• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan hasil dari

wawancara dengan petani responden.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan Kantor Desa, serta tokoh masyarakat yang berkompoten.

21 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang lengkap penelitian ini digunakan dengan beberapa cara dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Observasi, merupakan pengamatan langsung terhadap kondisi petani yang dijadikan responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2. Wawancara berstruktur dengan menggunakan daftar kuisioner yang ditujukan

kepada para petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 3. Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pencatatan dan pengambilan gambar

dilapangan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik hitam perak. Deskriptif ini dilakukan dengan cara persentase dalam bentuk tabel frekuensi atau lewat tabulasi data yang bersumber dari hasil daftar pertanyaan (kuesioner) dengan memberi skoring terhadap setiap pertanyaan yang diajukan kedalam 3 kategori yaitu Ya skor 3, Kadang - kadang skor 2 dan Tidak skor 1.

22 Jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikasika sebagai berikut (Sugiyono, 2010) :

1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 – 3,00 2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 – 2,33 3. Skor untuk kategori Rendah : 1,00 – 1,66 3.6 Definisi Operasional

Pengertian operasional dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan proses dan pencapaian tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Teknologi adalah cabang pengetahuan yang berhubungan dengan penciptaan sarana tehnis dan yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat.

2. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

3. Budidaya Tomat adalah suatu tahap atau proses pada tanaman mulai dari benih sampai panen.

4. Produksi adalah suatu kegiata untuk menciptakan/ menghasilkan nilai guna suatu kebutuhan.

23 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Desa boddia adalah desa yang merupakan letak ibu kota kecamatan Galesong yang sebagaian wilayahnya adalah dataran rendah, sebagaian persawahan dan sebagian daerah pesisir. Kondisi geokrafis Desa Boddia memiliki luas wilayah 357,00 Ha, desa boddia berbatasan langsung dengan :

a) Sebelah utara : Desa Galesong b) Sebelah selatan : Desa Bontoloe c) Sebelah timur : Pattinoang d) Sebelah barat : Selat Makassar

Jarak desa boddia dengan ibu kota kecamatan berbatasan langsung di sebelah utara, jarak antara ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten adalah

± 35 km, sedangkan jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota propinsi adalah ± 65 km.

Secara administratif, Desa Boddia memiliki lingkungan, yaitu: lingkungan manjalling, lingkungan bura’ne, lingkungan Paramboddong, lingkungan Tarembang dan lingkungan Boddia.

4.2. Keadaan Iklim Dan Tanah

Kondisi topografi wilayah Kecamatan Galesong pada umumnya dataran rendah dengan ketinggian ± 50 meter diatas permukaan permukaan air laut.

Kecamatan galesong beriklim tropis sehingga memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan April-September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu udara

rata-24 rata 32ºC dengan curah hujan rata-rata mencapai 142 mm/bln. Tanah terdiri atas dua jenis yaitu alluvial dan latosol pembentukannya terdiri dari endapan liat berpasir yang berwarna kelabu serta alluvial yang terdapat disepanjang pesisir pantai dengan pH tanah berkisar antara 5-5,5 ( Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar, 2012).

4.3. Kondisi Demografis

Penduduk adalah banyaknya orang bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah jumlah penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar tahun 2015 terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan Di Desa Boddia Kecamatan

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Desa Boddia berpenduduk sebanyak 4.700 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.365 jiwa dan perempuan sebanyak 2.336 jiwa dengan jumlah keseluruhan KK yang ada di Desa Boddia sebanyak 1.260 KK.

25 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut lingkungan ada pada lingkungan Boddia sebanyak 1.204 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 637 jiwa dan perempuan sebanyak 629 jiwa dengan jumlah 1.260 KK.

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi. Upaya penigkatan pendidikan yang ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia yang berkualitas, sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usai sekolah setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.

Tingkat pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar umunya meratadari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnnya table 3 berikut ini akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar secara rinci.

26 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan Persentase Teebesar adalah 36,02 % yaitu tidak sekolah sedangkan persentase terkecil adalah 0,17 % yaitu tingkat pendidikan S2.

Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya masih tergolong rendah, karena umumnya masih banyak penduduk tidak sekolah.

Minimnya tingkat pendidikan di desa boddia disebabkan karena keterbatas biaya.

27 4.3.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat, dimana umunya penduduk di Desa Boddia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktivitas, baik sector pertanian, perikanan, industri kecil maupun jasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk di Desa Boddia dapat dilihat pada table 4 berikut.

