Pendekatan ini mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan properti yang dinilai dan mengestimasi nilai melalui proses kapitalisasi. Kapitalisasi menghubungkan pendapatan (biasanya pendapatan bersih) dengan suatu definisi jenis nilai melalui konversi pendapatan menjadi estimasi nilai. Proses ini mungkin menggunakan kapitalisasi langsung (tingkat kapitalisasi), yield (tingkat diskonto) yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi, atau keduanya. Pada umumnya prinsip subsitusi mengandung pengertian bahwa arus pendapatan yang menghasilkan tingkat pengembalian tertinggi adalah sebanding dengan tingkat resiko yang diambil dan akan menghasilkan nilai yang paling mungkin terjadi.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan mendasarkan pada tingkat keuntungan yang mungkin dihasilkan oleh objek penilaian pada saat ini dan masa yang akan datang, selanjutnya dilakukan pengkapitalisasian untuk mengkonversi aliran pendapatan tersebut ke dalam nilai property. Secara garis besar prosedur penilaiannya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan total pendapatan kotor potensial (Potential Gross Income); b. Menentukan tingkat kekosongan (vacancy rate);
d. Menentukan total pendapatan kotor efektif (Effective Gross Income), yaitu penjumlahan item (ab)+c;
e. Menentukan total biaya/pembelanjaan (Outgoings);
f. Menentukan total pendapatan bersih operasi (Operating Net Income); g. Menentukan tingkat kapitalisasi dan prosedur kapitalisasi yang sesuai;
h. Melakukan pengkapitalisasian untuk mendapatkan nilai modal (Capital Value) dari objek penilaian (Hidayati dan Harjanto, 2003 : 161).
Pendekatan pendapatan didasarkan pada pendapatan bersih per tahun, yang diterima dari pengusahaan properti tersebut. Pendapatan bersih ini kemudian dikapitalisasikan dengan suatu faktor tingkat kapitalisasi tertentu untuk mendapatkan nilai pasar wajar properti tersebut. Dalam pendekatan pendapatan, nilai properti adalah fungsi dari pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan yang dapat dihasilkan oleh properti maka semakin tinggi pula nilai properti tersebut.
Pendekatan Biaya secara umum diformulasikan sebagai berikut :
Nilai Properti = Pendapatan Bersih Tahunan / Tingkat Kapitalisasi
Contoh : Apabila pendapatan bersih tahunan adalah 2,5 milyar rupiah dan investor/developer membutuhkan initial return 8%, maka investor/developer sanggup membeli properti sebesar (nilai properti) :
Indikasi nilai = 2,5 milyar / 8% = Rp. 31.250.000.000
Dalam pendekatan pendapatan terdapat dua metode pengkapitalisasi pendapatan yaitu metode kapitalisasi langsung (Direct capitalization) biasa disebut metode tradisional dan metode aliran tunai terdiskon (Discounted Cash Flow/DCF). Dalam metode kapitalisasi langsung mendasarkan analisis pada asumsi bahwa pendapatan yang diterima setiap tahun adalah sama, tidak ada pembedaan pendapatan, tingkat kekosongan dan besarnya biaya operasional dari tahun ke tahun. Sedangkan metode DCF mengasumsikan pendapatan yang berbeda pada tiap tahun, selain memasukkan asumsi adanya tingkat kekosongan dan besarnya biaya operasional juga faktor lain seperti tingkat pengembalian (rate of return), sisa umur ekonomis, antisipasi terjadinya depresiasi/apresiasi dan sebagainya.
ANALISIS PENILAIAN PROPERTI MELALUI METODE PENGKAPITALISASIAN PENDAPATAN I Pendapatan Kotor Potensial (PGI) 1 Pendapatan Sewa Ruang Rp 36,948,000,000 2 Pendapatan LainLain Rp 10,290,600,000 Total Pendapatan Kotor Potensial/Tahun Rp 47,238,600,000 II Tingkat Hunian 90% 0.90 III Pendapatan Kotor Efektif (EGI) Rp 42,514,740,000 IV Biaya Operasional Tahunan (Outgoings) 1 Bahan Persediaan Rp 432,000,000 2 Gaji Karyawan Rp 2,499,000,000 3 Listrik Rp 2,778,159,384 4 Air Bersih Rp 39,067,500 5 Perawatan Bangunan Rp 82,000,000 6 Premi Asuransi Rp 256,000,000 7 Perlengkapan Kantor/Adm Rp 30,000,000 8 Promosi dan Pemasaran Rp 120,000,000 9 PBB Rp 236,016,000 10 Biaya Lainlain Rp 72,000,000 Jumlah Biaya Operasional Rp 6,544,242,884 V Pendapatan Bersih Operasi Sebelum Bunga & Pajak Rp 35,970,497,116 VI Bunga atas modal kerja @ 20%/Tahun Rp 1,308,848,577 VII Depresiasi (keseimbangan yang semakin menurun 3%/tahun = 1.597.314.484) Rp 1,639,442,271
VII Pajak Penghasilan (misal 35% x (NOI Bunga Dep)) Rp 11,557,772,194 VIII Pendapatan Bersih Operasi Rp 23,103,876,345
IX Years Purchase @ 17.6% ; 28 Tahun 0.176 28 Th 5.621133047
NILAI PROPERTI (CAPITAL VALUE) Rp 129,869,962,831
Metode tradisional di atas memang mempunyai kelebihan yaitu mudah dan sederhana untuk diaplikasikan serta sesuai untuk digunakan ketika kondisi internal maupun eksternal properti senantiasa stabil dan tidak banyak perubahan. Namun realita semacam itu sulit sekali terpenuhi sehingga metode ini seringkali memberikan hasil estimasi yang kurang akurat.
