• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema mengenang perjuangan pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema mengenang perjuangan pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
292
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM

2013 SUBTEMA MENGENANG PERJUANGAN

PAHLAWAN BANGSAKU UNTUK SISWA

KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Yanuarius Bintang Handaru

NIM: 101134050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skr ipsi ini kuper sembahkan untuk:

Tu h a n Yesu sk u

Ba pa k d a n I b u k u Yu l i o I ch & Sa r t i H

M b a k M ek a r & D en o k Fl a

Kel u a r g a b esa r k u TS. Su k i r m a n

Tem a n - t em a n m a h a si sw a a n g k a t a n 2 0 1 0 d i sel u r u h Pr o g r a m St u d i d i Sa n a t a D h a r m a

(5)

v

MOTTO

Aku bukanlah yang t er baik, t api aku ber usaha unt uk selalu baik.

J ika mer indukan ibu, saya cukup bangun pagi. Sebab pagi it u ibu kehidupan. Sebab ibu hadir kan pagi yang hidup. Sebab keduanya adalah sumber

kehidupan.

Set iap or ang akan membut uhkan seseor ang yang membuat nya mer asa t ak seper t i set iap or ang

(6)

vi

PERYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juli 2014 Peneliti,

Yanuarius Bintang Handaru

(7)

vii

PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yanuarius Bintang Handaru

Nomor Mahasiswa : 101134050

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA MENGENANG PERJUANGAN PAHLAWAN BANGSAKU UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 Juli 2014 Yang menyatakan,

(8)

viii

ABSTRAK

Handaru, Y. B. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Mengenang Perjuangan Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD, dengan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Kompetensi yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu pada kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, kompetensi sikap.

Penelitian pengembangan bahan ajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Jerold E Kemp dan langkah penelitian Borg and Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan dari pengintegrasian dua model diatas adalah (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk, hingga menghasilkan desain produk uji coba terbatas pada bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 subtema mengenang perjuangan pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD memiliki kualitas “sangat baik” dengan rata-rata skor 4,43 berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum 2013, validasi guru, dan validasi lapangan. Hasil validasi pakar Kurikulum 2013 diperoleh skor 4,19 dengan kategori “baik”, hasil validasi guru kelas IV SD diperoleh skor 4,45 dengan kategori “sangat baik”. Serta hasil validasi lapangan diperoleh skor 4,81 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD.

(9)

ix

ABSTRACT

Handaru, Y. B. (2014). The Development of Learning Materials Referring to 2013 Curriculum,Subtheme Commemorating The Struggle of My National Heroes. Thesis. Yogyakarta:Primary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The purpose of this research is to produce learning materials referring to 2013 Curriculum for 4th Grade Students, using the approach of thematic integrative, that of scientific, and character building based on local culture. Competencies developed in this research refer to the competency of knowledge, that of skills, and attitude.

This study on the development of learning materials use the method of research and that of development of modification results between the development models of Jerold E Kemp and the research steps of Borg and Gall. The steps of research and development that would be implemented from the integrating of the above models are (1) problem potential , (2) data collecting, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision,(6) product trials, and (7) product revision, until producing the design of qualified trial product teaching materials referring to 2013 Curriculum subtheme Commemorating The Struggle of My National Heroes for 4th Grade students of Primary School.

Results showed that learning materials referring to 2013 Curriculum for 4th Grade students of Primary School had quality category of “very good” with average score of 4,43 based on the validation of 2013 Curriculum Experts, that of teacher, and that based on field validation. Score obtained from validation results of 2013 Curriculum experts was 4,19 and it was included in the category of “very good”, that of from validation results of the 4th grade teachers was 4,45 and it was included in the category of “very good”. The results of field validation was 4,81 included in the category of “very good”. Thus, learning materials developed is suitable to be used in the learning activities referring to 2013 Curriculum, specifically those for 4th students of primary school.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat, rahmat serta hidayah-Nya.Sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program S1

PGSD Universitas Sanata Dharma dan persyaratan mendapatkan gelar sarjana

pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini karena adanya bimbingan,

arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan

hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam

penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penenliti sampaikan kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi

PGSD.

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan dorongan bagi peneliti dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan menuntun peneliti dalam penyelesaian skripsi

(11)

xi

6. Dra. Maslichah Asyari, M.Pd. selaku validator pembelajaran mengacu

kurikulum 2013 yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam

penelitian pengembangan ini

7. Henri Mutofa, S.Pd. selaku guru kelas IV SDN Cebongan yang memberikan

kesediaannya untuk menjadi validator bahan ajar yang disusun oleh peneliti.

8. Supardiyana, S.Pd. selaku guru kelas IV SDN Cebongan yang memberikan

kesediaannya untuk menjadi validator bahan ajar yang disusun oleh peneliti.

9. Pardi, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SDN Tamanan 3 yang telah

memberikan ijin untuk melakukan uji coba bahan ajar yang disusun oleh

peneliti.

10.Siswa/siswi kelas IV SDN Tamanan 3 tahun ajaran 2013/2014 yang telah

bersedia memberikan waktu dan kerja sama yang baik selama penelitian

berlangsung

11.Bapak/Ibu guru SDN Tamanan 3 yang telah menerima dan memberikan

waktu serta tempat untuk melakukan penelitian.

12.Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang medidik dan membimbing saya

selama perkuliahan sehingga mendapatkan ilmu yang berharga.

13.Bapak dan Ibu serta mba Mekar tercinta yang senantiasa memberikan yang

terbaik bagi peneliti.

14.Keluarga besar Ts. Sukirman yang selalu memberikan dukungan, semangat

(12)

xii

15.Teman-teman seperjuangan dalam penelitian payung, Nina dan Winda yang

memberikan kerjasama dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi.

16.Sahabat baikku Alexandra Devina yang tidak henti-hentinya memberikan

dukungan dan semangat agar peneliti tetap bertahan di Jogja dan

menyelesaikan kuliah di PGSD Sanata Dharma ini.

17.Sahabat baikku Theresia Eva Nanda Hutagaol yang selalu memberikan

semangat.

18.Sahabat baikku, Martinus Fuji Haryoko yang tidak henti-hentinya

memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

19.Teman-teman seangkatan PGSD S1 kelas A 2010.

20.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut serta dalam

membantu penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati peneliti akan merasa sangat terbantu

oleh segala kritik dan saran yang membangun untuk membantu perbaikan

skripsi yang telah peneliti kerjakan. Terima kasih.

