• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Kata Pengantar Belajarpsikologi Com - Makalah 648644be1db73d52

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Kata Pengantar Belajarpsikologi Com - Makalah 648644be1db73d52"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF

BUMI MADANIA TINGKIR LOR

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

FERNINDA MAELA SARI

NIM. 11109101

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

iii

MODEL PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF

BUMI MADANIA TINGKIR LOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

FERNINDA MAELA SARI

NIM. 11109101

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

H. M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum DOSEN STAIN SALATIGA

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : FERNINDA MAELASARI

NIM : 11109058

Jurusan/ Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul :“MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR

LOR, SALATIGA”.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 6 Februari 2014

Pembimbing

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahku Pak Suroto dan Ibuku Bu Marlina tersayang yang selalu mendo‟akan,

memberikan banyak kasih sayang dan banyak berkorban untukku hingga menyelesaikan pendidikan ini.

2. Adikku Fahmi Adam, Azima dan Alaik Fahri semua saudara dan seluruh keluarga yang telah mendukungku.

3. Semua teman-temanku PAI D yang telah melukis begitu banyak kenangan, serta semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak akan pernah saya lupakan kenangan kebersamaan kita.

4. Sahabatku Innayatul Fu‟aida, Nahdliyah Anggraeni, Afief Rahman dan Asa maulida yang senantiasa mendukung dan memberi masukan serta memberi semangat yang tiada terkira.

5. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku.

(9)

ix MOTTO

ِنَع ٌيِنَغَل َهَللا َنِإ ِهِسْفَ نِل ُدِهاَجُي اَمَنِإَف َدَهاَج ْنَمَو

نيِمَلاَعْلا

"Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan rendah hati penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “MODEL

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP

ALTERNATIF BUMI MADANIA”.

Skripsi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Program Studi PAI 3. Ibu Muna Erawati M.Si, selaku Pembimbing Akademik

4. Bapak H. Farid Abdullah, S.Pdi, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang penuh perhatian, semangat dan kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah, program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi ini.

7. Orang tuaku, keluargaku dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memperlancar penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut diatas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis ucapkan do‟a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan mendapat balasan sesuai amalnya.

Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 6 Februari 2014

(12)

xii ABSTRAK

Maelasari, Ferninda. 2014. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Slternatif Bumi Madania. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum.

Kata kunci: Model Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam

Penelitian ini dirasa penting mengingat peran pendidik di SMP Bumi Madania adalah sebagai orang yang menyampaikan ilmu untuk mencapai tujuan belajar. Tugas tersebut tidaklah ringan, karena menuntut perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan ajaran Islam. Maka dibutuhkan strategi atau model pembelajaran yang sesuai agar peserta didik belajar dengan nyaman dan dapat menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan belajar.

Penelitian ini digunakan untuk menjawab (1) Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses belajar mengajar di SMP Bumi Madania? (2) Apa saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran tersebut? (3) apa faktor penghambat dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Bumi Madania?

Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi, kemudian data di transkrip menjadi data yang lengkap dengan pemilihan dan penyederhanaan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Hasi penelitian adalah pendidik di SMP Bumi Madania menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mata pelajaran pendidikan

Agama Islam dengan materi Al qur‟an, hadis, akhlak, sejarah Islam. Hambatan

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. I

PERSETUJUAN PEMBIMBING………. iv

PENGESAHAN KELULUSAN ……….... v

DEKLARASI……….. vi

MOTTO………... vii

PERSEMBAHAN………... viii

KATA PENGANTAR ……… ix

ABSTRAK ...………. xi

DAFTAR ISI……… xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….... 1

B. Fokus Penelitian..……….... 5

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Kegunaan Penelitian ………... 6

E. Penegasan Istilah………... 7

F. Metode Penelitian……… 8

(14)

xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran……... 20

2. Tinjauan Konsep Belajar………... 22

3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran... 24

4. Komponen Model Pembelajaran………….. 28

5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran……….. 32

6. Jenis Model Pembelajaran………... 32

B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam………..45

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam………46

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam………..49

4. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam……50

BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Bumi Madania 1. Sejarah SMP Bumi Madania Salatiga……. 59

2. Nama Sekolah………... 62

3. Visi Dan Misi………..64

4. Program-Program………65

5. Data Pembimbing………66

6. Peserta Didik………...67

(15)

xv

8. Struktur Organisasi Sekolah……… 69

B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Model Pembelajaran ……… 70 2. Model Pembelajaran SMP Bumi Madania…… 71

BAB IV ANALISIS

A. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Bumi Madania………... 77

B. Hambatan dalam Menerapkan Model Pembelajaran….. 86 C. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model

Pembelajaran……….. 88

BAB V PENUTUP

(16)
(17)

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dan tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya proses meningkatkan kecerdasan dan faktor pendewasaan manusia. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca ketika bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pendidikan

berasal dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟,

maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (http://kamus- sunda.com/res-44105-pada-dasarnya-pengertian-pendidikan-ditunjau-dari-.html diakses hari Senin tanggal 3-17-2014 jam 9:18)

(18)

18

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/diakses Hari Senin jam 2:10 Tanggal 12-12-2013).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

Adanya suatu pendidikan mempunyai tujuan yang akan dicapai manusia dalam menjalani kehidupan mendatang. Tujuan dari pendidikan adalah untuk menjadi manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan berkepribadian.

