• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan Nasional (National Income),

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.2. Pendapatan Nasional (National Income),

Pendapatan Nasional dapat diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh suatu negara dari aktivitas ekonomi yang dilakukan keseluruhan masyarakat dalam berbagai sektor perekonomian yang biasanya dihitung setiap tahun. Pendapatan nasional yang digunakan sebagai tolak ukur sampai sejauh mana perkembangan perekonomian mengalami kemajuan atau sebaliknya kemunduran.

Pendapatan Nasional merupakan pendapatan agregat dari pada tenaga kerja dan hak milik yang timbul dari pada produksi yang berlangsung (Current Production) barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.Sukirno (2006:17) menyatakan bahwa pendapatan nasional atau produk nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. Dalam konteks yang lebih spesifik pengertian pendapatan nasional atau produk nasional di atas dibedakan kepada dua pengertian : Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto, sedangkan Produk Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam negeri (milik warga negara dan

orang asing) dalam suatu negara. Nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara pada tahun tertentu. Nilai tersebut dapat dihitung berdasarkan harga berlaku (yaitu pada harga-harga berlaku pada tahun dimana PDB dihitung) dan menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku pada tahun dasar.

Dari arti pengertian PNB dan PDB dapat disimpulkan bahwa kedua-duanya konsep tersebut pada hakikatnya merupakan ukuran mengenai besarnya kemampuan sesuatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.

Supriana (2008:17) menyatakan pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi suatu negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu. Pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk mengukur kemakmuran suatu negara. Pendapatan nasional mempunyai peranan yang cukup penting dalam menggambarkan kegiatan perekonomian. Untuk meningkatkan kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara maka pendapatan nasional negara suatu negara harus ditingkatkan.

Pendapatana nasional dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB). Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksi (dengan menggunakan faktor produksi milik warga negara maupun milik warga negara asing yang ada di negara tersebut) dalam suatu negara pada tahun tertentu.

Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh warga negara, negara yang bersangkutan (tidak termasuk warga negara asing) baik yang berada dalam negeri maupun yang berada dalam luar negeri. Hal ini berarti, pendapatan warga negara lain yang bekerja di Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional atau perusahaan lainnya yang berada di Indonesia tidak termasuk kedalam PNB. Sebaliknya pendapatan warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk ke dalam PNB.

T. Diana dkk (2012:17-18) menyatakan bahwa pendapatan nasional dalam perkembangannya dihitung oleh Biro Pusat Statistik berdasarkan data yang diperoleh dari lembaga atau dinas terkait sehingga model perhitungannya disebut perhitungan tidak langsung. Pendapatan nasional dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Namun dalam perkembangannya dewasa ini dapat dilakukan melalui 3 pendekatan :

1. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure approach)

Seluruh pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran keseluruhan sektor rumah tangga dalam perekonomian. Dalam bentuk formulasi ditulis sebagai:

GNP (Y) = C + I + G + (X - M) C = consumption spending (house secrtor)

I =investment spending (business sector) G = goverment spending (government sector) (X – M) = net export

2. Pendekatan Pendapatan (income approach)

Pendapatan nasional yang diperoleh bersumber dari pemilik sumber daya sebagai imbalan keikutsertaannya dalam pembentukan produksi nasional.

Dengan menggunakan formulasi sebagai:

Y = w + r + i +

w = wage rate r = rent

i = interest rate

= profit

Pendapatan nasional sebagai hasil akhir barang-barang dan jasa yang diperoleh dari sektor kegiatan ekonomi. Dalam formulasi ditulis sebagai :

NI = + + ... + AtauY = =����� Dimana:

= satuan harga barang

= jumlah produk

Pendapatan nasional (GDP) dalam perhitungannya di Indonesia dalam perkembangannya berdasarkan klasifikasi lapangan usaha indonesia yang mencakup beberapa sektor: sektor pertanian, pertambangan, manufaktur, bangunan, utility, perdagangan dan lainnya. Untuk tingkat regional dinyatakan sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tingkat I dan PDRB tingkat II Kabupaten/Kota. Perhitungan pendapatan nasional dapat pula dihitung berdasarkan current market price (harga pasar berlaku) dan constant

price (harga konstan). Perbedaan kedua perhitungan ini, bahwa untuk perhitungan harga

konstan tidak terpengaruh kepada laju inflasi dan harga berlaku tentunya sensitif terhadap laju inflasi.

