• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK PERAK HITAM DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAHMAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK PERAK HITAM DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR RAHMAT"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK PERAK HITAM DI DESA BODDIA

KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

RAHMAT 105960102811

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK PERAK HITAM DI DESA BODDIA

KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

RAHMAT 105960102811

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN MULSA PLASTIK PERAK HITAM DI DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang digunakan berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Makassar, september 2015

RAHMAT

105960102811

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segaa puji syukur kepada Sang Khalid Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya, dialah Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga pada kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Ir. H. M. Saleh Molla, MM. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Amruddin, S.Pt., M.Si. selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muahammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Ir. Hj. Rosanna, MP. Selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian yang sangat berarti bagi penulis. Ibunda St.Khadijah Yahya Hiola, STP., M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan 4. Bapak /ibu Dosen serta staf tata usaha Fakultas Pertanian Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta reakan-rekan mahasiswa terkhususnya rekan seangkatan 2011.

(7)

vii 5. Yang terpenting dan teristimewa kepada Ibunda Kartini dan Ayahanda Rusli, dan adikku tercinta Abd Razak denga penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga beliau yang tekun, sabar, tabah dan mau mengerti penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Galesong khususnya kepala Desa Boddia beserta jajaran yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian didaerah tersebut.

7. Terkhusus kepada Andi Melda Mapsa terima kasih atas semangat, motivasi, dukungan, kebersamaan, dan ketulusan yang diberikan kepada penulis.

Penulis sadar bahwa skrips ini masih terdapat kekurangan diluar batas kemampuan peulis oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi ksempurnaan skripsi selanjutnya.

Makassar, september 2015.

Rahmat

(8)

viii

ABSTRAK

RAHMAT. 105 96 01028 11. Teknologi Budidaya Tomat Dengan Menggunakan Mulsa Plastik Perak Hitam Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Dibawah bimbingan ROSANNA dan ST. KHADIJAH YAHYA HIOLA.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui penggunaan mulsa plastik hitam perak dalam peningkatan produksi tanaman tomat di Desa Boddia Kecamatan Galesong kabupaten Takalar. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Waktu penelitian dilakukan yaitu bulan Juni sampai dengan Agustus 2015

Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah dilakukan secara langsung yaitu petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, dimana penelitian ini teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Sensus Sampling, dimana jumlah semua anggota populasi dijadikan sampel yang terdiri dari 40 orang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam dalam peningkatan produksi termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,56 dari persiapan benih sampai panen. Dapat dilihat dari persiapan benih yang dikategorikan sedang dengan nilai 2,10 yang didapatkan petani dari hasil pembelian sendiri tanpa mendapatkan bantuan bibit unggul dari pemerintah. penggunaan mulsa plastik perak hitam yang dikategorikan tinggi dengan nilai 2,76 dimana petani sudah mengetahui pemahaman tentang penggunaan serta keuntungan dalam budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam. Serta hasil produksi meningkat dengan hasil panen yang dihasilkan tinggi dengan nilai 2,49.

(9)

ix

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengertian Teknologi Budidaya Tanaman ... 6

2.2 Budidaya Tomat ... 7

2.3 Mulsa ... 12

2.3.1 Mulsa Plastik Hitam Perak... 13

2.3.2 Kelebihan dan Kelemahan Mulsa Plastik Hitam Perak .. 13

2.3.3 Manfaat Mulsa Plastik Hitam Perak ... 14

2.4 Kerangka Pemikiran ... 17

(10)

x

III. METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 20

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.5 Teknik Analisi Data ... 21

3.6 Definisi Operasional ... 22

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 23

4.1 Letak dan Luas ... 23

4.2 Keadaan Iklim dan Tanah ... 23

4.3 Kondisi Demografis ... 24

4.4 Sarana dan Prasarana ... 28

4.5 Kondisi Pertanian ... 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

5.1 Identitas Petani Responden ... 33

5.1.1 Umur Responden ... 33

5.1.2 Pendidikan Responden ... 34

5.1.3 Jumlah Tanggungan Kleuarga Responden ... 36

5.1.4 Pengalaman Berusahatani Responden ... 37

5.1.5 Luas Lahan Responden ... 38

5.2 Teknologi budidaya tomat Menggunakan MPPH ... 39

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

6.1 Kesimpulan... 44

6.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

xi DAFTAR TABEL

NO Halaman

Teks

1. Data Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Tomat, 2014 .. 2 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar, 2014 ... 24

3. Komposisi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2014 ... 25 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2014 ... 26 5. Komposisi Penduduk dirinci Menurut Mata Pencaharian di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. 2014 ... 28 6. Jumlah Sarana dan Prasarana di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2014 ... 29 7. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2014 ... 30 8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 ... 32 9. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Boddia

Kecamatan Galesong kabupaten takalar 2015 ... 33 10. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa

Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 ... 34

(12)

xii 11. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2014 ... 36 12. Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 ... 37 13. Hasil Responden Terhadap Teknologi Budidaya Tomat di Desa Boddia

Kecamatan Galesong kabupaten Takalar 2015 ... 41

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

No Halaman Teks

1. Kerangka Pikir ... 19

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman Teks

1. Kuesioner Penelitian... 43 2. Identitas Petani Responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015 ... 48 3. Teknolgi Budidaya Tomat Dengan Menggunakan Mulsa di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015 ... ` 50

4. Dokumentasi Kegiatan ... 54

(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill ) adalah tanaman yang sudah umum dibudidayakan di Indonesia, buah dari tanaman ini termasuk sayuran yang digemari oleh setiap orang, ini dikarena rasanya yang enak, segar, dan merupakan sumber vitamin. Kandungan gizi yang terdapat pada buah tomat mengandung protein 1 g, karbohidrat 4,5 g, lemak 0,3 g, kalsium 5 g, fosfor 27 mg, zat besi 0,5 mg, vitamin A karoten 1500 sl, vitamin B tiamin 60 mg dan vitamin C 40 mg.

Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejak lama diketahui orang ( Hendra, 2001 ).