Implikasi dari pendidikan mampu mewujudkan atau mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks dimensi seperti moralitas, keberagaman, individualitas (personalitas), sosialitas, keberbudayaan yang menyeluruh dan terintegrasi. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan mempunyai fungsi untuk memanusiakan manusia.

(19)

19

kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Sedangkan jalur pendidikanya meliputi sekolah formal, non formal dan in formal. Dari bermacam-macam pendidikan itulah para ahli mengembangkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Model pembelajaran yang menarik dan disampaikan secara menarik pula akan meningkatkan motifasi belajar peserta didik. Cara pendidik yang menyampaikan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara pendidik menyampaikan manfaat dari mempelajari pokok-pokok bahasan yang dipelajari akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai desain pengajaran (instruksional) yang menggambarkan (mendeskripsikan) proses khusus dan penyediaan iklim belajar tertentu yang dapat membuat peserta didik berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan perilaku misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. (School of Education, PU: 2011). Pendapat yang lebih sederhana menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah standar tingkah laku dalam mengajar yang teridentifikasi agar dapat mencapai situasi mengajar tertentu. (www.education.com hari Senin jam 2.01 Tanggal 12-12-2013).

(20)

20

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (pembelajaran dalam jangka waktu lama), untuk mendesain bahan-bahan pembelajaran dan untuk mengarahkan guru mengajar serta setting lainnya di dalam kelas agara kelas tercipta rasa nyaman. (nezakhoirotunnisa.blogspot.com/2012 diakses tanggal 12-12-2013 jam 07:45)

Model pembelajaran dapat peneliti simpulkan menjadi suatu rancangan atau pola yang didesain oleh pendidik dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran pendidik dapat menentukan pembelajaran yang ingin dilakukan untuk membuat peserta didik nyaman dalam belajar dan paham dengan apa yang diajarkanya, untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Gambaran ideal tersebut tidak selamanya dikuasai oleh pendidik. Banyak pendidik yang tidak menguasai model maupun metode ketika dalam proses belajar mengajar. Sistem hafalan menjadi dominan dari pada dialog, rasa ingin tahu, ide segar, orisinilitas, inovasi sehingga kreatifitas peserta didik sebagai manusia unik menjadi terhambat. Pendidikan Islam terkesan menjadi pendidikan kelas dua. (Al-Fandi, 2011:30).

Mencermati deskripsi model pembelajaran di atas, pendidik mempunyai peran sebagai pengajar yang menyampaikan materi ajar dengan kreatif mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kreatifitas mengajar diperlukan oleh seorang pendidik.

(21)

21

input dalam penerimaan peserta didik. Latar belakang peserta didik yang berbeda dari segi karakter maupun kecerdasan membuat pendidik harus cerdas dan cermat dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan. Karena kondisi tersebut, sekolah ini membutuhkan suatu usaha atau upaya dalam mengembangkan keberagamaan peserta didiknya. Hal tersebut menjadi tugas yang berat bagi pendidik untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang mampu menerapkan ajaran agama Islam dalam keluarga dan masyarakat.

Sekolah ini mempunyai suatu model pembelajaran untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik melalui pendidikan Agama Islam. Yang mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Maka penulis tertarik untuk meneliti model pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Alternatif Bumi Madania. Terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun judul penelitian ini adalah:

“ MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SEKOLAH ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR”. B. Fokus Penelitian

Penelitian ini terfokus pada permasalahan-permasalahan Pendidikan Agama Islam tertuju pada model pembelajaran, hambatan-hambatan dan faktor pendukung dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alternatif Bumi Madania.

(22)

22

1. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania?

2. Apa saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania dan hambatan-hambatan yang terjadi dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SMP Alternatif Bumi Madania. 2. Mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran

dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania dan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam menerapkan model tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania

D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoretis

(23)

23 2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan. b. Bagi SMP Alternatif BumiMadania

Agar dapat memberikan contoh dalam menerapkan model pembelajaran terutama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

E. Penegasan Istilah

Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan-penjelasan terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam skripsi ini, dengan maksud agar nantinya tidak salah pengertian di kalangan pembaca dalam memahami skripsi ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah:

Agus Suprijono berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. (http://www.academia.edu 6326350 Pengertian Model Pembelajaran diakses jam 10.36 hari Senin).

