• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.3 Pendekatan Saintifik

2.1.3.3 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Kemendikbud (2013) dan Majid (201411-34) mengungkapkan bahwa terdapat langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik dalam penerapan kegiatan pembelajaran tematik integratif. Pada pelaksanaan Kurikulum 2013, seluruh mata pelajaran yang diajarkan diintegrasikan kedalam suatu tema yang sudah ditentukan. Integrasi dari mata pelajaran tersebut akan menjadi muatan pelajaran dalam satu kesatuan materi, sehingga muatan pelajaran tersebut akan berbeda satu sama lain dengan muatan pelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik tidak harus selalu ada dan selalu urut disetiap kegiatan pembelajaran atau muatan pelajaran. Ulasan mengenai langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif yang diungkapkan oleh Kemendikbud (2013) dan Majid (2014:11-34) adalah sebagai berikut:

1. Mengamati

Pada proses mengamati ini, siswa diajak untuk menggunakan indera penglihatan dan indera peraba untuk melihat dan merasakan suatu objek yang sudah dipersiapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan haruslah bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif dalam menyajikan sebuah objek yang menarik agar siswa merasa senang dan tertantang dalam belajar. Sebelum melakukan kegiatan pengamatan, guru harus menentukan objek yang akan diamati. Setelah itu, guru dapat membuat pedoman pengamatan sesuai dengan objek yang diamati agar objek tersebut dalam kondisi yang baik setelah dilakukan pengamatan. Lalu guru menentukan tempat pelaksanaan pengamatan dan cara yang tepat supaya kegiatan pengematan dapat berjalan dengan lancar.

Ada tiga bentuk keterlibatan siswa dalam melakukan pengamatan. (1) Pengamatan biasa, pada pengamatan ini siswa berperan sebagai subjek pengamatan, dimana siswa tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. (2) Pengamatan terkendali, pengamatan ini sama halnya dengan pengamatan biasa. Yang membedakan pengamatan terkendali ini adalah objek pengamatan ditempatkan pada ruangan khusus yang telah dikendalikan. (3) Pengamatan partisipatif, pada pengamatan ini, siswa terlibat secara langsung dengan objek yang diamati.

Proses pengamatan yang dilakukan oleh siswa ini, diharapkan agar siswa dapat selalu cermat, fokus, jujur serta objektif pada objek yang diamati. Dalam penulisan hasil pengamatan, sebaiknya guru dapat membimbing siswa dengan

membuat pertanyaan-pertanyaan yang menstimulus siswa untuk menulis hasil pengamatan yang telah dilakukan.

2. Menanya

Kegiatan bertanya memang sudah sering dijumpai disetiap kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan bertanya, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu akan terjawab. Guru juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih kompleks, mengembangkan keterampilan berbicara atau berkomunikasi yang baik dan sopan, melatih siswa untuk percaya diri dalam berbicara dan melatih siswa terbuka untuk memberi dan menerima saran atau masukan pada orang lain. Kemendikbud (2013) berpendapat bahwa kriteria pertanyaan yang baik adalah pertanyaan harus singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lain.

3. Menalar

Majid (2014:223) berpendapat bahwa menalar merupakan suatu proses berpikir siswa dimulai dari suatu fakta-fakta yang diamati dan dipecahkan oleh siswa sendiri untuk dapat dipahami dan diserap menjadi suatu pengetahuan yang baru. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengajak siswa untuk menalar, yaitu dengan menalar secara induktif dan secara deduktif. Menalar secara induktif artinya adalah suatu proses berpikir siswa untuk memperoleh kesimpulan dari fakta-fakta yang bersifat spesifik

menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan menalar secara deduktif merupakan proses berpikir siswa untuk memperoleh suatu hal yang bersifat spesifik atau khusus dari suatu hal yang bersifat umum. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat mengajak siswa untuk menalar dengan kegiatan tanya jawab atau pemberian tugas atau soal.