Penulis

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

(14)

xiv

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Pustaka... 10

2.1.1Kurikulum SD 2013 ... 10

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013... 12

2.1.2Pendekatan Tematik Integratif ... 15

2.1.2.1Pengertian Tematik Integratif ... 16

2.1.2.2Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif ... 17

2.1.2.3Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif ... 19

2.1.2.4Model-model Pendekatan Integratif ... 20

2.1.2.5Tahap-tahap Pendekatan Tematik Integratif ... 23

2.1.3Pendekatan Saintifik ... 24

2.1.3.1Pengertian Pendekatan Saintifik ... 24

2.1.3.2Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 25

2.1.3.3Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif ... 26

2.1.4 Penilaian Otentik ... ... 32

2.1.4.1 Hakikat Penilaian Otentik ... ... 32

2.1.4.2 Karakteristik Penilaian Otentik ... ... 33

2.1.4.3 Macam-macam Penilaian Otentik ... ... 34

2.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... ... 36

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... ... 36

2.1.4.2 Hakikat Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... . 37

(15)

xv

2.3 Penelitian yang Relevan ... 43

2.4 Kerangka Berpikir ... 46

2.5 Pertanyaan Penelitian ... 48

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 49

3.1 Jenis Penelitian ... 49

3.2 Prosedur Pengembangan... 51

3.3 Jadwal Penelitian ... 55

3.4 Uji coba Produk ... 56

3.4.1Desain Uji Coba ... 56

3.4.2Subyek Uji validasi lapangan ... 56

3.4.3Instrumen Penelitian ... 56

3.4.4Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.4.5Teknik Analisis Data ... 57

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Hasil Penelitian ... 61

4.1.1 Analisis Kebutuhan ... 61

4.1.2 Deskripsi produk Awal ... 64

4.1.2.1 Silabus .... ... 65

4.1.2.2 RPP ... 65

4.1.2.3 Pengembangan Bahan Ajar ... 66

4.1.2.3.1 Sampul Halaman Depan ... 67

4.1.2.3.2 Isi ... 67

(16)

xvi

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 68

4.1.3.1Deskripsi Data Validasi Pakar Kurikulum 2013. ... 69

4.1.3.2Revisi Produk Berdasarkan Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 70

4.1.3.3Deskripsi Data Validasi Guru Kelas IV SD ... 71

4.1.3.4Revisi Produk Berdasarkan Validasi Guru Kelas IV SD... 72

4.1.3.5Deskripsi Data Validasi Guru Kelas IV SD ... 73

4.1.3.6Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan ... 75

4.1.3.7Kajian Produk Akhir ... 75

4.1.3.7.1 Bahan Ajar ... 76

4.1.3.7.2 Sampul Halaman Depan ... 76

4.1.3.7.3 Isi ... 77

4.1.3.7.4 Daftar Refrensi ... 77

4.2 Pembahasan ... 78

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 82

5.3 Saran ... 83

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 55

Tabel 3.2 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 58

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 60

Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 69

Tabel 4.2 Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 72

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Desain Pembelajaran Jerold E. Kemp ...39

Gambar 3.1 Tahap-tahap R&D menurut Borg & Gall ...50

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 87

Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Kelas IV SDN Cebongan ... 88

Lampiran 3 Pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator Tema 5 ... 90

Lampiran 4 Pemetaan Indikator Tema 5 Subtema 3 ... 91

Lampiran 5 Pemetaan Indikator Harian Subtema 3 ... 92

Lampiran 6 Silabus Pembelajaran Tematik Tema 5 ... 98

Lampiran 7 RPP ... 119

Lampiran 8 Instrumen Validasi Kualitas Bahan Ajar untuk Pakar Kurikulum dan Guru Kelas IV SD ... 201

Lampiran 9 Instrumen Persepsi Siswa terhadap Kualitas Bahan Ajar ... 203

Lampiran 10 Lembar Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 204

Lampiran 11 Lembaran Validasi Guru Kelas IV SDN Cebongan ... 209

Lampiran 12 Lembar Validasi Siswa Kelas IV SDN Tamanan 3 ... 217

Lampiran 13 Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 237

Lampiran 14 Hasil Validasi Guru Kelas IV SD ... 240

Lampiran 15 Hasil Validasi dan Rekapitulasi Lapangan 10 Siswa Kelas IV SDN Tamanan 3 ... 246

Lampuran 16 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013, Guru Kelas IV SD dan Validasi Lapangan 10 Siswa Kelas IV SD ... 268

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian ... 269

Lampiran 18 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 270

Lampiran 19 Foto Validasi Lapangan ... 271

(20)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab 1 ini peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitan, batasan istilah dan spesifikasi produk yang

dikembangkan.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan ujung tombak dalam perkembangan suatu negara.

Jika suatu negara menginginkan rakyatnya sejahtera, maka pendidikan yang

berkualitas menjadi salah satu obat yang mujarab bagi semua kebutuhan

rakyatnya. Dalam kata lain, pendidikan merupakan tempat bagi seluruh umat

manusia khususnya penerus bangsa untuk menjadi generasi yang dapat

menjadikan negara lebih maju, bermartabat, dan sejahtera. Seperti yang tertulis

dalam UU No. 20 Tahun 2003 mengenai fungsi pendidikan nasional, bahwa

pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan, dan

membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat sehingga

pendidikan diselenggarakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, suatu negara

sangat berperan penting dalam mengatur, menerapkan serta mengembangkan

sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang baik tersebut terwujud bila

pemerintah bersama seluruh masyarakat dapat menyelenggarakan kurikulum

yang berkualitas. Kurikulum merupakan suatu sistem pendidikan yang memiliki

fungsi yang sangat dinamis. Dinamis, dalam artian bahwa kurikulum selalu

(21)

kecerdasan serta kebutuhan peserta didik, budaya, dan nilai-nilai yang ada pada

masyarakat.

Penyelenggaraan kurikulum di Indonesia disesuaikan dengan falsafah

dan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Bahwa pendidikan di

Indonesia disesuaikan dengan perkembangan zaman, kebutuhan peserta didik,

budaya, nilai-nilai dan norma-norma yang ada di lingkungan masyarakat

Indonesia, serta nilai-nilai luhur bangsa. Untuk meningkatkan kualitas

pendidikan Indonesia, perlu adanya perencanaan serta evaluasi yang berkala

terhadap arah pendidikan Indonesia sendiri. Oleh sebab itu, Indonesia secara

terus menerus merencanakan serta mengevaluasi pola kurikulum yang

berubah-ubah demi mengikuti perkembangan zaman.

Hidayat (2013: 1-2) berpendapat bahwa perubahan kurikulum dapat

mempengaruhi perubahan terhadap sistem sosial budaya, pandangan politik dan

politik itu sendiri, ekonomi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

suatu bangsa. Jika suatu negara tidak mengembangkan serta merubah kurikulum

sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat, maka sistem

sosial budaya, politik, ekonomi serta perkembangan iptek juga tidak akan

berkembang dan maju. Yang biasa terjadi pada perubahan kurikulum di

Indonesia adalah penekanan pada tujuan pendidikan dan pendekatan-pendekatan

yang digunakan dalam menerapkan pendidikan.

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang mencoba menerapkan kurikulum

baru, yaitu Kurikulum 2013. Mulyasa (2013: 6) berpendapat bahwa pendidikan

(22)

Kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Dasar (SD) yang nantinya menjadi dasar

perkembangan karakter pada tingkatan sekolah selanjutnya. Penekanan

pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 tersebut diharapkan dapat

mengarahkan pada pembentukan budi pekerti serta moral siswa secara utuh

sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. Pendidikan karakter siswa

dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran yang mengarah pada aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Pengembangan karakter juga dapat

diterapkan dalam kegiatan pembeljaran dengan mengikuti perkembangan zaman

dan teknologi yang semakin modern, serta menggali dan mengembangkan

potensi-potensi lokal di lingkungan sekitar.