Tabel 4. Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa Boddia yaitu pada sektor pertanian mencapai 375 orang dari total penduduk atau setara dengan 29,27 % . hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di

28 desa boddia mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4.4 Sarana Dan Prasarana

Sarana adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju ketingkat sarana. Aktivitas dan kegiatas suatu desa tergantung dari sarana dan prasarananya. Oleh sebab itu, sarana dan prasarana social ekonomi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bidang pembangunan di suatu desa. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

29 Tabel 5 . Jumlah Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah (Buah) Persentase (%) 1.

Sumber : Data sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar terdiri dari sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas yang ada. Sehingga jumlah jenis sarana dan prasarana di Desa Boddia merupakan salah satu faktor pendukung bagi masyarakat yang ikut dalam membangun pertanian.

4.5 Kondisi Pertanian

Pertanian dalam pengertian luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemnafaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia, dalam arti sempit

30 pertanian juga diartikan juga sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu.

Semua kegiatan petanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar yang sama akan pengelolaan tempat usaha. Dua ciri penting pertanian selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memliki resiko yang cukup tinggi.

Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana tanaman pangan yang dihasilkan menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Kabupaten takalar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup baik bagi perkembangan tanaman pangan, hortikultur dan agro industri.

4.5.1.Luas Lahan Pertanian

Kecenderungan penggunaan lahan di setiap daerah berbeda, spesifikasi pemanfaatan lahan lebih banyak ditentukan oleh tingkat daya dukung lahan dan sangat tergantung pada tingkat pengetahuan manusia, serta dapat pula disebabkan oleh orientasi sosial masyarakat. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

31 Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa desa boddia termasuk wilayah yang berpotensi dalam pengembangan bidang pertanian karena memiliki luas lahan tadah hujan seluas 136,10 Ha atau Setara dengan 87,46 %.

Dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pertanian khususnya untuk tanaman pangan baik di lahan tadah hujan, irigasi tehnis atau lading maka perlu pengembangan lebih lanjut guna untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan mengadopsi inovasi baru yang dinilai dapat memberikan keuntungan.

Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yang ada, maka kabupaten takalar terkhusus di desa boddia berpotensi untuk mengembangkan komoditas tanaman pangan (padi) karena memiliki luas lahan yang relatif luas.

4.5.2 Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam meperjuangkan kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Selain itu, kelompok tani dengan lembaga petani mempunyai

32 peran penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan.

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar mempunyai satu orang penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan satu orang babingsa sebagai pendamping penyuluh dan Sembilan kelompok tani dimana setiap kelompok tani berjumlah 25 anggota.

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Petani dalam mengelola usahanya juga dapat menentukan alternatif yang ingin diusahakan pada setiap bidang lahannya, salah satu diantaranya adalah menentukan komoditi apa yang akan diusahakan. Namun demikian seorang petani tidak lepas dari faktor – faktor apa yang mempengaruhi usahatani antara lain umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani dan luas lahan petani.

5.1.1 Umur Responden

Umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang disebabkan oleh umur itu adalah faktor fsikologis. Semakin tinggi umur semakin menurun kerja otot, sehingga terkait dengan fungsi panca indera yang semuanya mempengaruhi daya belajar. Pada masa remaja yakni menjelang kedewasaan, perkembangam jauh lebih maju, walaupun tidak banyak terjadi perubahan intelektual.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini umur petani akan mempengaruhi inovasi petani terhadapa budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang secara rinci disajikan dalam tabel 7.

34 Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Umur ( Tahun ) Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 30 – 38 13 32,5

2 39 – 47 19 47,5

3 48 – 54 8 20

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah,2015

Tabel 7 terlihat bahwa umur responden terbanyak berdasarkan tingkat adalah berumur 39 – 47 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat umur 48 – 54 tahun yaitu 8 orang atau 20%.

Dapat dipahami bahwa petani yang dijadikan sebagai responden umumnya masih produktif dan memiliki kemampuan mengelolah usahataninya.

5.1.2 Pendidikan Responden

Pendidikan memiliki makna yang menumbuhkan dinamika orang, mengantarkan orang untuk menjadi moderen (mampu menguasai lingkungan dan dunianya). Pendidikan yang ditempuh seseorang yang baik secara formal dan non formal akan sangat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan sikap orang tersebut. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia dan merupakan perubah utama dari kualitas sumber daya manusia.

Makin meningkat pendidikan seseorang, maka kualitas kerjanya juga meningkat.

Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemauan, membuka fikiran serta menerima hal – hal baru dan cara berfikir ilmiah. Petani yang relatif lebih cepat dalam menerapkan hal – hal baru umumnya adalah petani

35 yang pendidikannya lebih tinggi dari masyarakat di sekitarnya, pandai dan pengetahuannya luas.

