• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah salah satu prestasi ekonomi suatu negara yang dapat diketahui dengan cara pembagian jumlah pendapatan nasional

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

terhadap jumlah penduduk. Pada umumnya untuk mengetahui laju pembangunan ekonomi suatu negara dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya, perlu diketahui tingkat pertambahan pendapatan nasional dan besarnya pendapatan perkapita. Besarnya pendapatan nasional akan menentukan besarnya pendapatan perkapita.

Pendapatan perkapita yang merupakan salah satu prestasi ekonomi sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk. Sehingga apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar daripada pertambahan penduduk maka tingkat pendapatan perkapita penduduk meningkat. Sebaliknya apabila pertambahan pendapatan nasional lebih kecil dari pertambahan penduduk maka pendapatan perkapita mengalami penurunan. Untuk mempertahankan tingkat pendapatan perkapita relatif perlu dicapai pertambahan pendapatan nasional yang sama dengan tingkat pertambahan penduduk.

Pendapatan nasional dan pendapatan perkapita itu sendiri akan naik apabila produktivitas perkapita mengalami kenaikan. Untuk menaikkan produktivitas perkapita berarti harus ada perubahan-perubahan dalam perekonomian, misalnya : perubahan struktur ekonomi, teknik produksi, struktur produksi dan masyarakat statis berkembang menjadi masyarakat dinamis.

Produktivitas menurut Soemitro diartikan sebagai perbandingan antara input terhadap output. Sedangkan produktivitas perkapita adalah besarnya

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

produksi yang dihasilkan per jiwa, per satu jam kerja (productiviy per man

hour). Tingkat produktivitas juga bisa dilihat dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yaitu perbandingan antara kapital yang diinvestasikan dengan

satuan output. Bila ICOR tinggi maka produktivitas rendah dan sebaliknya apabila ICOR rendah maka produktivitas tinggi.

Menurut Hasibuan (1987 : 42-43), faktor-faktor ekonomis dan non ekonomis yang mempengaruhi produktivitas :

a. Jumlah dan mutu faktor produksi. Semakin banyak jumlah semakin baik mutu modal, tenaga, alam, skill oleh suatu negara, produktivitas akan semakin besar.

b. Alokasi dari sumber-sumber. Artinya perimbangan-perimbangan cara pemakaian faktor-faktor produksi diantara berbagai faktor ekonomi dalam masyarakat dan kombinasi faktor-faktor tersebut. c. Distribusi pendapatan yang adil. Artinya adanya distribusi

pendapatan yang adil akan mendorong semangat kerja dan apabila semangat kerja meningkat otomatis produktivitas pun akan meningkat.

d. Aspek-aspek masyarakat. Kegiatan ekonomi selalu berlangsung dalam suatu masyarakat. Karena itu dalam pembangunan tidak lepas dan harus memperhitungkan corak hidup, kebudayaan, politiik, dan nilai-nilai sosial masyarakat. Pertumbuhan cara berpikir

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

masyarakat merupakan prakondisi untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang sehat dan dinamis.

2.4.1. Pendapatan Nasional 1. Pendekatan Produksi

Pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dihitung dengan melakukan penghitungan terhadap nilai produksi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi itu milik orang asing atau warga negara itu sendiri. Hasilnya disebut Gross Domestic Product (GDP), dihitung dengan cara menjumlahkan tiap-tiap sektor seperti : (a) sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; (b) sektor pertambangan; (c) sektor industri dan pengelolaan; (d) sektor perusahaan air, listrik, dan gas; (e) sektor industri bangunan; (f) sektor pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lain.

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa. Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan yang diperoleh dari mereka yang memiliki faktor-faktor produksi, seperti pada pemilik modal, para pekerja dan para pengusaha. Para pemilik faktor-faktor produksi ini masing-masing akan memperoleh gaji, sewa, rente, dan profit. Umumnya

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

dapat dilambangkan dengan w = wage; r = rente; I = interest; p = profit. Nilai yang diperoleh disebut dengan National Income (NI).

3. Pendekatan Pengeluaran

Dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai golongan pembeli dalam masyarakat, yang dihitung bukanlah nilai dari setiap transaksi diantara setiap pembeli dan penjual, tetapi yang diperhitungkan hanya jasa dan arus barang akhir.

Dalam analisa ekonomi makro, perhitungan pendapatan nasional didasarkan sifat pengeluaran yang dilakukan oleh setiap rumah tangga konsumen, rumah tangga perusahaan, pemerintah dan sektor luar negeri berupa ekspor dan impor. Sehingga pendapatan nasional (Y), merupakan penjumlahan dari nilai pengeluaran rumah tangga (C), pengeluaran perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor-impor (X-M) atau hasil penghitungannya sering disebut dengan cara pengeluaran atau disebut

Gross National Product (GNP).

Y = C + I + G + (X – M)

2.4.2. Metode Penghitungan PDRB a. Metode Tidak Langsung

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat regional. Sebagai indikator digunakan yang paling besar, tergantung dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Hasil penghitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.

 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku (at current price) merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun bersangkutan. Dilihat dari sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian produksi bruto (PNB) atau output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian. Pertama kali dicari produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan, setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang digunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota di propinsi dengan kabupaten kota di propinsi lain. Selain itu diperlukan juga data harga per unit barang yang dihasilkan. Harga yang digunakan adalah harga produsen yaitu barang yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

pertama antara produsen dan konsumen. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian aantara kuantum produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksud adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan produksi utamanya.

2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, air dan gas, air minum, serta sektor bangunan, penghitungannya sama dengan sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor yang bersangkutan.

3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa-jasa, penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor. Pemilihan indikator didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan, sub sektor dan sektor

Neny P. Sidabutar : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Simpanan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di P. Siantar/Simalungun, 2007.

USU Respository © 2009

yang bersangkutan. Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian dari antara indikator masing-masing komoditi jasa pada tahun yang bersangkutan.

 Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas dasar harga konstan (at constant price) ini menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai harga suatu tahun tertentu. Pada penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat struktur perekonomian suatu kabupaten atau daerah dari tahun ke tahun.

2.5. Konsep Teori Suku Bunga

Dokumen terkait