(24)

24

Yang dimaksud model pembelajaran dalam penelitian ini adalah strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup komponen yang terdapat dalam metode yang digunakan.

Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Agama Islam sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya). (Ali, 1995 : 139). F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lexy J. Moleong (1988: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku , persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

2. Kehadiran Peneliti

(25)

25

penulis adalah alat, note book atau catatan serta alat dokumentasi. Akan tetapi instrument ini hanya sebagai pendukung tugas penulis sebagai instrument. (Sugiono, 2011: 222).

Selain itu kehadiran peneliti di lapangan mutlak di perlukan. Penulis juga sebagai partisipan penuh yang mana penulis membaur dengan obyek penelitian. Kehadiran penulis sebagai peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA yang berlokasi di pondok pesantren Asta'in kelurahan Tingkir Lor, kecamatan Tingkir Salatiga.

4. Sumber Data

Salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Sumber data dalam penelitian kualitatif akan menghasilkan kekayaan data dalam sebuah penelitian kualitatif. Jenis sumber data dalam penelitian kualitatif di klasifikasikan sebagai berikut:

a. Informan

(26)

26

Selain informan ada responden yaitu peserta didik untuk mengklarifikasi kebenaran penggunaan model pembelajaran yang digunakan pendidik.

b. Peristiwa atau Aktifitas

Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara lansung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan Cross Check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.

c. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungan. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan.

d. Dokumen atau Arsip

(27)

27

merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat, atau gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. (Suprayogo, 2001: 163).

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi menurut Sutresno Hadi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya adalah proses–proses pengamatan dan ingatan. (Sugiono, 2011: 145)

Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam dua kelompok besar yaitu observasi nonpartisipan dan observasi partisipan. Observasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut peranan tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi ini bersifat terbuka karena diketahui oleh subjek yang diteliti. (Suprayogo, 2003: 167).

Pedoman observasi pengumpulan data dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(28)

28

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan langsung kondisi obyektif pendidik dalam menerapkan model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan proses belajar mengajar yang dilakukan di SMP Alternatif Bumi Madania dengan melakukan pengamatan.

2) Hambatan yang dialami dalam proses belajar mengajar

Peneliti melakukan pengamatan kepada pendidik dalam menerapkan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan pedoman yang sudah ada.

b. Metode Wawancara

(29)

29

kedalam jenis wawancara terstruktur dimana dalam suatu kegiatan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapid dan ketat. (Moleong, 2008:188) .

Wawancara ini dilakukan dengan pendidik untuk mendapatkan informasi tentang model pembelajaran, dan hambatan yang ditemukan dalam proses belajar mengajar guna mendukung penelitian. Sedangkan wawancara kepada peserta didik untuk mengklarifikasi kebenaran pendidik dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

c. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006: 231) menjelaskan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau fariabel yang berupa catatan, buku dan sebagainya.

Metode ini digunakan sebagai pedoman untuk mencari data mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan dan data dari SMP Alternatif Bumi Madania. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data.

Pedoman dokumentasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Sejarah SMP Bumi Madania

2. Visi dan Misi SMP Bumi Madania

(30)

30 6. Teknik Analisis Data

Menurut (Bogden & Biklen: 1982) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 1989: 247). Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode diskriptif analisis non statistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu peneliti berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan a. Kriteria Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (creadibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependebility), kepastian

(konfermability). (Moleong, 2008: 324).

(31)

31 dan dapat dipercaya.

1) Kriteria yang peneliti gunakan sebagai pemeriksaan keabsahan temuan yaitu derajat kepercayaan (credibility), kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2) Keteralihan (transferability), kriteria ini digunakan peneliti untuk memastikan usaha memverifikasi dengan melakukan penelitian kecil.

3) Kebergantungan (dependability), kriteria ini digunakan untuk mengadakan replikasi studi secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang secara esensian sama dan sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan pada instrumen penelitian. 4) Kriteria yang keempat yaitu, kepastian (confirmability), kriteria

(32)

32

tentu akan peneliti simpulkan dan akan dicocokkan dengan hambatan yang ada di SMP Bumi Madania dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. (Moloeng, 2004: 330)

Pada Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2005:331). Misalnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepecayaan data dengan cara melakukan pengecekan dokumen yang dikemukakan oleh informan, responden melalui wawancara dan obserfasi yang dilakukan peneliti.

8. Tahap-tahap penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penelitian laporan.

(33)

33 a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan dan hambatan dalam menerapkan model pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

c. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam tentang model yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d. Tahap Penelitian Laporan

(34)

34

dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan peneliti skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penelitian skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimasud adalah:

Bab I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penelitian.

Bab II:KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang model pembelajaran pendidikan Agama Islam, pengertian model pembelajaran, tinjauan konsep belajar, kriteria menerapkan model pembelajaran, komponen dalam model pembelajaran. Jenis model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Quantum, model pembelajaran active learning, model pembelajaran kontekstual.

