• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan ruhani pada tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam. (Al Fandi, 2011: 6).

Pendidikan agama tidak hanya memerlukan kematangan jasmaniah, kecerdasan dan kemampuan karena agama bukan sekedar pengetahuan akan tetapi amal dan penghayatan. (Daradjat, 1984: 9).

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikanya. (Muhaimin, 2007: 9).

62

pendidikan yang diselenggarakan dengan membimbing peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai nilai-nilai Islam.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum peneliti mengemukakan tujuan pendidikan agama terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah selesai belajar di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas karena tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup manusia. Tujuan pendidikan agama peneliti sesuaikan dengan tujuan pendidikan agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti membagi tujuan pendidikan agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut:

a. Tujuan umum

63

mencapai kualitas yang disebutkan oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003. Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti pendidikan agama bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari pendidikan agama itu.

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus pendidikan agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, karena setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan pendidikan

64

agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan pendidikan agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan pendidikan agama di perguruan tinggi.

Tujuan khusus pendidikan seperti di SMP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca

Al-Qur‟an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum

bacaan mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti

qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat. (Riyanto, 2006 : 160).

Tujuan lain untuk menjadikan anak didik menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang menganut sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Kerangka dasar dalam pendidikan agama Islam ada 3 hal sebagai ruang lingkupnya terdiri dari:

65 a. Aqidah

Aqidah dapat ditautkan dengan rukun iman. Akidah dalam islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang Maha Esa disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudNya disebut dengan ajaran Tauhid.

b. Syariah

Menurut etimologi adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan syariah adalah sistem norma Ilahi yang mengatur manusia dan sesama manusia dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut dengan kaidah ubudiyah. Sedangkan kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia disebut dengan kaidah

muamalah. c. Akhlak

Yang dimaksud ahlak ialah sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti. Perkataan mempunyai hubungan dengan sikap, perilaku dengan Sang Kholik. Secara garis besar ajaran ahlak mempunyai hubungan dengan sikap manusia dengan sang kholik dan sesama manusia.

Ahlak sering pula disebut dengan etika. Etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya dengan

66

sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk. (Ali, 1997: 199).

2. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam

Dalam Islam disebutkan bahwa belajar amat sangat penting dalam kehidupan sehingga implementasi menuntut ilmu atau belajar wajib menurut Agama Islam (Tohirin, 2008: 54) . Umat muslim maupun muslimat berkewajiban belajar karena dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupanya meningkat. Wahyu yang pertama kali turun pun menyerukan kepada manusia untuk belajar.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS.

Al Alaq:1)

Dalam Islam, proses belajar pertama kali bisa dilihat pada Nabi Adam As, dimana Allah mengajarkan berbagai macam nama benda

kepada Adam. Dalam Al Qur‟an Allah mengajarkan kepada Nabi

Adam tentang benda-benda, tabiat dan sifatnya dan Adam disuruh mengulangi pelajaran tersebut dihadapan para malaikat.

67

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? (QS. Al Baqoroh:33).

Selanjutnya peristiwa belajar juga bisa dilihat pada putra Nabi Adam Qobil, ketika Qobil merasa khawatir tidak menemukan cara menguburkan jenazah saudaranya, ketika kondisi kebingungan itu, Qobil melihat burung gagak mencakar-cakar tanah untuk menguburkan gagak lain yang juga mati, akhirnya Qobil dapat menguburkan jenazah saudaranya.

“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah

membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi”.

68

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”. ( Qs. Al Maidah 30-31) Ketika mengajar baiknya pendidik memberikan contoh-contoh praktis dengan lisan dan perbuatan. Hak belajar dalam Islam untuk siapa saja, termasuk wanita dan tidak ada pengecualian baginya. Dalam perspektif Islam belajar tidak hanya menuntut perubahan tingkah laku. Tujuan belajar dalam Islam selain untuk mencari rezeki juga sampai memperkuat akhlak artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak sempurna. ( Tohirin, 2006: 58).

Secara keseluruhan proses belajar mengajar tidak hanya tergantung dari peserta didik sendiri akan tetapi pada peran pendidik

sebagai pengajar. Didalam Al Qur‟an diatas disebut pemberian contoh

secara langsung dalam proses pembelajaran agar peserta didik lebih memahami apa yang pendidik sampaikan. Maka dari itu pendidik harus mengetahui model pembelajaran yang akan digunakan dalam

69 sebuah proses belajar mengajar.

Seorang pendidik akan mudah menentukan strategi apa yang harus dilakukan ketika dalam proses belajar mengajar agar informasi yang disampaikan diterima peserta didik, dipahami, dihayati, dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar penting bagi pendidik untuk memberikan teladan yang baik bagi peserta didik, hal tersebut menjadi model pembelajaran yang paling ampuh dalam proses pendidikan.

