• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOLO BATIK CENTER DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOLO BATIK CENTER DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

DESAIN INTERIOR

SOLO BATIK CENTER

DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

Disusun Untuk Memenuh Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Unversitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh : KURNIANI DEWANTI

C0808030

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

i

DESAIN INTERIOR

SOLO BATIK CENTER

DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

Disusun Untuk Memenuh Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Unversitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh : KURNIANI DEWANTI

C0808030

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iii

(5)

commit to user

iv Nama : Kurniani Dewanti

NIM : C0808030

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul

Desain Interior Solo BatikCenter di Surakarta Dengan Pendekatan Konservasi”

adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi

(kutipan) dan ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akrir dan gelar yang diperoleh.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

(6)

commit to user

v

Karya ini kupersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus kristus yang sudah memberikan banyak berkat dn jalan keluar dalam setiap permaslahan yang penyusun hadapi selama menyeleseaikan Tugas Akhir ini.

2. Alm. Papah dan mamah yang selalu menyertai penyusun, dan menjadi sumber semangat penyusun.

(7)

commit to user

vi

Kita tidak pernah dapat mengubah situasi, tetapi kita dapat mengubah cara kita dalam menghadapi situasi..

Untuk menjadi pribadi yang sukses janganlah cepat berpuas diri.

Kemenangan seseorang diukur dari seberapa maksimal ia berusaha memberikan apa yang ia mampu, bukan seberapa hebat ia dibandingkan orang lain

(8)

commit to user

vii

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan karunia dan berkah yang melimpah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Anung B Studyanto,S.Sn, MT, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

3. Drs. Ken Sunarko, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Tugas Akhir.

4. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir dan Koordinator Tugas Akhir.

5. Sahabat-sahabatku di kampus terutama untuk Titik, Tyas dan Happy yang sudah memberikan banyak bantuan selama proses konsultasi hingga Tugas akhir selesai.

6. Keluarga dan semua orang dekat penulis atas doa, kasih sayang, dorongan serta perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari dalam penulisan dan penyusunan Tugas Akhir ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga dengan sangat terbuka penulis mengharapkan masukan dan kritikan demi kesempurnaannya.

Surakarta, Juli 2012

(9)
(10)

commit to user

A.2. Letak Geografis Kota Surakarta ... 76

A.3. Potensi Kota Surakarta ... 77

A.4. Perkembangan Potensi Kota ... 78

A.5. Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Surakarta ... 79

A.6. Penataan Bangunan Kota Surakarta ... 81

B. Tinjauan Khusus ... 84

(11)

commit to user

x

B.3. House of sampoerna ... 94

BAB IV. PROGRAMMING ... 96

A. Definisi Proyek ... 96

B. Asumsi Lokasi ... 96

C. Status Kelembagaan ... 97

D. Struktur Organisasi ... 97

E. Program Kegiatan ... 97

F. Alur Kegiatan ... 98

G. Program Ruang ... 99

H. Hubungan antar ruang ... 100

I. Besaran ruang ... 101

BAB V. KONSEP DESAIN ... 106

A. Ide Gagasan ... 106

B. Tema ... 106

C. Suasana Ruang ... 107

D. Pengisi Ruang ... 112

E. Sistem Interior ... 112

F. Sistem Keamanan ... 115

BAB VI. KESIMPULAN ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

GLOSARIUM ... 121

(12)

commit to user

xi

halaman

TABEL 2.1. Pola sirkulasi ... 53

TABEL 2.2. Kebutuhan penerangan ... 68

TABEL 2.3. Tingkat Kebisingan suara ... 72

TABEL 2.4. Pemasangan sprinkler ... 73

TABEL 4.1. Analisa pencahayaan ... 114

(13)
(14)

commit to user

GAMBAR 2.42. Organisasi Ruang Terpusat ... 39

GAMBAR 2.43. Organisasi Ruang Terpusat ... 40

GAMBAR 2.44. Organisasi Ruang Terpusat ... 40

GAMBAR 2.45. Organisasi Ruang Terpusat ... 40

GAMBAR 2.46. Organisasi Ruang Terpusat ... 41

GAMBAR 2.47. Organisasi Ruang Terpusat ... 41

GAMBAR 2.48. Organisasi Ruang Terpusat ... 42

GAMBAR 2.49. Organisasi Ruang Terpusat ... 42

GAMBAR 2.50. Organisasi Ruang Linear ... 42

GAMBAR 2.51. Organisasi Ruang Linear ... 43

GAMBAR 2.52. Organisasi Ruang Linear ... 43

GAMBAR 2.53. Organisasi Ruang Linear ... 44

GAMBAR 2.54. Organisasi Ruang Linear ... 44

GAMBAR 2.55. Organisasi Ruang Linear ... 45

GAMBAR 2.56. Organisasi Ruang Linear ... 45

GAMBAR 2.57. Organisasi Ruang Radial ... 46

GAMBAR 2.58. Organisasi Ruang Radial ... 46

GAMBAR 2.59. Organisasi Ruang Radial ... 47

GAMBAR 2.60. Organisasi Ruang Radial ... 47

GAMBAR 2.61. Organisasi Ruang Cluster ... 47

(15)

commit to user

xiv

GAMBAR 2.64. Organisasi Ruang Cluster ... 49

GAMBAR 2.65. Organisasi Ruang Cluster ... 49

GAMBAR 2.66. Organisasi Ruang Grid ... 50

GAMBAR 2.67. Organisasi Ruang Grid ... 50

GAMBAR 2.68. Sistem Pencahayaan ... 65

GAMBAR 2.69. Pencahayaan pada langit-langit ... 66

GAMBAR 2.70. Pencahayaan ditutupi panel ... 67

GAMBAR 2.71. Sistem vertikal silang ... 69

GAMBAR3.1. Peta Kota Surakarta (Denah Lokasi) ... 75

GAMBAR3.2. Peta Kota Surakarta ... 76

GAMBAR3.3. House of Danar Hadi ... 84

GAMBAR3.4. Display batik belanda ... 86

GAMBAR3.5. Display batik keraton ... 87

GAMBAR3.6. Display pengaruh cina ... 87

GAMBAR3.7. Display batik ... 87

GAMBAR3.8. Display batik 2 ... 88

GAMBAR3.9. Workshop Batik ... 88

GAMBAR3.10. Batik Mahkota ... 89

GAMBAR3.11. Display penyimpanan batik ... 91

GAMBAR3.12. Display batik ... 91

GAMBAR3.13. Pencahayaan galeri ... 92

GAMBAR3.14. Pola Lantai ... 92

GAMBAR3.15. Display batik bagian depan ... 92

GAMBAR3.16. workshop ... 93

GAMBAR3.17. workshop belakang ... 93

GAMBAR3.18. pengeringan batik ... 93

GAMBAR3.19. house of sampoerna ... 94

GAMBAR3.20. Galeri depan ... 95

GAMBAR3.21. Galeri belakang ... 95

GAMBAR 4.1. Hubungan antar ruang ... 100

(16)

commit to user

xv

GAMBAR 5.2. Solo Batik Carnival ... 109

GAMBAR 5.3. Gladag ... 109

GAMBAR 5.4. Stage ... 109

GAMBAR 5.5 Adaptasi Pola. ... 110

GAMBAR 5.6 Adaptasi ceiling ... 111

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1. Struktur Organisasi ... 97