Pada dasarnya kebutuhan teknologi bagi setiap pengguna akan berbeda menurut karakter masing - masing dalam menggunakan mulsa plastik perak hitam, baik dari tingkat perkembangan usahatani, sosial-budaya, ekonomi petani dan lingkungan. Dengan pertimbangan tersebut, maka pengkajian dan perakitan teknologi spesifik lokasi perlu mengacu pada persyaratan umum teradopsinya teknologi pertanian. Petani dalam membudidayakan tomat dengan menggunakan mulsa plastik perak hitam sangat ditentukan dengan pengalaman, pengetahuan dan sikap sebagai proses mental dalam pengambilan keputusan untuk mengadopsi. Proses adopsi pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, pola pikir pada diri seseorang sehingga mampu mengambil keputusan sendiri setelah menerima pesan yang disampaikan oleh

(16)

2 penyuluh kepada dirinya. Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar tahu, tetapi sampai benar-benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya (Bulu et al, 2009).

Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah lain penghasil tomat yang cukup memberi sumbangan rata – rata sekitar 15,656 ton setiap tahun mulai dari tahun 2006. Sumbangan tersebut terus meningkat pada tahun–tahun berikutnya karena menin gkatnya pertanaman tomat di Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel. 1 Data luas panen, produksi dan produktivitas tanaman tomat tahun 2014

No Tahun Luas (ha) Produksi (ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1 2010 3,145 33,084 10,519

2 2011 3,849 44,807 11,641

3 2012 4,651 46,556 10,009

4 2013 4,286 51,208 11,947

5 2014 3,824 51,896 13,571

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura 2014

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa tanaman tomat mengalami kenaikan secara signifikan karena pada tahun 2014 produktivitas sebesar 13,571 ton/ha dimana jumlah luas lahan 3,824 ha dan produksi 51,896 ton, dimana tingkat teknologi yang digunakan sangat baik dalam peningkatan pruduksi yang dihasilkan.

Perbaikan mutu buah untuk memenuhi persyaratan kualitas hasil buah tomat dapat dilakukan dengan berbagai macam teknologi budidaya. Salah satu teknologi budidaya yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas buah tomat adalah dengan penggunaan mulsa plastik perak hitam.

(17)

3 Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut. Mulsa plastik perak hitam mempunyai kelebihan yaitu dapat menjaga tetap gembur, suhu dan n tanah relatif tetap (stabil), kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam dan kelemahan yang dimilikinya yaitu dapat menimbulkan bahaya kebakaran pada musim kemarau, membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa platik perak hitam. Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa plastik perak hitam, dalam membudiyakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi seperti tomat semakin hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu menutupi biaya awal yang dikeluarkan (Harist, 2000).

Permasalahan yang sering terjadi di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yaitu serangan hama penyakit dan gulma, kurang unsur hara dalam tanah dan kurangnya teknologi mengenai budidaya tanaman tomat dengan menggunakan mulsa plastik perak hitam. Dengan adanya terobosan teknologi mulsa plastik perak hitam yang diperkenalkan oleh penyuluh ternyata dapat mengantisipasi terjadinya serangan hama penyakit dan gulma serta membantu menyediakan unsur hara disekitar tanaman sehingga permasalah yang dihadapi oleh petani yang ada di Desa Boddia dapat ditanggulangi dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak serta dapat meningkatkan produksi tomat petani.

(18)

4 Langkah yang akan dicapai pada penelitian ini adalah teknologi budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik perak hitam di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Untuk mencapai teknologi yang di maksud, sangat tergantung pada rencana yang akan dilakukan oleh petani itu sendiri dalam mengelola dengan baik lahan petaniannya. Teknologi mulsa plastik perak hitam mulai diterapkan empat tahun terakhir oleh petani sejak adanya penyuluh memberikan informasi mengenai mulsa palstik perak hitam. Penggunaan mulsa plastik hitam perak ini yang diperkenalkan oleh penyuluh mampu merubah pola pikir yang biasanya tidak menggunakan mulsa plastik perak hitam.

Melihat situasi ini maka perlu dilakukan penelitian mengenai “ Teknologi Budidaya Tomat Dengan Menggunakan Mulsa Plastik Perak Hitam di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar”.

(19)

5 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara teknologi budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik perak hitam di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar?

1.3 Tujuan dan kegunaan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan mulsa plastik hitam perak dalam peningkatan produksi tanaman tomat di Desa Boddia Kecamatan Galesong kabupaten Takalar.

Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sebagai bahan informasi bagi para petani tentang teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik hitam perak. Sebagai bahan informasi, referensi, serta dapat dijadikan sebagai perbandingan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan objek penelitian ataupun judul penelitian yang sama di masa yang akan datang.

(20)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Teknologi Budidaya Tanaman

Penerapan teknologi dalam usaha pertanian ber-evolusi sejalan dengan perkembangan budaya dan kehidupan manusia, karena pada dasarnya usaha menyediakan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Pengertian teknologi pertanian dan makna teknologi maka tidak dapat terlepas dari peranan ilmu teknologi yang saat ini terus berkembang pesat, denga kemajuan ilmu teknologi tersebut maka lahirlah gagasan untuk menerapkan teknologi dibidang pertanian. Teknologi pertanian adalah merupakan penerapan dari ilmu – ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralata, banguna, lingkungan, sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi.

Dengan demikian, pertanian modern tingkat penerapannya sejalan dengan tingkat perkembangan teknologi masyarakat pelakunya. Teknologi adalah proses yang meningktakan nilai tambah produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja struktur atau sistem dimana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Siswo (2005), berpendapat bahwa keberhasilan teknologi dapat diukur dari empat faktor yaitu: a. Teknologi

(21)

7 harus menghasilkan nilai lebih, mempunyai kemampuan yang semakin bervariasi untuk memenuhi keperluan yang makin beragam,hemat dalam menggunakan sumber daya termasuk energi. b. Teknologi harus menghasilkan produktivitas ekonomi atau keuntungan finansial. Salah satu cara untuk menghitung produktivitas teknologi adalah menghitung rasio output rupiah. Teknologi yang tidak menghasilkan keuntungan atau nilai produktivitasnya kurang dari satu, disebut nonperforming atau tidak berkinerja; biasanya teknologi ini perkembangannya tidak berkelanjutan (sustainable).

c. Teknologi harus dapat diterima oleh masyarakat pengguna; hal ini dibutuhkan agar bermanfaat bagi pengguna, disukai, mudah digunakan dapat diperoleh dengan mudah dan tidak bertentangan dengan kebiasaan pengguna, secara sosial, teknis dan ekonomis dapat diterima. d.Teknologi harus serasi dengan lingkungan agar keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat penggunanya serta berkesinambungan. Dari beberapa pengertian-pengertian teknologi yang dikemukakan oleh beberapa para pakar di atas maka dapat disimpulkan bahwa bila kita berbicara teknologi khususnya teknologi pertanian maka kata kunci yang termakna di dalamnya adalah: kegiatan sumber daya manusia, alat mesin dan jasa dibidang pertanian; nilai tambah tinggi; agroindustri dan kemandirian bangsa.