Selain pengembangan karakter, metode yang diterapkan dalam

pelaksanaan kurikulum 2013 juga mengalami perubahan serta pengembangan.

Kemendikbud (2013) mengemukakan bahwa dalam Kurikulum 2013, metode

tematik integratif merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat

berpotensi dalam perkembangan belajar siswa. Dalam metode tematik integratif

ini, beberapa kompetensi serta mata pelajaran disatukan menjadi suatu tema.

Sehingga pembelajaran dengan metode tematik integratif ini diharapkan dapat

memberikan pengalaman bermakna pada setiap siswa. Karena, dengan

pengalaman langsung yang diterima oleh siswa, maka siswa dapat memahami

suatu konsep pembelajaran yang menyeluruh.

Hidayat (2013:44) berpendapat bahwa, untuk menciptakan suatu

kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, perlu adanya

(23)

pembelajaran. Pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan

pendekatan berbasis sains, atau disebut juga pendekatan saintifik. Pada

pendekatan saintifik, siswa dapat diajak untuk aktif dalam mengamati, bertanya

jawab, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta, serta

mengkomunikasikan kegiatan pembelajaran yang siswa alami dan lakukan.

Penilaian yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 ini juga mengikuti proses

pembelajaran yang siswa lakukan, yaitu dengan menilai sikap, pengetahuan serta

keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini,

penilaian yang bersifat otentik dapat menjadi salah satu bentuk penilaian yang

sunguh-sunguh nyata terhadap proses serta hasil belajar siswa.

Dalam menerapkan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013, guru

sangat berperan penting dalam membimbing serta menjadi fasilitator bagi siswa.

Untuk membuat kegiatan pembelajaran yang menarik dan bermakna, guru

dituntut untuk membuat kegiatan pembelajaran yang berisi konsep dan materi

nyata atau riil dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, guru dapat

memberikan konsep dan materi melalui buku-buku yang relevan, majalah dan

artikel yang relevan, serta bahan ajar yang berkualitas.

Mulyasa (2013: 50) dan Dakir (2004: 13-15) berpendapat bahwa bahan

ajar atau buku pelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang penting bagi

siswa dan guru. Siswa dan guru akan mengikuti setiap alur kegiatan

pembelajaran dari halaman satu ke halaman lain, sehingga pembelajaran

diharapkan akan sesuai dengan tingkatan yang sederhana menuju tingkatan yang

(24)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Henri Mustofa,

guru kelas IV SDN Cebongan, Sleman pada tanggal 10 September 2013, dapat

diperoleh informasi bahwa sekolah telah menerapkan Kurikulum 2013 karena

merupakan salah satu SD yang ditunjuk oleh pemerintah. Namun penerapan

Kurikulum 2013 di SD tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan, karena waktu

pelatihan dan sosialisasi untuk menerapkan Kurikulum 2013 sangat kurang. Hal

ini disebabkan karena waktu pelatihan yang dilaksanakan selama satu minggu

dan penerapan Kurikulum 2013 yang harus dilaksanakan selama satu tahun.

Meskipun pemerintah telah menyiapkan bahan ajar yang dapat diterapkan

selama satu tahun, guru masih kesulitan dalam membuat kegiatan pembelajaran

yang berkualitas karena bahan ajar kurang sesuai dengan kearifan lokal sekolah

itu sendiri, sehingga guru harus lebih kreatif membentuk alternatif kegiatan

pembelajaran yang mengaitkan pembelajaran dengan pendidikan karakter sesuai

dengan potensi-potensi budaya lokal. Guru juga mengatakan bahwa perlu

adanya perbaikan terhadap bahan ajar yang disediakan agar sesuai dengan

kebutuhan siswa dalam belajar.

Dari beberapa masalah yang telah diungkapkan, peneliti menyimpulkan

bahwa bahan ajar merupakan salah satu bagian yang penting agar tercapainya

tujuan pendidikan dalam penerapan Kurikulum 2013. Oleh karena itu peneliti

akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu

Kurikulum 2013 Subtema Mengenang Perjuangan Pahlawan Bangsaku untuk

(25)

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar subtema mengenang

perjuangan pahlawan bangsaku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk

siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar subtema mengenang perjuangan

pahlawan bangsaku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV

Sekolah Dasar?

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar subtema

mengenang perjuangan pahlawan bangsaku mengacu Kurikulum 2013

untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar subtema mengenang

perjuangan pahlawan bangsaku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk

siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti:

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan wawasan

baru yang dapat menjadi bekal peneliti ketika menjadi guru dalam

menerapkan kurikulum 2013.

1.4.2 Bagi guru:

Dapat memberikan inspirasi bagi guru SD untuk mengembangkan bahan

(26)

1.4.3 Bagi siswa:

Dapat membatu siswa dalam memahami materi-materi pelajaran melalui

bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 dengan menggunakan

pendekatan tematik integratif, pendekatan yang mengajak siswa untuk

memberikan pengalaman belajar nyata yaitu pendekatan saintifik, serta

menggunakan pendekatan karakter berbasis budaya di lingkunganya.

1.4.4 Bagi sekolah:

Dapat menambah sumber bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum SD

2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.4 Bagi Prodi PGSD:

Menjadikan acuan dalam mengembangkan produk-produk bahan ajar

lainya yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif

Suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema dan di

dalam pengintegrasian tersebut terdapat integrasi sikap, keterampilan dan

pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep

yang berkaitan.

1.5.3 Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang mengembangkan serta

(27)

dan mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan

fakta dari suatu kejadian atau permasalahan.

1.5.4 Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada ilmu

pengetahuan dan pengembangan karakter setiap siswa yang berfokus

pada sikap, perilaku, dan cara berfikir siswa.

1.5.5 Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh

mulai dari sikap, pengetahuan, keterampilan siswa serta dari masukan

(input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran sehingga dalam

penilaian otentik ini bersifat alami dan tidak dibuat-buat.

1.5.6 Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap

tema dan subtema yang terdiri dari unsur: Tema, Subtema, KI, KD,

indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi,

aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar

kata penting, dan daftar pustaka.

1.5.7 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah

dengan menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik

(28)

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan

pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak

dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan

pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik.

(29)

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

Berikut ini telah diuraikan landasan teori yang akan digunakan untuk

memecahkan suatu masalah dalam penelitian yang dilakukan. Landasan teori ini

memuat kajian pustaka berisikan teori-teori yang mendukung penelitian, hasil

penelitian yang relevan untuk mengetahui bagaimana keberhasilan dalam

metode penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kerangka berpikir, serta

pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka ini, akan diuraikan teori-teori yang mendukung

penelitian yang akan dilakukan. Kajian teori ini meliputi beberapa teori tentang

kurikulum 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian

otentik, serta pendidikan karakter.