Bagan 4.2. Alur Kegiatan Pengunjung ... 98

Bagan 4.3. Alur Kegiatan Pengelola ... 99

Bagan 4.4. Aktifitas dan kebutuhan ruang ... 99

(17)

commit to user

xvi

halaman

1. Skema Pola Pikir ... 121

2. denah eksisting ... 122

3. Denah Perubahan ... 122

4.. Layout ... 123

5. Floor Plan ... 123

6. Ceilling Plan ... 124

7. Potongan A-A’ ... 125

8. Potongan B-B’ ... 125

9. Potongan C-C’ ... 126

10. Potongan D-D’ ... 126

11. Potongan E-E’ ... 127

12. Potongan F-F’ ... 127

13. Detail Konstruksi ... 128

14. Sketsa furniture ... 130

15. Proyeksi Furniture ... 133

16. aksonometri ... 135

17. Skema bahan dan warna ... 135

18. Perspektif Stage ... 136

19. Perspektif galeri ... 136

20. Perspektif galeri ... 137

21. Perspektif cafe ... 137

22. Perspektif shop ... 138

(18)

commit to user

xviii

DESAIN INTERIOR SOLO BATIK CENTER

DENGAN PENDEKATAN KONSERVASI

Kurniani Dewanti1,

Drs. Ken Sunarko, M.Si2, Iik Endang Siti Wahyuningsih, SSn, M.Ds 3

ABSTRAK

Kurniani Dewanti. C0808030 2012. Desain Interior Solo Batik Center.

Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desain Interior Solo Batik Center merupakan judul dari proyek perencanaan dan perancangan interior ini. Suatu wadah yang berfungsi sebagai pusat informasi, pengenalanan, penjagaan dan pengembangan batik asli Solo yang memiliki tujuan informasi, pelestarian, hiburan sekaligus mengajak masyarakat memperkenalkan batik solo sebagai warisan budaya Indonesia. Lokasi perencanaan ini berada di kota Surakarta.

Desain Interior Solo Batik Center ini dibatasi pada area gallery batik, area

peragaan (stage), cafe dan tempat penjualan yang mempertimbangkan tuntutan pelaku aktifitas yang dapat diwadahi sebagai daya tarik pengunjung.

Rumusan masalah yang ditampilkan adalah bagaimana merancang interior Solo

Batik Center yang memenuhi kebutuhan pengunjung dan menghadirkan suasana

atmosfer interior yang dapat menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat terhadap batik.

Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada 3 tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu : melalui proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Kemudian penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan sejak awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : 1.Perancangan Interior yang baik adalah perancangan yang tanggap terhadap lingkungan2. Penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun suasana para pengunjung. 3. Karakter ruang sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.

1Mahasiswa, Jurusan Desain Interior dengan NIM C0808030 2Dosen Pembimbing 1

(19)

commit to user

xix

INTERIOR DESIGN SOLO BATIK CENTER

WITH CONSERVATION APPROACH

Kurniani Dewanti1,

Drs. Ken Sunarko, M.Si2, Iik Endang Siti Wahyuningsih, SSn, M.Ds 3

ABSTRACT

Kurniani Dewanti. C0808030 2012. Desain Interior Solo Batik Center. An Introduction of the Final Assignment: Interior Design Major, Faculty of Letters and Fine Arts, Sebelas Maret University, Surakarta.

Desain Interior Solo Batik Center represent title from project of planning and scheme of this interior project. This place of functioning as information center, recognising, custody and development of original batik Solo owning the target of information, continuation of, entertainment amusement at the same time invite society introduce solo batik as cultural heritage of Indonesia. this Location Planning reside in Surakarta

Desain Interior Solo Batik Center this is limited in the area of gallery batik, stage, shop and cafe considering demand perpetrator of activity able to place as visitor fascination

The problem formulation presented is how to design the interior of Solo Batik Center able to fulfill requirement of visitor and designing the interior design that can provide interior atmosphere which can able to grow society love and enthusiasm to batik.

The method that used is method solution of analysis of interaktif, where there its have 3 fundamental phase which used by researcher, that is : passing selection process, focus, moderation, data abstraksi. Later.Then compilation of information before compiling a conclusion of conducted research and since early research of research data have have to start to conduct record-keeping of regulation, question patterns, instruction cause-effect

From this analysis can be concluded by several things : 1.Perancangan good Interior is scheme which listen carefully to environment. 2.Usage of form and colour matching with theme will development atmosphere all visitor. 3. Room character very assisting in creating security and freshment to visitor

1Student, Majors of Desain Interior with NIM C0808030 2Dosen Counsellor 1

(20)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia memiliki banyak sekali warisan budaya dalam berbagai bentuk

diantaranya dalam bentuk bangunan, makanan, seni tari, alat musik, bahasa dan

lain sebagainya. Berbagi bentuk budaya tersebut harus kita kembangkan dan kita

lestarikan, supaya masyarakat bisa mengenalnya dan menghargai warisan budaya

Indonesia.

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang saat ini

menjadi sorotan masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Indonesia memiliki

banyak sekali daerah penghasil batik dengan ciri masing-masing. Salah satu

daerah yang terkenal dengan hasil batiknya adalah kota Surakarta. Kota Surakarta

juga mengangkat Batik sebagai identitas kota, hal ini dapat dilihat dari upaya

pemerintah yang menetapkan kampung kauman dan laweyan sebagai daerah

wisata batik di Surakarta. Pemerintah juga menggunakan Batik sebagai tampilan

armada bus Solo Batik Trans. Batik sangat mudah ditemukan di Surakarta dari

kaki lima hingga tempat modern di Surakarta.

Upaya pemerintah dalam mengembangkan kota Surakarta sebagai kota

Batik kurang seimbang dengan tidak adanya fasilitas pengetahuan Batik Solo,

padahal masyarakat membutuhkan tempat ini untuk belajar, berbagi pengetahuan,

dan upaya pengembangan batik oleh masyarakat Surakarta .Dengan alasan inilah

(21)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 2 Dengan adanya Solo Batik Center masyarakat dapat mengenal, belajar,

berbagi ilmu, dan membeli batik khas kota Solo, selain itu Solo Batik Center

dapat menjadi tempat wisata pendidikan bagi wisatawan domestik maupun

wisatawan asing.

Lokasi Solo Batik Center diasumsikan berada di Jalan Jendral Brigjen

Slamet Riyadi, tepatnya di seberang museum Radya Pustaka Surakarta, Lokasi ini

sangat strategis karena terletak di jalan utama kota Surakarta, memiliki banyak

tempat perdagangan, dan Berdekatan dengan pusat batik Solo yaitu daerah

Kauman dan Laweyan. Daerah ini merupakan tempat strategis yang mudah

dijangkau dari berbagai arah di Surakarta.