4. Mencoba

Pada kegiatan mencoba ini, siswa diajak untuk aktif secara individual maupun secara berkelompok. Proses mencoba ini dianggap proses yang sangat penting bagi siswa karena dalam proses mencoba siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan nyata. Proses mencoba inilah yang dapat mengembangkan kompetensi pada aspek keterampilan dan diharapkan dapat mengaplikasikan suatu metode yang ilmiah dan bersikap secara ilmiah untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa itu sendiri.

Dalam kegiatan mencoba ini, guru dapat mengajak siswa untuk mempersiapkan segalanya sebelum memulia kegiatan mencoba. Sebagai contoh, guru mengajak siswa untuk menentukan topik yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dikuasai. Lalu siswa diajak untuk mempelajari cara penggunaan alat dan bahan yang mendukung kegiatan mencoba. Setelah mempelajari cara penggunaan alat dan bahan, siswa dipersilahkan untuk melakukan atau mengamati percobaan. Pada saat melakukan atau mengamati percobaan ini, siswa dapat mencatat informasi serta fenomena yang terjadi. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil

percobaan yang sudah dilakukan dan membuat laporan sederhana serta mengkomunikasikan hasil percobaan itu dihadapan siswa lain.

5. Mengumpulkan Informasi

Pada proses kegiatan mengumpulkan informasi ini, siswa diajak untuk mencari dan menemukan informasi-informasi berdasarkan permasalahan yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa dapat mencari serta menemukan informasi dengan cara bertanya atau wawancara, melihat, membaca buku atau majalah yang relevan, mencari artikel atau bacaan di internet. Selanjutnya, siswa diajak serta dibimbing untuk menghubungkan antara informasi yang sudah siswa dapatkan antara satu dengan lainya. Lalu siswa diajak untuk membuat kesimpulan sederhana dari hal yang diamati atau dipertanyakan

6. Mengasosiasikan

Pada proses kegiatan mengasosiasikan ini siswa diajak untuk mengolah informasi-informasi yang telah didapatkan. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menyimpulkan informasi-informasi yang diadapatkan. Kesimpulan dapat disusun dengan kalimat yang sederhana sesuai dengan subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Kemendikbud (2013) dan Majid (2014:230) mengemukakan bahwa dalam proses mengasosiasikan informasi yang didapatkan, siswa diharapkan dapat menemukan solusi dan memecahkan masalah berdasarkan sumber-sumber informasi yang didapatkan. Sebagai contoh, siswa diajak untuk aktif dalam bekerjasama dan berdiskusi bersama siswa lain untuk mendapatkan suatu solusi dalam pemecahan masalah.

7. Menyimpulkan

Majid (2014:233) berpendapat bahwa kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengasosiasikan. Kegiatan menyimpulkan ini dapat dilakukan secara berkelompok yang telah bekerja sama sejak awal dalam kegiatan mengasosiasi seperti mencari informasi dan berdiskusi bersama. Kegiatan menyimpulkan ini juga dapat dilakukan oleh siswa secara individu setelah melakukan kegiatan mencari dan mengolah informasi.

8. Menyajikan

Pada kegiatan menyajikan ini, siswa diajak untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan tersebut dapat dituliskan secara sederhana dan sistematis sesuai dengan format laporan yang sudah ditentukan. Laporan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan protofolio kelompok maupun individu. Untuk teknis pembuatan laporan tersebut dapat dilakukan secara bersama-sama dan secara individu. Agar setiap siswa mendapat peranan yang bersama-sama dalam menuliskan laporan.

9. Mengkomunikasikan

Kemendikbud (2013) dan Majid (2014 :234) mengemukakan bahwa dalam proses kegiatan mengkomunikasikan ini, siswa diajak untuk menceritakan kegiatan yang telah dilakukan dan hasil kegiatan tersebut. Pada kegiatan ini, siswa dapat diajak untuk mengkomunikasiakan dalam bentuk tulisan atau bercerita didepan kelas atau dalam kelompok kecil. Dalam hal

ini, guru berperan penting dalam proses penegasan materi, agar siswa tidak salah persepsi terhadap materi yang sudah dipelajari.

Dokumen terkait