• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2) Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data (Sani, 2014: 50). Hal tersebut menunjukkan bahwa pendekatan saintifik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali informasi dan pengetahuan berdasarkan hasil pengamatannya sendiri.

Pembelajaran dengan integrasi ilmiah pada dasarnya merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri adalah proses berfikir untuk memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan. Dyer (dalam Sani, 2014: 53-71) menyatakan bahwa untuk membentuk keterampilan yang inovatif kegiatan pembelajaran saintifik

dilakukan melalui proses mengamati (observasi), menanya, mencoba, mengasosiasi (menalar/ menghubungkan), dan mengomunikasikan (membangun jaringan). Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan. Berikut akan dijabarkan masing-masing pengalaman belajar.

Pertama, mengamati. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta didik untuk secara luas dan bervariasi melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Selanjutnya guru membuka kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca.

Kedua, menanya. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Tujuannya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis (critical thinking skills). Proses menanya bisa dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi

kelas. Praktek diskusi kelompok memberi ruang pada peserta didik untuk mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri. Guru perlu mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Guru membimbing peserta didik agar mampu mengajukan pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang disusun dapat bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Guru melatih peserta didik menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dan memberikan bantuan untuk belajar mengajukan pertanyaan sehingga peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya, rasa ingin tahu peserta didik dikembangkan. Semakin terlatih dalam bertanya, rasa ingin tahu semakin berkembang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi dasar untuk mencari informasi lebih lanjut dan beragam melalui sumber yang ditentukan guru sampai yang dipilih peserta didik sendiri. Sumber dimulai dari kajian tunggal sampai yang beragam.

Ketiga, mengumpulkan data/mencoba/eksperimen/eksplorasi. Kegiatan eksperimen bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa dalam memperkuat pemahaman fakta, konsep, prinsip, ataupun prosedur dengan cara mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, menyajikan data, mengolah data, dan menyusun kesimpulan. Pemanfaatan sumber belajar termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan. Tindak lanjut kegiatan bertanya adalah menggali

dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Agar terkumpul sejumlah informasi, peserta didik dapat lebih banyak membaca buku, memperhatikan fenomena, atau objek dengan lebih teliti, bahkan melakukan eksperimen.

Keempat, mengasosiasi (menalar). Kegiatan menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat (premis), data, fakta, atau informasi. Kegiatan mengasosiasi (menalar) bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Informasi (data) hasil kegiatan mencoba menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Data yang diperoleh diklasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu, sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/ mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktek. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

Kelima, mengomunikasikan. Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa, karena kompetensi tersebut sama

pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Setiap siswa perlu diberi kesempatan untuk berbicara dengan orang lain, menjalin persahabatan yang potensial, mengenal orang yang dapat memberi nasehat atau informasi, dan dikenal orang lain. Hasil komunikasi tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan saintifik memiliki ciri khusus dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajarannya memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menggali informasi berdasarkan pengalaman belajar yang diperolehnya dengan bantuan dari guru berupa pengadaan alat peraga, media, ataupun strategi pembelajaran yang digunakan. Kegiatan pembelajarannya mencakup 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

e. Tujuan Kurikulum 2013

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, siswa diharapkan memiliki daya saing tinggi yang harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Jadi, tujuan utama kurikulum 2013 adalah mempersiapkan setiap individu untuk menjadi cerdas dalam pengetahuan dan membentuk manusia Indonesia yang berkarakter.

f. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter ini akan membahas tentang pengertian pendidikan, pengertian karakter, pengertian pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, dan sikap yang terkait dalam penelitian ini.

Dokumen terkait