B. BATASAN PERANCANGAN

Batasan Masalah pada perancangan kali ini adalah :

1. Merancang sebuah ruang tunggal dengan keluasan interior area 1000m2

sampai 1500m2

2. Lokasi/ Site plan terletak di Surakarta.

3. Perencanaan dengan pendekatan konservasi

4. Memiliki fasilitas dan sarana yang kompleks meliputi Galeri Batik sebagai

fasilitas Utama, Panggung fashion show, Tempat Penjualan, dan kafe sebagai

(22)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 3

C. RUMUSAN PERANCANGAN

Dari latar Belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang ada

adalah:

1. Bagaimana merancang Solo Batik Center yang dapat memenuhi fungsinya

sebagai sarana pendidikan dan wisata?

2. Bagaimana merancang Solo Batik Center yang berkesan modern, namun

tetap mencerminkan citra lokal ragam hias batik solo?

3. Bagaimana menerapkan tema etnik kontemporer yang sesuai dengan latar

belakang Batik Solo pada interior bangunan?

D. TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan perancangan Solo Batik Center di Surakarta ini adalah:

1. Menciptakan sarana pendidikan mengenai Batik Solo di kota Surakarta

yang modern, lengkap, dan menarik bagi para pengunjungnya.

2. Mengangkat batik Solo supaya lebih berkembang dan lebih disukai oleh

masyarakat.

3. Menciptakan suasana baru bagi pengunjung dengan mengaplikasikan tema

Etnik Kontemporer pada interior bangunan serta memaksimalkan

(23)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 4

E. MANFAAT PERANCANGAN

Manfaat dari perancangan Solo Batik Center di Surakarta antara lain :

1. . Bagi Pemerintah

A. Menambah devisa Negara pada bidang non migas

B. Membuka Lapangan kerja baru

C. Menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan warisan budaya

bangsa Indonesia.

D. Memenuhi kebijaksanaan pemerintah dalam hal pendidikan dan peningkatan

ekspor ( secara tidak langsung)

E. Meningkatkan produksi batik dalam negeri

2. Bagi Masyarakat

A. Mendidik masyarakat agar lebih mencintai produk dalam negeri sendiri.

B. Menghapus pandangan atau mitos masyarakat bahwa batik adalah sesuatu

yang kuno

C. Memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pengetahuan Batik Solo.

D. Menumbuhkan minat masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas penggunaan Batik Solo.

3. Bagi Wisatawan

A. Memudahkan wisatawan untuk mengetahui dan mengenal Batik Solo

dengan baik dan benar.

B. Memudahkan wisatawan yang ingin mengetahui bagaimana cara

(24)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 5

F. METODE DESAIN

A. Bentuk Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan dalam penelitian yang

memerlukan data- data kualitatif maka bentuk penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif deskriptif (uraian yang bersifat informative dan tidak

berbentuk angka). Bentuk ini mampu menangkap informasi kualitatif yang penuh

nuansa daripada hanya sekedar angka atau frekuensi. “ Deskriptif

mempersyaratkan suatu usaha dengan keterbukaan pikiran yang menentukan

objek yang sedang dipelajari.” ( H.B Sutopo, 2002;110)

B. Sumber Data

Sumber – sumber data yang digunakan adalah :

1. Data Primer

Sejumlah keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan

penelitian, melalui pihak-pihak yang terkait secara langsung.

2. Data Sekunder

Sejumlah data yang secara tidak langsung diperoleh dari lapangan

penelitian, tetapi diperoleh melalui studi pustaka, majalah, dan internet.

C. Tekhnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif, maka sumber data diperoleh

melalui tekhnik:

1.Wawancara

Metode ini untuk memperoleh data atau hal yang sifatnya tidak

(25)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 6

lentur tetapi dengan “pertanyaan yang semakin memfokus sehingga

informasi yang dikumpulkan cukup mendalam”. ( H.B. Sutopo, 1989;31)

2.Observasi

Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai

observasi berperan pasif. Observasi ini dilakukan secara formal dan

informal untuk mengamati berbagai kegiatan di lokasi penelitian yang

sesuai dengan daftar masalh. Observasi ini juga menggunakan alat bantu

observasi seperti alat pencatat, alat perekam, kamera serta alat

pendukung lainnya.

3.Kontek Analisa (Analisa dokumen)

Tekhnik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang

(26)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 7

G. SKEMA POLA PIKIR DESAIN

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta Dengan Pendekatan Konservasi

Sketsa desain

Alternatif Desain

Desain Terpilih

Evaluasi Desain Studi

Rumusan masalah: Fungsi, Estetika, Tema

Analisa

Konsep Desain: Mengangkat sejarah perjalanan Batik Solo Ergonomi

Keamanan Ekonomi Perilaku Manusia

Interior Sistem Tema Norma Desain Aspek Psikologi

(27)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 8

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah,

Tujuan, manfaat, dan metode desain, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Uraian tentang kajian teori dan pendekatan desain yang dijadikan untuk

mencapai tujuan perancangan.

BAB III ANALISA PERANCANGAN

Merupakan tinjauan umum meliputi pembahasan tentang lokasi. Serta

tinjauan khusus berisi tentang data-data hasil survey lapangan yang

berhubungan dengan proyek interior yang akan dikerjakan.

BAB IV PROGRAMMING

Merupakan uraian tentang program kegiatan dan program ruang yang

akan melatar belakangi terciptanya karya desain interior.

BAB V KONSEP DESAIN

Merupakan uraian tentang idea tau gagasan beserta tema yang akan

(28)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 9

BAB VI KESIMPULAN

Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan keputusan

desain serta saran-saran penulis mengenai perancangan interior Solo

Batik Center.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Berisi tentang skema pola piker, gambar-gambar terkait, dan table

(29)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 10

BAB II KAJIAN TEORI

1. Pengertian Judul

Pengertian judul “ Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta dengan

pendekatan Konservasi” adalah sebagai berikut:

Desain : 1) Rancangan, rencana suatu bentuk dan sebagainya

( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 ;138)

2) Suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis

perancangan dimana titik beratnya adalah melihat

sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri

melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah

dengan lainnya saling kait mengkait.

(Smith, Jhon 1999:12)

Interior :1) Ruang dalam suatu bangunan, yang mengungkapkan

tata kehidupan manusia melalui media ruang.

( Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1991 : 197)

2) Bagian dalam gedung, tatanan perabot di ruang dalam

gedung.

( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993 : 483)

Desain Interior : Adalah karya arsitek atau desainer khusus menyangkut

(30)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 11 Solo : Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak

di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421

jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2. Kota dengan luas

44 km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten

Sukoharjo di sebelah selatan.. Sisi timur kota ini dilewati sungai

yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan

Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris

Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.