3.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu

negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat pendapatan nasional riil yang dicapai (Sukirno, 2006:423).

Untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi digunakan formula sebagai berikut:

g = ����−���� ���� x 100

Dimana :

g = Tingkat (persentase) pertumbuhan ekonomi

GDP1 = (Gross Domestic Product) atau Produk domestik bruto (PDB) adalah pendapatan nasional riil yaitu pendapatan nasional yang dihitung pada harga tetap yang dicapai pada suatu tahun (tahun 1).

GDP0 =Pendapatan nasional pada tahun sebelumnya.

Asfia Murni (2006:173) menyatakan bahwa istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Suatu negara kadang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kadang juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Suatu pertumbuhan ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan, jika jumlah produk barang dan jasanya meningkat atau dengan kata lain terjadi perkembangan GNP potensial pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output per kapita. Dengan pertumbuhan per kapita, berarti terjadi pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar hidup. Dengan demikian dapat dikemukakan definisi pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya perkembangan GNP potensial yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat.

Adanya pertumbuhan ekonomi adalah sangat penting karena dapat mempengaruhi hal-hal berikut.

1. Tingkat kesejahteraan

Rakyat makin sejahtera jika setidak-tidaknya outputnasional per kapita meningkat. Tingkat kesejahteraan tersebut meningkat apabila pertumbuhan GNP per kapita harus

melebihi dari pertumbuhan penduduk. Jika pertambahan penduduk suatu negara adalah 2% per tahun, maka pertumbuhan GNP harus lebih besar dari 2%.

2. Kesempatan kerja

Terjadinya pertumbuhan ekonomi ditandai dengan naiknya GNP riil. Kondisi ini jelas sangat membuka kesempatan kerja bagi seluruh faktor produksi. Mengingat manusia adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam proses produksi, maka kesempatan kerja akan meningkat apabila output nasional meningkat.

3. Distribusi pendapatan

Pertumbuhan ekonomi dapat juga diharapkan untuk memperbaiki distribusi pendapatan yang lebih merata. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, yang akan ada hanyalah pemerataan kemiskinan. Upaya pemerataan pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat berupa:

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuat kebijakan-kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal yang dapat menaikkan daya beli masyarakat.

b. Memperluas kesempatan kerja.

c. Meningkatkan produktivitas.

Dengan meluasnya kesempatan kerja, maka akses masyarakat untuk memperoleh penghasilan semakin besar (Murni 2006:175).

3.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Murni (2006:180), menyatakan bahwa teori klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, bahwa outputakan berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Dia memulai hipotesisnya ketika zaman keemasan. Pada saat itu lahan belum bersifat scarcity, modal belum ada yang diperhitungkan, hanyalah jumlah tenaga kerja kerja yang diperhitungkan. Harga dan jumlah produk hanya tergantung pada jumlah tenaga kerja yang tersedia.

Akibatnya pertambahan penduduk dipandang sebagai faktor yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan ekonomi klasik juga mengemukakan keterkaitan antara pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori ini menyatakan hal-hal berikut.

1. Ketika produksi marginal lebih tinggi daripada pendapatan perkapita, jumlah

penduduk masih sedikit dan tenaga kerja masih kurang. Maka pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja dan menaikkan pertumbuhan ekonomi.

2. Ketika produksi marginal semakin menurun, pendapatan nasional semakin tumbuh,

tetapi dengan kecepatan semakin lambat. Maka pertambahan penduduk akan menambah tenaga kerja, tetapi pendapatan per kapita turun dan pertumbuhan ekonomi masih ada meskipun kuantitasnya semakin kecil.

3. Ketika produksi marginal nilainya sama dengan pendapatan per kapita, artinya nilai

pendapatan per kapita mencapai maksimum dan jumlah penduduk optimal (jumlah penduduk yang sesuai dengan keadaaan suatu negara yang ditandai dengan pendapatan per kapita mencapai maksimum). Sehingga pertambahan penduduk akan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurut teori neo klasik (Sukirno 2006:437) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agregat melalui investasi bertambah secara terus-menerus. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

Sumbangan terpenting dari teori pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Murni (2006:183-184) menyatakan beberapa teori pertumbuhan ekonomi yang dikategorikan sebagai teori pertumbuhan modern antara lain Rostow, Schumpeter, Harold-Domar.