2.2 Budidaya Tomat

Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dahulu. Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah sejak lama diketahui orang. Tanaman tomat (Lycopersium escuslentum Mill) adalah tumbuhan setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk ke dalam golongan

(22)

8 tanaman berbunga (angiospermai). Pada varietas yang digunakan adalah varietas Larisa F1 yang berdaya hasil tinggi dan beradaptasi didaratan rendah. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonnae (berkeping dua).

Secara lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik sebagai berikut (Tugiyono, 2005). Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua), Ordo : Tubiflorae, Famili : Solanaceae (berbunga seperti terompet), Genus : Solanum (Lycopersicum), Species : Lycopersicum esculentum Mill

Sebelum melakukan penanaman tomat, perlu dilakukan persiapan awal untuk menunjang keberhasilan budidaya tomat. Persiapan awal meliputi penyiapan benih, cara pembibitan, pengolahan lahan, pembuatan bedengan, teknik pemasangan mulsa, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, perlindungan tanaman sampai dengan panen.

a. Penyiapan Benih

Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pertanaman dilapangan. Benih tanaman tomat yang baik adalah benih yang berasal dari tanaman yang sehat, baik dan matang fisilogis. Benih yang cukup kering yang memiliki kandungan air 8 – 11% dan disimpan ditempat yang kering dan agak dingin dapat memperpanjang umur benih tersebut (Nurtika, 2002).

b. Cara Pembibitan

Komponen selanjutnya adalah cara pembibitan. Dimana komponen ini meliputi kegiatan penggunaan media tanam : tanah, pupuk kandang dan pasir

(23)

9 halus (1 : 1 : 1) serta bibit ditanam 15 - 24 hari di persemaian atau helai daun sampai berjumlah 3-4 helai (Nurtika, 2002).

c. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan (Purwati dan Khairunisa, 2007).

d. Pembuatan Bedengan

Salah satu komponen teknologi budidaya pembuatan bedengan di lapangan.

Petani sudah diharapkan mengetahui ukuran dan cara teknisnya. Bedengan berukuran panjang 10-12 m, lebar 110-120 cm, tinggi 30-40 cm (musim kemarau) dan 50-70 cm (musim hujan) serta sebaiknya arahnya memanjang dari timur ke barat (Lakitan, 2002).

e. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan mulsa adalah sebelum pemasangan, bedenga-bedeng yang telah terbentuk sebaik diairi terlebih daulu sehingga kondisinya lembab. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan sekitar pukul 09.00-1400 agar mulsa plastik dapat terpancang kuat, karena pada saaat itu plastik mengalami pemuaian akibat teriknya mataharilangsung (Wardjito, 2001).

(24)

10

f. Penanaman

Dalam budidaya tomat penanaman dilakukan bila bibit sudah cukup kuat bisa dipindahkan ke lahan tanam kira-kira bibit setelah ditanam 15 – 24 hari di persemaian atau helai daun sampai berjumlah 3-4 helai, Jarak tanam : 50-60 cm untuk jarak antar lubang dan 60-70 cm untuk jarak antar barisan (Wiryanta, 2002).

g. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman tomat yang sesuai dengan teknik budidaya yang dianjurkan guna memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas tanaman harus mendapat perhatian yang optimal dari petani. Kegiatan pemeliharaan, penyiangan gulma, pengairan (penyiraman), pengajiran serta pengendalian hama dan penyakit.

h. Pemupukan

Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah: Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5

(25)

11 cm dan dalamnya ± 1 cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.

Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm (Novizan, 2005).

i. Perlindungan ham dan penyakit

Perlindungan tanaman ditujukan terhadap serangan hama dan penyakit.

Strategi perlindungan tanaman yang dianjurkan adalah pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, yaitu perpaduan antara pengendalian kultur teknis, biologis (hayati), dan kimiawi yang dilaksanakan secara serasi. Hama yang menyerang kutu daun apish hijau dengan pengendalian dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati dan dengan penyemprotan pestisida, penyakit yang menyerang busuk daun dengan pengendalian di semprot dengan fungisida.

Beberapa komponen dalam pengendalian hama dan penyakit secara terpadu ini belum dilaksanakan sepenuhnya oleh petani (Hartati, 2005).

j. Panen

Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya. Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna

(26)

12 kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut : a. Kulit buah berubah, dari warana hijau menjadi kekuning – kuningan. b. Bagian tepi daun tua telah mengering. c. Batang tanaman menguning / mengering

Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung (Listriani, 2005).

Varietas Larisa F1 adalah jenis tomat hibrida untuk dataran tinggi dan rendah. Memiliki daya pertumbuhan dan adaptasi yang baik. Bentuk buah lonjong memanjang, berat buah 115 – 130 g/ha. Warna buah merah tua saat matang, dapat dipanen pada umur 80 hari. Potensi hasil panen 60 – 80 ton/ha.

2.3 Mulsa

Mulsa dapat didefinisikan sebagai setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian atau seluruh permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

(27)

13 2.3.1 Mulsa Plastik Perak Hitam

Penggunaan mulsa plastik hitam perak yang dianggap baik di daerah subtropis adalah yang berwarna hitam dengan ketebalan 50 mikron. Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH) sudah membudaya pada tanaman tomat.

Adaptasi atau pengembangan teknologi sistem Mulsa Plastik dirintis oleh Jepang dan Taiwan yang memperkenalkan Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH). MPPH ini memiliki dua warna, yaitu warna hitam untuk menutup permukaan tanah, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya.

Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa plastik perak hitam, dalam budidaya tanaman yang bernilai ekonomis tinggi seperti tomat, cabai, terong, semangka, melon dan mentimun, semakin hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu menutupi biaya awal yang dikeluarkan. (Wardjito, 2001).

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Mulsa Plastik Perak Hitam

a. Kelebihan mulsa plastik perak hitam

Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus total sebelum tanam, Warna hitam dari mulsa menimbulkan kesan gelap sehingga

(28)

14 dapat menekan rumput-rumput liar atau gulma, Warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari (sinar ultra violet), sehingga dapat mengurangi hama aphid, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus, Menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif tetap (stabil), Mencegah tercucinya pupuk oleh air hujan, dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari, Buah tomat yang berada di atas permukaan tanah terhindar dari percikan air tanah sehingga mengurangi resiko terjangkitnya penyakit busuk buah, Kesuburan tanah karena pemupukan dapat merata, sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya relatif seragam. Praktis untuk melakukan sterilisasi tanah dengan menggunakan fumigan seperti Basamid-G, karena fungsi MPHP mempercepat proses pembentukan gas zat fumigan tanpa harus membeli plastik khusus. Secara ekonomis penggunaan MPPH dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah, sehingga biaya pengadaan MPPH dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut. Pada musim kering (kemarau) MPPH dapat menekan penguapan air dalam tanah, sehingga tidak terlalu sering untuk melakukan penyiraman.

b. Kekurangan Mulsa plastik hitam perak.

Membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa ( Plastik ) dan pemaasangannya dilapangan. Menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikrooganisme musuh

(29)

15 tanaman, misalnya patogen penyebab damping-off dan busuk akar.

Pada musim kemarau, mulsa kering sangat mudah terhadap bahaya kebaran.

2.3.3 Manfaat Mulsa Plastik Perak Hitam

1. Manfaat Terhadap Tanaman.

Dengan adanya bahan mulsa platik perak hitam di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara mineral tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab keuntungan yaitu meningkatnya produksi tanaman budidaya.

2. Manfaat Terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah.

a. Kestabilan agregat tanah.

Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, energy air hujan akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Sifat – sifat tanah bergantung pada besar kecilnya partikel – partikel yang merupakan komponen – komponen tanah tersebut, misalnya tanah pasir berbeda denga tanah liat dalm hal kemampuan menahan air, kemampuan mengurung udara dan karenanya juga berbeda dalam hal menahan panas.Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi (Dwidjoseputro, 2003).

(30)

16

b. Kimia tanah.

Fungsi langsung mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan bahan – bahan mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang mudah lapuk seperti jerami padi, alang-alang, rumput- rumputan, dan sisa-sisa tanaman lainnya. Unsur – unsur kimia dalam tanah memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ekosistem alami yaitu sebagai penyedia kebutuhan hara tanaman. Unsur kimia tanah diserap tanaman dalam bentuk ion sehingga tidak semua unsur dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. Hal ini merupakan salah satu keuntungan penggunaan mulsa sisa-sisa tanaman dibanding mulsa plastic yang sukar lapuk (Irianto, 2003).

3. Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah.

Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman. Dari hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm ditanah-tanah terbuka (bare soil) tanpa mulsa akan menguap selama 3-5 hari, sedangkan ditanah-tanah yang diberi mulsa akan menguap 6 minggu dengan ketebalan yang sama.

(31)

17

4. Manfaat Terhadap Neraca Energi

Unsur fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengaliran panas kedalam tanah melalui proses konduksi. Pemulsaan mengubah warna tanah yang dengan sendirinya dapat mengubah albedo tanah. Perubahan suhu tanah terjadi karena perubahan radian energy yang mencapai tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih sedikit dibanding tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi mulsa memiliki suhu maksimum harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa Mulsa plastic putih dapat menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabakan radiasi yang direfleksikan kembali akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimum harian dari tanah yang diberi mulsa. Sedangkan mulsa plastic hitam cenderung meningkatkan suhu tanah karena radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil (Arga, 2010).

5. Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan – kegiatan dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu, tenaga, dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan dapat memperkecil perlakuan pemupukan kerena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum saat panen.

Demikain juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada

(32)

18 keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman.

2.4 Kerangka Pemikiran

Petani adalah seorang yang bergerak dibidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman seperti tomat, cabai dan lain-lain, dengan harapan untuk meperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

Mulsa plastik hitam perak memiliki dua muka dan dua warna, yaitu muka pertama berwarna hitam dan muka kedua berwarna perak. Warna hitam untuk menutup permukaan tanah dan menimbulkan kesan gelap sehingga dapat menekan rumput–rumput liar atau gulma, warna perak sebagai permukaan atas tempat menanam suatu tanaman budidaya dan warna perak dari mulsa dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama aphis, trips dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan penyakit virus.

Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian dapat disusun sebagai berikut:

(33)

19

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Teknologi Budidaya Tomat Dengan

Menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Teknologi Budidaya Tomat

Penyiapan benih

Panen

Penanaman

Pengolahan lahan Pemeliharaan

Peningkatan Produksi Tanaman Tomat Penggunaan mulsa plastik perak hiitam

Analisi deskriptif kuantitatif Petani Tomat

(34)

20

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, dalam waktu kurang lebih 2 bulan mulai bulan Juli sampai September 2015.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para petani tomat yang ada di Desa Boddia yang terdiri dari 40 orang, dalam penelitian ini teknik yang diggunakan adalah Sensus Sampling, dimana jumlah semua anggota populasi dijadikan sampel (Juliansyah, 2011).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik hitam perak.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan hasil dari

wawancara dengan petani responden.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan Kantor Desa, serta tokoh masyarakat yang berkompoten.

(35)

21 3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang lengkap penelitian ini digunakan dengan beberapa cara dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Observasi, merupakan pengamatan langsung terhadap kondisi petani yang dijadikan responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2. Wawancara berstruktur dengan menggunakan daftar kuisioner yang ditujukan

kepada para petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 3. Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pencatatan dan pengambilan gambar

dilapangan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik hitam perak. Deskriptif ini dilakukan dengan cara persentase dalam bentuk tabel frekuensi atau lewat tabulasi data yang bersumber dari hasil daftar pertanyaan (kuesioner) dengan memberi skoring terhadap setiap pertanyaan yang diajukan kedalam 3 kategori yaitu Ya skor 3, Kadang - kadang skor 2 dan Tidak skor 1.

