• Tidak ada hasil yang ditemukan

di fiberline area

5.2.2.4. Pendefeskripsian Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungs

Fungsi sistem merupakan kinerja yang diharapkan oleh suatu sistem untuk dapat beroperasi sedangkan kegagalan fungsi merupakan ketidakmampuan suatu fungsi untuk memenuhi standar yang diharapkan. Aktivitas penelususuran data akan lebih terstruktur dan mudah dilakukan dengan pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi. Pengkodean fungsi dan kegagalan fungsi dilakukan dengan keterangan huruf melambangkan nama unit proses dari mesin electric

motor,angka pertama melambangkan nama komponen utama mesin electric motor

dan angka kedua melambangkan kegagalan fungsi.Pendeskripsian fungsi sistem dan kegagalan fungsi dapat dilihat pada Tabel 5.8.

1. Cooling fan Cooling fan

rusak

- Over heating karena excessive starting

yang dapat menimbulkan arus awal 5 kali lebih besar

- Overload karena kotoran/debu yang

terakumulasi pada permukaan fan 2. Terminal

block

Terminal block rusak

-Kontaminasi oli pada permukaan

terminal block

-Tegangan masuk tidak stabil mengalami kenaikan dan penurunan tegangan drastis

3. Kumparan (winding) Kumparan rusak (winding failure)

- Over heating karena kontaminasoli (winding insert grease)

-Rotor menyentuh stator (rotor touching to

stator) 4. Bearing NU 324 Bearing NU 324 rusak (Bearing damage)

- Ball bearing pecah

-Bearing aus

5. Shaft Shaft rusak

- Shaft Aus

-Pemasangan shaft tidak seimbang (rotor

unbalance)

6. Mounting

base

Mounting

Tabel 5.8. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Kode Fungsi Kode Deskripsi Fungsi Kode Kegagalan fungsi

Uraian Fungsi dan Kegagalan Fungsi

A

A.1. Berfungsi sebagai sirkulasi udara pendingin mesin

A.1.1.

Mesin menjadi cepat panas, mesin berhenti beroperasi dan mengurangi umur mesin

(life time)

A.2 Berfungsi sebagai tempat sambungan

kabel-kabel power suplay A.2.1 Tidak adanya suplay arus listrik (mesin

tidak beroperasi)

A.3 Sebagai penghantar arus listrik

A.3.1. Mesin electric motor terbakar (motor burn

out) sehingga mesin berhenti beroperasi

A.4.

Berfungsi sebagai bantalan tempat berputarnya poros, sehingga menjaga

perputaran poros tetap stabil. A.4.1. Gerakan perputaran poros tidak konstan A.5

Berfungsi untuk menahan dan membantu perputaran roll dengan melakukan rotator untuk meneruskan tenaga bersama-sama

dengan putaran

A.5.1 Batang Shaft/as gagal melakukan rotator A.6.

Berfungsi sebagai dudukan mesin electric

motor pada chasis/frametetap stabil dari

vibrasi yang berlebih. A.6.1 Dudukan mesin tidak stabil Sumber : Pengolahan Data

MelaluiFMEA didapatkan hasil penialaian Risk Priority Number (RPN) komponen mesin electric motor cooling fan, terminal block, kumparan (winding),

Bearing NU 324, shaft dan mounting base.

RPN merupakan hasil perhitungan matematis dari keseriusan effect

(severity), kemungkinan terjadinya kegagalan yang berhubungan dengan effect

(occurrence), dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi (detection).Hasil dari RPN menunjukkan tingkatan prioritas komponen yang dianggap beresiko tinggi, sebagai penunjuk ke arah tindakan perbaikan.

Contoh pengisian tabel FMEA untuk komponen Cooling fan yaitu: A.1.1.Mesin menjadi cepat panas, mesin berhenti dan mengurangi umur mesin. 1.Komponen yang mungkin menimbulkan kerusakan adalah cooling fan. 2.Mode kerusakan (failure mode) adalah cooling fan rusak.

3.Penyebab kerusakan (failure causes) antara lain: Over heating karena excessive

starting yang dapat menimbulkan arus awal 5 kali lebih besar dan Overload

karena kotoran/debu yang terakumulasi pada permukaan fan.

4.Efek kegagalan mesin cepat panas, mesin berhenti beroperasi, produksi pulp (bubur kertas) menjadi tertunda dan waktu downtime bertambah.

5.TingkatSeverity(S): 6 (Downtime diantara 1-4 jam). 6.TingkatOccurance(O): 3 (Frekuensi kerusakan 5-10 kali).

