BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. Mutu Pendidikan
mutu.pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, ruang lingkup pendidikan, fungsi pendidikan, komite pengarah mutu pendidikan, faktor-faktor mutu pendidikan.
B. Telaah Pustaka
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang letak KKSK, latar belakang KKSK, sarana dan prasarana, struktur organisasi KKSK di Kecamatan Banyubiru, bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru, Kab. Semarang, bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang, bagaimana upaya srategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten. Semarang.
BAB IV Pembahasan
Dalam bab ini akan memaparkan tentang hasil penelitian dan analisis yang memuat tentang, persepsi Koordinator Komite
Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.
BAB V Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru dan saran-saran.
A. Landasan Teori
1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) a. Pengertian KKSK
Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang- orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud- maksud yang telah ditetapkan (Oteng Sutisna, 1987 : 199). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Zainal, 2007 : 4). Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan.
Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.
b. Landasan KKSK
Acuan operasional, indikator kineija, peningkatan wawasan kependidikan bagi KKSK di Kabupaten Semarang ini disusun berdasarkan:
1) UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
2) UU nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
3) UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
4) PP nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan daerah provinsi sebagai daerah otonom
5) Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan komite sekolah
6) Keputusan menteri dalam negeri nomor 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah
c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK 1) Prinsip Pembentukan Pengurus KKSK
KKSK dibentuk berdasarkan prinsip demokrasi, transparan dan akuntabel, serta menjadi mitra kerja UPTD Pendidikan Kecamatan (Susishadi, 2007 : 9).
Demokrasi berarti bahwa proses pembentukan KKSK dilakukan dengan melibatkan seluruh pengurus komite sekolah di
lingkungan kecamatan baik secara musyawarah mufakat maupun melalui pemungutan suara.
Transparan berarti pembentukan KKSK dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh pengurus komite sekolah di lingkungan kecamatan mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, sosialisasi oleh panitia persiapan, penentuan kriteria calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, sampai penyampaian hasil pemilihan kepada masyarakat.
Akuntabel berarti pembentukan komite sekolah yang dilakukan oleh panitia persiapan haras dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat baik secara substansi maupun
finansial.
Menjadi mitra keija UPTD pendidikan kecamatan berarti KKSK dan UPTD pendidikan kecamatan memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang haras saling bekeija sama.
2) Mekanisme pembentukan pengurus KKSK (Susishadi, 2007 : 9). a) KKSK dibentuk atas inisiatif Dewan Pendidikan (DP)
bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan.
b) Pengurus KKSK dipilih dari dan oleh pengurus komite sekolah c) Pengurus KKSK terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi-
seksi yang dipandang perlu sesuai kebutuhan, dengan jumlah personal ganjil.
d) Pengurus KKSK yang terbentuk disahkan oleh Dewan Pendidikan (DP).
e) Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, KKSK mengacu pada AD/ART DP
d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional Pada setiap kecamatan di Kabupaten Semarang terdapat banyak satuan pendidikan. Pada setiap kecamatan minimal ada satuan pendidikan mulai dari jenjang TK/RA/BA sampai SMP/MTs baik negeri maupun swasta. Bahkan di banyak kecamatan telah berdiri pula jenjang pendidikan SMA/MA/SMK. Antara komite sekolah yang satu dengan lainnya perlu adanya koordinasi dan komunikasi dalam rangka mendapatkan informasi, wawasan, pengalaman, kerjasama, dan motivasi sehingga bisa melaksanakan tugas secara maksimal.
