• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA WISATA MLANG

B. Pendidikan

Dalam Monografi Desa 2010, Desa Nogotirto ini memiliki Lembaga Pendidikan Formal berupa Play Group 8 dan TK ada 11 serta terdapat 7 SD. Selain itu, desa ini juga mamiliki 3 SLTP, sedangkan stingkat SLTA, desa ini belum memilki.

1. Lembaga Pendidikan Formal

Di Desa Wisata Mlangi terdapat berbagai lembaga pendidikan formal dan non-formal, khususnya Pesantren. Lembaga pendidikan formal meliputi taman kanak-kanak (TK), berjumlah dua buah, yakni TK Bustanul Athfal dan Masyitoh, yang pertama milik organisasi Muhammadiyah, sedang berikutnya adalah milik NU.

Selain TK di Mlangi ada dua Sekolah Dasar (SD), yakni SDNU dan SD Muhammadiyah. SDNU terletak di dekat Ringroad Barat Mlangi, berdiri tahun 2009, dengan diprakarsai oleh Pengurus Wilayah Nahdlotul Ulama (PWNU) DIY. Saat ini tercatat kepala

sekolahnya adalah Bapak Prof. Nizar Ali, beliau juga seorang dosen di UIN Sunan Kalijaga.

SD Muhammadiyah didirikan awal 1960-an. Awalnya berupa madrasah, perkembangan selanjutnya menjadi SD Muhammadiyah dengan tokoh perintisnya adalah H. Muhammad Yusuf dan H. Yunad. SD Muhammadiyah Mlangi ini telah mencetak lulusan yang berasal dari keluarga kyai dan tokoh-tokoh agama di Desa Wisata Mlangi, berkat memperkenalkan pemikiran dan gerakan keagaman Muhammadiyah kepada masyarakat yang proporsi jumlah penduduknya lebih didominasi NU.

Ada dua Madrasah Ibtidaiyah di Mlangi. Pertama MI An-Nasyath yang didirikan pada tahun 2009. Sekolah ini berada dibawah naungan pondok pesantren An-Nasyath yang diasuh oleh K.H. Sami‟an. Kedua MI Al-Falahiyah yang didirikan pada tahun yang sama. Sekolah ini berada dibawah naungan pondok pesantren Al-Falahiyah.

Tabel 2 : Lembaga Pendidikan Desa Wisata Mlagi

Dusun Mlangi Sawahan

Paud 1 1

TK 1 1

SD 2 2

SLTA - -

PT - -

Jumlah 6 7

Sumber: Data diolah dari Monografi

Melihat tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa di antara dua dusun tersebut terjadi keimbangan pada jumlah lembaga pedidikan yang ada selain SLTP.

Selain lembaga pendidikan formal yang telah disebut di atas, terdapat juga sekolah menengah pertama (SMP) Ma'arif yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan NU yang berdiri tahun 1981.

2. Lembaga Pendidikan Non Formal

Lembaga pendidikan non formal yang berupa pondok pesantren (ponpes) sangat menonjol di Mlangi, bahkan di wilayah Yogyakarta kampung ini cukup terkenal sebagai kampung pesantren. Jumlah keseluruhan pondok pesantren yang terdapat di desa wisata Mlangi adalah 16 pondok pesantren.

Tabel 3 : Pondok Pesantren di Desa Wisata Mlagi

Tipe Ponpes Mlangi Sawahan Sawahan Salafiyah 4 12 16

„Asriyah - - -

Kombinasi - - -

Jumlah 4 12 16

Sumber: Data diolah dari wawancara dengan Dukuh dan tokoh masyarakat

Melihat tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa seluruh pondok pesantren di atas bercorak tradisional, atau salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab Islam kuning klasik sebagai ciri utamanya. Kitab klasik tersebut meliputi 8 kelompok: 1. nahwu (syntax) dan saraf (morfologi); 2. fiqh; 3. usul fiqh; 4. hadis; 5. tafsir; 6. tauhid; 7. tasawuf dan etika, dan 8. cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah.

Desa Wisata Mlangi yang dikenal sebagai kampung pesantren belum memiliki pesanten yang bercorak modern atau „asriyah dan juga belum ada pesantren yang mengkombinasikan sistem tradisional dan modern.