ANALISIS PENILAIAN PROPERTI
MELALUI METODE ALIRAN TUNAI TERDISKON
Growth
No. Uraian Tahun 1 5 Tahun 6 10 Tahun 11 15 Tahun 16 20 Tahun 21 25 Tahun 26 – 28
I Pendapatan Kotor Potensial (PGI) 1 Pendapatan Sewa Ruang 8% 36,948,000,000 39,903,840,000 43,096,147,200 46,543,838,976 50,267,346,094 54,288,733,782 2 Pendapatan LainLain 10% 10,290,600,000 11,319,660,000 12,451,626,000 13,696,788,600 15,066,467,460 16,573,114,206 Total Pendapatan Kotor Potensial/Tahun 47,238,600,000 51,223,500,000 55,547,773,200 60,240,627,576 65,333,813,554 70,861,847,988 II Tingkat Hunian 0.9 0.95 1 1 0.95 0.9 III Pendapatan Kotor Efektif (EGI) 42,514,740,000 48,662,325,000 55,547,773,200 60,240,627,576 62,067,122,876 63,775,663,189 IV Biaya Operasional Tahunan (Outgoings) 1 Bahan Persediaan 10% 432,000,000 475,200,000 522,720,000 574,992,000 632,491,200 695,740,320 2 Gaji Karyawan 10% 2,499,000,000 2,748,900,000 3,023,790,000 3,326,169,000 3,658,785,900 4,024,664,490 3 Listrik 8% 2,778,159,384 3,000,412,135 3,240,445,105 3,499,680,714 3,779,655,171 4,082,027,585 4 Air Bersih 15% 39,067,500 44,927,625 51,666,769 59,416,784 68,329,302 78,578,697 5 Perawatan Bangunan 10% 82,000,000 90,200,000 99,220,000 109,142,000 120,056,200 132,061,820 6 Premi Asuransi 0% 256,000,000 256,000,000 256,000,000 256,000,000 256,000,000 256,000,000 7 Perlengkapan Kantor/Adm 15% 30,000,000 34,500,000 39,675,000 45,626,250 52,470,188 60,340,716 8 Promosi dan Pemasaran 20% 120,000,000 144,000,000 172,800,000 207,360,000 248,832,000 298,598,400 9 PBB 10% 236,016,000 259,617,600 285,579,360 314,137,296 345,551,026 380,106,128 10 Biaya Lainlain 15% 72,000,000 82,800,000 95,220,000 109,503,000 125,928,450 144,817,718 Jumlah Biaya Operasional 6,544,242,884 7,136,557,360 7,787,116,234 8,502,027,044 9,288,099,436 10,152,935,873 V Pendapatan Bersih Operasi Sebelum Bunga & Pajak 35,970,497,116 41,525,767,640 47,760,656,966 51,738,600,532 52,779,023,441 53,622,727,316 VI Bunga atas modal kerja 20% 1,308,848,577 1,427,311,472 1,557,423,247 1,700,405,409 1,857,619,887 2,030,587,175 VIII Penyusutan Bangunan 2,328,720,000 2,062,874,249 1,771,460,308 1,521,213,242 1,306,317,571 1,121,779,347
IX Pajak Penghasilan (tax rate x (NOI Bunga Dep)) 35% 11,316,524,989 13,312,453,672 15,551,120,694 16,980,943,658 17,365,280,094 17,664,626,278
X Pendapatan Bersih Operasi 23,345,123,550 26,786,002,497 30,652,113,025 33,057,251,465 33,556,123,460 33,927,513,863
XI Years Purchase @ 17,6% ; 5 Tahunan 0.176 3.155717108 3.155717108 3.155717108 3.155717108 3.155717108 3.155717108
0 5 10 15 20 23
Penilaian tidak berbasis pasar dapat menerapkan pendekatan yang sama, tetapi umumnya tujuan dari penilaiannya tidak untuk memberikan nilai pasar. Contohnya antara lain :
ü Penerapan pendekatan biaya dengan membandingkan biaya dari bangunan lainnya terhadap biaya dari bangunan yang akan dinilai namun dengan menentukan diskon atau premium yang berbeda dari pasar pada umumnya. Pendekatan ini diterapkan pada jenis properti tertentu (properti khusus) dan merupakan pendekatan biaya yang tidak berbasis pasar.
