• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Sosiologi Sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

C. Pendekatan Sosiologi Sastra

Pendekatan yang umum dilakukan terhadap hubungan sastra dan masyarakat adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial, sebagai potret kenyataan sosial. Sosiologi sastra merupakan interdisipliner sosiologi dan studi sastra. Objek telaahnya yang pokok bertumpu pada unsur ekstrinsik sebab unsur intrinsik hanya berfungsi pelengkap.

Pendekatan sosiologi sastra berdasarkan asumsi bahwa karya sastra (kesusastraan) merupakan refleksi masyarakat pada zaman karya sastra itu ditulis yaitu masyarakat yang melingkupi penulis, sebab sebagai anggotanya penulis tidak dapat lepas dari masyarakat. Pendekatan sosiologi sastra memandang sastra sebagai pencerminan kehidupan masyarakat dan bukan sebagai

kenyataan-kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi. (Rachmat Djoko Pradopo 2002: 22).

Sosiologi sastra hendak mencari gambaran realitas pada waktu karya ditulis. Hanya saja, pencerminan realitas itu dapat secara jujur dan objektif, dan dapat juga mencerminkan kesan realitas subjektif. Dalam hal ini karya sastra akan memberikan realitas yang ideal dari tatanan hidup masyarakat dan bukan sesuatu yang sama sekali abstrak.

Grebstain mengungkapkan bahwa untuk memahami karya sastra selengkap-lengkapnya, seseorang tidak dapat begitu saja memisahkan karya sastra yang bersangkutan dari lingkungan atau peradaban yang telah menghasilkannya. Ia harus dipelajari dalam konteks yang seluas-luasnya (dalam Sapardi Djoko Damono 1979: 4).

Pengarang merupakan anggota masyarakat, sedangkan karya sastra tercipta dari akumulasi berbagai pengalaman dan pemikiran pengarangnya. Pengarang melihat dan merasakan segala sesuatu baik dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungan masyarakat, dari semua hal yang pernah dibaca atau dilihatnya. Itulah mengapa karya sastra sangat bersangkutan atau berkaitan erat dengan masyarakat.

Hubungan antara sastra dan masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra. Masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra.

2. Isi karya sastra. Berkaitan dengan isi karya, tujuan serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri, dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

3. Sosiologi pembaca. Permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Sejauh mana sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial, perubahan, dan perkembangan sosial. (Wellek, Rene dan Austin Warren, 1990: 111).

Klasifikasi yang pertama ini berkaitan dengan teori sosiologi sastra yang mengacu pada pengarang sebagai objek kajian, bukan karya sastranya. Masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra. Sumber penelitian bisa berasal dari biografi pengarang, atau pun meluas hingga ke lingkungan tempat pengarang tinggal dan berasal.

Kedua, Pendekatan sosiologi sasra melalui isi karya sastra menempatkan karya sebagai objek kajian, dalam hal ini karya sastranya yang diteliti, dengan tidak melupakan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, sehingga bila menggunakan pendekatan ini peneliti tidak harus meneliti secara detail tentang pengarangnya, hanya secara umum dan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian saja.

Pendekatan yang umum dilakukan terhadap hubungan sastra dan masyarakat adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial, sebagai potret kenyataan sosial. Sebagai dokumen sosial, sastra dipakai untuk menguraikan iktisar sejarah sosial.

Setiap orang dapat meneliti berbagai “dunia” dalam sebuah karya sastra, dunia cinta dan perkawinan, dunia bisnis, dunia rohaniwan, dan dunia profesi. Tetapi penelitian semacam ini kurang bermanfaat jika memukul rata bahwa sastra adalah cerminan kehidupan, sebuah reproduksi atau sebuah dokumen sosial.

Melalui sebuah karya sastra dapat terlihat gambaran hidup suatu masyarakat tertentu atau golongan, kelompok, ataupun segala macam problema dalam kehidupan masayarakat, meskipun sastra tidak secara tepat mencerminkan atau menggambarkan peristiwa pada saat karya tersebut ditulis, tetapi tetap dalam karya sastra terdapat gambaran kehidupan lengkap dengan segala tatanan atau strukturnya.

Situasi sosial memang menentukan kemungkinan dinyatakannya nilai-nilai estetis, tapi tidak secara langsung menentukan nilai-nilai itu sendiri. Secara garis besar dapat dipelajari, bentuk-bentuk seni apa yang mungkin timbul pada suatu masyarakat, dan mana yang tidak mungkin timbul (Wellek, Rene dan Austin Warren, 1990: 127).

Ketiga adalah sosiologi sastra dan masyarakat. Pendekatan bertumpu pada pandangan dan pendapat masyarakat atau pembaca terrhadap karya yang akan diteliti, meneliti bagaimana dampak atau pengaruh sebuah karya sastra terhadap suatu golongan masyarakat tertentu dan masyarakat masyarakat umum, atupun sebaliknya.

Masalah sastra dan masyarakat dapat diletakkan pada suatu hubungan yang lebih bersifat simbolik dan bermakna. Bisa digunakan istilah-istilah yang mengacu pada integrasi sistem budaya dan keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia. Istilah-istilah tersebut misalnya keteraturan, keselarasan, koherensi,

harmoni, identitas struktur, dan analogi stilistika. (Wellek, Rene dan Austin Warren, 1990: 131). Ketepatan pemilihan narasumber untuk sampel akan membuat penelitian yang dihasilkan menjadi lebih maksimal.

Penulis menggunakan klasifikasi kedua dari ketiga klasifikasi tersebut. yaitu dengan pendekatan isi karya sastra. Melakukan penelitian terhadap isi, tujuan serta hal-hal yang tersirat dalam karya sastra, dan yang berkaitan dengan masalah sosial, dengan meneliti aspek-aspek sosiologis yang terdapat dalam karya sastra. Misal dengan meneliti segala macam problem masyarakat yang terdapat dalam novel ataupun dengan melihat gambaran hidup suatu masyarakat, golongan, atau kelompok tertentu.

Pendekatan sosiologi sastra khususnya klasifikasi kedua sangat sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Analisis dalam penelitian dilakukan terhadap permasalahan problem-problem masyarakat yang terdapat dalam novel DT karya Alberthiene Endah.

D. Kerangka Pikir

Dokumen terkait