• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Latihan Forehand Drive

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 22-33)

Pendekatan latihan dapat dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan dalam menyajikan pelatihan untuk tercapai suatu tujuan dalam latihan. Dengan kata lain pendekatan merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses latihan sehingga tujuan dapat tercapai (Awan, 2010). Dengan demikian pendekatan latihan adalah suatu cara yang sistematis yang diterapkan dalam proses latihan untuk mencapai tujuan berupa keterampilan gerak yang efektif dan efisien harus sesuai dengan kaidah biomekanika.

Dua isu biomekanika yang berkaitan dengan persiapan untuk sikap siap dalam pukulan tenis, kesiapan sebuah sikap siap yang baik atau langkah yang tepat mengambil peran penting karena memungkinkan pemain untuk bergerak cepat untuk mengantisipasi tembakan lawan (Paul, 2013). Untuk menentukan langkah membuthkan waktu yang singkat bertepatan dengan lawan memukul bola. Langkah ini melibatkan fleksi lutut diikuti oleh gerak ekstensi pada lutut. Dengan menggunakan langkah split bermanfaat bagi pemain untuk memperpendek peregangan, dengan menggunakan

langkah split pemain mampu meningkatkan kecepatan gerakan sekitar 15-20% (Paul, 2013; Knudson: 1990; 6: 415-421).

Sebagian banyak kekuatan yang digunakan untuk memukul bola ditransfer melalui tubuh ke lengan dan raket, cara pemain menempatkan kaki akan mempengaruhi bagaimana gaya yang dihasilkan dan kekuatan yang ditransfernya (Paul, 2013). Posisi kaki untuk kedua sikap dapat dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16. Posisi Kaki Untuk Sikap Terbuka (A), dan Sikap Tertutup (C). Dimodifikasi dari Paul Sandamas, 2013.

Selama proses latihan, ketepatan pelatih dalam menerapkan metode latihan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Artinya, penggunaan metode latihan harus disesuaikan dengan kondisi anak latih dan ligkungan yang dapat mempengaruhi proses latihan. Beberapa pendekatan yang biasa digunakan selama dalam proses latihan khususnya kemampuan forehand drive adalah pendekatan latihan dengan sikap tertutup dan dengan sikap terbuka.

1) Latihan Forehand Drive dengan Sikap Tertutup

Forehand sikap tertutup dapat digambarkan seperti forehand tradisional bertentangan dengan sikap forehand modern (Crespo dan Reid 2001: 149). Untuk

28

melakukan forehand, langkah pemain mengambil salah satu kaki di belakang dan salah satu kaki mengambil langkah kedepan menuju bola dengan demikian menempatkan panggul dan kaki mereka tegak lurus terhadap arah yang dituju. Gerakan ini mentransfer berat badan mereka dari kaki belakang ke kaki depan hanya sebelum kontak dengan bola (Landlinger, 2010: 643-651). Sebuah contoh dari forehand dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17. Perhatikan Forehand Sikap Tertutup Telah Memindahkan Berat Badan ke Kaki Depan (Paul Sandamas, 2013).

Beberapa peneliti dan pengajar telah mengidentifikasi gerakan ekstremitas bawah termasuk lutut sebagai komponen penting dari ayunan forehand drive sikap tertutup (Steven, 2008: 114-124). Sayangnya penelitian resmi tentang peran lutut dalam biomekanika secara keseluruhan dari ayunan forehand sangat terbatas. Landlinger, (2010: 643-651) memberikan gambaran tentang teknik forehand sikap tertutup yang tepat menggunakan urutan foto-foto yang menunjukkan bahwa posisi lutut dan sebagaian dari gerak ayunan merupakan komponen penting. Sikap dari tubuh juga menunjukkan pengaruh posisi lutut dan lengan untuk gerak pada pergeseran berat badan, gerakan tubuh, gerakan pinggul, dan rotasi tubuh. Groppel (1995) mencatat bahwa sikap tertutup membuat ayunan tangan diawali dari lutut, pinggul, dan tubuh secara bertahap membangun kecepatan keseluruh rantai kinematik gerak forehand drive. Selanjutnya produksi kekuatan di tenis menjadi bagian dari pergerakan lutut dan ditransfer ke ekstremitas atas (Perry et al, 2004).