Batik : 1)Corak atau gambar pada kain yang pembuatannya secara khusus

dengan menorehkan malam, kemudian pengolahannya diproses

dengan cara tertentu.

2) Kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan

menorehkan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya

diproses dengan cara tertentu; kain batik

(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, 2001.p.84).

Center :1. ) Tempat yang menjadi pokok kedudukan.

( Kamus Umum Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1987, 781)

2) Pusat atau tempat berkumpul atau terhimpunnya beberapa orang

(31)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 12 sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau kesenangan yang sama

pula.

( John M. Echols & Hassan Shadily; 1982; hal 273).

Surakarta : Sebuah kota, nama lain dari Solo atau Sala

Konservasi :1. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar

waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall,

1982).

2. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah,

mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga

dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat

termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai,

penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan,

pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).

Jadi pengertian Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta dengan

Pendekatan Konservasi adalah rancangan suatu bentuk ruang dalam bangunan

yang didalamnya digunakan sebagai pusat kegiatan yang berhubungan dengan

(32)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 13

2. Tinjauan Batik

A. Berbagai jenis dan motif kain batik tradisional.

Terdapat banyak sekali pola batik di Indonesia, akan tetapi hanya ada

beberapa pola yang dikenal dan digunakan sampai saat ini karena berhubungan

dengan tradisi masyarakat setempat. Beberapa motif tersebut dipercaya memiliki

kekuatan mistis dan dapat membawa keberuntungan maupun kesialan bagi

penggunanya jika tidak digunakan secara turun temurun.

Beberapa motif batik digunakan khusus seperti batik yang digunakan

khusus oleh sultan dan keluarga kerajaan, batik khusus pernikahan, dan batik

khusus upacara kematian.

Pada umumnya ada 2 macam motif desain batik, yaitu motif geometris dan

desain bebas. Motif geometris biasa digunakan pada jaman dahulu, sedangkan

motif bebas lebih menggambarkan pola kehidupan di alam yang distilasikan.

Tiap daerah di Jawa memiliki keunikan tersendiri pada motif batiknya.

Batik Jawa Tengah lebih banyak dipengaruhi oleh tradisional pola dan warna .

Batik daerah pesisir seperti pekalongan dan Cirebon mendapat pengaruh dari

budaya cina, dan ini memberi pengaruh pada motif warna yang beraneka ragam

dan terdapat banyak motif bunga dan awan.

Batik tulis yang dibuat dengan r kain bermutu tinggi banyak dijumpai di

masyarakat pedesaan yang masyarakatnya masih menjunjung tinggi tradisi nenek

moyang. Sebuah batik tulis berkualitas dibuat dalam waktu beberapa bulan dan

(33)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 14 Pada masa lampau kain batik pada umumnya berbentuk empat persegi

panjang. Terdiri dari berbagai ukuran sesuai dengan penggunaannya. Sekarang

berbagai jenis dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbagai jenis batik

sekarang digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Seperti elemen

interior, lukisan dinding, alas meja hingga seprei dan gorden. Bahan dasar yang

digunakan juga berkembang, mulai dari katun dan sutera asli sampai bahan yang

sintetis. Patut dibanggakan bahwa batik kini telah menjadi salah satu komoditi

ekspor yang dapat diandalkan.

Di era globalisasi, batik bukan hanya dijadikan sebagai barang yang

memiliki nilai magis dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja, tetapi batik

bisa dijumpai di mana-mana dengan motif yang beragam, batik bukan hanya

digemari oleh masyarakat Indonesia saja tetapi para wisatawan yang berkunjung

ke Indonesia pun tertarik memiliki dan menggunakan batik. Oleh karena itu batik

perlu dikembangkan dengan motif-motif yang beragam, untuk menambah

kekayaan motif-motif batik.

B. Macam-macam batik

B.1 Batik terdiri dari tiga macam yaitu:

1. Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di

ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam

tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali.

Ada dua teknik membuat batik jumputan, yang pertama teknik ikat, dan

(34)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 15 pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas

akan terbentuk gambarnya, dan teknik jahitan adalah kain diberi pola terlebih

dahulu lalu dijahit dengan menggunakan tusuk jelujur pada garis warnanya

dengan menggunakan banang, lalu benang ditarik kuat sehingga kain berkerut

serapat mungkin. Pada waktu dicelup benang yang rapat akan menghalangi

warna masuk ke kain, benang yang dipakai sebaiknya benang yang tebal dan

kuat seperti benang plastik / sintesis, benang jins, atau benang sepatu. Hasil

jumputan teknik jahitan ini berupa titik-titik yang agak menyambung

membentuk gambar.

2. Batik Tulis adalah batik yang dikerjakan oleh tangan dengan menggunakan alat

berupa canting alat untuk menorehkan malam pada kain. Peralatan yang

digunakan untuk membuat batik tulis adalah gawangan, malam, anglo.

3. Batik cap adalah batik yang dikerjakan dengan menggunakan alat yang disebut

canting cap, canting cap di buat dari tembaga.

B.2 Jenis- jenis kain batik

Beberapa jenis kain batik yang sering kita jumpai, baik dalam upacara tradisional,

maupun untuk gaya hidup yang lebih modern:

- Kain panjang

Berukuran 12.5 x 1m, digunakan terutama sebagai busana bawah. Di

daerah Solo dan Yogyakarta disebut sebagai tapih atau sinjang, dan untuk

(35)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 16 - Kain sarung

Jika dibentang berukuran 2.25m x 1m, untuk pemakaiannya kedua ujung

kain disambung menjadi satu. Ciri khasnya adalah selalu ada kepala di sisi

kain

(Gambar 2.1 Gambar Kain Sarung)

(Sumber : http/petradigilibrary/200841404112-10960)

- Ikat kepala

Ikat kepala atau destar disebut dengan berbagai istilah, seperti misalnya

udeng (Jawa), odeng (Madura), deta ( Sumatera Barat) dan sebagainya.

Ukurannya 1m x 1m, dan ada kalanya dibagi dua menyerong, dalam

bahasa Jawa disebut iket separon yang berarti separuh ikat kepala.

(Gambar 2.2 Gambar Ikat kepala)

(36)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 17

- Kemben

Biasanya berukuran 2.5m x 0.5m. kemben yang mempunyai tengahan segi

empat dinamakan blambangan, dan yang berbentuk wajik panjang

dinamakan sidangan yang adakalanya dilapisi dengan kain sutera dari

berbagai warna.

(Gambar 2.3 Gambar kemben)

(Sumber : http/petradigilibrary/200841404113-10961)

- Selendang

Selendang mempunyai berbagai ukuran. Di daerah solo dan Yogyakarta,

umumnya berukuran 1.5m x 0.45m. Dipakai sebagai pelengkap busana

wanita berupa sampir atau selendang dilipat memanjang, digunakan

disalah satu bahu dengan ujung selendang lurus kebawah. Dewasa ini

umumnya selendang berukuran 2.5m x 0.5m. selain itu terdapat pula

selendang batik untuk menngendong anak berukuran 3m x 0.5m, pembawa

barang 3m x 0.5m dan untuk menari 3m x 0.5m.

