• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Analisis Data

A. Upaya PIMANSU

2. Pendidikan dan Pelatihan

a. Bentuk-bentuk pendidikan dan pelatihan

Saya pertama sekali bertanya pada Kak Fitri, yaitu apa-apa saja bentuk pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat? Jawaban Kak Fitri:

“ Bentuk DikLatnya, diklat untuk pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, diklatnya diberikan kepada guru-guru sekolah, murid sekolah, tokoh-tokoh masyarakat, kelompok pemuda sebaya, dll.” Pak Zulkarnain menjawab pertanyaan tersebut :

“ DikLat tersebut ditujukan kepada guru-guru BK, kepada siswa, kepada pemuka agama, ibu-ibu rumahtangga, pengurus organisasi masyarakat.” Yang berikutnya, jawaban dari Kak Yusdiana:

“ Sama seperti DikLat pada umumnya, ditujukan kepada guru-guru BK, guru-guru sekolah, pendidik, dll.”

Kak Lyla tidak memiliki jawaban yang berbeda, hanya saja jawabannya lebih luas, tidak disebutkan satu per-satu, berikut kutipan jawaban dari Kak Lyla:

“ Begini dek, DikLat yang diberikan itu sama seperti diklat yang lainnya, yang bertujuan menambah wawasan peserta, namun DikLat yang diberikan PIMANSU ditujukan seperti: DikLat untuk siswa, DikLat untuk guru, DikLat untuk karyawan, DikLat untuk pegawai instansi pemerintah, DikLat untuk tokok masyarakat, DikLat untuk mahasiswa.”

Menurut Bang Abdul:

“ Biasanya DikLat itu diberikan kepada guru-guru, siswa/i, tokoh masyarakat, masih banyak lagi.”

Bentuk-bentuk DikLat yang diberikan PIMANSU penulis analisis sebagai DikLat yang menyeluruh. Mengapa demikian? Karena semua lapisan masyarakat, berbagai jenis profesi, merasakan upaya-upaya yang dilakukan oleh PIMANSU untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

b. Banyak kegiatan

Kemudian penulis melanjutkan pertanyaan kepada Kak Fitri, yaitu berapa banyak kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut yang dilakukan dalam 1 tahun terakhir? Kak Fitri menjawab:

“ Tahun 2007 kira-kira ada 6 DikLat.” Kak Lyla menjawab sama

“ Untuk tahun 2007 ada 6 kali dilaksanakan DikLat.” c. Tujuan pendidikan dan pelatihan

Pertanyaan berikutnya yang penulis ajukan kepada subjek penelitian adalah apa tujuan dari pendidikan dan pelatihan tersebut? Kak Fitri menjawab:

“ Tujuan pendidikan dan latihan ini adalah memberikan wawasan mengenai permasalahan narkoba pada masyarakat; melatih dan memberikan keterampilan pada masyarakat supaya dapat menanggulangi permasalahan narkoba baik di keluarga dan lingkungan tempat tinggal; memberikan informasi yang benar tentang permasalahan narkoba pada masyarakat; mengajak masyarakat untuk sama-sama berbuat/ bekerjasama dengan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan narkoba; dan yang paling penting adalah supaya masyarakat menjadi perpanjangan tangan PIMANSU dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat lain yang belum mendapatkan informasi.”

Menurut Pak Zulkarnain:

“ Tujuan DikLat ini adalah supaya mereka menjadi perpanjangan tangan tentang informasi yang benar tentang masalah narkoba di masyarakat; agar mereka menjadi pusat-pusat informasi kecil dimana mereka tinggal ataupun bekerja; dan supaya mereka bisa menjadi penyuluh masalah narkoba dimana mereka tinggal.”

Sedangkan menurut pendapat Kak Yusdiana

“ Tujuannya, ya… untuk memberikan informasi yang benar tentang narkoba; sebagai perpanjangan tangan untuk menyebarkan informasi itu kepada masyarakat yang lain.”

“ Tujuannya yaitu untuk menambah wawasan masyarakat, khususnya masyarakat yang belum mengenal bahaya narkoba, masyarakat yang tidak atau kurang peduli dengan penyalahgunaan narkoba, masyarakat yang tidak mengetahui bahaya peredaran gelap narkoba; kemudian untuk melatih masyarakat agar waspada dan benar-benar mengerti tentang narkoba.”

Menurut Bang Abdul:

“ Tujuannya diadakan DikLat adalah untuk menambah wawasan, keterampilan, tentang bahaya narkoba bagi masyarakat yang belum mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.”

