• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

3.1. Keselamatan Kerja

3.1.1. Pendekatan Keselamatan Kerja

Dalam pendekatan keselamatan kerja lain, akan diuraikan pentingnya perencanaan yang tepat, ketata-rumahtanggaan yang baik, pakaian kerja yang tepat, penggunaan alat-alat pelindung diri, pengaturan warna, tanda-tanda peringatan, tanda-tanda petunjuk, label-label, penerangan yang baik, pengaturan pertukaran udara dan suhu, dan usaha-usaha terhadap kebisingan.

1. Perencanaan

Perencanaan yang baik penting sekali bagi keselamatan kerja sebagaimana dalam produksi. Jika suatu perusahaan akan didirikan atau suatu perusahaan yang telah ada akan dibangun kembali, biasanya terdapat banyak hal yang akan mempengaruhi keselamatan dan produksi dan harus diperhirungkan pada tingkat perencanaan, seperti lokasi, fasilitas untuk pengolahan, dan untuk penyimpanan material dan peralatan, lantai, penerangan, ventilasi, lif, ketel uap, bejana bertekanan, instalasi listrik, mesin-mesin, fasilitas perawatan dan perbaikan, dan pencegahan kebakaran.

Prinsip-prinsip yang biasanya dapat diikuti oleh seorang pimpinan perusahaan dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi dapat dilihat sebagai berikut:

a. Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak sedikit mungkin. b. Ciptakan keadaan-keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga-

tangga, lorong-lorong, dan sebagainya.

c. Sediakan luas yang cukup bagi mesin dan peralatan.

V-77

d. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan tenaga kerja.

e. Adakan keselamatan bagi pekerja-pekerja yang melakukan perawatan dan perbaikan, seperti pembersih kaca dan jendela atau peralatan yang berada ditempat tinggi.

f. Fasilitas transport harus disertai keselamatannya.

g. Sediakan jalan penyelamatan yang tepat manakala terjadi kebakaran. h. Sediakan ruang untuk pengembangan.

i. Isolasi proses-proses yang berbahaya seperti penyemprotan cat dan proses- proses dengan resiko besar kebakaran atau peledakan.

j. Jika mungkin hanya dibeli mesin yang disertai perlengkapan keselamatannya.

2. Ketata-rumah-tanggaan yang baik dan keteraturan

Pemeliharaan tata-rumah-tangga yang baik dan keteraturan adalah sangat penting bagi keselamatan kerja. Keteraturan pertama-tama berarti peniadaan benda-benda yang menghalang-halangi atau terdapat dijalan-jalan untuk lalu lintas sehingga dicegah tubrukan atau tabrakan atau terkena kepada benda- benda dan dimudahkan tindakan penyelamatan diri dari keadaan darurat. Jalan- jalan yang dilewati harus diberi tanda, misalnya dengan garis-garis putih atau kuning, dan tidak boleh dipakai untuk penyimpanan atau penimbunan barang- barang. Keteraturan juga berarti penyimpanan barang-barang secara rapi dan pembuangan sampah-sampah diindustri secara baik.

V-78

Beberapa contoh ketata-rumah-tanggaan yang baik dan berakibat perbaikan-perbaikan dalam keselamatan kerja, yaitu:

a. Wadah yang tempat oli yang tertumpah atau keluar dari kebocoran dan ditaruh dibawah tong berisikan oli pelicin dalam kamar mesin mencegah lantai berlumur oli dan juga menghindari kemungkinan terpeleset.

b. Usaha mengurangi uap dalam ruang pencelupan tekstil tidak hanya membantu memudahkan penglihatan dan meningkatkan keselamatan kerja tetapi juga membantu mengurangi biaya perbaikan dan perawatan bangunan.

c. Pada pekerjaan perbaikan atau perawatan kendaraan bermotor, kecelakaan terkena alat akan dicegah dengan penyediaan kotak untuk alat-alat kerja. 3. Pakaian kerja

Pakaian kerja termasuk sepatu sering kali sama sekali tidak memadai untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja kadang-kadang bekerja sambil berpakaian tua yang sudah usang bagi dipakai sehari-hari. Keadaan ini selain merugikan dilihat dari keselamatan juga menunjukkan suatu mutu kehidupan yang rendah. Dalam menetapkan pemilihan atau penggunaan pakaian kerja, perlu diikuti ketentuan-ketentuan atau petunjuk-petunjuk dibawah ini:

a. Harus diperhatikan bahaya-bahaya yang mungkin menimpa pekerja dan pakaian kerja haruslah dipilih menurut kemampuan untuk mengurangi bahaya sebesar mungkin.