Kepmendiknas No. 044/U/2002 hanya mencantumkan peran dan fungsi komite sekolah (Susishadi, 2007 : 9). Untuk efisiensi dalam operasionalnya, DP perlu wadah ditingkat kecamatan yang bisa membantu dalam mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan komite sekolah di wilayah kecamatan. Pada Anggaran Rum ah Tangga Dewan Pendidikan Kabupaten Semarang Bab III pasal 18 disebutkan bahwa untuk koordinasi dewan dengan komite sekolah di masing- masing kecamatan se Kabupaten Semarang perlu dibentuk Koordinator Komite Sekolah Kecamatan. Supaya Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) mampu berperan dan berfiingsi secara maksimal
perlu adanya perumusan tujuan, peran, dan fimgsinya, bahkan sampai pada rumusan penjabaran secara operasional.
Adapun Tujuan dari Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) yang berdasarkan asas manfaat, efektivitas serta pertimbangan-pertimbangan geografis, demografis, sosial dan budaya di Kabupaten Semarang dapat di rumuskan tujuan dibentuknya KKSK untuk membentuk Dewan Pendidikan (DP) dalam : 1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa komite sekolah dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan. 2) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi antar komite sekolah dengan Dewan Pendidikan. 3) Melaksanakan peran pengawasan penyelenggaraan pendidikan. 4) Menciptakan suasana dan kondisi penyelenggara dan pelayanan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan demokratis di kecamatan. 5) Pelaksanaan koordinasi antara DP dengan UPTD pendidikan kecamatan.
1) Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)
Yang dimaksud peran disini adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama (W.J.S. Poerwadarminta,1976:870). Menurut teori dari Horton dan Hunt pengertian peran adalah perilaku yanng diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Seperti halnya peran KKSK disini adalah sebagai koordinator dan ketua komite sekolah se Kecamatan Banyubiru.
Untuk mencapai tujuan dibentuk KKSK, perlu adanya rumusan yang tegas peran dan fiingsi KKSK yang kemudian harus dilaksanakan secara maksimal melalui berbagai kebijakan, program, dan kegiatan operasional yang kreatif dan inovatif dengan arahan Dewan Pendidikan. Adapun peran yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh KKSK secara maksimal adalah :
a) Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat kecamatan. b) Pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial,
pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat kecamatan.
c) Pengontrol (<controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di tingkat kecamatan.
d) Mediator {mediatory agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di tingkat kecamatan.
2) Fungsi koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)
a) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah kecamatan.
b) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan.
c) Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
d) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan, organisasi), pemerintah kecmaatan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
e) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat
Untuk menjalankan perannya, KKSK memiliki fungsi yang pada hakekatnya merupakan penjabaran secara operasional dari perannya. Penjabaran peran KKSK ke dalam fungsinya, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini (Susishadi, 2007 : 9) :
Tabel 1
Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) ke dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah
No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK 1. Pemberi 1.1 Memberi masukan, 1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi
Pertimbangan pertimbangan, dan sosial ekonomi keluarga peserta
(iadvisory) rekomendasi kepada didik dan sumber daya
pemerintah pendidikan dalam masyarakat kecamatan mengenai 1.1.2 Menganalisis hasil pendataan
; sebagai bahan pemberian
1) Kebijakan dan masukan, pertimbangan, dan program rekomendasi kepada UPTD pendidikan pendidikan kecamatan
2) Kriteria kineija 1.1.3 Menyampaikan masukan, kecamatan pertimbangan dan rekomendasi dalam bidang secara tertulis kepada kepala pendidikan UPTD pendidikan kecamatan
No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK 3) Kriteria tenaga kependidikan 4) Kriteria fasilitas pendidikan, dan 5) Hal-hal yang terkait dengan pendidikan
dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan.
1.1.4 Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal
1.1.5 Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM)
1.1.6 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah
1.1.7 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan tentang pelaksanaan manajemen pendidikan (ketenagaan, keuangan, fasilitas dan data pendidikan)
2. Pendukung
(supporting)
2.1 Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi
2.1.1 Mengadakan rapat atau pertemuan secara berkala dan insidental dengan stakeholder
No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK dalam pendidikan pendidikan di kecamatan.
2.1.2 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyeleng garaan pendidikan yang bermutu di kecamatan.