Bila melihat jawaban dari subjek penelitian, kemungkinan besar masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi tentang bahaya narkoba, masih banyak masyarakat yang kurang peduli dengan bahaya narkoba, dan masih banyak masyarakat yang wawasannya belum luas untuk mengetahui bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, sehingga masih diperlukan perpanjangan tangan PIMANSU sebagai media penyampaian informasi tentang masalah narkoba kepada masyarakat lainnya yang belum mendapatkan informasi. d. Hambatan dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

Penulis melanjutkan pertanyaan berikutnya yaitu apakah ada hambatan pada saat melaksanakan DikLat ini?

“ Hambatannya ya? Yang paling mendasar adalah dana, sebab dengan dana yang minim maka DikLat yang dibuat hanya seadanya, sebaliknya jika dana yang dimiliki cukup maka DikLat yang dilaksanakan akan lebih bagus; kemudian kurangnya KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yaitu berupa brosur, majalah, poster, buku-buku tentang masalah narkoba; pengetahuan peserta yang berbeda-beda, misalnya daya nalar peserta yang berbeda; tingkat usia yang berbeda-beda, termasuk susah mudahnya peserta mengerti dengan materi yang disampaikan.”

Kemudian menurut Pak Zulkarnain:

“ Hambatan-hambatannya, kurangnya respon dari lembaga-lembaga yang telah diundang pelatihan; kurangnya tenaga-tenaga ahli di bidang masalah

narkoba di Sumut; kurangnya fasilitas pelatihan yang dipergunakan; kurangnya dana yang diperuntukkan pada pelatihan.”

Kemudian menurut Kak Yus:

“ Hambatannya, dana yang kurang; respon masyarakat yang kurang, karena masyarakat menganggap biasa saja.”

Menurut Kak Lyla:

“ Kalau menurut kakak, yang paling menghambat jalannya pelaksanaan DikLat ini yaitu dana. Kemudian pesertanya sendiri, ada peserta yang kurang peduli, ada peserta yang tidak mudah memahami.”

Menurut Bang Abdul:

“ Ya, jelas dana. Semakin sedikit dana yang tersedia, maka semakin sederhana DikLat yang dilaksanakan.”

Bila melihat jawaban dari subjek penelitian, penulis beranggapan bahwa DikLat adalah kegiatan yang paling menyentuh seluruh lapisan masyarakat, kegiatan yang paling efektif dalam menyampaikan informasi. Karena dengan melibatkan masyarakat secara langsung, membuat masyarakat lebih paham tentang narkoba. Namun, DikLat memiliki hambatan yang serius, yaitu dana. Dengan keterbatasan dana atau biaya untuk melaksanakan DikLat maka terbatas pula ruang gerak untuk membentuk suatu DikLat yang lebih bagus. Kemudian, para peserta DikLat sendiri yang menjadi masalah. Kemungkinan besar masyarakat yang ada di Indonesia, Sumatera Utara khususnya merasa bahaya narkoba itu tidak begitu penting. Anggapan yang muncul yaitu biasa saja, sehingga kurang merespon kegiatan DikLat yang dibuat oleh PIMANSU tersebut.

3. Kelengkapan Data

Penulis berangkat kepada poin pertanyaan berikutnya yaitu tentang kelengkapan data atas masalah narkoba, yang dimiliki PIMANSU.

a. Sumber data

Pertanyaan yang penulis ajukan adalah dari mana saja sumber data yang diperoleh PIMANSU?

Kak Fitri menjawab:

“ Sumber data umumnya dari media yaitu surat kabar lokal, dan nasional; kemudian dari internet; data-data kepolisian; bulletin; televisi; sedangkan penelitian belum bisa dilakukan PIMANSU karena keterbatasan dana.” Kemudian jawaban Pak Zulkarnain sebagai berikut:

“ Sumber-sumber data PIMANSU berasal dari mass media; Polda; serta laporan masyarakat.”

Sedangkan Kak Yus menjawab:

“ Umumnya dari Koran/media cetak; kemudian didapat dari masyarakat; kemudian dari data-data Kepolisian dan instansi-instansi terkait lainnya.”

Kak Lyla menjawab:

“ Data-data yang ada di PIMANSU ini bersumber dari media cetak, baik terbitan lokal (Medan) maupun terbitan nasional, kemudian bersumber dari pihak-pihak yang bekerjasama seperti kepolisian.”

Bang Abdul menjawab demikian:

“ Sumber data berasal dari media massa/ koran, kemudian dari data-data pendukung, seperti kepolisian, informasi masyarakat.”

b. Bentuk data

Kemudian pertanyaan penulis berikutnya adalah, biasanya data-data tersebut berbentuk apa? Subjek penelitian yang penulis teliti menjawab dengan

jawaban yang sama yaitu berupa data statistik, dan informasi umum tentang masalah narkoba. Kemudian ada penambahan jawaban dari Kak Lyla:

“ Data khusus pengedar narkoba, data mengenai jumlah barang bukti, ada juga data mengenai tempat kejadian perkara.”

4. Mitra Kerja PIMANSU

Dokumen terkait