(35)

35

lingkup materi Pendidikan Agama Islam, tujuan belajar Pendidikan Agama Islam, belajar dan model pembelajaran dalam Islam.

Bab III : PAPARAN DATA HASIL TEMUAN PENELITIAN

Berisi tentang paparan data sejarah SMP Bumi Madania, visi dan misi SMP Bumi Madania, kondisi obyektif pendidik dan peserta didik.

Temuan Penelitian, mengetahui model pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Bumi Madania, mengetahui hambatan yang terjadi saat menerapkan model pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Bab IV : PEMBAHASAN

Mengetahui model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania beserta kriteria dan komponen pendukung dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania.

Bab V : PENUTUP

(36)

36 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Sebelum membahas tentang pengertian model pembelajaran peneliti akan membahas pengertian model dan pembelajaran, yang sering disebut juga dengan strategi pembelajaran atau pola pembelajaran (http:// mtk 2012 unindra. blogspot. com/ 2012 /10/definisi- model- pembelajaran- menurut. html diakses tanggal 17-3-2014 jam 10.08).

Model adalah bentuk representatif akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu (http://neza-khoirotunnisa .blogspot. com diakses tanggal 19-11-2013 Jam 10.21).

(37)

37

3.1) bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Surya (1997:9) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Tohirin, 2006:8).

Ali (1987:14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Terdapat berbagai pendapat tentang pengertian strategi pembelajaran atau model pembelajaran menurut beberapa ahli, di antaranya adalah: Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran.

(38)

38

mempermudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai diakhir kegiatan pembelajaran.

2. Tinjauan Konsep Belajar a. Teori Model Pembelajaran

Menurut Cambell (Sudjana, 1990), teori diartikan sebagai perangkat proposisi atau pernyataan ilmiah yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi menjelaskan, membedakan, meramalkan dan mengontrol fenomena yang diamati. Sedangkan model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,

strategi atau metode pembelajaran.

Teori model pembelajaran peneliti simpulkan sebagai teori pernyataan ilmiah yang menjelaskan tentang prosedur yang sistematis untuk menjelaskan prosedur pengalaman belajar peserta didik guna mencapai tujuan belajar.

(39)

39

juga memberikan kecakapan baru bagi seseorang dan perubahan itu terjadi karena adanya usaha atau disengaja (Suwardi dkk, 2009: 18).

Syah (2009) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri yaitu:

1) Perubahan Intensional

Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari. Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukan sebuah keberhasilan, perubahan itu disadari sebelum aktifitas belajar. Apabila perubahan itu tidak disadari dan tidak disengaja maka itu bukan belajar.

2) Perubahan itu positif dan aktif

(40)

40

3) Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan sebagai ciri bersifat efektif dan fungsional. Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil guna. Perubahan yang berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi individu. Sedangkan perubahan bersifat funsional dan permanen dan siap dibutuhkan setiap saat (Suwardi dkk, 2009: 18).

3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran

Kriteria pemilihan model pembelajaran atau strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik. Untuk itu, pendidik haruslah berpikir model pembelajaran manakah yang paling efektif dan efisien dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Ada beberapa faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu: (Anitah, 2008: 1.31)

a. Bahan Pelajaran

(41)

41

pelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau demonstrasi yang menarik perhatian peserta didik.

Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal peserta didik maka pendidik dapat meminta peserta didik untuk mengemukakan pengetahuanya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu pendidik harus memberikan banyak contoh agar peserta didik menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.

b. Peserta Didik

Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah peserta didik. Mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, di dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran, faktor peserta didik tidak boleh diabaikan. (Anitah, 2008: 3.1).

(42)

42 pertimbangan pendidik.

Peserta didik mempunyai kepribadian yang berbeda. Bijaknya, dalam penggunaan model atau strategi pembelajaran, hendaknya pendidik mempertimbangkan perbedaan tersebut. Selain mempertimbangkan peserta didik secara individual, jumlah peserta didik juga mempengaruhi dalam pemilihan model pembelajaran.

c. Guru atau Pendidik

Setiap pendidik mempunyai kemampuan sendiri dalam menguasai materi atau kemampuan menerangkan materi kepada peserta didik. Jika seorang pendidik tidak mempunyai kriteria tersebut maka peserta didik akan cepat bosan dengan materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. (Anitah, 2008: 3.2).

Pendidik hendaklah mempunyai kemampuan fisik siap mengabdi untuk peserta didik, mempunyai ketrampilan dalam menyampaikan materi, mengetahui metode pelajaran agar sesuai diterapkan saat proses pembelajaran. Dan paling penting adalah kemampuan menentukan model yang akan diterapkan dan merancang metode sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.