(Gambar 2.4 Gambar Selendang)

(37)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 18

- Dodot

Dodot adalah pakaian kebesaran untuk busana bawah dengan ukuran yang

sangan besar dan sering pula disebut dengan istilah kampuh. Dimasa lampau

hanya dipakai oleh Raja dan keluarganya serta kaum ningrat pada upacara

tertentu. Dan oleh sepasang pengantin ningrat dan oleh para penari bedoyo dan

serimpi. Kain dodot untuk pria berukuran 5m x 2m, sedangkan untuk wanita

berukuran 4m x 2m. Untuk raja, dodot berukuran tiga kali panjang dan dua

setengah kali lebar kain panjang.

C. Batik Solo

C.1 Sejarah masuknya batik di Solo

Batik di Kota Solo masuk melalui kerajaan mataram yang menyebar di

berbagai daerah di pulau jawa, batik solo termasuk dalam batik pedalaman. Pada

mulanya kain batik digunakan oleh para pemimpin di keraton Surakarta dan

mangkunegaran, batik dikerjakan oleh para perempuan yaitu istri maupun anak

dari para pemimpin di keraton, Abdi-abdi dalem yang melihat menjadi tertarik

dan pada akhirnya ikut membuat batik dengan motif berbeda yang kemudian

berkembang dibuat oleh masyarakat diluar keraton hingga saat ini.

.C.2 Motif, Makna dan waktu penggunaan batik Solo

Motif batik tulis tradisional kota Surakarta pada hakikatnya dapat dibedakan

menjadi dua golongan, yaitu motif geometris dan motif nongeometris.Yang

termasuk motif geometris antara lain motif banji, ceplok, kawung, dan garis

miring. Sedangkan yang termasuk motif non geometris adalah semen, buketan,

(38)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 19 dibedakan menjadi dua macam, yaitu kain batik yang digunakan untuk

sehari-hari dan kain batik untuk upacara adat. Motif yang digunakan untuk kegiatan

upacara pada umumnya merupakan motif larangan karena digunakan untuk

upacara adat, misalnya motif parang rusak ( golongan dari kain geometris,), motif

kawung, udan liris, dan motif cemukiran.

Motif tradisional yang digunakan untuk pakaian sehari-hari pada umumnya

menggunakan motif umum, diantaranya motif lung-lungan, galaran, nitik,dll.

Seni batik masih dapat dipertahankan hingga saat ini, hal ini tidak lepas dari

peran para pecinta batik solo yang melestarikan budaya bangsa yang adiluhung,

yang telah memeberikan citra sendiri dalam budaya nasional. Adapun motif

bersifat imbolis, berlatarkan kebudayaan hindu-jawa, berwarna sogan, biru, hitam,

dan putih..

Motif , makna dan kegunaan batik khas solo diantaranya sebagai berikut:

1. Nama motif : Parang Kusumo Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Calon temanten putri (tukar cincin) Makna : Hatinya berbunga-bunga

(39)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 20 2.Nama motif : Truntum

Daerah : Kraton Surakarta

Jenis Batik : Batik Kraton Dikenakan : Orang tua temanten Makna : Orang tua memberi tuntunan

(Gambar 2. 6 Batik Truntum) (Sumber : Buku Batik kauman)

3.Nama motif : Sido Mukti Daerah : Surakarta Jenis Batik : Batik Petani

Dikenakan : Temanten Putra/Putri (Resepsi/Pahargan) Makna : Bahagia, berkecukupan

(Gambar 2. 7 Batik Sido Mukti) (Sumber : Buku Batik kauman)

4.Nama motif : Sido Wirasat Daerah : Surakata

Jenis Batik :

Dikenakan : Orang tua temanten Makna : Orang tua memberi nasehat

(40)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 21 5.Nama motif : Sido Luhur

Daerah : Kraton Surakarta Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu

(Gambar 2. 9 Batik Sido Luhur) (Sumber : Buku Batik kauman)

6.Nama motif : Sido Asih Daerah : Kraton Surakarta Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu

(Gambar 2. 10 Batik Sido Asih) (Sumber : Buku Batik kauman)

7.Nama motif : Bondhet Daerah : Kraton Surakarta Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu

(41)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 22 8.Nama motif : Semen Rante

Daerah : Surakarta Jenis Batik : Batik Petani Dikenakan : Utusan

Makna : Mencapai sasaran atau tujuan

(Gambar 2. 12 Batik Semen Rante) (Sumber : Buku Batik kauman)

9.Nama motif : Wahyu Tumurun Daerah : Pura Mangkunegaran Jenis Batik : Batik Kraton Dikenakan : utusan

Makna :Restu yang datang dari Tuhan YME

(Gambar 2. 13 Batik Wahyu Tumurun) (Sumber : Buku Batik kauman)

10.Nama motif : Sido Mulyo Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan : Temanten Pria atau putri Makna : Bahagia, rejeki melimpah

(42)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 23 11Nama motif : Sri Katon

Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan :

Makna : Subur dan makmur.

(Gambar 2. 15 Batik Sri Katon) (Sumber : www.google.com)

12Nama motif : Ratu Ratih Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan : pada upacara perkawinan Makna : harapan, kesetiaan istri

(Gambar 2. 16 Batik Ratu Ratih) (Sumber : www.google.com)

13Nama motif : Satrio manah Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan :upacara pernikahan

Makna : mencapai sasaran, berwatak satria

(43)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 24 14.Nama motif : Gajah Birowo

Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik Pura mangkunegaran Dikenakan :upacara kebesaran

Makna : kepemimpinan, sumber kekuatan

(Gambar 2. 18 Batik Gajah borowo) (Sumber : www.google.com)

15Nama motif : Pisan Bali Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan : Upacara pernikahan

Makna : keselamatan dan kebahagiaan.

(Gambar 2. 19 Batik Pisan Bali) (Sumber : www.google.com)

16.Nama motif : Tambal pamiluto Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Keraton

Dikenakan : oleh orang tertentu, bersifat magis Makna : sumber kehidupan

(44)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 25 17.Nama motif : Udan Liris

Daerah : Surakarta Jenis Batik : Masyarakat Dikenakan : petani

Makna : kesuburan dan kemakmuran

(Gambar 2. 21 Batik Udan Liris) (Sumber : Buku Batik Kauman)

18.Nama motif : Wirasat delimo Daerah : Surakarta

Jenis Batik : campuran truntum, cakar, sidomukti, sidoluhur Dikenakan : upacara pernikahan

Makna : dambaan manusia sepanjang masa

(Gambar 2. 22 Batik Wirasat delimo) (Sumber : Buku Batik Kauman)

19Nama motif : Wirasat buntal Daerah : Surakarta

Jenis Batik : campuran batik truntum,cakar,sidomukti,sidoluhur Dikenakan : Upacara pernikahan atau adat masyarakat

Makna : kemuliaan, kemasyuran dari Tuhan

(45)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 26 20 Nama motif : Babon angrem