Iino dan Kojima (2001) menganalisis kinetika ekstremitas bawah pemain tenis tingkat perguruan tinggi saat melaksanakan forehand drive sikap tertutup (dengan kaki bergerak) dalam upaya untuk menentukan sumber putaran panggul superior inferior. Hasil dari penelitian Iino dan Kojima (2001) ini adalah gambaran umum dari gerakan lutut dan profil putaran lutut selama ayunan. Tidak ada hubungan antara gerakan lutut, putaran dan kecepatan raket terhadap tingkat keterampilan, atau gerakan tubuh yang lainnya dengan jelas. Paul (2013), transfer berat badan telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis stroke karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke depan.

Van Gheluwe dan Hebbelinck (1986) data gambar kekuatan yang digunakan untuk mengidentifikasi gerakan maju dari tubuh yang telah dihasilkan oleh gerakan lutut dalam mempercepat tubuh selama gerakan maju, maka perlambatan itu hanya sebelum kontak. Karena peran penting dari lutut selama membuat suatu ayunan tangan secara jelas belum secara resmi diteliti. Sebuah penelitian mendalam mengenai biomekanika gerakan lutut dan efek biomekanika terkait akan menambah pemahaman dari ayunan forehand drive dan memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi pelatih, para ilmuwan olahraga, dan pemain mengenai kinerja dan tenis khusus program latihan. Biasanya gaya gerak ayunan forehand drive sikap tertutup untuk pemain yang berpengalaman, kaki dan tangannya lebih rendah dari sikap terbuka. Selain itu gerakan kaki dan tangan adalah penting untuk menghasilkan tenaga untuk forehand sikap tertutup dan forehand sikap terbuka (Landlinger, 2010: 643-651).

Efek langsung dari posisi lutut untuk berbagai gerak pada kecepatan raket selama forehand drive sikap tertutup mungkin minim sedikit terjadi gerakan raket sejak dari gerakan lutut. Namun gerakan lutut telah berperan penting terhadap efek biomekanika terkait gerakan yang mungkin secara langsung tidak berhubungan dengan kecepatan raket dan karakteristik dari tingkat keterampilan pemain seperti gerakan segmen tubuh, pusat massa tubuh secara keseluruhan, dan kerja yang dilakukan oleh berbagai sendi (Steven, 2008).

30

Dapat di gambarkan gerakan lutut untuk forehand drive sikap tertutup selama gereakan ayunan ke depan dibagi menjadi dua fase yang berbeda. Tahap pertama disebut sebagai fase pengaturan: bagian dari ayunan yang terjadi mulai dari loncatan gerak maju dari kaki depan sampai tumit membuat kontak dengan tanah. Tahap kedua disebut sebagai fase ayunan: bagian setelah tumit kaki depan membuat kontak dengan tanah segera diikuti dengan pergerakan lengan (Steven,. et. al, 2008). Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subjek untuk menghasilkan putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang lebih besar pada sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar (Landlinger, 2010: 643-651). Setiap metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran maupun latihan tidak mungkin dapat diterapkan secara optimal. Menurut Singer (1980: 223) tidak ada satu metode yang terbaik untuk semua tugas, kecuali situasi dan kondisi variabel sekitar tempat latihan relatif mendukung. Artinya, setiap metode tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.1 Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Latihan Forehand Drive Sikap Tertutup.

Kelebihan Kekurangan

1. Subjek dalam memukul bola tidak memerlukan energi banyak dalam memukul bola

1. Subjek dalam melakukan latihan memerlukan energi yang lebih banyak untuk koordinasi langkah kaki menuju bola.

2. Pukulan yang dihasilkan lebih keras.

2. Membutuhkan waktu yang lebih untuk subjek yang memiliki kemampuan awal rendah.

3. Meningkatkan daya pikir dan daya kreativitas subjek latih.

3. Subjek yang memiliki kemampuan awal rendah mengalami kesulitan

4. Waktu istrirahat cukup, sehingga anak tidak mengalami kelelahan.

2) Latihan Forehand Drive dengan Sikap Terbuka

Untuk melakukan forehand sikap terbuka, pemain menghadap lapangan dengan panggul mereka sejajar dengan net dan bahu berputar menjauh dari lapangan selama backswing dan menuju ke lapangan selama ayunan ke depan (Crespo dan Reid 2003, 24). Kemungkinan pemanfaatan kedua momentum linear dan angular selama pukulan forehand drive akan berkurang dari forehand sikap tertutup (Paul, 2013). Contoh dari forehand ditunjukkan pada gambar 2.19 (a). Ini adalah jenis forehand yang digunakan sebagian besar dalam tenis (Paul Sandamas, 2013).