Beberapa teknik dan metode yang diajarkan dalam Islam diantaranya:

a. Menanamkan akidah yang benar dan memperkokoh keimanan ketika mengajar

b. Mempersiapkan peserta didik untuk menerima ilmu yang akan diberikan

Terfokusnya perhatian seorang peserta didik kepada pendidiknya adalah hal penting untuk mendapatkan dan memahami ilmu dengan metode yang benar. Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya juga menggunakan cara untuk menarik perhatian sang peserta didik. Seperti meminta murid untuk diam, atau menggunakan seruan saat ditengah pelajaran. Metode ini membutuhkan kecerdasan pendidik.

c. Adanya interaksi pendengaran dan pandangan yang baik antara pendidik dan peserta didik

70

Pendidik hendaknya memperhatikan tujuan pembicaraan yaitu ketika menyampaikan dan menjelaskan sesuatu. Bersikap sedang-sedang saja tidak terlalu cepat hingga berlebihan dan juga tidak terlalu lamban hingga membosankan. Adanya interaksi tukar pandangan antara seoarang pendidik dengan peserta didiknya merupakan hal yang penting agar seorang pendidik dapat menguasai peserta didik nya. Hal ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan.

d. Menggunaan metode praktikum dalam pembelajaran

Menerapkan dan mempraktikkan sesuatu adalah sarana terbaik agar ilmu yang disampaikan dapat dihafal dan terjaga dari kelupaan.

e. Menjelaskan pelajaran ilmiah dengan metode yang sesuai dengan tingkat pemikiran dan pemahaman seorang peserta didik. Mengukur kecerdasan para peserta didik, baru kemudian mengajarkan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. f. Menggunakan teknik diskusi dan penjelasan yang mudah dicerna

Membuat contoh sederhana yang mudah dipahami oleh akal seorang peserta didik, dan memperhatikan penggunaan kata yang sederhana dalam diskusi.

g. Mengajar melalui cerita

Cerita dapat memberikan pengaruh yang besar bagi perilaku para peserta didik. Terlebih lagi jika cerita tersebut benar-benar riil

71

terjadi dan berisi tentang persoalan penting. h. Memberikan contoh ketika mengajar

Seorang pendidik hendaknya menggunakan perumpamaan ketika sekiranya ada pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik agar pelajaran mudah dipahami.

i. Metode pemberian motivasi dalam mengajar

Menggunakan metode motivasi adalah salah satu metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan menelaah seorang peserta didik.

j. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara

Isyarat bermanfaat bagi seorang pendidik untuk mempersingkat ucapan atau waktu. Juga bermanfaat untuk mempertegas berbagai hal penting, menarik perhatian, pendengaran, membantu para pendidik untuk mengungkapkan beberapa maksud ucapan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa lisan dan lain sebagainya. k. Menggunakan sketsa untuk memperjelaskan keterangan

Penjelasan yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat penjelasan tersebut semakin jelas.

l. Memperjelas persoalan penting dengan metode mengungkapkan alasan

Metode ini akan memberikan perasaan tenang bagi peserta didik. Selain itu, makna yang terkandung akan melekat pada otak.

72

m. Membiarkan peserta didik mencari jawaban sendiri.

Memberikan kesempatan kepada peserta didik menjawab sendiri suatu pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan akal.

n. Menggunakan teknik pengulangan

Mengulang kalimat yang disampaikan dapat membantu peserta didik menemukan point dalam pembelajaran yang dianggap penting dan memudahkan menghafal informasi yang disampaikan. o. Menggunakan teknik pembagian point atau garis besar materi

pelajaran ketika mengajar

Menggunakan teknik ini membantu peserta didik mengingat materi yang diajarkan namun sebelumnya hendaklah pendidik menyampaikan secara global terdahulu baru kemudian menyebutkan point pembelajaranya.

p. Menggunakan teknik bertanya ketika mengajar

Seorang pendidik hendaknya melontarkan pertanyaan kepada peserta didiknya secara keseluruhan, lalu memberikan waktu bagi mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut.

q. Melontarkan permasalahan ilmiah yang belum jelas untuk mengukur tingkat kecerdasan peserta didik

Metode ini untuk memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan, gambaran awal tentang materi yang akan diajarkan. r. Memotifasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan

73

Memberikan kesempatan bagi para peserta didik yang belum mengerti tentang penjelasan yang sudah disampaikan dan membantu memperbaiki pemahaman dan pemikiran.

s. Memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh peserta didik.

t. Memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik

Memberikan jawaban atau komentar terhadap jawaban peserta didik untuk mengetahui jawaban penanya.

u. Ucapan seorang pendidik yang mengatakan tidak tahu ketika memang tidak tahu adalah ilmu. Dengan metode ini mengajarkan kepada peserta didik untuk mengakui ketidak tahuanya jika memang tidak tahu.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah, setiap guru pendidikan Agama Islam dalam proses mengajar hendaklah menguasai model pembelajaran. Setelah menguasai model yang ingin diterapkan, menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Selain itu, peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya ceramah dan peserta sebagai pendengar. Akan tetapi ada kerjasama dan interaksi yang baik antara peserta didik dan pendidik untuk

74

mencapai tujuan belajar. Ada beberapa teknik dan metode yang diajarkan dalam Islam yang bisa menjadi masukan bagi para pendidik Pendidikan Agama Islam dan menjadi rujukan yang baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar (Fu‟ad, 2006: 49 -81).

75

Dokumen terkait