Daerah : Surakarta

Jenis Batik : pengaruh kraton Dikenakan : upacara perkawinan Makna : kesuburan, keturunan

(Gambar 2. 24 Batik Babon Angrem) (Sumber : Buku Batik Kauman)

21.Nama motif : Kantil Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Pengaruh Kraton Dikenakan : upacara pernikahan Makna : kesetiaan, teguh pada iman

(Gambar 2. 25 Batik Kantil) (Sumber : www.google.com)

22.Nama motif : Satrio Wibowo Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Pengaruh Kraton

Dikenakan : para pengageng kraton saat hari pisowanan ageng. Makna : harapan besar, keluhuran

(46)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 27 23.Nama motif : Canthel

Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Pengaruh Kraton Dikenakan :

Makna : kemakmuran, harapan

(Gambar 2. 27 Batik Canthel) (Sumber : Buku Batik kauma)

24.Nama motif : Cakar Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Pengaruh Kraton Dikenakan : orant tua pengantin

Makna : harapan mencari nafkah,kesuburan.

(Gambar 2. 28 Batik Cakar) (Sumber : www.google.com)

25. Nama motif : Cakar gurdha Daerah : Surakarta

Jenis Batik : Pengaruh Kraton Dikenakan : orant tua pengantin

Makna : harapan, keselamatan.

(47)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 28 26.Nama motif : semen Rama

Daerah : Surakarta Jenis Batik : Dikenakan : Raja

Makna : keadilan, luhur,kesaktian.

(Gambar 2. 30 Batik Semen Rama) (Sumber : Buku Batik kauman)

C.3 Proses Pembuatan Batik

Menurut Hamzuri, dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, dari dahulu

sampai sekarang perlengkapan tradisional membatik tidak banyak mengalami

perubahan. Walaupun cara memproduksi batik telah berkembang secara modern,

namun sampai sekarang peran dan fungsi batik dalam masyarakat jawa tidak

mengalami perubahan.

Salah satu bahan baku pembuatan batik adalah kain mori yang biasa

terbuat dari bahan katun maupun sutra. Kualitas mori sangat menentukan kualitas

produk batik yang dihasilkan. Ukuran panjang dan pendek mori biasanya tidak

menurut standart yang pasti, tetapi menggunakan ukuran tradisional yang

dinamakan kacu. Kacu adalah saputangan berbentuk persegi, dan dalam

penyebutannya disebut sekacu, yaitu ukuran persegi mori diambil dari ukuran

lebar mori tersebut. Cara pengukurannya yaitu dengan jalan memegang kedua

(48)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 29 pada sisi panjang yang berseberangan. Sebelum dibatik, mori harus diolah

terlebih dahulu, baik buruknya pengolahan akan menentukan kualitas kain mori.

C.3.1 Proses pengolahan kain mori sebelum dibatik

1. Nganji

Pengerjaan di mulai dengan mencuci kain mori dengan air sehingga kanji

aslinya hilang sama sekali untuk kemudian di kanji lagi. Pelapisan kain mori dengan ketebalan tertentu karena jika terlalu tebal, malam akan kurang baik merekatnya pada kain sedangkan jika terlalu tipis, malam akan mengenai bagian lain yang akibatnya kelak sukar di hilangkan. Kain Mori dari kualitas yang tertinggi (primisima) tidak perlu di kanji, karena ketebalan kanjinya telah memenuhi syarat.

(Gambar 2. 31 Proses Nganji) (Sumber : diasraka.wordpress.com)

2.Ngemplong

Biasanya hanya mori halus yg melalui proses ini sebelum di batik. Mori biru

untuk batik cap pada umumnya langsung di kerjakan tanpa mengalami pengerjaan

persiapan.Tujuan dari proses ini adalah, agar mori menjadi licin dan lemas,

sehingga lebih mudah di batik dan hasilnya jadi lebih baik. Caranya yaitu mori di

pukul pukul di atas sebilah kayu dengan pemukul dari kayu pula.

(49)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 30 C.3.2 Proses Pembuatan Batik Tulis

Batik tulis adalah batik yang cara pengerjaannya menggunakan keterampilan tangan untuk member corak. Peralatan yang digunakan berbeda dengan proses pembuatan batik cap. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik Tulis antara lain adalah kain mori, pensil, canthing, lilin atau malam, anglo dan

wajan kecil.

Berikut adalah proses pembuatan batik tulis :

1. Nyorek

Nyorek merupakan tahap pertama yang harus diselesaikan untuk membuat

batik tulis tradisional. Menyorek yaitu menggambar motif batik pada lembaran

kain mori menggunakan pensil.

(Gambar 2. 33 Proses Nyorek) (Sumber : flickr.com)

2. Nglowong

Setelah proses nyorek selesai, proses batik dilakukan yaitu dengan cara

mengguratkan lilin atau malam pada pola yang sudah dibuat dengan pensil tadi.

Dengan canthing pembatik menciduk malam mendidih dari dalam wajan

kemudian dibatikkan diatas mori.

(50)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 31 Sebelum digunakan, canthing ditiup terlebih dahulu.Adapun cara

meniupnya dengan aturan tertentu, canthing ditiup dengan maksud:

a. Untuk mengembalikan cairan malam dalam cucuk kedalam nyamplungan supaya tidak menetes sebelum ujung canthing ditempelkan pada mori

b. Untuk menghilangkan cairan malam yang berlumuran membasahi cucuk canthing karena cucuk canthing yang berlumuran akan mengurangi baiknya goresan pada mori

c. Untuk mengontrol cucuk canthing yang kemungkinan tersumbat oleh kotoran malam.

Canthing yang sudah ditiup barulah digoreskan pada mori. Tangan kiri

diletakkan dibalik mori sebagai landasan (penguat) mori yang digores dengan

canthing. Jika cairan malam dalam nyamplungan habis atau kurang lancar, bisa

karena menggumpal, malam dikembalikan ke dalam wajan.Proses batik dilakukan

bolak balik (nerusi).

(Gambar 2. 35 Alat membatik) (Sumber : diasraka.wordpress.com)

a. Gagang terong, yaitu tangkai ekor canthing yang terletak pada bagian

belakang untuk ditancapkan pada tangkai sebenarnya.

b. Nyamplungan, yaitu bagian dari canthing yang berfungsi untuk menciduk

(51)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 32 c. Carat atau cucuk, yaitu bagian berupa pipa melengkung sebagai tempat

keluarnya cairan malam dari nyamplungan sewaktu canthing tersebut

digunakan untuk membatik. Cucuk berarti paruh burung dan carat berarti

tempat air minum (bahasa jawa)

(Gambar 2. 36 canthing) (Sumber : diasraka.wordpress.com)

Jenis malam atau lilin yang digunakan membatik juga terbagi menjadi tiga

jenis, yaitu lilin klowong, lilin tembokan, dan lilin biron. Lilin atau malam terbuat

dari campuran bahan paraffin, kote (lilin lebah), gandarukem, dammar, microwax,

lilin gladhangan ( lilin bekas) dan minyak kelapa atau lemak hewan.

