• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.4 Pembelajaran Pada Kurikulum 2013

2.1.4.3 Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013

Semua mata pelajaran atau tema pada kurikulum 2013 di SD diajarkan dengan pendekatan yang sama yakni pendekatan saintifik. Hal ini sepaham dengan pernyatan Mendikbud dalam pidato peringatan hari Guru Nasional 2012 bahwa kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis sains (Muzamiroh, 2013:116). Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui metode sains mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah/menalar, menyajikan/mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum yang menyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasi/mengolah informasi, dan mengkomunikasi-kan/ menyajikan.

Menurut Kemendikbud (2013:194), ada beberapa langkah pembelajaran yang perlu dilakukan guru dalam menerapkan pendekatan saintifik, yaitu:

2.1.4.3.1 Mengamati

Mengamati merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat objek secara nyata, sehingga siswa akan merasa senang dan tertantang dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan mengamati bertujuan untuk menarik rasa ingin tahu siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, proses mengamati dapat dilakukan melalui kegiatan membaca, mendengar, menyimak, dan melihat baik menggunakan alat maupun tanpa alat. Melalui kegiatan mengamati diharapkan akan melatih kesungguhan dan ketelitian siswa, serta mengembangkan sikap ingin mencari informasi.

Dalam Kemendikbud (2013:195) dijelaskan bahwa kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut: 1) menentukan objek apa yang akan diobservasi; 2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; 3) menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; 4) menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi; 5) menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer; serta 6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.

2.1.4.3.2 Menanya

Menanya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh tanggapan secara verbal. Pada pelaksanaan pembelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan

tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan dari apa yang diamati. Kegiatan bertanya perlu dilakukan guru untuk memandu dan membimbing siswa dalam mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, maupun keterampilan.

Kegiatan bertanya dapat memunculkan rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa tentang sesuatu hal. Selain itu, ada beberapa kompetensi lain yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bertanya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, ada beberapa kompetensi siswa yang dapat dikembangkan melalui kegiaan bertanya yaitu: 1) kreativitas siswa; 2) rasa ingin tahu siswa; serta 3) kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis. Agar kegiatan bertanya dapat dilakukan dengan baik guru perlu mengajukan pertanyaan yang baik. Adapun kriteria pertanyaan yang baik adalah: 1) singkat dan jelas; 2) menginspirasi jawaban; 3) memiliki fokus; 4) bersifat probing atau divergen, dan 5) bersifat validatif atau penguatan.

2.1.4.3.3 Menalar

Penalaran merupakan proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kegiatan menalar dilakukan dengan mengasosiasikan beragam peristiwa yang kemudian dimasukkan ke dalam memori. Pengalaman-pengalaman yang masuk memori akan berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang telah tersedia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, kegiatan belajar yang dapat dilakukan pada proses menalar meliputi mengolah informasi yang sudah dikumpulkan sampai pada mengolah informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber. Setelah melakukan kegiatan menalar diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, dan kerja keras, mampu menerapkan prosedur serta mampu berpikir induktif maupun deduktif dalam menarik kesimpulan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum juga dijelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan kegiatan menalar, yaitu: 1) menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan kurikulum; 2) tidak banyak menerapkan metode ceramah; 3) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis; 4) kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati; 5) setiap kesalahan harus segera dikoreksi dan diperbaiki; 6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan; 7) evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata dan otentik; serta 8) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

2.1.4.3.4 Mencoba

Kegiatan mencoba atau melakukan percobaan dilakukan agar peserta didik memeperoleh hasil belajar yang nyata dan otentik. Kegiatan mencoba dapat dilakukan melalui eksperimen atau mengumpulkan informasi. Berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan belajar yang dapat diterapkan pada pelaksanaan tahap mencoba adalah 1) melakukan eksperimen; 2) membaca sumber lain selain buku teks; 3) mengamati objek/kejadian/aktivitas; serta 4) wawancara dengan nara sumber. Adapun kompetensi yang diharapkan setelah melakukan kegiatan mencoba adalah 1) peserta didik memiliki sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, 2) memiliki kemampuan berkomunikasi, 3) mampu menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, serta 4) mampu mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Ada tiga tahap yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan mencoba berdasarkan Kemendikbud (2013:206-207). Tahap pertama yaitu tahap persiapan, meliputi: 1) menentuan tujuan pembelajaran, 2) mempersiapkan alat atau bahan; 3) mempersiapkan tempat eksperimen 4) memertimbangkan resiko yang mungkin timbul, serta 5) memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahap-tahap pelaksanaan. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan, dimana pada kegiatan ini guru perlu membimbing dan mengamati proses percobaan serta membantu siswa dalam mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang menghambat. Tahap ketiga adalah tindak lanjut, yaitu: 1) meminta peserta didik mengumpulkan hasil eksperimen; 2) memeriksa laporan peserta didik; 3) memberikan umpan balik atas hasil percobaan peserta didik; 4) mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan bersama peserta didik; serta 5) memeriksa dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan.

2.1.4.3.5 Membentuk jejaring

Membentuk jejaring atau networking merupakan kegiatan siswa untuk membentuk jejaring di dalam kelas. Pada kegiatan membentuk jejaring siswa menyampaikan hasil pengamatan ataupun percobaan yang telah dilakukan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan belajar yang dilakukan pada tahap networking adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Setelah melakukan kegiatan networking diharapkan siswa mampu mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, memiliki kemampuan berpikir sistematis, mampu mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Dengan demikian, langkah pembelajaran yang perlu dilakukan guru berdasarkan penjelasan di atas adalah: (1) mengamati (observing); (2) menanya (questioning); (3) menalar (associating); (4) mencoba (experimenting); serta (5) membentuk jejaring (networking).

Dokumen terkait