V-79

b. Pakaian kerja harus pas betul tanpa bagian-bagian atau tali yang longgar dan kantong. Jika ada haruslah sedikit mungkin jumlahnya dan sedikit mungkin ukurannya.

c. Pakaian longgar atau sobek dan kunci berantai atau arloji berantai tidak boleh dipakai didekat bagian-bagian mesin yang bergerak.

d. Jika kegiatan produksi bertalian dengan bahaya peledakan atau kebakaran, harus dicegah pemakaian bahan yang terbuat dari seluloid atau bahan- bahan yang dapat terbakar lainnya ketika bekerja.

e. Pakaian berlengan pendek lebih baik dari pakaian berlengan panjang yang digulung lengannya keatas.

f. Benda-benda tajam atau runcing, bahan-bahan eksplosif atau cairan-cairan yang dapat terbakar tidak boleh dibawa dalam kantong pakaian.

g. Pekerja yang menghadapi debu-debu yang dapat terbakar, eksplosif atau beracun tidak boleh memakai baju berkantong, memiliki lipatan-lipatan, dan lain-lain yang mungkin menjadi tempat berkumpulnya debu.

4. Peralatan perlindungan diri

Perkembangan sejarah alat perlindungan diri sejalan dengan penggunaan pagar pengaman. Pada masa silam dahulu, ketika teknologi mulai berkembang, desai alat-alat proteksi diri sama sekali tidak memadai, atau tenaga kerja tidak memakainya sekali oleh karena mereka lebih senang tanpa perlindungan dengan akibat mungkin terjadinya kecelakaan pada kepala, mata, kaki, dan lain-lainnya. Sekarangpun, alat-alat perlindungan diri masih dianggap oleh tenaga kerja sebagai mengganggu pelaksanaan kerja, dan efek perlindungannya

V-80

kurang apabila dibandingkan dengan pagar pengaman. Desain dan pembuatannya merupakan suatu hambatan besar. Harus diterapkan standar- standar tertentu tentangnya. Selain itu, alat-alat proteksi harus diuji terlebih dahulu dalam kemampuan perlindungannya.

Macam-macam alat-alat perlindungan diri adalah sebagai berikut: a. Kaca mata b. Sepatu pengaman c. Sarung tangan d. Topi pengaman e. Sekor f. Perlindungan telinga g. Perlindungan paru-paru

h. Alat-alat perlindungan diri lainnya.

5. Pemakaian warna, peringatan, tanda-tanda dan label

Pemakaian warna, peringatan, tanda-tanda dan label sangat penting bagi keselamatan kerja. Dibawah ini diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Pemakaian warna

Aneka warna dipakai untuk maksud keselamatan. Dalam hubungan ini, terdapat penggunaan warna sebagai berikut:

 Warna menandakan daerah-daerah bahaya, peralatan penanggulangan kebakaran, perlengkapan pertolongan pertama terhadap kecelakaan, jalan keluar, lalu lintas angkutan, dan sebagainya.

V-81

 Warna-warna yang tepat dapat memperbaiki berfungsinya indera penglihatan seperti ditempat kerja, jalan-jalan lalu lintas, dan sebagainya.  Warna-warna yang tepat bagi dinding, langit-langit, peralatan, dan lain-

lain berefek psikologis yang baik. Pemakaian warna biasanya sebagai berikut:

 Merah untuk tanda berhenti, untuk alat yang memberikan pertanda berhenti, dan untuk alat pemadam kebakaran.

 Hijau untuk jalan penyelamatan diri, tempat-tempat untuk PPPK, tanda jalan bagi lalu lintas dan instalasi-instalasi keselamatan.

Jingga (kuning orange) dipakai untuk menunjukkan adanya bahaya, misalnya daerah yang harus disertai pagar pengaman.

 Batang-batang atau benda-benda yang berada dekat jalan lalu lintas diberi warna kuning atau putih dan hitam agar terlihat secara kontras dengan lingkungan.

 Warna putih dipakai untuk garis-garis jalan. b. Peringatan dan tanda-tanda

Peringatan dan tanda-tanda juga dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Peringatan dan tanda-tanda dapat membawakan suatu pesan instruksi, pesan peringatan atau pemberian keterangan secara umum. Peringatan dan tanda- tanda tidak dapat dianggap sebagai pengganti bagi tindakan-tindakan keselamatan melainkan menunjang tindakan-tindakan tersebut.