2.1.1 Kurikulum 2013

Muhammad Nuh dalam artikel Kurikulum 2013 mengatakan bahwa

Kurikulum 2013 merupakan langkah pengembangan pendidikan yang

merupakan proses panjang serta berkelanjutan yang bertujuan untuk menjadikan

siswa sebagai manusia yang sesuai dengan tujuan penciptanya, yaitu bermanfaat

bagi diri sendiri, bagi sesama, bagi alam semesta, beserta segenap isi dan

(30)

mempersiapkan siswa dalam menghadap tantangan zaman dalam bentuk internal

maupun eksternal.

Kemendikbud (2013: 72 – 81) mengemukakan bahwa tantangan internal

yang menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum 2013 didasarkan pada 8

(delapan) standar nasional. Kedelapan standar tersebut meliputi standar

pengelolaan, standar biaya, standar sarana dan prasarana, standar pendidikan,

standar tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, serta

standar kompetensi lulusan. Standar nasional tersebut menjadi suatu tentangan

dari dalam untuk mengembangkan dan membentuk suatu pendidikan yang lebih

berkualitas lagi. Sedangkan dalam bentuk eksternal, tantangan yang muncul

seperti, bayang-bayang masa depan dan cita-cita, kompetensi dan keahlian yang

dibutuhkan nantinya, pengembangan pengetahuan dan teknologi, dan

perngaruh-pengaruh yang diterima mentah-mentah oleh masyarakat tanpa melihat sisi

positif dan negatifnya. Tanpa disadari, tantangan-tantangan yang muncul dari

luar tersebut merupakan dampak dari globalisasi yang menyebar ke seluruh

penjuru dunia.

Kemendikbud (2013:74) dan Yulaelawati (2004:4) mengemukakan

bahwa dengan adanya kedua tantangan tersebut, maka kurikulum 2013

diharapkan menjadi sebuah jembatan bagi seluruh masyarakat khususnya peserta

didik untuk mempersiapkan dan mengembangkan diri menghadapi tantangan

demi tantangan. Hal ini dikarenakan bahwa masyarakat sekarang sangat

membutuhkan standar kualitas yang tinggi dalam pendidikan. Standar tersebut

(31)

atau etika, kesehatan jasmani atau kinestetika, serta seni dan keindahan atau

estetika. Seluruh cakupan kompetensi inilah yang dilaksanakan dan diterapkan

dalam kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan tujuan pendidikan yang

harus dicapai melalui penerapapan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi

yang dihasilkan adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang

dihasilkan adalah manusia seutuhnya.

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Dalam rangka memperbaiki kurikulum yang diterapkan ditahun-tahun

sebelumnya, pemerintah beserta elemen-elemen dibidang pendidikan sedang

berupaya merubah kurikulum baru. Hal ini guna mengembangkan dan

menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas agar perkembangan belajar siswa

lebih baik. Ladjid (2005:7) berpendapat bahwa faktor yang menyebabkan

terjadinya perubahan kurikulum adalah mengenai perluasan kesempatan belajar

bagi siswa tidak merata diberbagai daerah. Perubahan kurikulum terjadi juga

karena adanya peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan mengikuti

tuntutan perkembangan zaman. Faktor selanjutnya adalah penyesuaian atau

relevansi pendidikan. Dimana kebutuhan siswa dalam belajar dan menguasi

berbagai keterampilan serta membentuk karakter dan moral siswa yang harus

dikembangkan. Keefektivitasan dan keefisienan pendidikan juga sangat

berpengaruh pada perubahan kurikulum.

Pada penerapan kurikulum 2013, Mulyasa (2013:77-79) mengemukakan

(32)

antara lain, (1) standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan

pendidikan, (2) standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

suatu kompetensi inti yang bebas mata pelajaran, (3) seluruh mata pelajaran

memiliki kontribusi khusus terhadap pembentukan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan siswa (4) mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin

dicapai, (5) semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti keselarasan

tuntutan kompetensi lulusan, isi , proses pembelajaran, dan penilaian.

Selain pembaharuan prinsip-prinsip, terdapat ciri-ciri yang menjadi

identitas kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar

Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Hidayat (2013:127-129) berpendapat

bahwa keempat standar tersebut dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai bagian

dari perubahan kurikulum 2013, antara lain:

(1) Kompetensi Lulusan

Dengan dilaksanakanya kurikulum 2013, diharapkan dapat meningkatkan

serta menyeimbangkan antara soft skill dan hard skill yang mencakup aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

(2) Kedudukan Mata Pelajaran

Dalam penerapan kurikulum 2013 kompetensi yang dihasilkan tidak

mengikuti mata pelajaran akan tetapi mata pelajaran yang akan dilaksanakan

berdasarkan kompetensi yang telah direncanakan secara matang.

(33)

Kompetensi yang dikembangkan pada lingkup pendidikan dasar atau

Sekolah Dasar (SD) yaitu melalui pembelajaran menggunakan pendekatan

tematik integratif dalam semua mata pelajaran yang diampu.

(4) Struktur Kurikulum

Pada pendidikan Sekolah Dasar (SD) pendekatan berbasis holistik dan

integratif berfokus pada kondisi yang nyata seperti, alam, sosial dan budaya.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran diterapkan dengan menggunakan

pendekatan berbasis sains atau disebut juga pendekatan saintifik. Jumlah

mata pelajaran pada pendekatan saintifik berubah, yang semula 10 mata

pelajaran berubah menjadi 6 mata pelajaran. Namun, alokasi waktu dalam

belajar bertambah menjadi 4 jam pelajaran setiap pada setiap minggunya.

(5) Proses Pembelajaran

Pada pelaksanaan kurikulum 2013 ini sedikit berbeda dengan kurikulum

sebelumnya yaitu KTSP yang semula berfokus pada eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi menjadi proses pembelajaran yang menggunakan

pendekatan berbasis sains yaitu, mengamati, menanya, mengolah, menalar,

menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Proses pembelajaran yang

mengacu kurikulum 2013 tidak hanya terjadi di dalam ruangan kelas,

melainkan dapat dilaksanakan di luar kelas atau dilingkungan sekitar

sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, siswa diharapkan

memperoleh pengalaman belajar dari apa yang siswa lihat, rasakan dan

lakukan. Model pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Dasar (SD) adalah

(34)

(6) Penilaian

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam penerapan

penilaian pada kegiatan pembelajaran, yaitu penilaian yang dilakukan tidak

hanya berdasarkan hasil belajar siswa, namun penilaian juga dilakukan

berdasarkan proses kegiatan pembelajaran yang siswa lakukan. Penilaian

proses tersebut mencangkup kompetensi sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

(7) Kegiatan Ekstrakulikuler

Pada pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan ekstrakulikuler di tingkat

Sekolah Dasar (SD) tidak terjadi perubahan yang besar. Sekolah Dasar

dapat menyelenggarakan kegiatan pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib

dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja (PMR) serta

Bahasa Inggris sebagai ekstrakulikuler pilihan.

Berdasarkan elemen perubahan yang terjadi pada kurikulum 2013, dapat

disimpulkan bahwa kurikulum 2013 dilaksanakan untuk menata ulang Standar

Nasional Pendidikan yang telah berlaku dan dilaksanakan sehingga menjadi

penyempurnaan bagi pendidikan nasional.

