PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang MasalahPembangunan adalah sebagai sebuah proses multidimensional yang
mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping, tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan
kemiskinan (Todaro, 2000 : 20). Dan pada hakekatnya pembangunan harus
mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial
secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan
keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya,
untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih serba baik,
secara material maupun spritual.
Dan pembangunan nasional pada hakekatnya adalah untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya dan bertujuan mencapai masyarakat adil dan
makmur. Dan pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah
berkewajiban mengarahkan. Artinya, pelaksanaan pembangunan baru akan
berhasil secara optimal apabila melibatkan seluruh masyarakat.
Sebagai suatu proses, pembangunan dilaksanakan secara terus menerus
dan berkesinambungan. Kegiatan pembangunan dilakukan secara berencana, baik
yang dilaksanakan pemerintah maupun dari masyarakat. Pembangunan meliputi
pertahanan keamanan nasional baru akan berhasil bila semua pihak baik itu
masyarakat, pemerintah dan setiap elemen dan badan dalam pembangunan.
Oleh karena itu, pembangunan masyarakat untuk mencapai cita-cita
kemerdekaan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 haruslah
diselenggarakan dengan seksama, efektif, efisien, dan terpadu. Tujuan
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 tersebut adalah untuk (1) Melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia; (2) Memajukan kesejahteraan umum; (3)
Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dari keempat tujuan ini, tiga di antaranya secara eksplisit menyatakan kualitas
kehidupan yaitu butir pertama, kedua, dan ketiga yaitu kehidupan masyarakat
yang terlindungi, sejahtera, dan cerdas. Sedangkan untuk distribusi dan
pemerataan kualitas hidup tersebut dirumuskan dalam sila Kelima Pancasila yaitu
“mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Intinya adalah
keterlindungan, kesejahteraan, dan kecerdasan masyarakat, haruslah terdistribusi
secara adil.
Ada dua arahan yang tercakup dalam perencanaan. Pertama, arahan dan
bimbingan bagi seluruh elemen bangsa untuk mencapai tujuan bernegara seperti
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Arahan ini dituangkan dalam rencana
pembangunan nasional sebagai penjabaran langkah-langkah untuk mencapai
masyarakat yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan berkeadilan dan dituangkan
dalam bidang-bidang kehidupan bangsa: politik, sosial, ekonomi, budaya, serta
fungsinya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional baik melalui intervensi
langsung maupun melalui pengaturan masyarakat/pasar.
Dan di dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan guna
merealisasikan berbagai kebijaksanaan dan program yang secara formal
merupakan tugas pokok pemerintah. Berbagai pelaksanaan program dan
pencapaian sasaran pembangunan yang ada merupakan kegiatan yang bersifat
antar sektor dan antar lembaga.
Di dalam melakukan pembangunan, setiap pemerintah daerah memerlukan
perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap
pembangunan yang dilakukan. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan
bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan
indikator-indikator pembangunan yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
kabupaten/kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan
adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Kunci utama keberhasilan sebuah pembangunan terletak pada kualitas
perencanaan pembangunan tersebut. Seorang pembuat rencana harus mampuuntuk
merumuskan pembangunan di berbagai sektor. Dengan demikian seorang pembuat
rencana pembangunan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas dalam pembangunan sebuah daerah berdasar segala potensi yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Sektor yang harus memperoleh perhatian dari seorang
pembuat rencana mencakup sektor sumber daya alam yang terkandung di daerah
Ketiga sektor ini haruslah dapat dikembangkan secara bersama atau
setidaknya berurutan berdasar atas skala prioritas yang ditetapkan oleh pembuat
rencana. Dalam pengembangan ketiga sektor tersebut, seorang perencana
pembangunan dituntut untuk mampu melakukan analisa wilayah, manajemen
prospek pembangunan, merencanakan serta membuat program yang layak untuk
dijalankan, dan melaksanakan rencana, mengawasi serta mengevaluasi
pelaksanaan rencana tersebut.
Sejak diberlakukannya UU 32 Tahun 2004 maka pemerintahan serta
pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem yang
desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya kewajiban
tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Dimana
pembangunan merupakan proses perubahan dari kondisi yang kurang baik
menjadi lebih baik dan atau dari yang belum ada menjadi ada.
