siswa memperoleh kompetensi secara utuh dan optimal. Hal itu disebabkan karena setiap aspek keterampilan memiliki hubungan yang erat dengan keterampilan yang lain.

Fokus penelitian pengembangan ini adalah keempat keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa yang satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan cara yang beraneka ragam. Keterampilan yang satu akan menunjang keterampilan yang lainnya. Berbagai keterampilan tersebut terwujud dalam beberapa materi yang berbeda dengan tujuan pembelajaran yang berbeda pula. Berbagai keterampilan tersebut didasarkan pada berbagai pendekatan yaitu pendekatan integratif, komunikatif, kooperatif, dan aktif. Sebab berbagai keterampilan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga diperlukan berbagai pendekatan agar pembelajaran menjadi lebih optimal.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik (Sanjaya, 2010: 162). Pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa (Sanjaya, 2006:163). Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Hal itu dikarenakan media pengajaran lebih menarik perhatian siswa, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar (Sudjana, 1990:2).

Peneliti memilih media audiovisual sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media audiovisual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) (Anitah, 2010: 39). Media audiovisual yang ditampilkan sebagai materi pembelajaran berupa rekaman lagu, berita, tayangan film, dan video. Pemanfaatan berbagai media audiovisual membantu siswa untuk menangkap objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa-peristiwa, atau objek tertentu, dan

menambah gairah dan motivasi belajar siswa karena disesuaikan dengan perkembangan siswa jaman sekarang.

Sebagian besar buku ajar yang dipakai oleh siswa merupakan buku ajar yang belum mencerminkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar. Isi dari buku ajar kurang memberikan ruang bagi siswa untuk ambil bagian. Buku ajar tesebut terkesan ketinggalan jaman karena banyak yang kurang menggunakan media. Dan juga, buku ajar yang beredar saat ini hanya mengandalkan pengetahuan si pembuat buku dalam pengalamannya mengajar bukan karena melihat fakta di lapangan dan analisis kebutuhan siswa. Kita tidak dapat memungkiri bahwa jaman sekarang ini, media berupa teknologi informasi semakin merajai manusia apalagi remaja yang akan dewasa. Dengan memanfaatkan kemenarikan sebuah teknologi informasi, akan diharapkan buku ajar tersebut menjadi sebuah buku yang lengkap sesuai dengan kebutuhan siswa pada jaman sekarang ini.

Peneliti melakukan penelitian di tiga sekolah berbeda yaitu, SMA Kolese De Britto, SMA N 6 Yogyakarta, dan SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada satu kelas di masing-masing sekolah. Dan pada akhirnya buku ajar yang menggunakan media audiovisual ini dapat digunakan oleh semua sekolah yang memiliki perbedaan prestasi.

1.1Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan buku ajar pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan student

centered learning untuk siswa SMA di Yogyakarta kelas XI semester 1 Program IPA?

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menyusun buku ajar bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan student centered learning untuk siswa SMA di Yogyakarta kelas XI semester 1 Program IPA.

1.3Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang dihasilkan berupa buku ajar yang menggunakan media audiovisual untuk siswa SMA kelas XI semester 1 Program IPA di Yogyakarta berdasarkan pendekatan integratif, komunikatif, kooperatif, dan aktif yang kesemuanya itu terangkum dalam student centered learning. Buku ajar tersebut memuat berbagai kegiatan yang menempatkan siswa sebagai posisi sentral.Pada setiap keterampilan berbahasa diberikan materi yang menggunakan media audiovisual sesuai kompetensi dasar yang dibutuhkan.

Pada buku ajar yang beredar luas di masyarakat banyak hal yang belum menempatkan siswa pada posisi inti apalagi memasukkan unsur media audiovisual. Buku ajar ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku ajar lainnya yaitu menggunakan pendekatan student centered learning yang memuat pendekatan integratif, komunikatif, kooperatif, dan aktif. Kelebihan buku ajar ini yang membedakan dari buku ajar yang lain adalah terdapat dalam beberapa bagian yaitu:

1) Pada setiap awal bab terdapat halaman pengantar (halaman awal sub bab) yang berisi tema, gambar, dan goresan pena.