2.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

Pada pembahasan mengenai pendekatan tematik integratif ini, akan

diuraikan mengenai pengertian pendekatan tematik integratif, karakteristik

(35)

model-model pendekatan tematik integratif, serta tahap-tahap pendekatan

tematik integratif.

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Aulia dalam artikel Kurikulum SD Berbasis Tematik Integratif

dan Afifah dalam artikel Motode Tematik Integratif Bukan Hal Baru,

mendefinisikan pendekatan tematik integratif adalah suatu pembelajaran yang

dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang mengajak siswa untuk belajar

sesuai dengan materi ajar yang disampaikan dalam bentuk tema-tema yang

dipilih oleh gurunya dengan mengintegrasikan seluruh mata pelajaran (Kompas

Online, 2012). Sebagai contoh, dalam tema “sungai”, siswa dapat diajak untuk

keluar kelas dan pergi ke sungai, kemudian diajak untuk menulis mengenai

keadaan lingkungan sungai, materi ini masuk kedalam pelajaran Bahasa

Indonesia. Kemudian, siswa diajak untuk mengatahui bahwa sungai tidak boleh

dicemari karena akibatnya merugikan masyarakat, materi ini masuk kedalam

pelajaran PPKn. Kemudian, siswa diajak untuk, mengidentifikasi serta

mengetahui dampak-dampak dari pencemaran lingkungan, materi ini masuk

kedalam pelajaran IPS. Siswa juga dapat diajak untuk mensyukuri anugerah

Tuhan karena diberikan lingkungan yang indah dan nyaman, hal ini masuk

kedalam pendidikan spiritual siswa. Pada pendekatan tematik integratif ini, guru

dituntut untuk kreatif dalam mengemas atau memberikan serta memfasilitas

pembelajaran. Agar keterampilan, sikap individu, sikap sosial, moral, spiritual,

(36)

2.1.2.2 Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif

Hajar (2013: 43-56) dan Trianto (2007: 13-15) berpendapat bahwa ada

beberapa karakteristik dalam pembelajaran tematik integratif. Kegiatan

pembelajaran tematik integratif berpusat pada siswa. Sebagai contoh, dalam

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, siswa diajak dan dituntut untuk aktif

melakukan kegiatan. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing

siswa, jika siswa merasa kesulitan atau kebingungan dalam melakukan kegiatan

pembelajaran. Selain itu, guru juga dituntut untuk mengemas atau membuat

kegiatan pembelajaran yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang dikaitkan.

Jadi, tidak ada pemisahan mata pelajaran yang nampak jelas pada kegiatan

pembelajaran tersebut. Hal ini, dapat membuat pemahaman para siswa terhadap

materi pelajaran tidak sepotong-sepotong. Sebagai contoh, siswa melaksanakan

kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran PPKn, IPS, dan Matematika.

Sedangkan guru mengemas kegiatan pembelajaran yang terdiri dari ketiga mata

pelajaran tersebut dengan membuat tema sebagai penggabung antara kegiatan

pembelajaran pada mata pelajaran satu menuju kegiatan pembelajaran pada mata

pelajaran yang lain.

Keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada

pembelajaran tematik integratif ini menjadi salah patokan siswa untuk

memaksimalkan serta mengembangkan potensi yang dimilikinya baik secara

fisik, mental, intelektual, emosional, sikap sosial, maupun sikap spiritualnya.

Oleh karena itu, pembelajaran tematik integratif ini dibentuk dan dilaksanakan

(37)

optimal. Sebagai contoh, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk belajar,

menemukan, bermain, bernyanyi, berlari, bertanya, menulis, bercerita, serta

melakukan apa saja yang ingin dia lakukan dengan prosedur pembelajaran yang

sudah disusun oleh guru. Sehingga siswa dapat memiliki pengalaman belajar

yang sesungguhnya. Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran

tematik integratif ini lebih menekankan proses pembelajaran yang dilakukan

oleh siswa, daripada hasil belajar siswa. Materi yang disajikan dalam

pembelajaran tematik integratif ini dimulai dari hal yang nyata yang sudah

dikemas dalam sebuah tema pembelajaran. Sehingga, siswa dapat mendapatkan

berbagai informasi dan fakta yang ada di lingkungan sekitar.

Sama halnya dengan Kemendikbud (2013) yang berpendapat bahwa

karakteristik pembelajaran tematik integratif yaitu pembelajaran yang di

laksanakan selalu berpusat pada siswa, dimana guru hanya menjadi fasilitator

dan pembimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam

pembelajaran tematik integratif, siswa belajar dengan mengalami secara

langsung kegiatan yang dilaksanakan, sehingga siswa dapat memahami materi

yang telah dipelajari. Selain itu dalam pembelajaran tematik integratif,

pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu tampak jelas. Hal ini, dibutuhkan

kreatifitas guru yang sangat tinggi dalam mengemas dan membentuk kegiatan

pembelajaran agar beberapa mata pelajaran dapat dirancang menjadi satu

kesatuan kegiatan pembelajaran yang saling berkaitan melalui konsep-konsep

yang sesuai dengan fakta-fakta yang ada, lingkungan sekitar, serta kebutuhan

(38)

Pembelajaran tematik integratif dilaksanakan secara fleksibel. Sebagai

contoh, kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran tematik integratif dapat

dilaksanakan di luar kelas, seperti mengunjungi tempat-tempat yang mendukung

pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan. Siswa juga diajak untuk

melakukan serta melihat keadaan lingkungan sekitar yang sebenarnya. Karena

perkembangan pengetahuan siswa dapat terbentuk bukan hanya siswa belajar

melalui buku yang berisi gambar dan tulisan-tulisan yang memberikan sejumlah

informasi yang ada, namun siswa juga dapat belajar dengan cara dia melihat

serta melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata. Dalam hal ini, guru juga harus

dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dengan memberikan materi

pembelajaran dengan berbagai bentuk permainan, agar siswa termotivasi belajar

2.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Pendekatan Tematik Integratif

Kemendikbud (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik

integratif memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi dilaksanakanya kegiatan

pembelajaran tematik integratif untuk memudahkan siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran serta memahami materi yang dipelajari. Sehingga siswa

mendapatkan suatu pengelaman belajar yang bermakna. Sedangkan tujuan

pembelajaran tematik integratif itu sendiri agar siswa dapat memahami materi

yang dipelajari secara lebih mendalam dan berkesan. Selain itu, siswa juga lebih

bersemangat dalam belajar. Karena, kegiatan pembelajaran tematik integratif

merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi siswa dengan siswa lain dan

lingkungan sekitar. Dengan adanya komunikasi antar siswa dan lingkungan

(39)

bercerita, diskusi, menulis sekaligus mempelajari pelajaran lain sehingga

kompetensi siswa dalam berbahasa akan lebih baik. Hal ini juga dapat

meningkatkan berbagai kompetensi dalam mata pelajaran yang lain dengan

mengembangkan pengalaman pribadi yang pernah siswa alami.