Peningkatan kecepatan dalam bermain tenis saat ini banyak atlet yang mengadopsi teknik forehand dengan sikap terbuka dibandingkan teknik forehand sikap tertutup (Milano, 1993; Landlinger, 2010: 643-651). Yudoprasetio (1981:40) “Dalam bermain tenis drive atau forehand drive merupakan pukulan yang menjuruskan atau mengarahkan bola ke muka”. Dari pernyataan tersebut maka cocok digunakan untuk mengembangkan forehand drive yaitu latihan dengan mengarahkan atau menjuruskan bola kedepan.

Forehand dengan sikap terbuka telah diyakini sebagai teknik yang kurang efektif, tapi sekarang banyak pelatih yang menganjurkan (Burwash, 1987). Selama ini penelitian dari forehand dengan sikap terbuka dan forehand dengan sikap tertutup hanya terbatas pada kinematika dari pukulan dan cenderung menunjukkan signifikan dalam raket dan pantulan bola yang kecepatannya untuk keuntungan teknik forehand sikap tertutup, walaupun telah ada data ilmiah yang tersedia pada ilmu gerak forehand sikap terbuka, (Groppel, 1995; Harris, 1995). Landlinger, (2010: 643-651) menyatakan bahwa forehand drive sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal rantai gerak dari ekstremitas tubuh bagian bawah. Dengan demikian ketergantungan pada teknik ini mungkin berakhir dengan ketegangan pada ekstremitas atas seorang atlet. Resiko cidera menggunakan

32

forehand sikap terbuka secara berlebihan mungkin lebih besar untuk pemain tingkat yang lebih rendah karena memiliki mekanika gerak yang tidak baik dan kurangnya tingkat pengetahuannya.

Forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah saat raket impac dengan bola yaitu (21.2 dan 15.8 m/s) dibandingkan dari forehand drive sikap tertutup yang memiliki kecepatan (22,3 dan 16,4 m/s) untuk masing-masing pemain profesional dan pelajaran (Landlinger, 2010: 643-651). Kinetika ekstremitas atas dari forehand sikap terbuka dan sikap tertutp sangat mirip kecuali untuk puncak torsi, komponen rotasi internal bahu, dan fleksi pergelangan tangan. Selama ayunan maju semua subjek menghasilkan torsi rotasi bahu internal, sedangkan lengan atas berputar eksternal (Landlinger, 2010: 643-651).

Gambar 2.18. Kerangka Acuan Anatomi Ekstremitas Atas (Landlinger, 2010: 643-651).

Pada gambar 2.18 diatas menggambarkan sebagai tubuh berputar ke depan dan lengan atas dipercepat dalam arah positif Z3. Kekuatan tindakan ini terpusat, masa lengan yang cenderung menghasilkan rotasi bahu secara eksternal, karena inersia dari lengan dan raket. Mekanisme rotasi eksternal mirip dengan rotasi eksternal yang diamati dalam mengembalikan bola (Bahamonde, 1994.)

Selama ayunan ke depan dari akhir back swing untuk perkenaan raket dengan bola dari pukulan forehand lengan atas bergerak dari posisi diputar secara internal untuk sedikit diputar keposisi eksternal sekitar 50˚-60˚ (Groppel, 1995). Pentingnya mekanisme ini adalah bahwa ketinggian inersia ini dimentahkan oleh tindakan otot eksentrik dari internal yang menyiapkan putaran lengan memerlukan sebuah siklus koordinasi untuk memperpendek lengan. Forehand drive sikap terbuka memungkinkan subjek untuk menghasilkan putaran yang lebih besar yang mengakibatkan terjadinya pembebanan lebih besar pada sendi. Peningkatan beban dimungkin karena pemanfaatan yang lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar dengan tindakan siklus koordinasi memperpendek otot. Gerakan kaki dan tangan berperan penting untuk menghasilkan tenaga untuk forehand sikap terbuka (Groppel, 1995). Dengan demikian telah diyakini bahwa ayunan dan gerakan lutut pada tenis memiliki peranan mendasar dalam gerak ayunan forehand drive dari sikap terbuka (Steven, 2008).

Terlepas dari jenis forehand drive sikap terbuka dan tertutup mungkin ada potensi untuk pengembangan kekuatan tidak seimbang dan cidera berlebihan karena penggunaan berulang dari forehand dalam bermain tenis (Landlinger, 2010: 643-651). Potensi cidera tubuh bagian ekstremitas atas dan potensi masalah pada sikap terbuka. Todd (2006) memukul dengan sikap terbuka memerlukan perhatian khusus dapat dilihat pada gambar 2.19 bingkai 4 dalam gambar ini dapat dilihat bahwa tubuh diposisikan hampir sejajar dengan baseline. Untuk mencapai posisi ini diperlukan membuka pinggul dan batang pinggul guna menghasilkan ketinggian raket dimana lengan kanannya jauh di belakang terhadap bidang tubuh.