7.TingkatDetection(D): 5 (Kesempatan yang sedang untuk terdeteksi). 8.NilaiRPN= Severity x Occurrence x Detection=6x3x 5 = 90

Tabel 5.9. Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis Mesin Electic Motor

No. Component Failure

Mode Failure Causes

Failure Effect

S O D RPN RANK

Local System Plant

1 Cooling

Fan

Cooling fan rusak

Overheat karena excessive starting yang

dapat menimbulkan arus awal 5 kali lebih besar

Mesin menjadi cepat panas, mesin

berhenti beroperasi dan mengurangi umur

mesin (life time)

Mesin electric motor berhenti beroperasi Kegiatan produksi menjadi tertunda 6 3 5 90 3 Overload karena kotoran/debu yang terakumulasi pada permukaan fan

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) menjadi

berkurang Downtime Perusahaan meningkat 2 Terminal Block Terminal Block rusak Overheat karena

kontaminasi air/oli pada permukaan terminal block

Tidak adanya suplay arus listrik

Mesin electric motor berhenti beroperasi

Kegiatan produksi menjadi tertunda

6 3 3 54 5

Overheat karena tegangan

tidak stabil mengalami kenaikan dan penurunan

tegangan drastis

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) menjadi

berkurang Downtime Perusahaan meningkat 3 Kumparan (winding) Kumparan rusak (winding failure)

Kontaminasi oli (winding

insert grease) Mesin electric

motor terbakar

(motor burn out)

Mesin electric motor berhenti beroperasi

Kegiatan produksi menjadi tertunda

7 5 5 175 1

Rotor menyentuh stator (rotor touching to stator)

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) menjadi

berkurang Downtime Perusahaan meningkat Bearing NU 324 Bearing NU 324 Rusak (bearing damage)

Ball Bearing pecah

Gerakan perputaran poros

tidak konstan

Mesin electric motor berhenti beroperasi

Kegiatan produksi menjadi tertunda

6 4 6 144 2

Aus pada Bearing

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) menjadi

berkurang

Downtime Perusahaan

meningkat

Shaft Shaft

Rusak

Aus pada Shaft

Batang Shaft gagal melakukan

rotator

Mesin electric motor berhenti beroperasi

Kegiatan produksi menjadi tertunda

7 3 4 84

4 Pemasangan shaft tidak

seimbang (rotor

unbalance)

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) menjadi

berkurang

Downtime Perusahaan

meningkat

V

6 Mounting

Base

Mounting base rusak

Baut longgar/lepas akibat vibrasi yang berlebihan

Dudukan mesin tidak stabil

Mesin electric motor berhenti beroperasi dan

Jumlah produksi pulp (bubur kertas) berkurang

Kegiatan produksi menjadi tertunda dan downtime meningkat

5.2.2.6. Logic Tree Analysis (LTA)

Logic Tree Analysis (LTA) mengandung informasi nomor, nama

kegagalan fungsi, komponen yang mengalami kegagalan, fungsi komponen dan mode kerusakan komponen, analisis kekritisan.

Analisis ini memiliki tujuan untuk memberikan prioritas pada tiap modekerusakan dan melakukan tinjauan dan fungsi, kegagalan fungsi sehingga statusmode kerusakan tidak sama. Empat hal yang penting dalam analisis kekritisan yaitu sebagai b erikut:

1. Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi ganguan dalam sistem?

2. Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? 3. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau

sebagianmesin terhenti?

1. Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab

pertanyaanpertanyaanyang diajukan.

Analisis kekritisan menempatkan setiap kerusakan komponen menjadi 4 kategori yaitu:

1. Kategori A (Safety problem) 2. Kategori B (Outage problem) 3. Kategori C (Economic problem) 4. Kategori D (Hidden failure)

LTA (Logic Tree Analysis) untuk komponen yang menyebabkan kegagalan fungsi sistem produksi pulp (bubur kertas) dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Pada kondisi normal, apakah operator mengetahui bahwa

sesuatu telah terjadi?

Apakah mode kegagalan menyebabkan masalah

keselamatan?

Hidden Failure

Safety Problem

Apakah mode kegagalan mengakibatkan seluruh/ sebagian sistem terhenti?

Outage Problem Kemungkinan kecil

economic problem TIDAK TIDAK TIDAK YA YA YA A D B C

Cooling fan rusak (1) Evident

(2) Safety

(3) Outage

Gambar 5.8. Flowchart Penyusunan LTA

Contoh pengisian tabel LTA adalah sebagai berikut:

A.1.1. Mesin menjadi cepat panas, mesin berhenti dan mengurangi umur mesin. 1.Komponen yang mungkin menimbulkan kerusakan adalah cooling fan. 2.Fungsi cooling fan adalah sebagai sirkulasi udara pendingin pada mesin 3.Mode kerusakan (failure mode) adalah cooling fan rusak.