Tujuan pembelajaran tematik integratif lainya adalah agar lebih mudah

memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. Siswa dapat

mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang dikemas dalam satu tema yang

sama. Budi pekerti dan moral siswa juga dapat ditumbuhkembangkan dengan

menggunakan sejumlah nilai pada budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi

di lingkungan pembelajaran.

2.1.2.4 Model-model Pendekatan Tematik Integratif

Dalam pembelajaran tematik integratif, guru dapat menggunakan

model-model pembelajaran yang sangat beragam guna memberikan suasana belajar

yang berbeda-beda. Forgarty (1991) dalam Majid (2013:120) & Kemendikbud

(2013) mengemukakan bahwa terdapat sepuluh model-model pembelajaran

tematik integratif yang bisa digunakan oleh guru dalam melaksanakan

pembelajaran, antara lain:

1. Model Fragmented, biasa disebut model penggalan. Model penggalan

ini hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja. Yang berbeda dari

(40)

butir-butir materi pada guru yang terpisah-pisah dalam waktu yang

berbeda-beda.

2. Model connected, atau biasa disebut model keterhubungan. Pada model

keterhubungan ini, pembelajaran dapat dilaksanakan dengan

mengumpulkan butir-butir materi yang dapat dipayungkan pada mata

pelajaran tertentu.

3. Model nested, atau biasa disebut model sarang. Pada model nested ini,

pembelajaran dikemas dengan memadukan berbagai bentuk

keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Mata pelajaran

yang diajarkan pada model nested ini dapat diajarkan lebih dari satu

mata pelajaran.

4. Model sequence, atau biasa disebut model urutan. Pada model sequence

ini, merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang

berbeda secara paralel. Topik-topik tersebut dapat dipadukan

pembelajaranya pada alokasi waktu yang sama.

5. Model shared, atau biasa desibut model bagian, merupakan model

pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada

dua mata pelajaran atau lebih.

6. Model webbed (jaring laba-laba), merupakan model yang paling banyak

(41)

bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema dapat mengaitkan kegiatan

pembelajaran baik dalam mata pelajaran maupun lintas mata pelajaran.

7. Model threaded (galur), merupakan pemaduan bentuk keterampilan.

Bentuk ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum.

8. Model integrated (terpadu), merupakan pemaduan sejumlah topik dari

mata pelajaran yang berbeda. tetapi esensinya sama dalam sebuah topik

tertentu.

9. Model immersed (celupan), model ini dirancang untuk membantu

peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman

dan pengetahuan dihubungkan dengan situasi pemakaianya.

10. Model networked (jaringan), ini merupakan model pemaduan pemaduan

pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsep

maupun tuntutan bentuk keterampilan baru.

Bahan ajar sebagai produk pengembangan dalam penelitian yang

mengacu Kurikulum 2013 ini menggunakan model integrated atau disebut juga

model integrasi, yaitu memadukan sejumlah topik mata pelajaran yang berbeda

namun esensinya tetap sama. Pada pembelajaran ini setiap mata pelajaran

diintegrasikan menggunakan satu kesatuan tema. Pada Kurikulum 2013, kelas

(42)

2.1.2.5 Tahap-tahap Pendekatan Tematik Integratif

Hajar (2013:59-80) mengungkapkan bahwa dalam merancang

pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif, ada beberapa tahap yang

harus diperhatikan diantaranya adalah pemilihan tema, pengorganisasian tema

menggunakan jaring-jaring, pengumpulan sumber belajaran dan bahan-bahan

yang mendukung pembelajaran, desain kegiatan pembelajaran, dan implementasi

kegiatan pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Karena tahap-tahap tersebut merupakan bagian dari

rencana kegiatan pembelajaran yang harus disusun secara matang agar proses

pembelajaran serta hasil belajar siswa memuaskan.

Hajar (2013) dan Kemendikbud (2013) mengemukakan bahwa guru

secara mandiri dapat menentukan tema yang akan disampaikan pada kegiatan

pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengajak siswa untuk menentukan

tema pembelajaran dengan memperhatikan topik-topik yang ada pada

kurikulum, atau berdasarkan minat maupun masalah-masalah yang dialami

peserta didik. Informasi-informasi faktual yang menarik untuk peserta didik

serta peristiwa-peristiwa khusus yang diadakan di sekolah atau lingkungan

sekolah juga merupakan salah satu hal yang dapat dipertimbangkan dalam

penentuan tema pembelajaran. Pada kurikulum 2013 yang sedang dilaksanakan

ini, tema-tema pada pembelajaran sudah ditentukan oleh Tim Penyusun

Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Tema yang telah

(43)

Hajar (2013) mengemukakan bahwa sumber belajar yang dapat

digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran pendekatan tematik integratif

ini dengan menggunakan media cetak, sumber-sumber visual, literatur, atau

artefak. Semakin beragam sumber belajar yang digunakan, maka keterampilan

dan pengetahuan siswa akan berkembang.

2.1.3 Pendekatan Saintifik

Pada pembahasan mengenai pendekatan saintifik ini, akan diuraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, kriteria pembelajaran dengan

pendekatan saintifik, serta pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik

integratif.

2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Kemendikbud (2013) dan Napitupulu (Kompas Online, 2012) dalam

artikel Kurikulum Baru Berbasis Pendekatan Sains berpendapat bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang

mendorong siswa untuk lebih mampu dalam bertanya, mencoba, mengobservasi,

menalar, dan mengkomunikasian atau mempresentasikan. Pendekatan saintifik

itu sendiri sering digunakan pada mata pelajaran yang berbasis sains. Namun

pada kurikulum 2013 ini, seluruh mata pelajaran yang diintegrasikan dan

menjadi satu tema tertentu yang diimplementasikan menggunakan esensi

pendekatan saintifik. Dengan dilaksanakanya pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik, diharapkan siswa memiliki kompetensi

(44)

2.1.3.2 Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kemendikbud (2013) mengungkapkan bahwa dalam menerapkan

pendekatan saintifik memerlukan kriteria-kriteria tertentu dalam membedakan

proses kegiatan pembelajaran yang lain. Materi yang dipelajari oleh siswa pada

pendekatan saintifik merupakan materi yang berupa fakta atau

permasalahan-permasalahan yang nyata. Kegiatan belajar ini sedikit berbeda dengan kegiatan

yang menggunakan pendekatan selain pendekatan saintifik, yaitu menggunakan

materi dongeng khayalan ataupun legenda dan dongeng. Sebagai contoh, guru

mengajak siswa untuk belajar mengamati dan melakukan proses perubahan

wujud benda yang berubah dengan sendirinya bergantung pada alam dan dirubah

dengan menggunakan teknologi modern. Guru hanya sebagai fasilitator dan

pembimbing pada kegiatan pembelajaran siswa. Agar siswa dapat melakukan

interaksi aktif pada guru dan siswa lain. Selain itu siswa dapat berekpresi dan

bereksplorasi secara bebas dalam menerapkan dan mengembangkan kegiatan

percobaan yang siswa lakukan menurut pikiran dan pemecahan masalah yang

siswa temukan sendiri. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, siswa akan lebih

memahami apa yang dia kerjakan dan dia pelajari.