2) Pojok kosakata untuk menempatkan berbagai kata sukar beserta pengertiannya. 3) Terdapat tiga tahap pembelajaran yaitu kegiatan prapembelajaran, proses

pembelajaran, dan pascapembelajaran. Pada salah satu atau dua tahap pembelajaran diberi sentuhan media audiovisual. Penempatan media audiovisual tersebut melingkupi empat keterampilan berbahasa. Hal tersebut secara rinci diuraikan dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1

Penempatan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Keterampilan berbahasa Pra pembelajaran Proses pembelajaran Pasca pembelajaran Menyimak v Membaca v v Berbicara v Menulis v

4) Uji kompetensi pada setiap tahap pembelajaran untuk mengetahui pemahaman siswa pada saat menerima materi.

5) Tokoh kita sebagai tambahan wawasan. Tokoh kita menceritakan tentang karya dan kehidupan tokoh tersebut.

6) Permata kata digunakan sebagai sarana motivasi siswa agar lebih giat belajar. 7) Menu utama berisi sajian materi.

8) TEKAD (tes kompetensi dasar) sebagai tes diakhir pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilalui.

9) Ensiklopedi berisi tambahan wawasan tentang bahasa dan sastra.

10) Buku ajar ini juga dilengkapi dengan cd (compact disk) agar guru mudah dalam memberikan materi yang menggunakan media audiovisual.

Dalam produk berupa buku ajar ini di dalamnya terdapat empat bagian, yakni: (1) kompetensi dasar, indikator pembelajaran (2) kegiatan prapembelajaran (3) uraian materi, (3) kegiatan pembelajaran, (4) kegiatan pascapembelajaran, dan (5) uji kompetensi.

1.4Pentingnya Pengembangan

1) Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan buku ajar dan materi pembelajaran bahasa Indonesia student centered learning.

2) Menyediakan silabus, materi pembelajaran, dan buku ajar berdasarkan pendekatan student centered learning.

3) Produk pengembangan ini diharapkan akan memberikan motivasi belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi yang disajikan.

4) Produk pengembangan ini dapat menciptakan situasi belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan inovatif.

1.5 Definisi Istilah 1) Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses sistematis dan logis untuk mempelajari masalah-masalah pengajaran agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan (Elly dalam Gafur, 1980: 21). 2) Media

Media adalah grafik, fotografik, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual (Gerlach & Elly dalam Anitah, 2010: 5).

3) Media audiovisual

Media audiovisual adalah media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) (Anitah, 2010: 39).

4) Buku Ajar

Buku ajar adalah buku yang digunakan sebagai sumber acuan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi siswanya (Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang, 2010:1).

5) Pendekatan

Menurut Anthony dalam Pranowo (1996: 62), pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berhubungan yang menyangkut sifat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa.

6) Pendekatan Integratif

Pendekatan integratif adalah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Sugiyanto, 2010: 126).

7) Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan dalam pengajaran bahasa yang berasumsi bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan asumsi ini seluruh aktivitas pengajaran dan pembelajaran bahasa diarahkan pada terbentuknya kemampuan berkomunikasi para siswa (Sufanti, 2010:16-17).

8) Pendekatan Kooperatif

Pendekatan kooperatif adalah suatu bentuk strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2009:14).

9) Pendekatan Aktif

Pendekatan aktif adalah pendekatan yang dalam system pembelajarannya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, bekerja, melaksanakan pekerjaan, dan tidak diam saja (Sufanti, 2010: 35)

1.6Sistematika Penulisan

Bab I skripsi ini berisi pendahuluan. Di dalamnya dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II skripsi ini berisi kajian pustaka. Di dalamnya dikemukakan kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dan kajian teori-teori terdahulu yang relevan.

Bab III skripsi ini berisi metodologi pengembangan. Di dalamnya dikemukakan model pengembangan, desain pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk, desain uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV skripsi ini berisi hasil pengembangan. Di dalamnya dikemukakan paparan dan analisis data kebutuhan yang berisi analisis data kebutuhan dan paparan hasil wawancara, paparan hasil penilaian produk pengembangan, Hasil uji coba produk pengembangan, respon siswa terhadap uji coba produk pengembangan buku ajar berbasis Student Centered Learning, dan revisi produk pengembangan.

Bab V skripsi ini berisi penutup. Di dalamnya dikemukakan kajian produk yang telah direvisi dan saran.

12

Dokumen terkait