(36)

22 Jawaban responden masing-masing variabel dapat diklasifikasika sebagai berikut (Sugiyono, 2010) :

1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 – 3,00 2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 – 2,33 3. Skor untuk kategori Rendah : 1,00 – 1,66 3.6 Definisi Operasional

Pengertian operasional dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan proses dan pencapaian tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Teknologi adalah cabang pengetahuan yang berhubungan dengan penciptaan sarana tehnis dan yang memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat.

2. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

3. Budidaya Tomat adalah suatu tahap atau proses pada tanaman mulai dari benih sampai panen.

4. Produksi adalah suatu kegiata untuk menciptakan/ menghasilkan nilai guna suatu kebutuhan.

(37)

23 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Desa boddia adalah desa yang merupakan letak ibu kota kecamatan Galesong yang sebagaian wilayahnya adalah dataran rendah, sebagaian persawahan dan sebagian daerah pesisir. Kondisi geokrafis Desa Boddia memiliki luas wilayah 357,00 Ha, desa boddia berbatasan langsung dengan :

a) Sebelah utara : Desa Galesong b) Sebelah selatan : Desa Bontoloe c) Sebelah timur : Pattinoang d) Sebelah barat : Selat Makassar

Jarak desa boddia dengan ibu kota kecamatan berbatasan langsung di sebelah utara, jarak antara ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten adalah

± 35 km, sedangkan jarak antara ibu kota kabupaten dengan ibu kota propinsi adalah ± 65 km.

Secara administratif, Desa Boddia memiliki lingkungan, yaitu: lingkungan manjalling, lingkungan bura’ne, lingkungan Paramboddong, lingkungan Tarembang dan lingkungan Boddia.

4.2. Keadaan Iklim Dan Tanah

Kondisi topografi wilayah Kecamatan Galesong pada umumnya dataran rendah dengan ketinggian ± 50 meter diatas permukaan permukaan air laut.

Kecamatan galesong beriklim tropis sehingga memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan April- September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu udara rata-

(38)

24 rata 32ºC dengan curah hujan rata-rata mencapai 142 mm/bln. Tanah terdiri atas dua jenis yaitu alluvial dan latosol pembentukannya terdiri dari endapan liat berpasir yang berwarna kelabu serta alluvial yang terdapat disepanjang pesisir pantai dengan pH tanah berkisar antara 5-5,5 ( Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar, 2012).

4.3. Kondisi Demografis

Penduduk adalah banyaknya orang bertempat tinggal pada suatu daerah tertentu. Berikut adalah jumlah penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar tahun 2015 terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Lingkungan Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

No

Lingkungan Laki-Laki (Jiwa)

Perempuan (Jiwa)

Jumlah

Jumlah KK 1.

2.

3.

4.

5.

Boddia Manjalling Paramboddong Bura’ne

Tarembang

637 589 405 413 321

629 615 371 391 330

1266 1204 776 804 650

328 323 216 232 161

Total 2.365 2.336 4.700 1.260

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Desa Boddia berpenduduk sebanyak 4.700 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.365 jiwa dan perempuan sebanyak 2.336 jiwa dengan jumlah keseluruhan KK yang ada di Desa Boddia sebanyak 1.260 KK.

(39)

25 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut lingkungan ada pada lingkungan Boddia sebanyak 1.204 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 637 jiwa dan perempuan sebanyak 629 jiwa dengan jumlah 1.260 KK.

4.3.1 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pembangunan pendidikan dititik beratkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai pada perguruan tinggi. Upaya penigkatan pendidikan yang ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia yang berkualitas, sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usai sekolah setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.

Tingkat pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar umunya meratadari tingkat pendidikan rendah sampai tingkat pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang menyadari betapa pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnnya table 3 berikut ini akan diuraikan komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar secara rinci.

(40)

26 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Tidak Sekolah Belum Tamat SD TK

SD SMP SMA D3 S1 S2

620 275 41 385 250 75 52 20 3

36,02 15,97 2,38 22,37 14,52 4,35 3,02 1,16 0,17

Jumlah 1.721 100,00

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dengan Persentase Teebesar adalah 36,02 % yaitu tidak sekolah sedangkan persentase terkecil adalah 0,17 % yaitu tingkat pendidikan S2.

Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada dasarnya masih tergolong rendah, karena umumnya masih banyak penduduk tidak sekolah.

Minimnya tingkat pendidikan di desa boddia disebabkan karena keterbatas biaya.

(41)

27 4.3.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat, dimana umunya penduduk di Desa Boddia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan berbagai aktivitas, baik sector pertanian, perikanan, industri kecil maupun jasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian penduduk di Desa Boddia dapat dilihat pada table 4 berikut.

Tabel 4. Jumlah penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Petani Buruh Tani Nelayan Pedagang Pengusaha Karyawan Pengrajin Montir PNS

TNI/POLRI Buruh Bangunan Tukang Batu

375 210 345 89 15 45 25 7 53 20 42 55

29,27 16,39 26,93 6,94 1,17 3,51 1,95 0,54 4,13 1,56 3,27 4,29

Jumlah 1.281 100

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk di Desa Boddia yaitu pada sektor pertanian mencapai 375 orang dari total penduduk atau setara dengan 29,27 % . hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk di

(42)

28 desa boddia mengandalkan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

4.4 Sarana Dan Prasarana

Sarana adalah alat yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah jembatan untuk menuju ketingkat sarana. Aktivitas dan kegiatas suatu desa tergantung dari sarana dan prasarananya. Oleh sebab itu, sarana dan prasarana social ekonomi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bidang pembangunan di suatu desa. Untuk lebih jelasnya sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

(43)

29 Tabel 5 . Jumlah Sarana Dan Prasarana Yang Ada Di Desa Boddia Kecamatan

Galesong Kabupaten Takalar

No Jenis Sarana Dan Prasarana Jumlah (Buah) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Traktor candu

penggiling padi penyemprot/sprayer Pompa Air

TK SD SMP SMK

Kantor Desa Kantor Danramil Kantor Camat Perkuburan Mesjid

37 2 9 31 42 1 3 2 1 1 1 1 5 7

25,87 1.39 6,29 21,67 29,37 0,69 2,09 1,39 0,69 0,69 0,69 0,69 3,49 4,89

Jumlah 143 100

Sumber : Data sekunder Desa Boddia, 2014

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar terdiri dari sarana dan prasarana berkaitan dengan fasilitas yang ada. Sehingga jumlah jenis sarana dan prasarana di Desa Boddia merupakan salah satu faktor pendukung bagi masyarakat yang ikut dalam membangun pertanian.