Perencanaan pembangunan di Indonesia didasarkan pada suatu
undang-undang tersendiri, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pembangunan yang
berdasarkan pada undang-undang merupakan suatu keadaan baru bagi Indonesia
karena sebelumnya dasarnya adalah suatu Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, tetapi setelah ada amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia, maka terjadi pula perubahan pada dasar
mengkoordinasikan seluruh upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh berbagai
pelaku pembangunan sehingga menghasilkan sinergi yang optimal dalam
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Di dalam undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, diatur bahwa sistem perencanaan pembangunan
memiliki 4 tahapan pokok sebagai siklus perencanaan yaitu : penyusunan
rancangan awal, pelaksanaan musrembang, penyusunan rancangan akhir dan
penetapan rencana.
Sebagai suatu kesatuan proses perencanaan yang mencakup berbagai
perubahan yang mendasar atas struktur sosial, pembangunan juga merupakan
proses untuk melakukan perubahan sikap-sikap masyakat dan institusi-institusi
masyarakat ke arah yang lebih baik, dengan meminimalisir terjadinya
ketimpangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Pada era manajemen strategis seperti sekarang ini, perencanaan di daerah
harus didahului dengan penetapan visi terlebih dahulu. Kepala daerah
memberikan visi pembangunan didepan DPRD, namun visi kepala daerah belum
tentu akan menjadi visi pembangunan daerah otonom. Hal ini disebabkan DPRD
yang menjadi wakil rakyat harus melihat apakah visi pembangunan yang
direncanakan oleh kepala daerah sesuai dengan keadaan masyarakat dan didukung
oleh sumber daya manusia yang baik atau tidak. Selain itu juga dampak
golongan saja. Jadi untuk menentukan visi pembangunan daerah otonom belum
tentu sama dengan masa jabatan Kepala Daerah.
Dalam perencanaan pembangunan mempunyai tugas pokok dan fungsi
yang vital yaitu : menyiapkan rancangan RPJP Daerah, menyelenggarakan
Musrembang RPJPD, menyusun rancangan akhir RPJP Daerah, menyiapkan
Rancangan Awal RPJM Daerah, menyusun Rancangan RPJM Daerah dengan
menggunakan rancangan Renstra SKPD, menyelenggarakan Musrembang RPJM
Daerah (2 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyusun Rancangan Akhir
RPJM Daerah (3 bulan setelah Kepala Daerah dilantik), menyiapkan Rancangan
Awal RKPD, mengkoordinasikan penyusunan Rancangan RKPD dengan
menggunakan Renja SKPD, menyelenggarakan Musrembang penyusunan RKPD,
menyusun Rancangan Akhir RKPD (dengan peraturan Kepala Daerah),
menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi kinerja pelaksanaan recana
pembangunan dari masing-masing SKPD, menyusun evaluasi kinerja pelaksanaan
rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD, membantu
Kepala Daerah dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah.
Dan pada tanggal 19 Juli 2010 dilaksanakannya pelantikan Walikota dan
Wakil Walikota Medan Terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) Kota Medan putaran ke II dengan visi “kota metropolitan yang
berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera. Misinya, meningkatkan kualitas
pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan, dan akuntabel”(
nantinya yang akan disinkronisasikan dalam perencanaan pembangunan Kota
Medan dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam
perencanaan pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
dimana badan inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan
kebijakan dibidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas
pelaksanaannya. Hal ini merupakan peranan yang sangat penting dalam setiap
perencanaan pembangunan setiap daerah. Disamping itu, adapun yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
setelah revisi UU Nomor 22 Tahun 1999 menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan
terbitnya UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional diantaranya adalah melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi
perencanaan pembangunan kabupaten/kota terutama pada lintas batas untuk
mencapai keserasian pembangunan daerah sesuai dengan tujuan rencana
pembangunan jangka panjang, mengah dan tahunan.
Mekanisme Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Medan dikoordinasikan oleh Bappeda sebagai koordinator tunggal yang
mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan
sesuai dengan tugasnya membantu Kepala Daerah dalam menentukan
kebijaksanaan dalam perencanaan pembangunan. Dan hal ini adalah hal yang
paling penting dalam pembangunan suatu daerah untuk mencapai apa yang
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan
judul “ Peranan BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Medan.”
1. 2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang
menjadi perhatian penulis dalam penelitian adalah : “Bagaimana Peranan
BAPPEDA dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan ?”
1. 3. Tujuan Penelitian
Setiap penerlitian dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai
atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya tidak jelas diketahui
sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Medan.
2. Untuk mengetahui peranan Bappeda dalam penyusunan Rencana
1. 4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a) Secara Subjektif
Sebagai suatu sarana dalam melatih dan mengembangkan kemampuan
berpikir secara elmiah, sistematis dan metodologi dalam menyusun karya
ilmiah.
b) Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi
yang menggunakan
c) Secara Praktis
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang peran Bappeda
dalam RPJMD bagi yang membaca.
