• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3. Pembahasan

4.3.1. Dampak ekonomi

4.3.1.3. Pendapatan dan Kesadar an Menabung

Temuan di lapangan menyatakan bahwa anak jalanan mendapatkan tunjangan dari Liponsos yang diberikan setiap satu minggu sekali sebesar sepuluh ribu rupiah, selain itu mereka juga mendapatkan uang tambahan yang didapat dari pelatihan batik sehingga mereka mempunyai uang lebih dalam satu minggu. Oleh karena itu anak jalanan yang mengikuti pelatihan memilih

94

untuk menabung yang bisa diambil setiap akhir semester untuk digunakan sesuai keinginan mereka. Hal tersebut sesuai dengan teori indikator pemberdayaan yang menyatakan bahwa jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga (memiliki rumah, tanah, tabungan), seseorang memiliki poin tinggi jika memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari keluarga (Suharto, 2009:63).

4.3.2. Dampak Sosial

4.3.2.1. Perubahan cara pandang masyarakat

Temuan dilapangan menyatakan bahwa masyarakat pelan-pelan mulai menerima anak jalanan yang perilaku mereka berubah lebih baik sejalan dengan pendidikan yang diberikan oleh UPTD Liponsos Wonorejo selain itu pandangan masyarakat berubah dikarenakan melihat niat dari anak jalanan untuk memperoleh ketrampilan lebih yang nantinya juga akan memperbesar peluang usaha mereka di masa yang akan datang. Hal tersebut sesuai dengan Perda Kota Surabaya Nomor 6 tahun 2012 bagian kedua pasal 5 yang berbunyi “masyarakat berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap perlindungan anak melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak”. Selain itu, temuan diatas juga sesuai dengan teori indikator pemberdayaan yang menyatakan bahwa dimensi pemberdayaan adalah 1) sebuah proses pembangunan bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang besar. 2) sebuah keadaan psikologis yang ditandai rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan orang lain. 3) pembebasan yang dihasilkan dari sebuah

95

gerakan sosial yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan (Edi Suharto, 2009:63).

4.3.2.2. Motivasi untuk maju

Temuan di lapangan menyatakan bahwa UKM Griya Karya Tiara Kusuma dan UPTD Liponsos Wonorejo memberikan motivasi kepada anak jalanan mengenai masa depan cerah. Anak jalanan yang mengikuti pelatihan pada umumnya ingin menyelesaikan sekolah mereka hingga mendapatkan ijazah, faktor lain yang memotivasi anak jalanan berasal dari seorang alumni yang telah lebih baik kehidupannya setelah mengikuti pelatihan ketrampilan dengan sungguh-sungguh.

Mengenai perubahan perilaku anak jalanan temuan di lapangan juga menyatakan bahwa pihak UKM Griya Tiara Kusuma dalam merubah perilaku anak jalanan berperan dalam memberikan arahan sikap terhadap anak jalanan sedangkan UPTD Liponsos Wonorejo juga telah memberikan bimbingan mental dan perilaku untuk merubah perilaku anak jalanan yang pada umumnya perubahan perilaku mulai terlihat pada anak jalanan sekitar 4 bulan pertama karena itu merupakan masa adaptasi anak jalanan dengan lingkungan baru. Bimbingan yang dilakukan pun juga disesuaikan dengan porsi masing- masing sesuai dengan latar belakang mereka berasal.

Temuan lain di lapangan adalah mengenai perubahan pola pikir yang terjadi terhadap anak jalanan. Temuan tersebut menyatakan bahwa UKM

96

Griya Karya Tiara Kusuma dan UPTD Liponsos Wonorejo bekerja sama dalam merubah pola pikir anak jalanan melalui programnya masing-masing, hal tersebut ditandai dengan hasil wawancara kepada sebagian anak jalanan yang mengikuti pelatihan menyatakan bahwa mereka ingin melanjutkan sekolah dan setelah itu baru mereka ingin bekerja.

Hal tersebut diatas telah sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2012 bagian ketiga pasal 15 ayat 3 yang menyatakan bahwa “Kesejahteraan sosial dapat berupa penyediaan layanan : kesehatan, pendidikan, bimbingan sosial, mental dan spiritual, rehabilitasi sosial, pendampingan, pemberdayaan, bantuan sosial, bantuan hukum dan/atau reintegrasi anak dalam keluarga“. Selain itu, motivasi untuk maju juga sesuai dengan teori indikator pemberdayaan yang menyatakan bahwa indikator pemberdayaan adalah “Sebuah keadaan psikologis yang ditandai rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan orang lain“ (Edi Suharto, 2009:63). Serta teori motif sosial partisipasi masyarakat yang menyatakan ada dua sisi motif sosial, yaitu untuk memperoleh status sosial dan untuk menghindarkan dari terkena pengendalian sosial. Orang akan dengan suka hati berpartisipasi di dalam suatu kegiatan pembangunan apabila keikutsertaannya itu akan membawa dampak meningkatnya status sosialnya. Pada sisi yang kedua, orang akan terpaksa berpartisipasi dalam suatu kegiatan pembangunan karena takut tersisihkan atau dikucilkan oleh warga masyarakat. (Abu Huraerah, 2009:105).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dari hasil wawacara yang dilakukan penulis dengan Ketua UKM Griya Karya Tiara Kusuma, Anak Jalanan dan Staff UPTD Liponsos Wonorejo, maka dalam penelitian mengenai Dampak Pemberdayaan Melalui Ketrampilan Batik Mangrove Bagi Anak Jalanan didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Dampak Ekonomi yang meliputi tiga sasaran kajian yaitu :

a. Anak jalanan memperoleh manfaat dari pelatihan yaitu bertambahnya ketrampilan yang mereka miliki sehingga dapat mereka gunakan sebagai bekal dalam bekerja.

b. Sarana dan prasarana dari UKM Griya Karya Tiara Kusuma maupun UPTD Liponsos sangat berguna dalam mengurangi pengeluaran anak jalanan, dari segi kebutuhan transportasi atau kebutuhan pelatihan karena semua telah disediakan UKM Griya Karya Tiara Kusuma dan UPTD Liponsos.

c. Pelatihan ketrampilan batik mangrove yang dilakukan oleh UKM Griya Karya Tiara Kusuma dalam memberdayakan anak jalanan mempunyai dampak ekonomi terhadap anak jalanan dengan pendapatan selama mengikuti pelatihan tersebut, hanya jumlahnya sangat kecil.