4.5 Kondisi Pertanian

Pertanian dalam pengertian luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemnafaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia, dalam arti sempit

(44)

30 pertanian juga diartikan juga sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu.

Semua kegiatan petanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar yang sama akan pengelolaan tempat usaha. Dua ciri penting pertanian selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memliki resiko yang cukup tinggi.

Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana tanaman pangan yang dihasilkan menjadi kebutuhan hidup masyarakat. Kabupaten takalar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang memiliki potensi yang cukup baik bagi perkembangan tanaman pangan, hortikultur dan agro industri.

4.5.1.Luas Lahan Pertanian

Kecenderungan penggunaan lahan di setiap daerah berbeda, spesifikasi pemanfaatan lahan lebih banyak ditentukan oleh tingkat daya dukung lahan dan sangat tergantung pada tingkat pengetahuan manusia, serta dapat pula disebabkan oleh orientasi sosial masyarakat. Pola penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.

(45)

31 Tabel 6. Pola Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Boddia Kecamatan Galesong

Kabupaten Takalar, 2015

No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1.

2.

Sawah

 Tadah Hujan

 Irigasi Teknis Ladang

136,10 18 1,5

87,46 11,56 0,96

Jumlah 155,6 100

Sumber : Data Sekunder Desa Boddia, 2014

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa desa boddia termasuk wilayah yang berpotensi dalam pengembangan bidang pertanian karena memiliki luas lahan tadah hujan seluas 136,10 Ha atau Setara dengan 87,46 %.

Dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pertanian khususnya untuk tanaman pangan baik di lahan tadah hujan, irigasi tehnis atau lading maka perlu pengembangan lebih lanjut guna untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan mengadopsi inovasi baru yang dinilai dapat memberikan keuntungan.

Dengan memperhatikan alokasi tata guna lahan yang ada, maka kabupaten takalar terkhusus di desa boddia berpotensi untuk mengembangkan komoditas tanaman pangan (padi) karena memiliki luas lahan yang relatif luas.

4.5.2 Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani merupakan lembaga yang ditumbuh kembangkan dari, oleh dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam meperjuangkan kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan). Selain itu, kelompok tani dengan lembaga petani mempunyai

(46)

32 peran penting dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi diwilayah pedesaan.

Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar mempunyai satu orang penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan satu orang babingsa sebagai pendamping penyuluh dan Sembilan kelompok tani dimana setiap kelompok tani berjumlah 25 anggota.

(47)

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Petani dalam mengelola usahanya juga dapat menentukan alternatif yang ingin diusahakan pada setiap bidang lahannya, salah satu diantaranya adalah menentukan komoditi apa yang akan diusahakan. Namun demikian seorang petani tidak lepas dari faktor – faktor apa yang mempengaruhi usahatani antara lain umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani dan luas lahan petani.

5.1.1 Umur Responden

Umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang disebabkan oleh umur itu adalah faktor fsikologis. Semakin tinggi umur semakin menurun kerja otot, sehingga terkait dengan fungsi panca indera yang semuanya mempengaruhi daya belajar. Pada masa remaja yakni menjelang kedewasaan, perkembangam jauh lebih maju, walaupun tidak banyak terjadi perubahan intelektual.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini umur petani akan mempengaruhi inovasi petani terhadapa budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang secara rinci disajikan dalam tabel 7.

(48)

34 Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Boddia

Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Umur ( Tahun ) Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 30 – 38 13 32,5

2 39 – 47 19 47,5

3 48 – 54 8 20

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah,2015

Tabel 7 terlihat bahwa umur responden terbanyak berdasarkan tingkat adalah berumur 39 – 47 tahun yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat umur 48 – 54 tahun yaitu 8 orang atau 20%.

Dapat dipahami bahwa petani yang dijadikan sebagai responden umumnya masih produktif dan memiliki kemampuan mengelolah usahataninya.

5.1.2 Pendidikan Responden

Pendidikan memiliki makna yang menumbuhkan dinamika orang, mengantarkan orang untuk menjadi moderen (mampu menguasai lingkungan dan dunianya). Pendidikan yang ditempuh seseorang yang baik secara formal dan non formal akan sangat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan sikap orang tersebut. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia dan merupakan perubah utama dari kualitas sumber daya manusia.

Makin meningkat pendidikan seseorang, maka kualitas kerjanya juga meningkat.

Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemauan, membuka fikiran serta menerima hal – hal baru dan cara berfikir ilmiah. Petani yang relatif lebih cepat dalam menerapkan hal – hal baru umumnya adalah petani

(49)

35 yang pendidikannya lebih tinggi dari masyarakat di sekitarnya, pandai dan pengetahuannya luas.