Pada pendekatan saintifik ini, guru dapat memberikan materi

pembelajaran dengan menggunakan berbagai permasalahan dan fakta dari

berbagai sumber yang relevan seperti, memilih sumber buku yang relevan,

majalah serta artikel online yang relevan, agar materi yang diberikan pada siswa

(45)

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan menggunakan

pendekatan saintifik harus disusun secara jelas dan sederhana. Teknik

perumusan tujuan pembelajaran harus memperhatikan (1) audience, pelaku yang

menjadi sasaran proses kegiatan pembelajaran yaitu siswa. (2) Behavior,

perilaku atau keterampilan khusus yang diharapkan setelah selesai melaksanakan

kegiatan pembelajaran. (3) Condition, keadaan atau tempat dimana siswa

melakukan kegiatan pembelajaran. (4) Degree, tingkatan keberhasilan yang

menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

2.1.3.3 Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Kemendikbud (2013) dan Majid (201411-34) mengungkapkan bahwa

terdapat langkah-langkah pembelajaran pada pendekatan saintifik dalam

penerapan kegiatan pembelajaran tematik integratif. Pada pelaksanaan

Kurikulum 2013, seluruh mata pelajaran yang diajarkan diintegrasikan

kedalam suatu tema yang sudah ditentukan. Integrasi dari mata pelajaran

tersebut akan menjadi muatan pelajaran dalam satu kesatuan materi, sehingga

muatan pelajaran tersebut akan berbeda satu sama lain dengan muatan

pelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, langkah-langkah pembelajaran pada

pendekatan saintifik tidak harus selalu ada dan selalu urut disetiap kegiatan

pembelajaran atau muatan pelajaran. Ulasan mengenai langkah-langkah

pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik integratif yang diungkapkan

(46)

1. Mengamati

Pada proses mengamati ini, siswa diajak untuk menggunakan indera

penglihatan dan indera peraba untuk melihat dan merasakan suatu objek yang

sudah dipersiapkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

haruslah bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif

dalam menyajikan sebuah objek yang menarik agar siswa merasa senang dan

tertantang dalam belajar. Sebelum melakukan kegiatan pengamatan, guru harus

menentukan objek yang akan diamati. Setelah itu, guru dapat membuat

pedoman pengamatan sesuai dengan objek yang diamati agar objek tersebut

dalam kondisi yang baik setelah dilakukan pengamatan. Lalu guru menentukan

tempat pelaksanaan pengamatan dan cara yang tepat supaya kegiatan

pengematan dapat berjalan dengan lancar.

Ada tiga bentuk keterlibatan siswa dalam melakukan pengamatan. (1)

Pengamatan biasa, pada pengamatan ini siswa berperan sebagai subjek

pengamatan, dimana siswa tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. (2)

Pengamatan terkendali, pengamatan ini sama halnya dengan pengamatan biasa.

Yang membedakan pengamatan terkendali ini adalah objek pengamatan

ditempatkan pada ruangan khusus yang telah dikendalikan. (3) Pengamatan

partisipatif, pada pengamatan ini, siswa terlibat secara langsung dengan objek

yang diamati.

Proses pengamatan yang dilakukan oleh siswa ini, diharapkan agar siswa

dapat selalu cermat, fokus, jujur serta objektif pada objek yang diamati. Dalam

(47)

membuat pertanyaan-pertanyaan yang menstimulus siswa untuk menulis hasil

pengamatan yang telah dilakukan.

2. Menanya

Kegiatan bertanya memang sudah sering dijumpai disetiap kegiatan

pembelajaran. Dalam kegiatan bertanya, rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu

akan terjawab. Guru juga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih kompleks, mengembangkan

keterampilan berbicara atau berkomunikasi yang baik dan sopan, melatih siswa

untuk percaya diri dalam berbicara dan melatih siswa terbuka untuk memberi

dan menerima saran atau masukan pada orang lain. Kemendikbud (2013)

berpendapat bahwa kriteria pertanyaan yang baik adalah pertanyaan harus

singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat divergen,

bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk

berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan

merangsang proses interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lain.

3. Menalar

Majid (2014:223) berpendapat bahwa menalar merupakan suatu proses

berpikir siswa dimulai dari suatu fakta-fakta yang diamati dan dipecahkan

oleh siswa sendiri untuk dapat dipahami dan diserap menjadi suatu

pengetahuan yang baru. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam

mengajak siswa untuk menalar, yaitu dengan menalar secara induktif dan

secara deduktif. Menalar secara induktif artinya adalah suatu proses berpikir

(48)

menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan menalar secara

deduktif merupakan proses berpikir siswa untuk memperoleh suatu hal yang

bersifat spesifik atau khusus dari suatu hal yang bersifat umum. Dalam

kegiatan pembelajaran, guru dapat mengajak siswa untuk menalar dengan

kegiatan tanya jawab atau pemberian tugas atau soal.

4. Mencoba

Pada kegiatan mencoba ini, siswa diajak untuk aktif secara individual

maupun secara berkelompok. Proses mencoba ini dianggap proses yang

sangat penting bagi siswa karena dalam proses mencoba siswa dapat

memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan nyata. Proses mencoba

inilah yang dapat mengembangkan kompetensi pada aspek keterampilan dan

diharapkan dapat mengaplikasikan suatu metode yang ilmiah dan bersikap

secara ilmiah untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa itu

sendiri.

Dalam kegiatan mencoba ini, guru dapat mengajak siswa untuk

mempersiapkan segalanya sebelum memulia kegiatan mencoba. Sebagai

contoh, guru mengajak siswa untuk menentukan topik yang sesuai dengan

kompetensi dasar yang akan dikuasai. Lalu siswa diajak untuk mempelajari

cara penggunaan alat dan bahan yang mendukung kegiatan mencoba. Setelah

mempelajari cara penggunaan alat dan bahan, siswa dipersilahkan untuk

melakukan atau mengamati percobaan. Pada saat melakukan atau mengamati

percobaan ini, siswa dapat mencatat informasi serta fenomena yang terjadi.

(49)

percobaan yang sudah dilakukan dan membuat laporan sederhana serta

mengkomunikasikan hasil percobaan itu dihadapan siswa lain.

5. Mengumpulkan Informasi

Pada proses kegiatan mengumpulkan informasi ini, siswa diajak untuk

mencari dan menemukan informasi-informasi berdasarkan permasalahan

yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa dapat mencari serta menemukan

informasi dengan cara bertanya atau wawancara, melihat, membaca buku atau

majalah yang relevan, mencari artikel atau bacaan di internet. Selanjutnya,

siswa diajak serta dibimbing untuk menghubungkan antara informasi yang

sudah siswa dapatkan antara satu dengan lainya. Lalu siswa diajak untuk

membuat kesimpulan sederhana dari hal yang diamati atau dipertanyakan

6. Mengasosiasikan

Pada proses kegiatan mengasosiasikan ini siswa diajak untuk mengolah

informasi-informasi yang telah didapatkan. Selanjutnya guru membimbing

siswa untuk menyimpulkan informasi-informasi yang diadapatkan.