ü Pemilik tanah memberikan harga premium untuk properti di sebelahnya. Dengan menerapkan perbandingan data pasar, tanah yang berada di sebelahnya akan mendapatkan nilai yang mungkin berada di atas nilai pasar. Estimasi nilai ini di beberapa negara disebut nilai untuk pembeli khusus (Special Purchaser Value).
ü Seorang investor mungkin menerapkan tingkat pengembalian yang tidak berbasis pasar dan hanya berlaku untuk investor itu sendiri, sehingga ketika menerapkan pendekatan pendapatan untuk menentukan harga yang akan dibayarkan investor untuk investasi tertentu berdasarkan tingkat pengembalian yang diantisipasi oleh investor. Penilaian ini akan mendapatkan estimasi nilai investasi.
ü Penggunaan Biaya Penggantian Terdepresiasi (DRC) adalah metode penerapan dari pendekatan biaya, yang digunakan untuk menentukan nilai dari proeprti khusus untuk tujuan pelaporan keuangan, dimana data pasar secara langsung tidak didapatkan atau terbatas.
Setiap pendekatan penilaian memiliki metode penerapan alternatif. Keahlian Penilai, standar lokal, kebutuhan pasar dan data yang tersedia merupakan faktorfaktor yang berpengaruh dalam penentuan metode penilaian yang sesuai untuk diterapkan. Alasan untuk adanya pendekatan maupun metode penerapan alternatif adalah untuk memberikan kepada penilai serangkaian prosedur alternatif yang pada akhirnya akan ditimbang dan bila perlu akan direkonsiliasikan menjadi estimasi nilai akhir, tergantung pada jenis nilai tertentu yang akan digunakan.
D. Rangkuman
Pendekatan penilaian, berdasarkan SPI terdiri atas 2 macam, yaitu pendekatan penilaian berbasis pasar dan penilaian tidak berbasis pasar. Pendekatan penilaian berbasis
pasar antara lain pendekatan data pasar (market data approach), pendekatan biaya (cost
approach) dan pendekatan pendapatan (income approach)
Pendekatan data pasar mempertimbangkan penjualan dari properti sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait, serta menghasilkan estimasi nilai melalui proses perbandingan. Pendekatan biaya mempertimbangkan kemungkinan bahwa sebagai substitusi dari pembelian suatu properti, seseorang dapat membuat properti yang lain baik berupa replika dari properti asli atau substitusinya yang memberikan kegunaan yang sebanding. Pendekatan pendapatan mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan properti yang dinilai dan mengestimasi nilai melalui proses kapitalisasi. Pendekatan pendapatan dilakukan dengan mendasarkan pada tingkat keuntungan yang mungkin dihasilkan oleh objek penilaian pada saat ini dan masa yang akan datang, selanjutnya dilakukan pengkapitalisasian untuk mengkonversi aliran pendapatan tersebut ke dalam nilai property.
E. Test Formatif
1. Penilaian tidak berbasis pasar dapat menerapkan pendekatan yang sama, tetapi umumnya tujuan dari penilaiannya untuk memberikan nilai pasar. B S .
2. Keahlian penilai, standar lokal, kebutuhan pasar dan data yang tersedia merupakan faktorfaktor yang berpengaruh dalam penentuan metode penilaian yang sesuai untuk diterapkan. B S .
3. Dalam pendekatan pendapatan terdapat dua metode pengkapitalisasi pendapatan yaitu metode kapitalisasi tidak langsung (Indirect capitalization) dan metode aliran tunai terdiskon (Discounted Cash Flow/DCF). B S .
4. Kapitalisasi menghubungkan pendapatan dengan suatu definisi jenis nilai melalui konversi pendapatan menjadi estimasi nilai. B S .
5. Penyesuaian dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung bagaimana hubungan antara dua properti atau lebih yang dibandingkan dan mencerminkan keadaan pasar. .B S .
F. Umpan Balik
Periksalah jawaban Saudara dengan kunci jawaban test formatif yang ada di bagian belakang modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Saudara yang sesuai dengan kunci jawaban, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi. Jumlah jawaban yang sesuai kunci Rumus = Jumlah semua soal X 100% Penjelasan tingkat penguasaan: 90% 100% = sangat baik 80% 89% = baik 70% 79% = cukup 0 69% = kurang Kalau Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, Saudara dapat meneruskan dengan materi selanjutnya. Tetapi kalau nilai Saudara kurang dari 80% maka Saudara harus mengulangi materi ini terutama yang Saudara belum kuasai.
KUNCI JAWABAN
BAB I BAB II BAB III BAB IV
1. 1. B 1. S 1. S
2. 2. S 2. B 2. B
3. 3. S 3. S 3. S
4. 4. S 4. S 4. B
DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Wahyu dan Harjanto, Budi, 2003, Konsep Dasar Penilaian Properti, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia, 2007, Standar Penilaian Indonesia (Bagian I), KPSPI, Jakarta. Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Andi, Yogyakarta.
Prawoto, Agus, 2003, Teori dan Praktek Penilaian Properti, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Siregar, Doli D., 2004, Manajemen Aset, Edisi Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.