Tingkat pendidikan petani responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yang menjadi aspek karakteristik dalam mengkaji inovasi petani terhadap budidaya tomat dengan menggunakan mulsa dalam meningkatkan kualitas produksi tomat bervariasi mulai dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat pendidikan menjadi Sarjana.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka jumlah dan persentase responden di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar berdasarkan tingkat pendidikan, secara rinci disajikan dalam tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar 2015

No Pendidikan Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 SD 18 45

2 SMP 8 20

3 SMA 14 35

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah SD sebanyak 18 orang atau 45%, dan tingkat pendidikan responden yang paling rendah adalah SMP sebanyak 8 orang atau 20%. Data tersebut menggambarkan bahwa tingkat pendidikan terbesar adalah responden yang tamat Sekolah Dasar, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi mereka dalam meningkatkan pengetahuan, karena dalam dunia pertanian, telah berkembang pendidikan informal melalui penyuluhan yang setiap saat

(50)

36 memotivasi, memfasilitasi dan merangsang pengetahuan petani dengan inovasi budidaya tomat dengan menggunakan mulsa plastik hitan perak.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu rumah ataupun diluar rumah dan menjadi tanggungan dari kepala keluarga. Tanggungan keluarga terdiri dari istri, anak, famili, dan keluarga lainnya yang ikut menumpang dalam satu keluarga dimana besarnya tanggungan keluarga akan mempengaruhi beban hidup keluarga dan dapat menjadi sumber tenaga kerja keluarga.

tanggungan keluarga pada tiap responden dapat memberikan nilai tambah karena tanggungan keluarga merupakan sumber daya manusia yang digunakan untuk melaksanakan usahanya. Untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Tanggungan keluarga Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 1 – 2 16 40

2 3 – 4 19 47,5

3 5 – 6 5 12,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga responden tertinggi 3 – 4 yaitu sebanyak 19 orang atau 47,5% dan jumlah tanggungan keluarga responden terendah 5 – 6 yaitu sebanyak 5 orang atau 12,5%. Keadaan demikian sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya.

(51)

37 5.1.4 Pengalaman Berusahatani Responden

Pengalaman usaha juga merupakan salah satu unsur yang menunjang peningkatan produktivitas masyarakat. Dengan pendidikan dan penyuluhan yang memadai serta ditunjang pengalaman yang cukup, maka seseorang akan lebih kreatif dalam mengelola usahanya.

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seseorang melakukan kegiatan usahatani. Semakin lama seseorang bekerja pada kegiatan tersebut semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman petani cukup bervariasi, namun secara keseluruhan cukup berpengalaman, karena pada umumnya pengalaman responden berkisar antara 10 - 34 tahun, untuk mengetahui tingkat pengalaman responden dalam menggunakan mulsa plastik hitam perak dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015

No Pengalaman Usaha Tani Jumlah ( Orang ) Persentase %

1 10 – 18 19 47,5

2 19 – 27 14 35

3 27 – 34 7 17,5

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 10 menunjukkan pengalaman responden yang tertinggi antara 10 – 18 tahun sebanyak 19 orang atau 47,5% dan terendah 27 – 34 tahun sebanyak 7 orang atau 17,5%. Pengalaman petani dalam Hal ini menunjukkan bahwa responden cukup berpengalaman dalam mengelola atau membudidayakan tomat

(52)

38 sehingga tidak menjadi hambatan bagi mereka dalam menggunakan mulsa plastik hitam perak pada tanaman tomat.

5.1.5 Luas Lahan Responden

Lahan merupakan faktor produksi, dimana luas lahan akan mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Petani yang mememilki lahan luas akan memperolah hasil produksi yang besar, tetapi tidak menjamin bahwa lahan tersebut lebih produktif dalam memberikan hasil dibandingkan dengan luas lahan yang sempit. Untuk mengetahui luas rata – rata luas lahan petani responden di Desa Boddia Kecamatan galesong Kabupaten Takalar dapat di lihat pada tabel 11.

Tabel 11.Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan Usahatani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, 2015.

No Luas laha ( Ha ) Jumlah ( orang ) Persentase %

1 0,25 – 0,43 24 60

2 0,44 – 0,62 10 25

3 0,63 – 0,81 - -

4 0,82 – 1,00 6 15

Jumlah 40 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 11 menunjukkan bahwa luas lahan petani tomat ( responden ) yang terbanyak antara 0,25 – 0,43 hektar sebanyak 24 orang atau 60% dan luas terendah yaitu 0,82 – 1,00 hektar sebanyak 6 orang atau 15%.

5.2 Teknologi Budidaya Tomat Menggunakan Mulsa Plastik Perak Hitam di Desa Boddia

(53)

39 Petani di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar sejak dahulu menanam atau membudidayakan tanaman tomat petani responden biasanya menanam tomat pada bulan Juli, adapun benih yang diperoleh dari hasil pembelian sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah.

Tanaman tomat akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi jika cara menanam dan dipelihara baik dan benar. Adapun kegiatan yang dapat menunjang selama penanaman dan pemeliharaan tomat dapat meliputi penyiapan benih, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pencegahan hama dan penyakit, penggunaan mulsa plastik perak hitam sampai dengan hasil produksi panen, adapun pengolahan panen yaitu dengan cara dipetik langsung.

Berdasarkan observasi dan wawancara maka diperoleh informasi tentang hambatan atau kendala yang sering dialami petani selama ini adalah terdapatnya beberapa penyakit hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman tomat petani responden di Desa Boddia adalah hama kutu daun (Aphis sp.), sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah busuk daun dengan cara melakukan penyemprotan pestisida.

a. Penyiapan benih

Pada penyiapan benih yang dilakukan oleh petani yang berada di Desa Boddia yaitu ditempatkan pada wadah yang berisikan air hangat, benih yang telah direndam ditanam dengan menggunakan polibag yang berdiameter 10 cm yang telah diisi media campuran tanah dan pupuk kandang ayam, pembibitan ini dilakukan selama 14 hari setelah disemaikan dimana jumlah daun 4 - 5 helai.

(54)

40 b. Pengolahan Lahan

Pengelohan tanah yang dilakukan oleh petani Boddia memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit disemaikan hingga dapat dipindahkan kekebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Dalam pengelolaan lahan petani melakukannya secara berulang kali selama melakukan pengelolaan lahan dimana memberikan pupuk kandang sebagai bahan dasar, pemberian pupuk ini bertujuan untuk menambah zat – zat hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah. Pembuatan Bedengan, dalam pembuatan bedengan yang dilakukan oleh petani yang berada di Desa Boddia, jumlahnya berkisar antara 13 bedengan, panjang yang dimiliki bedengan 12 meter dan lebar 1 meter, jarak antara bedengan satu dengan lainnya yaitu 70 cm.

c. Penanaman

Pada penanaman tomat dilakukan pada awal bulan Juni, dimana musim penanaman yaitu musim kemarau. penanaman dilakukan apabila bibit sudah cukup kuat bisa dipindahkan ke lahan tanam setelah di semaikan selama 14 hari atau helai daunnya berjumlah 4 – 5 helai, jarak tanamnya 50 cm untuk jarak antar lubang dan 70 cm untuk jarak barisan.

d. Pemeliharaan

Pada pemeliharaan tanaman tomat petani melakukan perawatan, terdiri dari membersihkan rumput – rumput liar yang akan tumbuh, memberi air bila kekeringan, dan memasang ajir dan bambu agar tanaman tidak roboh, sampai memberantas hama dan penyakit sebelum terlambat. Pemupukan, Dalam pembuatan media tanam, petani memberikan pupuk kandang sebagai bahan dasar.