Kesimpulan dapat disusun dengan kalimat yang sederhana sesuai dengan

subjek, predikat, objek, dan keterangan (SPOK). Kemendikbud (2013) dan

Majid (2014:230) mengemukakan bahwa dalam proses mengasosiasikan

informasi yang didapatkan, siswa diharapkan dapat menemukan solusi dan

memecahkan masalah berdasarkan sumber-sumber informasi yang

didapatkan. Sebagai contoh, siswa diajak untuk aktif dalam bekerjasama dan

berdiskusi bersama siswa lain untuk mendapatkan suatu solusi dalam

(50)

7. Menyimpulkan

Majid (2014:233) berpendapat bahwa kegiatan menyimpulkan

merupakan kelanjutan dari kegiatan mengasosiasikan. Kegiatan

menyimpulkan ini dapat dilakukan secara berkelompok yang telah bekerja

sama sejak awal dalam kegiatan mengasosiasi seperti mencari informasi dan

berdiskusi bersama. Kegiatan menyimpulkan ini juga dapat dilakukan oleh

siswa secara individu setelah melakukan kegiatan mencari dan mengolah

informasi.

8. Menyajikan

Pada kegiatan menyajikan ini, siswa diajak untuk membuat laporan

secara tertulis. Laporan tersebut dapat dituliskan secara sederhana dan

sistematis sesuai dengan format laporan yang sudah ditentukan. Laporan

tersebut dapat dijadikan sebagai bahan protofolio kelompok maupun individu.

Untuk teknis pembuatan laporan tersebut dapat dilakukan secara

bersama-sama dan secara individu. Agar setiap siswa mendapat peranan yang bersama-sama

dalam menuliskan laporan.

9. Mengkomunikasikan

Kemendikbud (2013) dan Majid (2014 :234) mengemukakan bahwa

dalam proses kegiatan mengkomunikasikan ini, siswa diajak untuk

menceritakan kegiatan yang telah dilakukan dan hasil kegiatan tersebut. Pada

kegiatan ini, siswa dapat diajak untuk mengkomunikasiakan dalam bentuk

(51)

ini, guru berperan penting dalam proses penegasan materi, agar siswa tidak

salah persepsi terhadap materi yang sudah dipelajari.

2.1.4 Penilaian Otentik

Pada pembahasan mengenai penilaian otentik ini, akan diuraikan

mengenai hakikat penilaian otentik, karakteristik penilaian otentik, serta

macam-macam penilaian otentik.

2.1.4.1 Hakikat Penilaian Otentik

Penilaian tidak lepas dari suatu pembelajaran karena hasil dari belajar

siswa dapat menjadi tolak ukur guru dalam menilai peserta didik. Menurut

Arikunto (2012:3), penilaian merupakan kegiatan mengambil keputusan

terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013

penilian kegiatan pembelajaran menggunakan penilaian otentik. Pusat

Kurikulum (dalam Majid, 2014) mengemukakan bahwa penilaian otentik

merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi

tentang proses dan hasil belajar yang telah dilaksanakan oleh peserta didik

dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan bukti

yang otentik serta akurat serta konsisten. Johnson (dalam Majid 2014)

mengemukakan bahwa penilian otentik fokus terhadap tujuan yang melibatkan

pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, serta menanamkan pada

peserta didik tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Sedangkan, Santrock (dalam

(52)

pengembangan dari penilaian tradisional yang dinilai mengabaikan konteks

dunia nyata dan kurang menggambarkan kemampuan siswa secara menyeluruh.

American Library Association (dalam Majid, 2014) mendefinisikan

penilaian otentik sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,

motivasi, dan sikap peserta didik pada aktivitas yang sesuai dalam pembelajaran.

Newton Public School (dalam Majid, 2014) mendefinisikan penilaian otentik

sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman

nyata yang dialami peserta didik. Jon Muller (dalam Majid, 2014)

mengemukakan penilaian otentik merupakan penilaian yang berawal dari peserta

didik menampilkan hasil dari tugas yang telah diberikan dengan situasi nyata

dengan mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan yang bermakna.

Majid (2014 :237) mengemukakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian

langsung terhadap kinerja nyata siswa dalam hal-hal tertentu.

Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik

merupakan penilaian dari hasil kerja nyata siswa sehingga data dapat diperoleh

dari kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap peserta didik pada suatu kegiatan

pembelajaran.

2.1.4.2 Karakteristik Penilaian Otentik

Pada pelaksanaan Kurikulum 2013, Kemendikbud (2013:5)

mengungkapkan bahwa penilaian dalam Kurikulum 2013 memiliki beberapa

karakteristik. Yang pertama, belajar tuntas. Pandangan yang digunakan dalam

(53)

asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai

kebutuhan.

Kedua, otentik. Penilaian otentik mencerminkan masalah dunia nyata,

bukan dunia sekolah. Penilaian menggunakan berbagai cara dan kriteria yang

menyeluruh. Didalam penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang

diketahui peserta didik namun lebih mengutamakan mengukur apa yang dapau

dilakukan peserta didik. Ketiga, berkesinambungan. Yang dimaksud dengan

penilaian berkesinambungan adalah penilaian yang dilakukan secara terus

menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.

Keempat, menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Teknik

penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk

kerja, prokel, pengamatan, serta penilaian diri. Kelima, berdasarkan acuan

kriteria. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan kelompoknya

atau siswa lain didalam kelasnya namun dibandingkan dengan kriteria yang telah

ditentukan. Kriteria tersebut misalnya KKM. Dengan adanya kriteria, guru dapat

segera mengetahui peserta didik mana yang belum dapat menguasai materi atau

kemampuan tertentu.

2.1.4.3 Macam-macam Penilaian Otentik

Majid (2014:249) berpendapat bahwa dalam melaksanakan penilaian

otentik yang baik sebaiknya guru memahami secara jelas tujuan yang ingin

Gambar

Tabel 4.1 Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ............................... 69
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Bahan ..................................................52
Gambar 2.1 Model Desain Pembelajaran Jerold E Kemp
Gambar  3.1 Tahap-tahap R &D menurut Borg and Gall
+7

Referensi

Dokumen terkait

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN Dalam bab ini dibahas mengenai model dan kerangka kerja perilaku konsumen yang dikaitkan dengan ruang lingkup

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Penerapan augmented reality pada buku media pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan software ARToolKit untuk menampilkan produk tiga dimensi (3D) alat transportasi

Program simulasi yang digunakan dalam menganalisis titik kritis dalam penelitian ini telah divalidasi melalui pengujian langsung pada kapal serupa yaitu KMP Sangke Palangga

Pengguna semakin mudah untuk mengingat, pertama dengan adanya kartu murojaah yang berisi potongan awal kata dalam satu ayat sehingga pengguna dapat terbantu saat

Dengan tidak beroperasinya PLTM Aek Silau 2 dan PLTmH Tonduhan, aliran daya bergerak satu arah dari GI Pematang siantar menuju pusat-pusat beban pada penyulang PM.6 yaitu

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tanaman inang yaitu tomat dan cabai dapat bersimbiosis dengan CMA yang ditandai dengan adanya kolonisasi pada masing-masing akar, berupa