Tingkat pendidikan petani responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang menjadi aspek karakteristik dalam mengkaji inovasi petani terhadap budidaya tomat dengan menggunakan mulsa dalam meningkatkan kualitas produksi tomat bervariasi mulai dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat pendidikan menjadi Sarjana.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka jumlah dan persentase responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar berdasarkan tingkat pendidikan, secara rinci disajikan dalam tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015

No Pendidikan Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 SD 18 45

2 SMP 8 20

3 SMA 14 35

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah SD sebanyak 18 orang atau 45%, dan tingkat pendidikan responden yang paling rendah adalah SMP sebanyak 8 orang atau 20%. Data tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan terbesar adalah responden yang tamat Sekolah Dasar, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi mereka dalam meningkatkan pengetahuan, karena dalam dunia pertanian, telah berkembang pendidikan informal melalui penyuluhan yang setiap saat

36 memotivasi, memfasilitasi dan merangsang pengetahuan petani dengan inovasi budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitan perak.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun diluar rumah dan menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Tanggungan keluarga terdiri dari istri, anak, famili, dan keluarga lainnya yang ikut menumpang dalam satu keluarga dimana besarnya tanggungan keluarga akan mempengaruhi beban hidup keluarga dan dapat menjadi sumber tenaga kerja keluarga.

tanggungan keluarga pada tiap responden dapat memberikan nilai tambah karena tanggungan keluarga merupakan sumber daya manusia yang digunakan untuk melaksanakan usahanya. Untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Tanggungan keluarga Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 1 – 2 16 40

2 3 – 4 19 47,5

3 5 – 6 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden tertinggi 3 – 4 yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% dan jumlah tanggungan keluarga responden terendah 5 – 6 yaitu sebanyak 5 orang atau 12,5%. Keadaan demikian sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya.

37 5.1.4 Pengalaman Berusahatani Responden

Pengalaman usaha juga merupakan salah satu unsur yang menunjang peningkatan produktivitas masyarakat. Dengan pendidikan dan penyuluhan yang memadai serta ditunjang pengalaman yang cukup, maka seseorang akan lebih kreatif dalam mengelola usahanya.

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seseorang melakukan kegiatan usahatani. Semakin lama seseorang bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman petani cukup bervariasi, namun secara keseluruhan cukup berpengalaman, karena pada umumnya pengalaman responden berkisar antara 10 - 34 tahun, untuk mengetahui tingkat pengalaman responden dalam menggunakan mulsa plastik hitam perak dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Pengalaman Usaha Tani Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 10 – 18 19 47,5

2 19 – 27 14 35

3 27 – 34 7 17,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 10 menunjukkan pengalaman responden yang tertinggi antara 10 – 18 tahun sebanyak 19 orang atau 47,5% dan terendah 27 – 34 tahun sebanyak 7 orang atau 17,5%. Pengalaman petani dalam Hal ini menunjukkan bahwa responden cukup berpengalaman dalam mengelola atau membudidayakan tomat

38 sehingga tidak menjadi hambatan bagi mereka dalam menggunakan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat.

5.1.5 Luas Lahan Responden

Lahan merupakan faktor produksi, dimana luas lahan akan mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Petani yang mememilki lahan luas akan memperolah hasil produksi yang besar, tetapi tidak menjamin bahwa lahan tersebut lebih produktif dalam memberikan hasil dibandingkan dengan luas lahan yang sempit. Untuk mengetahui luas rata – rata luas lahan petani responden di Desa Boddia Kecamatan galesong Kabupaten Takalar dapat di lihat pada tabel 11.

Tabel 11.Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015.

No Luas laha ( Ha ) Jumlah ( orang ) Persentase %

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 11 menunjukkan bahwa luas lahan petani tomat ( responden ) yang terbanyak antara 0,25 – 0,43 hektar sebanyak 24 orang atau 60% dan luas terendah yaitu 0,82 – 1,00 hektar sebanyak 6 orang atau 15%.

5.2 Teknologi Budidaya Tomat Menggunakan Mulsa Plastik Perak Hitam di Desa Boddia

39 Petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar sejak dahulu menanam atau membudidayakan tanaman tomat petani responden biasanya menanam tomat pada bulan Juli, adapun benih yang diperoleh dari hasil pembelian sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah.

Tanaman tomat akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi jika cara menanam dan dipelihara baik dan benar. Adapun kegiatan yang dapat menunjang selama penanaman dan pemeliharaan tomat dapat meliputi penyiapan benih, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pencegahan hama dan penyakit, penggunaan mulsa plastik perak hitam sampai dengan hasil produksi panen, adapun pengolahan panen yaitu dengan cara dipetik langsung.