1. 5. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 2006:37).
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel
atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto, 2000:92).
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang di
teliti.
1. 5. 1.Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 1. 1. Peranan
Dalam pengertian umum, peranan dapat diartika sebagai perbuatan
seseorang atas sesuatu pekerjaan. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian (Poerwadarminta,
1987:768).
Menurut Soerjono Soekamto (1997:54) peranan adalah pertama, perilaku
seseorang atas kedudukan tertentu dan hubungannya dengan masyarakat. Kedua,
peranan adalah suatu kelompok penghargaan manusia terhadap cara bersikap dan
berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi social. Ketiga,
peranan adalah pola tingkah laku yang didasarkan atas kedudukan tertentu dalam
kolektivitas dari keadaan social tertentu.
Dan menurut Miftah Thoha (1990:25) peranan dirumuskan suatu
rangkaian perilaku yang tujuan ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu atau
karena adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Dengan demikian, suatu peranan paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
2. Peranan adalah suatu konsep atau perihal apa yang didapat oleh individu di
dalam masyarakat dan di dalam organisasi tertentu.
3. Peranan juga dapat dikatakan perilaku individu dalam struktur sosial
tertentu.
Sehingga dalam disimpulkan peranan adalah aspek dinamis kedudukan
(status) yang di dalamnya melekat unsur hak dan kewajiban, tugas dan
wewenang, serta fungsi seseorang atau kelompok di dalam masyarakat sebagai
suatu organisasi.
1. 5. 1. 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Arah pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat
dipengaruhi adanya peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam
masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini jelas diatur dalam UU Nomor 25 tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang menjelaskan
bahwa tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah/perangkat daerah di pusat dan
daerah dengan melibatkan masyarakat.
“BAPPEDA”, adalah akronim dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang merupakan unsur pemerintahan di daerah yang mempunyai tugas
perencanaan, penyelenggaraan pembangunan, serta penilaian atas pelaksanaannya
yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah staf yang bertugas
membantu kepala daerah dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan
pembangunan serta memberikan penelitian atas pelaksanaan pembangunan di
daerah. Dan Badan perencanaan adalah sebuah organisasi yang terpisah, dengan
kantor dan badan stafnya sendiri. Tanggung jawab secara kemitraan untuk badan
tersebut berbeda-beda disetiap negara. Sering badan tersebut bekerja di bawah
Kementerian Keuangan. Ini bukan pemecahan terbaik, karena pandangan
pejabat-pejabat keuangan dan pejabat-pejabat-pejabat-pejabat perencanaan tidak sama. Seorang pejabat-pejabat
perencanaan harus lebih tertarik dengan pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan menetapkan tujuan-tujuan baru.( W. Arthur Lewis, 1994:316).
Menurut Permen Nomor 54 Tahun 2010 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda atau sebutan
lain adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan
tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
Berdasarkan Permendagri 57/2007 tentang Juknis Penataan Organisasi
Perangkat Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai
unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan, melaksanakan tugas :
2. Koordinasi penyusunan rencana yang memuat visi, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan masing-masing satuan
kerja perangkat daerah.
Untuk pencapaian sasaran dengan baik yang nantinya akan menjadi hasil
akhir, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah harus memiliki tahapan
yang harus dilaksanakan.
Adapun yang menjadi tahapan Bappeda adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana
a. Penyusunan rancangan rencana pembangunan daerah.
b. Musyawarah perencanaan pembangunan daerah.
c. Rancangan akhir rencana pembangunan daerah.
2. Pengendalian pelaksanaan rencana
Pada tahap ini Kepala Daerah menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
3. Evaluasi pelaksanaan rencana
a. Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan SKPD.
b. Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan
daerah untuk periode berikutnya.
Oleh karena itu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sangat berperan
dalam manjalankan otonomi daerah. Dalam menjalankan fungsinya sebagai badan
aktif, efektif dan efisien dalam meletakan kerangka dasar pembangunan di daerah
yang kokoh untuk dapat mewujudkan keberhasilan pembangunan. Maka dapat
dikatakan bahwa Bappeda merupakan hal yang sangat berperan penting dalam
pembangunan dan hal yang menentukan arah kebijaksanaan pemerintah daerah
dalam bidang perencanaan pembangunan di daerah.
