• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. PENDEKATAN DESAIN

1. Hubungan antar ruang a. Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.

b. Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.

c. Ruang-ruang yang bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.

d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 39 2. Organisasi ruang

Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai jenis organisasi yang harus digunakan dalam situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau pemandangan. Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin merangsang organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching, 2000, 188)

Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut :

a. Terpusat

(Gambar 2.42 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 189)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 40 Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.

(Gambar 2.43 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.

(Gambar I2.44 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat)

(Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

(Gambar 2.45 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 41 Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi, menunjukkan kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya. Perbedaan antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya.

(Gambar I2.46 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah, kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai gerbang masuk.

(Gambar 2.47 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling ruang pusat.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 42

(Gambar 2.48 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya relatif padat dan secara

geometric teratur dapat digunakan untuk menetapkan titik-titik atau “tempat-tempat”

di dalam ruangan, menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.

(Gambar 2.49 Ilustrasi 7 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

b. Linier

(Gambar 2.50Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 189)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 43 Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.

Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.

(Gambar 2.51Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2) keluar dari organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang terpotong-potong

(Gambar 2.52 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 44 Karena panjang karaktemya, organisasi linier menunjukkan suatu arah, dan menggambarkan gerak, perluasan dan perturnbuhan. Untuk membatasi per-tumbuhannya, organisasi-organisasi linier dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau ruang yang dominan, dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan topografi.

(Gambar 2.53 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak seperti sebuah menara.

(Gambar 2.54 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier)

( Sumber : Ching, 2000, hal 190)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 45 Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: (1) menghubungkan dan mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, (2) berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk

memisahkan ruang menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.

(Gambar 2.55 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada organisasi-organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap

lingkungannya.

(Gambar 2.56Ilustrasi 6 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 46 c. Radial

(Gambar 2.57 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari. Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam menggabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda-benda tertentu pada tapaknya.

(Gambar 2.58Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan linier di mana ruang pusat

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 47 menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan

panjang dan mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.

(Gambar 2.59 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk

menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan konteksnya. Variasi tertentu dari orgarisasi radial adalah pola baling-baling di mana lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau bujur sangkar. Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.

(Gambar 2. 60 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

d. Cluster

(Gambar 2.61Organisasi ruang Cluster) Sumber : Ching, 2000, hal 190

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 48 Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.

Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. Sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsungr tanpa mempengaruhi karakternya,

(Gambar 2.62Ilustrasi 1 Organisasi ruang Cluster) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

(Gambar 2.63 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 49 Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat juga dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang dalarn hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.

(Gambar 2.64 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn polanya.

Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang sekelompok ruang atau dalam organisasi

(Gambar 2.65 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster)

(Sumber : Ching, 2000, hal 190) Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 50 e. Grid

(Gambar 2.66 Organisasi ruang Grid) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid tiga dimensi lain. Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi

(Gambar 2.67Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

1. Pola Sirkulasi a. Pola Sirkulasi

Sirkulasi ruang mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang. (Pamudji Suptandar, 1999, h.114)

Menurut Le Corbisier, suatu sirkulasi yang terorganisir secara baik antara satu dengan yang lain dihubungkan dengan sistem lalu lintas yang berkesinambungan, semua ruang di analisa, disesuaikan dengan perkembangan atau perubahan-perubahan yang bisa terjadi dalam kehidupan, kegemaran

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 51 penghuni dan masyarakat yaitu jalan pintas (langsung) kebiasaan dalam sistem sirkulasi (Suptandar,1999, h.114)

Menurut Pamuji Suptandar, 1999 .hal 119-120, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sirkulasi dalam ruang :

a) Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang, maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi yang ada di dalam ruangan itu.

b) Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang di dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran, sirkulasi ruang, letak serta bukaan jendela dan pintu.

c) Dimensi “ruang dalam” sangat ditentukan oleh aktivitas manusia dan dipengaruhi skala dan proporsi manusia itu sendiri.

d) Modul perancangan ruang ke ruang dan bangunan merupakan faktor utama, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi modul tersebut adalah bahan-bahan bangunan dan teknik pelaksanaan.

e) Pencapaian ruang-ruang hendaknya diberi identitas yang jelas dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.

Dalam perencanaan sirkulasi ada beberapa bentuk dari lorong dengan metode perencanaannya yaitu mengikuti pola-pola sirkulasi antar ruang.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 52 Bentuk- bentuk pola sirkulasi tersebut, antara lain :

Nama Pola Sirkulasi

Gambar Keterangan

Linear Jalan Lurus.

Jalan Melengkung.

Memotong Jalan Lain.

Bercabang-cabang.

Semua jalan adalah linear. Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang-ruang.