Berdasarkan observasi dan wawancara maka diperoleh informasi tentang hambatan atau kendala yang sering dialami petani selama ini adalah terdapatnya beberapa penyakit hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat petani responden di Desa Boddia adalah hama kutu daun (Aphis sp.), sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah busuk daun dengan cara melakukan penyemprotan pestisida.

a. Penyiapan benih

Pada penyiapan benih yang dilakukan oleh petani yang berada di Desa Boddia yaitu ditempatkan pada wadah yang berisikan air hangat, benih yang telah direndam ditanam dengan menggunakan polibag yang berdiameter 10 cm yang telah diisi media campuran tanah dan pupuk kandang ayam, pembibitan ini dilakukan selama 14 hari setelah disemaikan dimana jumlah daun 4 - 5 helai.

40 b. Pengolahan Lahan

Pengelohan tanah yang dilakukan oleh petani Boddia memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit disemaikan hingga dapat dipindahkan kekebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Dalam pengelolaan lahan petani melakukannya secara berulang kali selama melakukan pengelolaan lahan dimana memberikan pupuk kandang sebagai bahan dasar, pemberian pupuk ini bertujuan untuk menambah zat – zat hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah. Pembuatan Bedengan, dalam pembuatan bedengan yang dilakukan oleh petani yang berada di Desa Boddia, jumlahnya berkisar antara 13 bedengan, panjang yang dimiliki bedengan 12 meter dan lebar 1 meter, jarak antara bedengan satu dengan lainnya yaitu 70 cm.

c. Penanaman

Pada penanaman tomat dilakukan pada awal bulan Juni, dimana musim penanaman yaitu musim kemarau. penanaman dilakukan apabila bibit sudah cukup kuat bisa dipindahkan ke lahan tanam setelah di semaikan selama 14 hari atau helai daunnya berjumlah 4 – 5 helai, jarak tanamnya 50 cm untuk jarak antar lubang dan 70 cm untuk jarak barisan.

d. Pemeliharaan

Pada pemeliharaan tanaman tomat petani melakukan perawatan, terdiri dari membersihkan rumput – rumput liar yang akan tumbuh, memberi air bila kekeringan, dan memasang ajir dan bambu agar tanaman tidak roboh, sampai memberantas hama dan penyakit sebelum terlambat. Pemupukan, Dalam pembuatan media tanam, petani memberikan pupuk kandang sebagai bahan dasar.

41 Pemberian pupuk dasar ini bertujuan untuk menambah zat – zat hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah, setelah pemeberian pupuk dasar pada minggu kedua pupuk buatan seperti pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1, pemupukan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pada tanaman tomat.

Perlindungan hama dan penyakit Perlindungan tanaman yang dilakukan desa boddia yaitu dengan cara melakukan penyemprotan pestisida dan fungisida agar hama dan penyakit tidak kembang biak pada tanaman tomat. Hama yang terdapat pada tanaman tomat yaitu kutu daun dan ulat buah cara pengendalian yang dilakukan yaitu penyemprotan dan pemungutan secara manual yang dilakukan oleh petani dan penyakit yang menyerang pada tanaman tomat yaitu busuk daun.

e. Penggunaan Mulsa Budidaya Tomat

Penggunaan mulsa plastik perak hitam dimana panjang keselurahan yang digunakan 156 meter dengan jumlah bedengan 13, kegunaaan mulsa plastik perak hitam antara lain dapat mempercepat tanaman berproduksi, meningkatkan hasil per satuan luas, efisien dalam penggunaan pupuk dan air, mengurangi erosi akibat hujan dan angin, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah pemadatan tanah dan mempunyai kesempatan untuk menanam pada bedengan yang sama lebih dari satu kali. Tanaman kekurangan air dapat menyebabkan kematian, sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang. Untuk mengendalikan pengua pan air maka penggunaan mulsa merupakan bahan yang potensial untuk mempertahankan suhu, kelembaban tanah, kandungan bahan organik, mengurangi jumlah dan kecepatan

42 aliran permukaan, meningkatkan penyerapan air dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan mulsa pada budidaya tomat f. Panen

Pemanengan yang dilakukan petani pada umur 60 – 90 hari setelah ditanam, pemanengan dilakukan secara bertahap pada umur 60 hari petani desa boddia melakukan pemanengan pertama dan pada umur 85 hari dilakukan pemanengan kedua. Pada buah yang telah masak biasa dicirikan warna kulit berubah kekuningan atau kemerahan. Produksi yang dihasilkan yaitu sebesar 1040 kg dengan luas 322 meter di bandingkan dengan hasil produksi tahun lalu

Pemanengan yang dilakukan petani pada umur 60 – 90 hari setelah ditanam, pemanengan dilakukan secara bertahap pada umur 60 hari petani desa boddia melakukan pemanengan pertama dan pada umur 85 hari dilakukan pemanengan kedua. Pada buah yang telah masak biasa dicirikan warna kulit berubah kekuningan atau kemerahan. Produksi yang dihasilkan yaitu sebesar 1040 kg dengan luas 322 meter di bandingkan dengan hasil produksi tahun lalu

Dokumen terkait