(43)

43

Alat yang menjadi pertimbangan seorang pendidik adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti alat peraga, seperti peta, globe, dan sebagainya. Selain itu juga harus memperhatikan jumlah dan karakteristiknya. Hal itu menjadi pertimbangan pendidik untuk menentukan model pembelajaran atau strategi yang akan digunakan (Anitah, 2008: 3.2).

Disamping ketersedian alat atau sarana penunjang pembelajaran pendidik harus mempertimbangkan waktu. Jika seorang pendidik misalnya hanya mempunyai waktu 20 menit untuk menerangkan suatu konsep tidak mungkin pendidik tersebut menggunakan metode belajar kelompok. Waktu akan habis untuk membagi kelompok, sebaliknya jika pendidik mempunyai banyak waktu dengan belajar kelompok akan bisa diterapkan.

Mempertimbangkan hal tersebut pendidik dapat mengetahui model pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

(44)

44

Selain kriteria pembelajaran harus diperhatikan juga komponen yang digunakan dalam memilih model pembelajaran. Komponen model pembelajaran atau strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum pendidik menentukan model pembelajaran yang akan dipilih, baiknya mengetahui komponen dalam kegiatan belajar dan penerapanya. Berikut ada 5 komponen yang harus diketahui. (Uno, 2007: 3). a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pada bagian awal ini diharapkan pendidik dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Kegiatan pendahuluan yang menarik meningkatkan motifasi belajar peserta didik.

Cara pendidik memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara pendidik meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motifasi belajar peserta didik. Persoalan motifasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.

(45)

45 1) Urutan penyampaian

Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkrit ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu, diperlukan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori. 2) Ruang lingkup materi yang disampaikan

(46)

46

(a) Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram.

(b) Apakah materi akan disampaikan secara global dulu baru kebagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui urutan per bab.

(c) Materi yang akan disampaikan

Materi pelajaran umumnya gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Meril membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. (Uno, 2007:6).

c. Partisipasi Peserta Didik

(47)

47

selanjutnya adalah peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap, atau keterampilan tersebut.

Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka pendidik memberikan umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar atau salah, tepat atau tidak tepat atau ada sesuatu yang diperbaiki.

d. Tes

Serangkaian tes umum digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai dan apakah sikap, pengetahuan, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan, tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.

e. Kegiatan Lanjutan

(48)

48

setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata.

5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran Ada beberapa hal selain mendukung penerapan model pembelajaran juga dapat menghambat proses penerapan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar, di antaranya pemahaman guru terhadap model pembelajaran baik dalam perancangan maupun penerapannya masih sangat kurang. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran ini terjadi pada semua guru.

Latar belakang dan pengalaman mengajar pendidik yang rendah. Pendidik kurang memahami karakteristik yang dimiliki peserta didik sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik tidak mengetahui gaya mengajar siswa dan menyebabkan kesenjangan pengetahuan. Lingkungan yang kurang kondusif untuk proses belajar mengajar, sarana prasarana yang kurang memadai. (http:// mbegedut. blogspot. com/ 2011/ 01/ faktor-pendukung-dan-penghambat .html diakses hari Rabu jam 2.03).

6. Jenis Model Pembelajaran

(49)

49

sebagai subjek pendidikan, selain itu memberi ruang peserta didik untuk berimajinasi, mengembangkan kreatifitasnya, dan berpikir kritis analitis (Al Fandi, 20011: 246).

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu bersama-sama lain sebagai satu kelompok atau satu tim. Falsafah yang mendasari model belajar ini adalah Homo Homoni Sosius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert E Selfin. (Al Fandi, 2011: 249).

Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.

Pembelajaran kooperatif di desain sebagai pola pembelajaran yang dibangun oleh lima elemen penting sebagai prasyarat, sebagai berikut: (http:// aristhaserenade .blogspot. com/2011/01/ teori-belajar dan model pembelajaran. html diakses

(50)

50

1) Saling ketergantungan secara positif (Positive Interdependence)

Bahwasanya setiap anggota tim saling membutuhkan untuk sukses. Walaupun setiap tujuan peserta didik mungkin berbeda.

2) Interaksi langsung (Face-to-Face Interaction).

Memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individual untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, memberikan umpan balik yang diperlukan antar anggota untuk semua individu, dan mewujudkan rasa hormat, perhatian, dan dorongan di antara individu-individu sehingga mereka termotivasi untuk terus bekerja pada tugas yang dihadapi.

3) Tanggung jawab individu dan kelompok (Individual & Group Accountability).

Bahwasanya tujuan belajar bersama adalah untuk menguatkan kemampuan akademis peserta didik, sehingga kontribusi peserta didik harus adil.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil

(Interpersonal & small-Group Skills).

(51)

51

Keterampilan sosial harus mengajarkan kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi, keterampilan manajemen konflik.

5) Proses kerja kelompok (group processing).