98

2. Dampak Sosial yang meliputi dua sasaran kajian yaitu :

a. Perubahan cara pandang masyarakat terhadap anak jalanan

Pelatihan ketrampilan batik telah merubah pandangan masyarakat di sekitar lingkungan pelatihan, karena melihat niat anak jalanan untuk memperoleh ketrampilan dan merubah sikap dalam kehidupan masyarakat.

b. Motivasi untuk maju

Program pelatihan ketrampilan ini telah memberikan motivasi bagi anak jalanan untuk lebih menyiapkan masa depannya. Ketrampilan ini juga mendorong keinginan mereka untuk lebih mandiri.

5.2. Sar an

Berdasarkan kesimpulan data diatas dapat diketahui bahwa dari pelatihan ketrampilan batik mangrove anak jalanan menerima dampak dari segi ekonomi berupa uang tambahan dan dari segi sosial berupa motivasi untuk bekerja yang dilakukan oleh UKM Griya Karya Tiara Kusuma dan UPTD Liponsos Wonorejo sudah cukup baik. Namun terdapat kendala dalam kurangnya kelanjutan program pelatihan ketrampiilan di UKM Griya Karya Tiara Kusuma maupun di UPTD Liponsos Wonorejo. Maka penulis akan memberikan saran yang dapat bermanfaat dan bersifat membangun bagi UKM Griya Karya Tiara Kusuma dan UPTD Liponsos Wonorejo. Berikut saran yang penulis berikan :

99

a. Untuk UKM Griya Karya Tiara Kusuma

- Program pelatihan ketrampilan batik yang diberikan oleh UKM Griya

Karya Tiara Kusuma sudah cukup baik dari segi peningkatan kemampuan & ketrampilan anak jalanan, segi perubahan pola pikir yang manjadikan anak jalanan lebih kreatif dan termotivasi. Namun dari segi pengenalan produk batik anak jalanan kurang dikenal masyarakat luas dikarenakan anak jalanan jarang diikutkan dalam pameran. Oleh karena itu, mengenalkan produk batik anak jalanan serta melibatkan mereka di dalam pameran akan memberikan keuntungan bagi anak jalanan itu sendiri.

b. Untuk Liponsos Wonorejo

- Program pemberdayaan yang diberikan UPTD Liponsos sudah cukup

baik dari segi peningkatan kemampuan anak jalanan, segi perubahan pola pikir yang manjadikan anak jalanan lebih kreatif dan termotivasi akan bakat yang dimiliki serta dari segi perubahan perilaku anak jalanan. Namun, dalam segi peluang untuk bekerja bagi anak jalanan tergolong kecil dikarenakan UPTD Liponsos Wonorejo tidak memiliki jaringan untuk penyediaan lapangan pekerjaan. Diharapkan UPTD Liponsos Wonorejo segera menjalin hubungan kerja sama dengan tempat-tempat usaha untuk menyalurkan anak jalanan yang telah siap memasuki dunia kerja, karena dengan jelasnya pekerjaan mereka, kemungkinan kecil mereka kembali lagi ke jalanan.

DAFTAR

PUSTAKA

Dwidjowijoto, Riant Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo (2007), Manajemen Pemberdayaan ; Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Mayarakat, Jakarta ; PT Elex Media Komputindo.

Huraerah, Abu. (2007). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat; Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.

Mashoed Dr.Msi, (2004), Pemberdayaan Masyarakat Miskin : Membuka Kawasan Terisolasi, Surabaya : Papygus.

Moleong, Lexy, (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Suharto, Edi (2009), Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, Bandung ; PT Refika Aditama.

Miles,M.B., & Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta : Universitas Indonesia.

UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 & Perda Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 bab 5 pasal 18 Ayat 1.

Asmorowati, Sulikah (2008) Jurnal Penelitian. Din. Sos. Vol. 7, No. 1, 31-44, EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PEKERJA ANAK (CHILD LABOUR) DENGAN FOKUS ANAK JALANAN DI SURABAYA.

Kuntjorowati, (2011) Jurnal PKS Vol. 10, No. 378 – 393, Pemberdayaan Anak Jalanan.

Pardede, Yudit Oktaria Kristiani, (2008), KONSEP DIRI ANAK JALANAN USIA REMAJA,Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok 16424, Jawa Barat.

www.id.wikipedia.org/wiki/Anak_jalanan. www.damandiri.or.id/file/dwiastutiunairbab2.

www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2012/05/06/925/Merebaknya- Fenomena-Anak-Jalanan.

www.surabaya.go.id/dinamis/?id=38. www.file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196111091987 031001-MUSTOFA_KAMIL/Pengertian_Pemberdayaan.pdf. www.isjn.or.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&id=15: pemberdayaan-dan-advokasi-sebuah-perdebatan-konsep&download=39: pemberdayaan-dan-advokasi-sebuah-perdebatan-konsep&Itemid=324. http://candrahardcore.student.umm.ac.id/2010/02/06/kehidupan-anak-jalanan//.

Dokumen terkait