4.Analisis kekritisan (mode kerusakan) : 1. Evident : Y

2. Safety : T 3. Outage : Y 4. Category : B

Logic Tree Analysis diperoleh dari hasil wawancara terhadap operator

pada mesin electric motor.Hasil rekapitulasiLTA dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. RekapitulasiPenyusunanLogic Tree Analysis(LTA)

No Komponen Mode kegagalan Evident Safety Outage Category

1 Cooling Fan Cooling fan rusak Y T Y B

2 Terminal Block Terminal Block rusak Y T Y B 3 Kumparan (Winding) Kumparan rusak (winding failure) T T Y D/B 4 Bearing NU 324 Bearing NU 324 rusak (Bearing damage) Y T Y B

5 Shaft Shaft Rusak Y T Y B

6 Mounting

base

Mounting base

rusak Y T Y B

Sumber :Pengolahan Data

5.2.2.7.Pemilihan Tindakan

Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Jika tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan, tindakan standar yang harus dilakukan adalah bergantung pada konsekuensi kegagalan yang terjadi. Pemilihan tindakan didasari dengan menjawab pertanyaan penuntun (selection guide) yang disesuaikan pada road map. Penyusunan pemilihan tindakan untuk komponen mesin electric motordapat dilihat pada Gambar 5.9.

Apakah umur kehandalan untuk kerusakan ini dikertahui?

Apakah T.D task dapat digunakan?

Tentukan T.D task

Apakah C.D task dapat digunakan?

TIDAK TIDAK TIDAK YA YA 1 2 3 4 YA Sebagian YA Tentukan C.D task

Apakah mode kegagalan termasuk kategori D?

Apakah F.F task dapat digunakan?

Tentukan F.F task

Apakah dari antara task ini efektif?

5 6 TIDAK TIDAK YA YA

Dapatkah sebuah desain modifikasi mengeliminasi mode kegagalan dan efeknya?

Tentukan T.D/C.D/F.F task Menerima resiko kegagalan Desain Modifikasi

7

TIDAK

TIDAK YA

YA

Gambar 5.9. Road Map Pemilihan Tindakan

A.1.1.Mesin menjadi cepat panas, mesin berhenti dan mengurangi umur mesin. 1. Komponen yang mungkin menimbulkan kerusakan adalah cooling fan. 2. Mode kerusakan (failure mode) adalah cooling fan rusak.

Petunjuk pemilihan tindakan (selection guide), yaitu :

1. Apakah hubungan kerusakan dengan age reliability diketahui? : Y 2. Apakah tindakan TD bisa digunakan? : Y

3. Apakah tindakan CD dapat digunakan? : T 4. Apakah termasuk dalam mode kerusakan D? : T 5. Pertanyaan 5 dilewat

6. Apakah tindakan yang dipilih efektif? : Y

7. Pemilihan tindakan (Selection task): TD (Time Directed)

Rekapitulasi pemilihan tindakan perawatan berdasarkan Road Map dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11.Rekapitulasi Pemilihan Tindakan Perawatan Mesin Electric Motor No Component Failure mode Selection Guide Selection

Task 1 2 3 4 5 6 7

1 Cooling Fan Cooling fan

rusak Y Y T T - Y - TD 2 Terminal Block Terminal Block rusak Y T Y T - Y - CD 3 Kumparan (Winding) Kumparan rusak (winding failure) Y T Y Y Y Y - FF 4 Bearing NU 324 Bearing NU 324 rusak (Bearing NU 324 damage) Y Y T T - Y - TD

5 Shaft Shaft Rusak Y Y T T - Y - TD

6 Mounting

base

Mounting base

Pemilihan tindakan pencegahan hasil analisis terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai berikut:

1. Condition Directed (CD), tindakan yang diambil yang bertujuan untuk

mendeteksi kerusakan dengan caravisual inspection, memeriksa alat, serta memonitoring sejumlah data yang ada. Apabila ada pendeteksian ditemukan gejala-gejala kerusakan peralatan maka dilanjutkan dengan perbaikan atau penggantian komponen. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:

a. Terminal block

b. Mounting base

2. Time Directed (TD), tindakan yang diambil yang lebih berfokus pada aktivitas pergantian yang dilakukan secara berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:

a. Cooling fan

b. Bearing NU 324

c. Shaft

3. Finding Failure (FF), tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan komponen yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalahKumparan (winding).

Dokumen terkait