Proses kerja kelompok memberikan umpan balik kepada anggota kelompok tentang partisipasi mereka, memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran kolaboratif anggota, membantu untuk mempertahankan hubungan kerja yang baik antara anggota, dan menyediakan sarana untuk merayakan keberhasilan kelompok. (http:// aristhaserenade .blogspot. com/2011/01/ teori-belajar dan

model pembelajaran. html diakses tanggal 8 Agustus 2013

jam 12.48).

Ada beberapa manfaat ketika pendidik menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar diantaranya:

1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Meningkatkan hubungan antar kelompok, model pembelajaran ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.

(52)

52

tenggang rasa dan mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.

4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir.

5. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkanya (Anitah, 2008: 3.9).

Selain manfaat model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.

b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim c. Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai

dengan pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi belajar kooperatif. d. Memerlukan kemampuan khusus bagi pendidik untuk

mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif (Anitah, 2007: 3.10).

Metode dalam pembelajaran kooperatif:

1) Metode Student Achievement Divisions (STAD) 2) Metode Jigsaw

(53)

53 b. Model Pembelajaran Quantum

Model ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar disekolah yaitu, kebosanan. Istilah quantum yaitu kualitas sesuatu, mekanis. Shelton (1999) mengemukakan kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel subatomic. (Anitah, 2007. 3.4).

Belajar kuantum atau quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar. De Porter dan Hernacki (1999) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, sedangkan Agus Nggermanto (2002) mengemukakan quantum learning sebagai cara belajar efektif sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. (Anitah, 2007: 3.5).

Meskipun dinamakan pembelajaran kuantum namun pembelajaran ini tidaklah diturunkan secara langsung dari fisika kuantum. Melainkan hanya meminjam analogi prinsip relativitas Einsten saja. Dalam pembelajaran kuantum berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. (Fandi, 2011: 428).

(54)

54

Prinsip pembelajaran kuatum diantaranya:

1. Segalanya berbicara, media, metode, peserta didik, pendidik, lingkungan sekolah atau kelas mengirim pesan tentang belajar. 2. Semuanya mempunyai tujuan yaitu para peserta didik

mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.

3. Hargai semua usaha peserta didik dengan memberi pengakuan atas kecakapan yang dilakukanya.

4. Rayakan keberhasilan peserta didik dalam belajar. (Anitah, 2007: 3.6)

Dalam pembelajaran kuantum tidak hanya tahu tentang prinsip yang ada dalam pembelajaran tersebut, akan tetapi ada beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif yang diterapkan oleh Lozanov dalam penelitianya, yaitu: (Anitah,2007:3.5)

a) Mendudukkan siswa secara nyaman b) Memasang musik latar didalam kelas c) Meningkatkan partisipasi individu

d) Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi

e) Menyediakan pendidik yang terlatih dalam seni

sugestopedia.

(55)

55

Model pembelajaran ini membawa peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan, akan tetapi juga melakukan kegiatan seperti memproses, menemukan, dan memanfaatkan informasi. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan pengalaman melakukan (do) sesuatu, mengamati, dan diskusi dengan diri sendiri atau peserta didik lain tentang pengalaman yang diperoleh (Al Fandi,2011: 247).

Model ini dikembangkan oleh Mel Siberman yang memodifikasi teori confucius yang disebut dengan paham belajar aktif. Karakteristik pembelajaran aktif diantaranya:

1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pendidik, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas

2. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran

3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi

4. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi

(56)

56 aktif learning diantaranya:

a) Card Sort

b) Active Debate

c) The Power Of Two

d) Contectual Teaching Learning

d. Pembelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik. Membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. (Muslich, 2011: 44).

Landasan model pembelajaran ini adalah konstruktivisme

yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupanya.

Teori konstruktivisme yang banyak dianut oleh para guru

(57)

57

pengetahuan awal siswa dan melibatkan pembentukan “makna”

oleh siswa itu sendiri berdasarkan apa yang telah mereka lakukan, lihat, dan dengar (http: //pembelajaranguru .wordpress .com /2010

/04/07/ pembelajaran- kooperatif- model- pembelajaran-

pembangun-pengetahuan-siswa/#more-52 diakses hari Rabu jam

5.35).

Beberapa komponen dalam belajar kontekstual diantaranya adalah:

1. Konstruktivisme

a) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal.

b) Model pembelajaran kontekstual menekankan terbangunya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman yang bermakna.

Pembelajaran harus dikemas menjadi proses

“mengkontruksi‟ bukan menerima pengetahuan. Manusia

harus mengkontruksi pengetahuanya terlebih dahulu dan memberikan makna dalam dunia nyata. Karena itu, peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya.

(58)

58

Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. 3. Questioning

Kegiatan pendidik untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Belajar dalam model pembelajaran kontektual dipandang sebagai upaya guru yang mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa. Pada sisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa perolehan pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya.