1. 5. 2.Perencanaan Pembangunan Daerah 1. 5. 2. 1. Perencanaan
Pengertian perencanaan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman
pengertian dan defenisi perencanaan dipengaruhi pandangan dari sudut-sudut
pandangan tertentu sesuai kepentingan yang diharapkan.
Dalam arti sempit perencanaan merupakan kegiatan persiapan dalam
perumusan kebijaksanaan; sedang dalam arti yang luas perencanaan itu mencakup
perumusan kebijaksanaan, penetapan kebijaksanaan dan pelaksanaan
kebijaksanaan tersebut. Pemikiran demikian timbul dari adanya bermacam teori
perencanaan.
Dan juga defenisi sangat sederhana mengatakan bahwa perencanaan
adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut George R. Terry “Planning is the
selection and relating of facts and making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired result.” Artinya, perencanaan adalah “suatu proses
berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu di masa yang akan dating.” (Tarigan, 2003:6).
Dan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004 perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Atau perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya
yang tersedia. Dan menurut defenisi di atas ada 4 dasar perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan berarti memilih,
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya,
3. Perencanaan merupakan alat pencapaian tujuan, dan
4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.
Serta menurut Friedman mengatakan bahwa perencanaan merupakan
“suatu strategi untuk pengambilan keputusan sebelumnya sebagai suatu aktivitas
tentang keputusan dan implementasi.” (Hadi, 2001:19).
Menurut Sondang P. Siagian ciri-ciri rencana yang baik (Nasution,
2008:22-23) adalah :
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami
tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami
4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang diteliti.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana.
7. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
8. Rencana harus bersifat praktis (pragmatis).
9. Rencana harus merupakan forecasting.
Dan dalam pencapaian suatu tujuan tersebut perencanaan menjadi pondasi
yang sangat penting untuk dijadikan landasan dalam melakukan segala kebijakan
yang telah dirumuskan. Sebab jika dalam penyusunan rencana salah, maka apa
yang akan dicapai atau dihasilkan juga akan salah dan tidak sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
1. 5. 2. 2. Pembangunan
Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lain, daerah yang satu dengan yang lain, negara yang satu dengan
melakukan perubahan. Dan penting bagi kita untuk dapat memiliki defenisi sama
dalam mengartikan pembangunan.
Menurut Sondang P. Siagian pembangunan adalah “suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam
rangka pembangunan bangsa (nation building). Sedangkan menurut Ginanjar
proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana.” (Riyadi dan Bratakusumah, 2005:4).
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk
menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga Negara
untuk memenuhi dan mencapai aspirasi yang paling manusiawi.
Sedangkan menurut Hadi (2001:21) pembangunan memiliki makna ganda,
yaitu :
1. Tipe pembangunan yang pertama lebih berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi dimana fokusnya adalah pada masalah kuantitatif dari produksi
dan penggunaan sumber daya.
2. Tipe kedua, pembangunan yang lebih memperhatikan pada perubahan dan
pendistribusian barang-barang dan peningkatan hubungan sosial. Dan
fokusnya ada pada kualitatif dan pendistribusian perubahan dalam struktur
dari masyarakat yang diukur dari berkurangnya diskriminasi dan
eksploitasi dan meningkatnya kesempatan yang sama dan distribusi yang
seimbang dari keuntungan pembangunan seluruh masyarakat.
Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pembangunan Nasional adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai
tujuan bernegara. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi
dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, social. Budaya, politik yang berlangsung pada level makro
(nasional) dan mikro (community/group). Makna penting dari pembangunan
adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas, pembangunan adalah
semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara
alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah memiliki beberapa aspek
penting yang harus diperhatikan. Beberapa aspek penting yang dihadapi tersebut
adalah penentuan kebutuhan yang dihadapi oleh daerah serta pengembangan
daerah yang akan dituju. Dengan kata lain, analisa yang tepat memungkinkan
daerah untuk melakukan pembangunan sesuai dengan visi dan misi daerah
tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek serta
keterbatasan yang dimiliki daerah tersebut. Analisa yang dilakukan terhadap
informasi yang diperoleh yang kemudian diwujudkan dengan program
pengembangan daerah akan sulit untuk dirasakan oleh penduduk daerah
mengingat program yang dibuat oleh pemerintah daerah pada umumnya
merupakan program jangka panjang. Kondisi ini memberikan konsekuensi kepada
pemerintah mampu merumuskan model pengembangan daerah yang tepat, di
mana satu sisi model yang dirumuskan melakukan usaha pembangunan (terutama
dalam jangka panjang) dan pada sisi lain menjaga motivasi masyarakat untuk