• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis menjelaskan mengenai pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu dijelaskan tentang pendidikan secara umum. Dalam

64J.M Tedjawati, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson study (Kasus di Kabupaten Bantul), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas, 4, 2011), h. 482.

65

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.56.

bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik yang yang mendapat awalan pe-an yang meiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.66 Agama berasal dari bahasa Sanskerta yang akar kata nya adalah

gam yang diberi awalan dan akhiran a sehungga menjadi asal kata a-gam-a. gam berarti pergi. Namun setelah mendapat awalan dan akhiran a Pengertiannya berubah menjadi jalan.67

“Menurut ilmu bahasa (etimologi), islam berasal dari bahasa Arab, yaitu kata, salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama, yuslimu, islaman, yang berarti

memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa”.68

Menurut Moh Daud Ali Islam kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah) berasaldari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari huruf sin lam mim, kata dasar nya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak bercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri). Dari Uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa arti yang terkandung dalam Islam adalah: Kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan dan kepatuhan.69

Selanjutnya mengenai definisi pendidikan agama islam, Prof. Dr. Zakiah Darajat mengemukakan definisi pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut :

1)Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami dan mengamalkan ajaran islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.

66

Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet I, h. 204.

67

Moh Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) h. 35.

68

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) h. 91.

69

2)Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.

3)Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran islam itu sebagai suatu pandangan hidup di dunia dan di akhirat.70

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing, mengajar dan mengasuh anak didik untuk mencapai kecerdasan sesuai dengan ajaran islam dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama tersebut sebagai pedoman hidupnya, untuk meraih keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir, bila tujuannya sudah tercapai, sedangkan tujuan pendidikan adalah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Menurut Zakiah Daradjat pengertian tujuan pendidikan islam ialah membentuk kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam Al-Qur’an disebut “Muttaqin”

Karena itu pendidikan Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertaqwa.71

Mengutip pendapat Imam Al- Ghazali yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman dalam bukunya menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Agama Islam, yaitu tercapainya kesempurnaan di dunia dan di akhirat. Manusia dapat mencapai

70

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara 1992), cet. II, h.86.

71

Zakiyah Daradjat. dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996) h. 72.

kesempurnaan melalui pencaharian keutamaan dengan menggunakan ilmu. Keutamaan itu akan memberi kebahagiaan di dunia serta dapat mendekatkannya kepada Allah SWT, sehingga ia akan mencapai kebahagiaan pula di akhirat.72

Dengan demikian tujuan pendidikan Agama Islam adalah memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang agama Islam untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan, dan pengamalan mereka tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta, berakhlak mulia dalam kahidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitaian relevan yang telah dilakukan oleh Yudhi Fachrudin dalam skripsinya yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model Lesson study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, 2010. Memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Lesson study di SMA Laboratorium UPI Bandung merupakan sekolah mitra dari Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang telah bekerjasama dengan JICA dalam mengembangkan lesson study di sekolah-sekolah yang ada di Bandung. 2. Lesson study dengan tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see memuat kompetensi-kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian yang dapat dikembangkannya. 3. Lesson study dengan tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see sebagai jalan yang dapat menjadi model pembinaan kompetensi-kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian. 4. Faktor pendukung pengembangan lesson study di SMA Laboratorium UPI, selain karena di bawah koordinasi FMIPA UPI, lebih karena adanya partisipasi dari guru-gurunya sendiri yang berani mengembangkan lesson dalam pembelajarannya serta adanya dukungan kepala sekolah yang mendorong warga sekolah untuk terus belajar dan berprestasi. Sedangkan faktor penghambat yakni kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kompetensi, keterbatasan sarana dan prasarana, dan

72

Fathiyah Hasan Sulaiman, Alam Pikiran Al-Ghazali Mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: CV. Diponegoro, 1986), h.66.

kurangnya pemahaman tentang lesson study pembinaan sehingga guru masih belum bisa mengaplikasikan hasilnya di sekolah.73

Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Astri Fitriani dalam skripsinya yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru melalui Model Lesson study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, 2012. Memberikan kesimpulan sebagai berikut:

Pembinaan kompetensi pedagogik guru melalui model lesson study di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung telah berjalan dengan baik, dan juga mendapat dukungan yang baik dari masyarakat sekolah (kepala sekolah, guru, siswa). Sedangkan kendala yang dihadapi ialah persoalan waktu dan biaya terbatas dalam pengembangan lesson study sebagai sebuah model pembinaan guru di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.74

Penulis belum menemukan penelitian yang membahas mengenai teori, konsep lesson study secara utuh dan keseluruhan, serta belum ada penelitian yang membahas lesson study dengan menggunakan penelitian kualitatif yakni melihat kualitas adanya teori lesson study yang telah diterapkan oleh para guru Indonesia.

73Yudhi Fachrudin, “Pembinaan Kompetensi Guru melalui Model Lesson Study di SMA

Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010, Tidak dipublikasikan.

74Astri Fitriani, “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Model Lesson Study di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012, tidak dipublikasikan.

50

Dokumen terkait