4. Learning Community

a) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar b) Bekerja sama dengan orang lain lebih baik dari pada

bekerja sendiri c) Tukar pengalaman d) Berbagi ide.

(59)

59

dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas. Karena itu, pembelajaran yang dikemas dalam berdiskusi kelompok yang anggotanya heterogen dengan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen ini.

5. Modelling

a. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, belajar dan bekerja.

b. Mengerjakan apa yang pendidik inginkan agar peserta didik mengerjakan.

Komponen ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa pemberian contoh tentang sesuatu hal. Misalnya, mempertontonkan suatu penampilan atau hasil karya.

6. Reflection

a. Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari b. Mencatat apa yang telah kita pelajari

c. Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.

(60)

60

semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan.

Siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini penting ditanamkan kepada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru.

7. Penilaian yang Sebenarnya

a. Mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik b. Penilaian produk

c. Tugas-tugas yang relefan dan kontektual. (Aqib, 2013: 7). Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman siswa ini diketahui pendidik setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar peserta didik.

(61)

61 pembelajaran.

Program pembelajaran kontekstual berisi tentang rencana kegiatan kelas yang dirancang pendidik. Rencana pembelajaranya berupa skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan, materi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran (Muslich, 2011: 44).

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan ruhani pada tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam. (Al Fandi, 2011: 6).

Pendidikan agama tidak hanya memerlukan kematangan jasmaniah, kecerdasan dan kemampuan karena agama bukan sekedar pengetahuan akan tetapi amal dan penghayatan. (Daradjat, 1984: 9).

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikanya. (Muhaimin, 2007: 9).

(62)

62

pendidikan yang diselenggarakan dengan membimbing peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai nilai-nilai Islam.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Sebelum peneliti mengemukakan tujuan pendidikan agama terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah selesai belajar di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas karena tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup manusia. Tujuan pendidikan agama peneliti sesuaikan dengan tujuan pendidikan agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti membagi tujuan pendidikan agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut:

a. Tujuan umum

(63)

63

mencapai kualitas yang disebutkan oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003. Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti pendidikan agama bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina oleh penanaman pengetahuan agama yang harus dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari pendidikan agama itu.

b. Tujuan khusus

(64)

64

agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan pendidikan agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan pendidikan agama di perguruan tinggi.

Tujuan khusus pendidikan seperti di SMP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca

Al-Qur‟an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum

bacaan mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti

qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat. (Riyanto, 2006 : 160).

Tujuan lain untuk menjadikan anak didik menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang menganut sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

(65)

65 a. Aqidah

Aqidah dapat ditautkan dengan rukun iman. Akidah dalam islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang Maha Esa disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudNya disebut dengan ajaran Tauhid.

b. Syariah

Menurut etimologi adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan syariah adalah sistem norma Ilahi yang mengatur manusia dan sesama manusia dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut dengan kaidah ubudiyah. Sedangkan kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia disebut dengan kaidah

muamalah. c. Akhlak

Yang dimaksud ahlak ialah sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti. Perkataan mempunyai hubungan dengan sikap, perilaku dengan Sang Kholik. Secara garis besar ajaran ahlak mempunyai hubungan dengan sikap manusia dengan sang kholik dan sesama manusia.

(66)

66

sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk. (Ali, 1997: 199).

2. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam

Dalam Islam disebutkan bahwa belajar amat sangat penting dalam kehidupan sehingga implementasi menuntut ilmu atau belajar wajib menurut Agama Islam (Tohirin, 2008: 54) . Umat muslim maupun muslimat berkewajiban belajar karena dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupanya meningkat. Wahyu yang pertama kali turun pun menyerukan kepada manusia untuk belajar.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS.

Al Alaq:1)

Dalam Islam, proses belajar pertama kali bisa dilihat pada Nabi Adam As, dimana Allah mengajarkan berbagai macam nama benda

kepada Adam. Dalam Al Qur‟an Allah mengajarkan kepada Nabi

(67)

67

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? (QS. Al Baqoroh:33).

Selanjutnya peristiwa belajar juga bisa dilihat pada putra Nabi Adam Qobil, ketika Qobil merasa khawatir tidak menemukan cara menguburkan jenazah saudaranya, ketika kondisi kebingungan itu, Qobil melihat burung gagak mencakar-cakar tanah untuk menguburkan gagak lain yang juga mati, akhirnya Qobil dapat menguburkan jenazah saudaranya.

“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah

(68)

68

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di

bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”. ( Qs. Al Maidah 30-31) Ketika mengajar baiknya pendidik memberikan contoh-contoh praktis dengan lisan dan perbuatan. Hak belajar dalam Islam untuk siapa saja, termasuk wanita dan tidak ada pengecualian baginya. Dalam perspektif Islam belajar tidak hanya menuntut perubahan tingkah laku. Tujuan belajar dalam Islam selain untuk mencari rezeki juga sampai memperkuat akhlak artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak sempurna. ( Tohirin, 2006: 58).