Menurut Rostow pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari berbagai perubahan yaitu sebagai berikut.

1. Perubahan reorientasi organisasi ekonomi.

2. Perubahan pandangan masyarakat.

3. Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak produktif ke yang

lebih produktif.

4. Perubahan pandangan terhadap faktor alam.

Rostow mengemukakan tahap-tahap dalam pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai berikut.

1. The traditional society (masyarakat tradisional), artinya suatu kehidupan ekonomi

masyarakat yang berkemang secara tradisional dan belum didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kadang-kadang cara berpikir yang primitif dan irasional.

2. The precondition for take off (persyaratan tinggal landas), merupakan masa transisi

masyarakat untuk mempersiapkan dirinya untuk mulai menerima teknik-teknik baru dan pemikiran-pemikiran baru dari luar kehidupan.

3. The take off (tinggal landas), artinya pada tahap ini terjadi perubahan-perubahan yang

sangat drastis dalam terciptanya kemajuan yangnpesat dan inovasi (penemuan-penemuan baru) dalam berproduksi.

4. The drive to maturity (menuju kematangan), artinya pada tahap ini masyarakat secara

efektif telah menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.

5. The age of high mass consumption (konsumsi tinggi), artinya pada tahap ini perhatian

masyarakat lebih menekankan pada masalah kesejahteraan dan upaya masyarakat tertuju untuk menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi pendapatan melalui sistem perpajakan yang progresif.

3.1.3. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditentukan banyak faktor antara lain faktor-faktor produksi dalam suatu negara. Berdasarkan konsep mikro dalam teori produksi, jumlah output sangat ditentukan oleh input-input yang terlibat dalam proses produksi. Input adalah faktor yang terlibat dalam proses produksi.

Faktor-faktor yang dimaksud dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu sebagai berikut.

1. Sumber daya manusia

Input tenaga kerja terdiri dari kuantitas tenaga kerja dan keterampilan angkatan kerja. Banyak ekonomi meyakini bahwa kualitas input tenaga kerja yaitu keterampilan, pengetahuan dan disiplin adalah satu-satunya unsur penting dalam pertumbuhan ekonomi.

2. Sumber daya alam

Kekayaan suatu negara meliputi luas dan kesubuiran tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, hasil laut, serta jumlah dan hasil kekayaan tambang. Kekayaan

alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangjan perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi. Di setiap negara berkembang peranan barang-barang pertanian dan industri pertambangan minyak yang diekspor menjadi penggerak utama bagi permulaan pertumbuhan ekonomi terutama di Asia.

3. Sumber daya modal

Sumber daya modal ada yang disebut barang modal dan ada pula yang disebut modal uang. Barang-barang modal penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di bidang ekonomi. Negara-negara yang tumbuh pesat cenderung melakukan investasi sangat besar dalam pembentukan barang modal baru. Sedangkan uang juga merupakan modal yang sangat menetukan dan berkontribusi secara langsung dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, makin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi, makin besar

outputyang dihasilkan asalkan penggunaanya dikelolah secara baik dan efisien.

4. Teknologi dan inovasi

Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara secara umum ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam pertumbuhan ekonomi. Efek yang utama adalah :

a. Dapat mempertinggi efisiensi dalam kegiatan produksi.

b. Menimbulkan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksi

sebelumnya.

c. Meninggikan mutu barang yang diproduksi tanpa meningkatkan harga.

Disamping faktor-faktor tersebut masih ada faktor lain yang turut berperan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu sistem sosial dan sikap masyarakat. Sistem sosial misalnya adat-istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara berproduksi yang modern. Selain itu juga terdapat sikap masyarakat yang dapat memberi

dorongan kepada pertumbuhan ekonomi. sikap tersebut anatara lain sikap berhemat, sikap menghargai kerja keras dalam setiap ekonomi.

Menurut Samuelson (dalam Murni, 2006:179), pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan GNP yang bersumber dari hal-hal berikut :

1. Pertumbuhan dalam tenaga kerja.

2. Pertumbuhan dalam modal.

3. Pertumbuhan inovasi adan teknologi.

Dokumen terkait