Masing-masing lilin batik digunakan untuk menutup hiasan, yaitu sebagai bahan perintang

sehingga berguna membebaskan dari pewarna, ketika dicelupkan.

(Gambar 2. 37 lilin atau malam) (Sumber : bukku Batik Kauman)

3. Nemboki

Setelah proses nglowong selesai, proses berikutnya adalah nemboki. Sebelum di

(52)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 33 Ini dimaksudkan untuk menahan zat pewarna agar jangan sampai merembes

kebagian yang lain. Itulah sebabnya mengapa pada proses ini malamnya harus

kuat dan tebal, lain dengan malam klowong yang justru tidak boleh terlalu tebal

agar mudah di kerok

4. Medel(Pencelupan pertama kedalam zat pewarna)

Tujuannya ialah untuk memberi warna biru tua sebagai warna dasar kain.

Jaman dahulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari karena masih

menggunakan bahan alam dari tanaman indigo.

5. Ngerok (Menghilangkan Malam klowong)

Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat dikerok dengan Cawuk

(semacam pisau tumpul) untuk menghilangkan malam.

6. Mbironi (Penggunaan malam ke 3)

Terdiri dari penutupan dengan malam pada bagian kain yan g dikehendaki

tetap berwarna biru, sedangkan bagian2 yang akan di soga tetap terbuka

7. Menyoga (Pencelupan ke 2)

(53)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 34 Merupakan proses yang paling banyak memakan waktu. Jika

menggunakan soga alam tidak cukup dikerjakan satu dua kali saja, harus

berulang-ulang. Ditiap pencelupan harus di dahului dengan pengeringan di

udara.Dengan memakai soga sintetis, waktu dapat diperperpendek sampai paling

lama setengah jam.Istilah meyoga berasal dari soga yaitu jenis pohon yang

kulitnya dapat memberi warna coklat jika direndam dalam air.

1. Nglorot (Menghilangkan malam)

(Gambar 2.39 Proses Nglorot) (diasraka.wordpress.com)

Merupakan pengerjaan yang terakhir, dimana malam yang masih tertinggal pada

mori, perlu di hilangkan. Yaitu dengan membersihkannya dalam air mendidih. .

Kini dengan menggunakan zat pewarna impor maka proses nya jauh lebih cepat

dan pendek.

Bahan yang digunakan dari proses medel sampai dengan nglorot, antara lain :

1.Nila dari tumbuhan tarum ( Jawa Tom). Nila digunakan untuk mewarnai batik dengan campuran bahan yang lain.

(54)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 35

3. .Enjet ( kapur sirih) digunakan untuk campuran.

4.Tajin ialah semacam kanji yang diambil dari air rebusan.

5.Soga adalah nama tumbuhan dari keluarga Papilionaceae dan mempunyai

warna kuning.

6.Saren berasal dari kata sari yang berarti inti atau pati. Saren adalah suatu

ramuan dari beberapa bahan untuk proses pencelup batikan sesudah disoga.

Tahap ini adalah tahap menghilangkan malam.

C.3.3 Proses pembuatan batik cap

Proses pembuatan batik cap tidak jauh berbeda dengan proses batik tulis,

hanya canthing diganti dengan alat cap yang sudah memiliki pola batik.

Proses Pembuatan batik Cap sebagai berikut:

1. Membuat pinggiran dengan cap khusus yang telah ada pola atau motif

gambarnya dengan lilin pada kedua belah sisi kain-putih/ bolak-balik.

2. Memberi lilin dasar dengan cap pola dasar dengan motif yang dikehendaki

secara berulang-ulang pada kedua sisi kain.

3. Memberi lilin berulang-ulang pada bagian yang akan tetap tinggal putih

hingga selesai.

4. Setelah itu kain bermotif dicelupkan warna dasar.

5. Setelah berwarna, kain dikeringkan dan menghilangkan lilin pada bagian

tertentu untuk mendapatkan warna berikutnya, dan menutup warna dasar

(55)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 36 Seperti pada batik tulis, proses akhir batik cap kembali pada proses pencelupan

kedalam bak warna untuk member warna pada pola dsar dan kembali merebus

untuk menghilangkan semua lilin yang menempel pada kain

(Gambar II.40 Proses Pengecapan kain) (www.joglosemar.com)

(Gambar II.41 Cap batik) (www.joglosemar.com)

A. Perawatan Batik

Batik seperti halnya tekstil lain sangat rentan terhadap berbagai factor

lingkungan. Banyak factor yang harus dipertimbangkan dalam menjaga keawetan

batik, terutama batik yang memiliki nilai-nilai sejarah.

Salah satu factor penting dalam perawatan batik adalah cahaya. Kerusakan paling

sering disebabkan oleh pancaran sinar UV baik dari sinar matahari langsung

maupun oleh sinar lampu fluorescent. Sebenarnya tidak hanya radiasi Uv saja

yang merusak kain, tetapi semua cahaya menguraikan serat kain dan memudarkan

(56)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 37 Untuk pemajangan akan lebih baik jika menggunakan penutup kaca yang

dilapisi filter UV dengan kaca film yang mampu memantulkan sebagian UV.

Selain itu ruangan sebaiknya terhindar dari cahaya matahari, karena cahaya

matahari mempunyai radiasi lebih besar dari pada lampu.

Cara yang saat ini efektif adalah dengan cara rotasi. System ini memajang

benda tekstil selama kurang lebih 3 – 4 bulan dan kemudian menyimpannya

selama kurang lebih 12 bulan. Selama masa penyimpanan itu barang lain yang

sama dipamerkan.

Suhu dan kelembaban yang tinggi juga mempercepat kerusakan kain, akan

lebih baik jika batik disimpan dalam ruangan dengan suhu maksimal 20 derajat

celcius. Dalam perawatan kain batik harus sering dibersihkan sebelum

dipamerkan bersama koleksi-koleksi lainnya karena kemungkinan membawa

partikel debu dari luar. Koleksi batik paling baik dibersihkan dengan vacuum

cleaner dengan tenaga paling pelan untuk perawatan harian. Sedangkan untuk

perawatan berkala bias menggunakan jasa konservator yang biasa menggunakan

zat kimia yang aman untuk kain.