Secara keseluruhan proses belajar mengajar tidak hanya tergantung dari peserta didik sendiri akan tetapi pada peran pendidik

sebagai pengajar. Didalam Al Qur‟an diatas disebut pemberian contoh

(69)

69 sebuah proses belajar mengajar.

Seorang pendidik akan mudah menentukan strategi apa yang harus dilakukan ketika dalam proses belajar mengajar agar informasi yang disampaikan diterima peserta didik, dipahami, dihayati, dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar penting bagi pendidik untuk memberikan teladan yang baik bagi peserta didik, hal tersebut menjadi model pembelajaran yang paling ampuh dalam proses pendidikan.

Beberapa teknik dan metode yang diajarkan dalam Islam diantaranya:

a. Menanamkan akidah yang benar dan memperkokoh keimanan ketika mengajar

b. Mempersiapkan peserta didik untuk menerima ilmu yang akan diberikan

Terfokusnya perhatian seorang peserta didik kepada pendidiknya adalah hal penting untuk mendapatkan dan memahami ilmu dengan metode yang benar. Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya juga menggunakan cara untuk menarik perhatian sang peserta didik. Seperti meminta murid untuk diam, atau menggunakan seruan saat ditengah pelajaran. Metode ini membutuhkan kecerdasan pendidik.

(70)

70

Pendidik hendaknya memperhatikan tujuan pembicaraan yaitu ketika menyampaikan dan menjelaskan sesuatu. Bersikap sedang-sedang saja tidak terlalu cepat hingga berlebihan dan juga tidak terlalu lamban hingga membosankan. Adanya interaksi tukar pandangan antara seoarang pendidik dengan peserta didiknya merupakan hal yang penting agar seorang pendidik dapat menguasai peserta didik nya. Hal ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan.

d. Menggunaan metode praktikum dalam pembelajaran

Menerapkan dan mempraktikkan sesuatu adalah sarana terbaik agar ilmu yang disampaikan dapat dihafal dan terjaga dari kelupaan.

e. Menjelaskan pelajaran ilmiah dengan metode yang sesuai dengan tingkat pemikiran dan pemahaman seorang peserta didik. Mengukur kecerdasan para peserta didik, baru kemudian mengajarkan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. f. Menggunakan teknik diskusi dan penjelasan yang mudah dicerna

Membuat contoh sederhana yang mudah dipahami oleh akal seorang peserta didik, dan memperhatikan penggunaan kata yang sederhana dalam diskusi.

g. Mengajar melalui cerita

(71)

71

terjadi dan berisi tentang persoalan penting. h. Memberikan contoh ketika mengajar

Seorang pendidik hendaknya menggunakan perumpamaan ketika sekiranya ada pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik agar pelajaran mudah dipahami.

i. Metode pemberian motivasi dalam mengajar

Menggunakan metode motivasi adalah salah satu metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan menelaah seorang peserta didik.

j. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara

Isyarat bermanfaat bagi seorang pendidik untuk mempersingkat ucapan atau waktu. Juga bermanfaat untuk mempertegas berbagai hal penting, menarik perhatian, pendengaran, membantu para pendidik untuk mengungkapkan beberapa maksud ucapan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa lisan dan lain sebagainya. k. Menggunakan sketsa untuk memperjelaskan keterangan

Penjelasan yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat penjelasan tersebut semakin jelas.

l. Memperjelas persoalan penting dengan metode mengungkapkan alasan

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pelayanan Pajak merupakan pelaksana Pemerintah Daerah yang diberikan tugas untuk melakukan pemungutan pendapatan daerah dan mengadakan pelayanan pajak daerah

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguJl secara empms ada tidaknya hubungan antara pengetahuan penggunaan bahan styrofoam pada kemasan makanan dengan

Figur Rano Karno yang kapasitasnya sebagai incumbent, Wahidin Halim yang dianggap memiliki pengalaman birokrasi dan politik yang sangat matang, Andika Hazrumy

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tokoh utama dalam mendukung keutuhan karya sastra, nilai-nilai pendidikan karakter, dan penggunaan hasil

Kaupungistumiseen liittyy vahvasti maaseutuväestön väheneminen ja toisaalta kaupunki- alueiden kasvu sekä kasvun painottuminen johonkin osaa maasta. Epätasainen aluekehi- tys

Imam Sya‟ Roni Dziya‟Urrokhman, Perlindungan Hukum Karya Cipta Buku Ditinjau dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,. Tesis, Fakultas

Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki sikap dan perilaku yang positif seperti tidak merasa malu dengan dirinya sendiri, adanya motivasi untuk

Beberapa batasan tersebut menyebabkan rancang bangun kereta melayang magnetik dengan sensor hall effect tidak dapat berjalan lancar.