Lembaga pendidikan non formal yang berupa 16 pondok pesantren yang tersebar yakni:

a. Pondok Pesantren Al-miftah

Menurut keterangan Kyai Hasan, pondok ini adalah pondok pesntren tertua di Mlangi. Sebutan awalnya adalah langgar Lor. Pondok Al-Miftah, dikelola oleh (alm) Kyai Sirudin yang masih memiliki hubungan saudara dengan Kyai Muhtar

Dawam, pemilik pondok pesantren Al-Huda. Pondok ini didirikan pada tahun 1930-an dan sekarang dikelola oleh Putra Kyai Munahar bernama Gus Mabarun.

b. Pondok Pesantren Assalafiyyah

Pondok pesantren Assalafiyyah didirikan oleh KH.Mashduqi (Haji beliau- Amanah, bersamaan haji Putranya, KH. Suja‟I sekalian pada Tahun 1990 ). Beliau putra seorang Naib asal mlangi yang bertugas di wilayah Gunung Kidul. KH. Mashduqi memperistri Zaenab, putri pamannya sendiri di mlangi yang bernama Kyai Slamet. Sejak menikah beliau tinggal di rumah mertuanya. Di Rumah itulah kemudian dikenal dengan sebutan langgar kidul. Sebutan ini sebagai paduan sebutan langgar lain di sebelah utaranya (langgar lor, PP. Al-Miftah). Atas dorongan adanya penamaan langgar lor, langgar kidul disebut Pondok Pesantren Assalafiyyah didirikan pada tahun 1932. Pondok ini memperoleh sertifikat atas inisiatif Departemen Agama bernomor E-8431 tertanggal 9 Pebruari 1984. Kemudian pada pendataan Pondok Pesantren yang aktif terkordinasi mendapat No. Statistik 510.3.34.04.1024. Pengasuhnya Kyai Suja'i Masduqi yang dikenal sebagai mursyid tarekat Qodariyah-Naqsabandiyah.

Pesantren ini diasuh Kyai Samingan, istrinya merupakan adik kandung Kyai Suja'i, pengasuh ponpes As-Salafiyah yang sekaligus mursyid tarekat Qadariyah-Naqsabandiyah, Mlangi

d. Pondok Pesantren Hujjatul Islam

Pondok ini dikelolaoleh Kyai Qotrul Aziz. Dahulu Kyai Qotrul Aziz dikenal sebagai pengusaha batik yang sukses, dan ia pernah menjadi ketua takmir masjid Jami', sebelum akhirnya digantikan kepengurusannya oleh para kyai yang diketuai oleh Kyai Muhtar Dawam. Kini ta‟mir masjidnya adalah KH. Abdulloh.

e. Pondok Ar-Risalah

Pondok ini diasuh oleh KH. Abdullah, sebelumnya beliau menimba ilmu di Asrama Perguruan Islam (API)Tegal Rejo Magelang. Pondok pesantren ini relatif masih muda usianya yatu berdiri tahun 2003, dan pada saat ini jumlah santrinya mencapai 60 orang. H. Abdullah sebelum mendedikasikan waktunya untuk mengajar di ponpes yang didirikannya, ia dahulu dikenal sebagai pengusaha sukses.

f. Pondok Pesantren Al-Quran

Pondok Pesantren ini khusus puteri, diasuh oleh Kyai Abdul Karim. Selain fokus terhadap Tahfizdul-Qur‟an, ponpes ini

menjadi tempat ngaji bagi anak-anak kecil seusia TPA. Kyai Abdul Karim adalah putra Kyai Yusa‟ yang terkenal dengan sebutan Khotib Kraton di Mlangi. Sebelum Masjid Jami‟ diserakan kepada masyarakat oleh Kraton, Kyai Yusa‟ inilah petugas Khotib yang berkhutbah pada Idul Fitri dan Idul Adha dengan memakai blangkon.

g. Pondok pesantren Al-Huda

Pesantren ini diasuh oleh Kyai Mukhtar Dawam(Alm). Kyai Mukhtar Dawam adalah sosok kyai yang memiliki hubungan dengan sejumlah elit kekuasaan dan partai Golkar di jaman orde baru. Setelah beliau wafat, jumlah santri pondok pesantren ini berkurang.

h. Pondok Hidayatul Mubtadiin

Pondok ini merupakan Ponpes yang dimiliki oleh H. Nuriman Mukim. Beliau menimba ilmu di Lirboyo sebelum mendirikan pesantren tersebut. Jumlah santrinya 50 anak, santri yang kecil-kecil kebanyakan masih menimba ilmu di sekolah dasar.

i. Pondok Pesantren Al-Mahbubiyah

Pengasuhnya Pesantren ini adalah Kyai Khalimi. Pesantren ini adalah pesantren termuda. Berdiri tahun 2007 santrinya 75

Orang , banyak diantaranya yang berusia dini mengaji di sore hari sebagai santri kampung atau sering disebut santri kalong.

j. Pondok Pesantren Darussalam.

