• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka .1 Otonomi Daerah .1 Otonomi Daerah

2.1.5 Pendapatan Asli Daerah

Pemerintah Daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri diberikan sumber-sumber pedapatan atau penerimaan keuangan daerah untuk membiayai seluruh aktivitas dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintah dan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat secara adil dan makmur. Sebagaimana halnya dengan negara, maka daerah dimana masing-rnasing pemerintah daerah mempunyai fungsi dan tanggung jawab untuk meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan rakyat dengan jalan melaksanakan pembangunan disegala bidang sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 10 yang menyatakan bahwa Pemerintah daerah berhak dan berwenang menjalankan otonomi, seluas-Iuasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan efektif khususnya pada Pendapatan asli daerah. Hal tersebut tercantum pada UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 3 No. 1 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah yang menyatakan bahwa PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah

Menurut Mardiasmo (2002), pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Yani (2008), pendapatan asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Widarnarto (2015:19) pendapatan asli daerah merupakan penerimaan yang di peroleh oleh pemerintah daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipunggut dengan menerbitkan peraturan daerah dengan mendasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang berlaku. Adapun sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yaitu:

a. Pajak Daerah;

Menurut Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerahbagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

b. Retribusi Daerah;

Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa Retribusi Daerah yang

selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Retribusi dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma. Berdasarkan Undang-Undang No. 28 tahun 2009 pasal 108 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Objek Retribusi terbagi atas:

 Jasa Umum;  Jasa Usaha; dan  Perizinan Tertentu.

c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;

Penganggaran yang dihasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. Pengertian rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan:

 Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba adalah mampu menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka meningkatkan PAD; dan

 Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum adalah mampu meningkatkan baik kualitas mau pun cakupan layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d. Lain-lain PAD yang sah;

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 26, Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:

 Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;  Jasa giro

 Pendapatan bunga

 Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah

 Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan

 Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

 Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan  Pendapatan denda pajak

 Pendapatan denda retribusi

 Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan  Pendapatan dari pengembalian

 Fasilitas sosial dan fasilitas umum

 Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan

 Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan

Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah meliputi (Pemendagri No.37 tahun 2014 tentang APBD untuk tahun 2015):

a) Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain - lain PAD Yang Sah, obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Penerima. b) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan

pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain - lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya. c) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah. Yang dimaksud dengan Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per - bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan

Dokumen terkait