D.Pemajangan kain batik

Penyimpanan kain batik yang ditumpuk dapat menggunakan kertas tisu

bebas asam diantara tumpukan kain. Lemari penyimpanan diusahakan dari bahan

plastik, karena bahan ini lebih sulit teroksidasi oksidan di udara. Pembingkaian

batik sangat disarankan untuk menambah keawetan benda yang dipajang. Bahan

untuk bingkai dapat menggunakan kaca atau plexyglass. Cara lain memajang kain

(57)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 38

B.PENDEKATAN DESAIN

1. Hubungan antar ruang

a. Ruang di dalam ruang

Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan

lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas visual dan ruang di antara

kedua ruang tersebut dengan mudah mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan

ruang luar dari ruang yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang

lebih besar. Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.

b. Ruang-ruang yang saling berkaitan

Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang

kawasannya membentuk volume berkaitan seperti, masaing-masing ruang

mempertahankan identitasnya dan batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil

konfigurasi kedua ruang yang saling berkaitan akan tergantung pada beberapa

penafsiran.

c. Ruang-ruang yang bersebelahan

Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal

tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-masing ruang menjadi

jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing-masing

simbolisnya.

d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama

Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan

satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua

(58)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 39 2. Organisasi ruang

Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat kepentingan relatif

dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang tersebut di dalam suatu organisasi

bangunan. Keputusan mengenai jenis organisasi yang harus digunakan dalam

situasi khusus akan tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti

pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-ruang dan

syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau pemandangan. Kondisi-kondisi

eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi bentuk atau pertumbuhan

organisasi atau yang mungkin merangsang organisasi tersebut untuk

mendapatkan gambaran-gambaran tertentu tentang tapaknya dan terpisah dari

bentuk-bentuk lainnya. (Ching, 2000, 188)

Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching

antara lain sebagai berikut :

a. Terpusat

(Gambar 2.42 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 189)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder

(59)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 40 Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari

sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang

luas dan dominan.

(Gambar 2.43 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada umumnya berbentuk

teratur dan ukurannya cukup besar untuk menggabungkan sejumlah ruang

sekunder di sekelilingya.

(Gambar I2.44 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat)

(Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara satu sama lain

dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan suatu konfigurasi

keseluruhan yang secara geometri teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.

(Gambar 2.45 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

(60)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 41 Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain dalam hal bentuk atau

ukurannya sebagai tanggapan terhadap kebutuhan-kebutuhan individu akan

fungsi, menunjukkan kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya.

Perbedaan antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari

organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya.

(Gambar I2.46 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah, kondisi-kondisi

pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan menurut tapak dan ketegasan

salah satu ruang sekunder sebagai gerbang masuk.

(Gambar 2.47 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat mungkin

berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam setiap kasus pola

(61)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 42

(Gambar 2.48 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya relatif padat dan secara

geometric teratur dapat digunakan untuk menetapkan titik-titik atau “tempat-tempat”

di dalam ruangan, menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu

obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.

(Gambar 2.49 Ilustrasi 7 Organisasi ruang terpusat) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

b. Linier

(Gambar 2.50Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 189)

(62)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 43 Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.

Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.

(Gambar 2.51Ilustrasi 1Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2) keluar dari organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang terpotong-potong

(Gambar 2.52 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

(63)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 44 Karena panjang karaktemya, organisasi linier menunjukkan suatu arah,

dan menggambarkan gerak, perluasan dan perturnbuhan. Untuk membatasi

per-tumbuhannya, organisasi-organisasi linier dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau

ruang yang dominan, dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau

penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan topografi.

(Gambar 2.53 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap

bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini dapat disesuaikan dengan adanya

perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang pohon,

atau mengarahkan ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan

pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau melengkung.

Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang tapaknya, diagonal menaiki

suatu kemiringan atau berdiri tegak seperti sebuah menara.

(Gambar 2.54 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier)

( Sumber : Ching, 2000, hal 190)

(64)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 45 Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-bentuk lain di

dalam lingkupnya dengan: (1) menghubungkan dan mengorganisir bentuk-bentuk

di sepanjang bentangnya, (2) berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk

memisahkan ruang menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi

bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.

(Gambar 2.55 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Bentuk-bentuk lengkung dan bersegmen pada organisasi-organisasi linier

melingkupi daerah ruang eksterior pada sisi cekungnya dan mengarahkan

ruang-ruangnya menghadap ke pusat daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini

tampak menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap

lingkungannya.

(Gambar 2.56Ilustrasi 6 Organisasi ruang Linier) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

(65)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 46 c. Radial

(Gambar 2.57 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier

berkembang menurut bentuk jari-jari. Organisasi ruang radial memadukan

unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang

pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah

jari-jarinya. Apabila suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert

yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah

organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar

lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam

menggabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda-benda tertentu pada

tapaknya.

(Gambar 2.58Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat pada suatu

organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan linier di mana

(66)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 47 menjadi porosnya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan

panjang dan mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.

(Gambar 2.59 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk

menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan konteksnya. Variasi

tertentu dari orgarisasi radial adalah pola baling-baling di mana lengan-lengan

liniernya berkembang dari sisi sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau

bujur sangkar. Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual

mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.

(Gambar 2. 60 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Radial) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

d. Cluster

(Gambar 2.61Organisasi ruang Cluster) Sumber : Ching, 2000, hal 190

(67)

commit to user

Desain Interior Solo Batik Center di Surakarta 48 Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama

memanfaatkan ciri atau hubungan visual.

Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian Organisaai dalam bentuk

kelompok atau cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk

menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Sering kali organisasi ini

terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis

dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan orientasi. Sebuah

organisasi kelompok juga dapat menerima di dalam komposisinya, ruang-ruang

yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan

yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan

atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku,

bentuk suatu organisasi kelompok bersifat fleksibel dan dapat menerima

pertumbuhan dan perubahan langsungr tanpa mempengaruhi karakternya,

(Gambar 2.62Ilustrasi 1 Organisasi ruang Cluster) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Dikutip dari Data TA Decnyta Kumalasari

(Gambar 2.63 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster) (Sumber : Ching, 2000, hal 190)

Gambar

TABEL 2.4.
GAMBAR 5.6 Adaptasi ceiling ........................................................  111
Gambar Keterangan
Gambar 2.68

Referensi

Dokumen terkait

Prioritas pembenahan akuntabilitas kinerja birokrasi Pemerintah Kabupaten Boyolali meliputi pembangunan sistem informasi kinerja instansi pemerintah daerah, peningkatan

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini adalah bahwa: Pertama, Pengelola industri kepariwisataan di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat mendesain keputusan berdasarkan

Kalau kita mencermati secara lebih mendetail mengenai kondisi perekonomian negara yang kurang stabil, maka apabila kita memposisikan diri sebagai pelaku usaha, maka yang

Penelitian ini bertujuan menguji antara inflasi, suku bunga SBI, dan nilai tukar dollar terhadap IHSG.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks

Sebagai akibat dari sifat ini, tidak ada gunanya kepada perusahaan- perusahaan untuk melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice competition yaitu

Secara keseluruhan, usaha untuk meningkatkan sarana dan prasarana umum daerah, dilakukan melalui Urusan Pekerjaan Umum, Perumahan, Penataan Ruang dan Pertanahan yang

Dari beberapa hasil studi tersebut membuktikan pentingnya membangun kualitas keterhubungan (relationship quality ) oleh perusahaan melalui beberapa dimensi yaitu kepercayaan

Bambang dkk, Buku Ajar Perencanaan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, 2004.. Craig & Budi Susilo S, Mekanika Tanah,