Ponpes ini diasuh oleh Kyai Wirdanudin, beliau lulusan Pesantren Tegal Rejo Magelang. Saat ini(2011), putranya yang bernama Sirojul „Ilmi telah diwisuda sebagai Hafizd

Alqur‟an. Putranya inilah yang mengajar kitab Ihya’

Ulumidin karya Al-Ghozali sebagai kitab pokok tasawuf tingkat lanjut di pondok ini.

k. Pondok Ledok.

Dahulu pesantren ini diasuh oleh (alm) Kyai Yamah Sari. Pondok ini adalah pondok yang terdekat dengan Masjid Ledok yang menjadi tempat kegiatan warga Muhammadiyah. Kini (tahun 2012) pondok ini sudah tidak aktif lagi.

l. Pondok Pesantren Al-Falahiyyah

Pimpinan Pesantren ini bernama Gus Misbah. Beliau seorang bisnismen, memiliki rental motor dan mobil di Mlangi. Pesantren ini memiliki santri yang hanya sekolah di Madrasah milik pondok, yakni Madrasah Ibtidaiyah Falahiyah.

Dipintu masuk ke arah masjid Mlangi terdapat pondok pesantren bernama Mlangi Timur, didirikan sekitar tahun 1965, milik (alm) Kyai. Zamroddin. Di pesantren ini cukup banyak santri yang menghafalkan Al-Quran, selain mengaji kitab. Nyai Rubai‟ah, istri almarhum dikenal sebagai seorang penghafal Qur'an (hafizah), dan sekarang pondok tersebut dikelola putera-putera almarhum.

n. Pondok Pesantren Kuno

Pesantren ini dikelola oleh Kyai Asrori. Pondok Kuno sangat megah, dan memiliki bangunan berlantai tiga. Selain itu. Kyai Asrori dikenal memiliki hubungan yang cukup dekat dengan BPH Joyokusumo, pengurus Golkar, dan adik Sri Sultan ke X. Selain itu sejumlah fungsionaris partai Golkar se-ring berkunjung ke rumah sang kyai.

o. Pondok Pesantren Atba‟us Salaf

Pesantren ini berlokasi di belakang Ponpes Al-Falahiyyah. Saat ini pengasuhnya bernama Kyai Muhtarom. Jumlah santrinya 36.

p. Pondok Pesantren Al-Ikhsan

Pesantren ini terletak di dekat Masjid Al-Awwab dikelola oleh H. Bahaudin seorang tokoh Muhammadiyah Desa

Wisata Mlangi. Menurut beberapa informan, pondok ini adalah satu-satunya pondok di Mlangi yang berfaham muhammadiyah. Awalnya pesantren ini berupa lembaga dakwah Golkar, pada perkembangan selanjutnya menjadi pesantren(Wawancara dengan Bapak Nur Hadi pada 15 Mei 2011).

q. Pondok Pesantren Al-Salimiyah

Pesantren ini diasuh oleh Kyai Salimi. Awalnya Pondok ini bertempat di dekat PP. Assalafiyyah. Sekarang bertempat di cambahan. Meskipun letak pondok beberapa ratus meter di sebelah selatan Mlangi, namun Kyai Salimi adalah orang Mlangi tulen.

Dari seluruh pesantren yang tersebut di atas, ada beberapa yang mengelola Pendidikan kesetaraan Wajar Dikdas(setara SLTP) dan PAKET C (setara SLTA). Disamping sebagai bekal santri untuk diterima di masyarakat, pengelolaan ini merupakan wujud mensukseskan Pendidikan Nasional, karena banyak santri yang ternyata tidak sekolah di lembaga formal. Santri yang mengikuti program tersebut akan mendapatkan ijazah yang diakui Negara. Ijazah tersebut biasanya digunakan santri untuk memenuhi persaratan dan tuntutan kerja, namun ada beberapa sampel juga yang

menggunakanya untuk melakukan studi lanjut ke Perguruan Tinggi baik memperoleh beasiswa maupun swadana.

Dalam dokumen Interaksi Sosial Warga NU dan Muhammadiy (Halaman 39-49)

Dokumen terkait