34

Gambar 2.19 Posisi Forehand Sikap Terbuka (Todd, 2006).

Pembukaan awal tubuh mengakibatkan ketinggian lengan selama forehand dapat menyebabkan stres pada bahu terutama alat pemutar spontan dan menstabilkan struktur siku. Ini awalnya dapat menyebabkan tendonitis di bahu. Hal ini menyebabkan bahu beresiko lebih besar untuk menjadi tidak stabil sehingga lebih rentan terhadap cidera serius. Kegagalan untuk menggunakan seluruh rantai kinetik yang benar untuk menghasilkan tenaga dan membantu lengan ketika bola kontak dengan raket dapat menempatkan stres tambahan di bagian siku, terutama ketika pemain mengkompensasi dengan menggunakan pergelangan tangan dan lengan secara berlebihan (Todd, 2006).

Gambar 2.20 Forehand Sikap Terbuka Todd (2006).

Potensi cedera panggul saat sikap terbuka dapat dilihat pada gambar 2.20 melakukan forehand dengan sikap terbuka, saat beban memukul menggunakan rotasi pinggul. Dalam forehand sikap terbuka otot dan struktur yang mencakup pinggul kanan diperlukan untuk menyerap kekuatan besar dapat dilihat (bingkai1-2). Ini diikuti dengan ledakan kontraksi konsentris dari otot-otot yang sama (bingkai 3 dan 4), menghasilkan daya yang diperlukan dari matarantai gerakan pertama dari rantai kinetik dari forehand sikap terbuka. Kekuatan dihasilkan oleh kaki dan badan yang akhirnya ditransfer melalui rantai kinetik ke tubuh bagian atas. Menariknya, sebagian besar berpendapat bahwa ini merupakan jalannya pukulan yang benar. Namun bila dilakukan dengan benar proses dominan sisi pinggul merupakan ciri yang melekat pada forehand sikap terbuka dan harus dipertimbangkan ketika mencegah dan diperhatikan ketika berupaya mencegah terjadinya cedera pada ekstremitas tubuh bagian bawah.

Pembebanan berulang dari pinggul kanan untuk pemain tangan kanan dapat menyebabkan cedera pada sendi pinggul itu sendiri diakibatkan keterlibatan

36

pinggul menstabilkan struktur sendi kapsul, labrum, otot-otot, dan ligamen yang mendukung sendi ini. Pemain yang memukul secara berulang-ulang mengakibatkan beban pinggul dapat menambah cidera terutama ketika ketidak seimbangan kekuatan dan kurang fleksibilitas yang ada di wilayah pinggul. Dari penelitian Todd S (2006) telah menunjukkan bahwa bermain tenis memukul secara berulang-ulang dapat membuat hilangnya gerak di sendi pinggul. Pemain membutuhkan kekuatan yang sangat baik dan memiliki fleksibilitas dalam pinggulnya untuk mengeksekusi tembakan dengan benar. Latihan dan peregangan sangatlah perlu untuk membantu mempersiapkan pemain untuk menangani beban dan mengurangi resiko cidera pinggul.

Pengunaan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran maupun latihan tidak mungkin dapat diterapkan secara optimal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Singer (1980: 223) tidak ada satu metode yang terbaik untuk semua tugas kecuali situasi dan kondisi variabel sekitar tempat latihan relatif mendukung. Artinya setiap metode tentunya memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelemahan dan kelebihan pendekatan latihan forehand drive sikap terbuka dapat ditarik secara garis besar dari uraian di atas dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Latihan Forehand Drive Sikap Terbuka.

Kelebihan Kekurangan

1. Subjek dalam melakukan latihan tidak memerluka energi yang lebih banyak untuk koordinasi langkah kaki menuju bola.

1. Kemukinan cedera lebih besar.

2. Menghasilkan kecepatan yang lebih rendah dari raket saat impac dengan bola dengan kata lain pemain memiliki waktu yang lebih

2. Pukulan yang dihasilkan kurang keras.

sikat dalam memukul bola dan memiliki waktu lebih banyak untuk bereaksi ke bola berikutnya.

3. Frekuensi pukulan lebih cepat dan pemain tidak cepat lelah karena tidak banyak mengalami pergeseran pergerakan kaki.

3. Latihan forehand drive sikap terbuka potensi untuk pengembangan kekuatan tidak seimbang.

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 22-33)

Dokumen terkait