Jalan dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang dan membentuk kisaran / loop.

Membentuk Loop

Radial Bentuk radial memiliki jalan

yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat.

Spiral Pola bentuk spiral adalah suatu

jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang dapat berubah.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 53

Grid Bentuk grid terdiri dari

jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bejur sangkar atau kawasan-kawasan segi empat. Network Suatu bentuk jalan yang terdiri dari

beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang.

Komposit Suatu kombinasi alur

jalan-jalan linear, radial, spiral, grid dan network. Untuk menghindari orientasi membingungkan, suatu susunan hirarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya.

(Tabel 2.1 pola sirkulasi)

(Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, 1999;271)

4. Furniture

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari kegiatan yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup, manusia membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan keperluan sehari-hari. Oleh karenanya Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak akan memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilengkapi dengan furniture, barulah ruang tersebut dapat berfungsi.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 54 Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si pemakai sedang fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat terhadap luasan ruang, system pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi lainnya.

Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Setelah semua faktor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain.

Desain furniture dibagi atas dua kategori :

1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis, lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-bahan lain bertambah populer.

2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan tidur.

(Desain Interior, 1999 : 172)

5. Warna

Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya dalam kehidupan ini. Menurut Helen Graham (seorang dosen psikologi di Keele University) dalam

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 55 Warna adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna dalam penyembuhan bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. (Helen Graham, Penyembuhan Dengan

Warna, 1998, hal 4).

Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan oleh warna yang dikemukakan oleh Helen Graham, Yaitu:

a) Merah

Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul, dasar tulang punggung, prostate, testes, saluran kemih dan kelamin. Warna ini merangsang aktivitas fisik dan vitalitas, perasaan-perasaan aman, stabil, percaya diri, dan kehangatan.

Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak.

Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan orang dewasa yang hiperaktif, yang menggunakan kekerasan dan agresif, atau pada situasi kerja yang menggunakan mesin-mesin yang bisa berbahaya dan membutuhkan konsentrasi, ruang untuk membaca, atau kamar tidur.

b) Oranye

Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas, ginjal, dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolisme, pencernaan, penghilangan racun, daya tahan terhadap penyakit, energi-energi fisik dan emosi, seksualitas,

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 56 penampilan atlet dan selera fisik, mengatur keseimbangan gula dan cairan didalam tubuh.

Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau tempat terjadi perkumpulan sosial. Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat.

c) kuning

Kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system saraf simpatik sehingga memberikan energi pada otot, denyut jantung, pencernaan, dan peredaran darah. Warna ini merangsang saluran pencernaan, aktivitas mental, kejelasan mental, alasan lisan, dan kekuatan kemauan.

Gunakan warna kuninga di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan sosial dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup dan untuk dekorasi ruang atau gedung yang digunakan ole hank-anak yang mengalami kesulitan belajar.

Jangan gunakan warna ini pada anak dan orang dewasa yang hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan perilaku, dan ruang istirahat

d) Hijau

Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paru-paru, bronchus, lengan, tangan, kulit, peredaran darah sirkuler, dan system daya tahan tubuh. Hijau menunjukkan perasaan yang positif, kasih sayang, dan kepekaan.

Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian, diperlukan kepekaan atau aktivitasnya melibatkan sentuhan fisik, serta ruang-ruang istirahat.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 57 Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau bagi penderita penyakit auto-imunitas.

e) Biru langit

Memberi energi pada kelenjar tiroid sehingga memberi energi pada metabolisme, pengendalian suhu tubuh. Warna ini merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab pribadi, dan pendengaran.

Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, setiap ruangan atau bangunan yang digunakanuntuk prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan dingin, dan bagi mereka yang sedang menderita gangguan insomnia dan mengalami syok.

Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa yang mengalami kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang lambat.

f) Biru gelap atau indigo

Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian bawah, system saraf pusat dan system endokrin terutama hormone serotonin dan melatonin, Karena itu biru gelap merangsang aktivitas hormonal diseluruh tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau paranormal.

Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi (renungan) dan meditasi.

Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-pusat aktivitas fisik.

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 58 g) Ungu atau violet

Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak bagian atas dan system saraf, kreativitas, ilham, estetika (keindahan), kemampuan artistic, dan cita-cita luhur.

Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan spiritualitas, memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas, kesadaran dan meditasi, ruang-ruang teater, ruang kelas anak-anak.

Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau diruangan dan bangunan yang ditinggali oleh orang yang memiliki gangguan mental, terutama mereka yang menderita delusi (pikiran atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi) atau kecenderungan untuk mengundurkan diri

6. Elemen pembentuk ruang a. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994, hal.6).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 59

Dokumen terkait