V-82

“Dilarang merokok” adalah suatu peringatan yang merupakan perintah. Peringatan-peringatan lain misalnya “Awas tekanan tinggi”, “Hati-hati berbahaya”. Juga banyak tanda-tanda lainnya.

c. Label

Bahan-bahan berbahaya dan wadahnya harus diberi label. Banyak kecelakaan terjadi sebagai akibat tidak diberinya label pada wadah-wadah yang dipakai untuk bahan beracun, korosif, dapat terbakar atau lain-lainnya. Lebih buruk lagi, jika wadahnya adalah wadah untuk susu, air minum, atau untuk keperluan biasa lainnya. Kecelakaan sangat berat biasanya terjadi, bila tenaga kerja meminum racun dari botol susu, dan botol minuman.

Penggunaan lambang sangat membantu tenaga kerja yang butu huruf. Namun begitu, tetap keterangan sebagai penjelasan yang memuat:

 Nama bahan

 Uraian tentang bahaya utama dan bahaya-bahaya lain  Penjelasan cara-cara pencegahan yang harus diambil

 Jika perlu, petunjuk tentang pertolongan pertama atau tindakan-tindakan lain yang sederhana dalam hal kecelakaan atau keadaan darurat.

6. Penerangan

Penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik penting bagi keselamatan kerja. Faktor-faktor dalam penerangan yang menjadi sebab kecelakaan meliputi kesilauan langsung, kesilauan sebagai pantulan dari lingkungan pekerjaan dan bayangan-bayangan gelap. Juga perubahan yang mendadak dari keadaan terang

V-83

berubah menjadi gelap dapat membahayakan. Kadang-kadang, kelalaian sebenarnya berlatar belakang kesulitan dalam penglihatan.

7. Ventilasi dan pengaturan suhu

Ventilasi umum atau setempat ada pula peranannya dalam keselamatan kerja. Demikian pula dengan pengaturan suhu udara dengan pendinginan. Misalnya ventilasi setempat merupakan suatu cara meniadakan debu-debu yang eksplosif, seperti debu aluminium, magnesium, gabus, pati atau tepung dari udara. Uap-uap dari udara yang dapat terbakar dapat diturunkan kadarnya sampai kepada batas aman oleh ventilasi umum atau dihilangkan sama sekali oleh ventilasi ke luar setempat. Pengaturan suhu udara dapat mencegah keadaan terlalu dingin atau terlalu panas yang dapat membantu timbulnya kecelakaan. Kedinginan menjadi sebab kurangnya keterampilan tangan dan hal ini berbahaya bagi pekerjaan dengan mesin. Udara panas adalah sebab kelelahan dan kurangnya konsentrasi. Mungkin suhu udara yang tepat ditempat kerja adalah 24-260C suhu kering.

8. Kebisingan

Kebisingan mempengaruhi konsentrasi dan dapat membantu terjadinya kecelakaan. Kebisingan yang lebih dari 85 dB dapat mempengaruhi daya dengar dan menimbulkan ketulian. Pencegahan terhadap kebisingan harus dimulai sejak perencanaan mesin dan dilanjutkan dengan memasang bahan- bahan yang menyerap kebisingan. Organisasi kerja dapat diatur sedemikian sehingga pekerjaan persiapan tidak dilakukan diruang yang bising.

V-84

9. Bekerja didalam ruang wadah yang besar

Bekerja pada wadah-wadah yang besar untuk pengolahan bahan-bahan sangat berbahaya, bila tidak disertai usaha-usaha keselamatannya. Untuk pengamanannya perlu diterapkan cara bekerja khusus dengan tali dan sabuk pengaman. Sebagai pedoman dapat diikuti petunjuk-petunjuk sebagai berikut: a. Bahan-bahan kering dalam jumlah yang besar harus ditempatkan dalam

wadah besar yang isinya dapat dikeluarkan dari bawah.

b. Bagian atas wadah tersebut harus tertutup dan bila terbuka harus disertai pagar pengaman.

c. Tenaga kerja harus memakai sabuk pengaman yang diikat pada tali pengaman yang terikat kokoh pada tempat yang tepat.

d. Selama bekerja, harus ada orang lain yang bertugas mengawasi keselamatan.

e. Selama pengisian bahan, tenaga kerja dilarang memasuki wadah besar tersebut.

f. Harus ada tangga dan dataran tempat berdiri yang memadai persyaratan. g. Tangga harus disertai pagar pengaman lengkap dengan pegangan tangan. h. Jika bahan yang disimpan dapat terbakar, wadah harus terbuat dari bahan

yang tahan api.

i. Jika bahan bersifat eksplosif dan beracun, kewaspadaan khusus harus diambil.

V-85

Dokumen terkait