(55)

41 Pemberian pupuk dasar ini bertujuan untuk menambah zat – zat hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah, setelah pemeberian pupuk dasar pada minggu kedua pupuk buatan seperti pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1, pemupukan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pada tanaman tomat.

Perlindungan hama dan penyakit Perlindungan tanaman yang dilakukan desa boddia yaitu dengan cara melakukan penyemprotan pestisida dan fungisida agar hama dan penyakit tidak kembang biak pada tanaman tomat. Hama yang terdapat pada tanaman tomat yaitu kutu daun dan ulat buah cara pengendalian yang dilakukan yaitu penyemprotan dan pemungutan secara manual yang dilakukan oleh petani dan penyakit yang menyerang pada tanaman tomat yaitu busuk daun.

e. Penggunaan Mulsa Budidaya Tomat

Penggunaan mulsa plastik perak hitam dimana panjang keselurahan yang digunakan 156 meter dengan jumlah bedengan 13, kegunaaan mulsa plastik perak hitam antara lain dapat mempercepat tanaman berproduksi, meningkatkan hasil per satuan luas, efisien dalam penggunaan pupuk dan air, mengurangi erosi akibat hujan dan angin, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah pemadatan tanah dan mempunyai kesempatan untuk menanam pada bedengan yang sama lebih dari satu kali. Tanaman kekurangan air dapat menyebabkan kematian, sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang. Untuk mengendalikan pengua pan air maka penggunaan mulsa merupakan bahan yang potensial untuk mempertahankan suhu, kelembaban tanah, kandungan bahan organik, mengurangi jumlah dan kecepatan

(56)

42 aliran permukaan, meningkatkan penyerapan air dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan mulsa pada budidaya tomat f. Panen

Pemanengan yang dilakukan petani pada umur 60 – 90 hari setelah ditanam, pemanengan dilakukan secara bertahap pada umur 60 hari petani desa boddia melakukan pemanengan pertama dan pada umur 85 hari dilakukan pemanengan kedua. Pada buah yang telah masak biasa dicirikan warna kulit berubah kekuningan atau kemerahan. Produksi yang dihasilkan yaitu sebesar 1040 kg dengan luas 322 meter di bandingkan dengan hasil produksi tahun lalu dengan produksi yaitu 780 kg dengan luas yang sama denga ini kita bisa membandingkan hasil produksi tahun ini lebih meningkat dengan tahun yang lalu.

Tingkat petani terhadap teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dapat dilihat pada tabel 12.

(57)

43 Tabel 12. Hasil responden terhadap teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam di Desa Boddia kecamatan Galesong kabupaten Takalar 2015

No Uraian Nilai Kategori

1 Persiapan benih 2,10 Sedang

2 Pengolahan lahan 2,44 Tinggi

3 Penanaman 2,41 Tinggi

4 Pemeliharaan 2,78 Tinggi

5 Penggunaan mulsa platik perak

hitam 2,76 Tinggi

6 Panen 2,49 Tinggi

Jumlah 15,39

Rata – rata 2,56 Tinggi

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa teknologi budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam dalam peningkatan produksi termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,56 dari persiapan bienh sampai panen. Dapat dilihat dari persiapan benih yang dikategorikan sedang dengan nilai 2,10 dimana yang didapatkan petani dari hasil pembelian sendiri tanpa mendapatkan bantuan bibit unggul dari pemerintah. Serta penggunaan mulsa plastik perak hitam yang dikategorikan tinggi dengan nilai 2,76 dimana petani sudah mengetahui pemahaman tentang penggunaan serta keuntungan dalam budidaya tomat menggunakan mulsa plastik perak hitam. Hasil produksi meningkat karna hasil panen yang dihasilkan tinggi dengan nilai 2,49 dengan produksi yang didapat 1040 kg.

Gambar

Gambar 1 :  Kerangka Pemikiran  Teknologi Budidaya Tomat Dengan
Tabel  2.  Jumlah  Penduduk  Menurut  Lingkungan  Di  Desa  Boddia  Kecamatan  Galesong Kabupaten Takalar
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Boddia  Kecamatan  Galesong  Kabupaten  Takalar  dengan  Persentase  Teebesar  adalah  36,02  %  yaitu  tidak  sekolah  sedangkan  persentase  terkecil  adalah  0,17  %  yaitu  tingkat pendidika
Tabel  4.  Jumlah  penduduk  Berdasarkan  Mata  Pencaharian  Di  Desa  Boddia  Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Program Usaha Ekonomi Produktif terhadap Pengentasan Fakir Miskin di Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar adalah dengan adanya bantuan UEP ini memberikan

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, kebutuhan yang berada pada tingkat paling tinggi dalam hierarki kebutuhan bertingkat adalah kebutuhan akan

Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam Pasal 27 Ayat (2) dengan ancaman

Kantor Kecamatan Galesong mempunyai tugas membantu Pemerintah Kabupaten Takalar dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang meliput

Takalar, (3) Bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap upacara adat patorani di Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Permasalahan di atas menggunakan jenis

Metode yang digunakan dalam penelitian ada- lah analisis perubahan penggunaan lahan dari citra landsat 7 ETM+ tahun 2001 dan 2011 untuk memprediksi penggunaan lahan di tahun 2015

Bank Jatim Cabang Pacitan dalam hal ini telah mencerminkan pengendalian kredit yang baik khususnya pada kontrol fisik aktiva dan catatan. Pada saat proses penarikan

Elemen arsitektural pada gerbang keberangkatan didaerah kerb tidak ada aspek lokal yang melekat pada struktur dan pelingkup pembatas antara kerb dan ruang check-in, bukan