2.1.3 Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah
2.2Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan
2.2.1 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu
2.2.2 Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, misalnya pelaksanaan jam wajib belajar masyarakat 3. Pengontrol (controlling) 3.1Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program penyelenggaraan
3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah
3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah di daerah kecamatan
No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK
dan keluaran pendidikan
3.1.3 Meminta penjelasan kepada kepaia UPTD pendidikan kecamatan tentang hasil belajar siswa
3.1.4 Bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan untuk mengadakan evaluasi terhadap kebijakan pendidikan di kecamatan 4. Mediator 4.1 Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan, organisasi), pemerintah kecmaatan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
4.1.1 Membina hubungan dan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di kecamatan
4.1.2 Mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau
Memory o f Understanding
(MOU) dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan. 4.2Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh
4.2.1 Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari stakeholder pendidikan di kecamatan
4.2.2 Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap
No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK masyarakat perkembangan pendidikan di
kecamatan
e. Indikator Kinerja Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) dan Instrumen Evaluasi Disi {Self Assement) untuk Menilai Kinerjanya. Penulis akan memberikan beberapa paparan indikator sebagai berikut:
1) Kaitan antara peran dan fiingsi KKSK dengan kegiatan operasionalnya
a) Peran dan fungsi KKSK sebagaimana telah dijelaskan dalam sub sebelumnya merupakan sumber rujukan utama untuk menentukan kegiatan operasional KKSK.
b) Keterlaksanaan, keberhasilan kegiatan operasional KKSK. Ketersediaan fasilitas organisasi diukur dengan indikator kineija yang menggunakan kriteria tertentu
c) Dengan kata lain, jika KKSK telah melaksanakan semua kegiatan operasional dengan sempuma, melengkapi dan mendayagunakan fasilitas organisasinya secara rutin dan optimal, maka KKSK dapat dinilai telah memiliki kinerja yang tinggi dan demikian pula sebaliknya.
2) Ukuran dan kriteria penentuan keberhasilan KKSK
Pada kenyataannya, keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan operasional KKSK bervariasi mulai dari peringkat yang paling rendah sampai dengan peringkat yang tinggi.
Ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional KKSK diklasifikasikan seperti halnya ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional komite sekolah, yaitu :
a) Sangat berhasil (A) b) Berhasil (B)
c) Kurang berhasil (C), dan d) Tidak berhasil (D).
Demikian juga kriteria keberhasilan kineija KKSK dan keberhasilan SDM dan fasilitas organisasi KKSK sama dengan kriteria yang ditetapkan untuk komite sekolah seperti tersebut di atas.
3) Instrumen Evaluasi diri {self asessment) kineija KKSK
Dalam pengukuran kegiatan operasional KKSK bisa dengan memberi tanda checking ( '0 pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut (Susis Hadi, 2007 : 9): Sangat berhasil (A)
(1) Kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan secara optimal (3) Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
Berhasil (B)
(1) Kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan secara optimal
(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C)
(1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D)
(1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
Tabel 2
Tentang Indikator Kinerja KKSK
Kegiatan Operasional KKSK Kinerja KKSK
A B C D
1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat sekecamatan
1.1.2 Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan, atau rekomendasi kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan, dan sebagainya
2.1.1 Mengadakan rapat atau pertemuan secara berskala dan insidental dengan komite sekolah dan stakeholder pendidikan di kecamatan
Kegiatan Operasional KKSK Kinerja KKSK
A B C D
2.1.2 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di kecamatan dan sebagainya.
3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah
3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah di kecamatan dan sebagainya
4.1.1 Membina hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya dengan DUDI di kecamatan
4.1.2 Mengadakan penjagaan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan dan sebagainya
Jumlah skor
Penilaian dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = SSI x 100
Keterangan:
S R: Skor riil
S I : Skor ideal
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional Koordinator Komite Sekolah Kecamatan saudara termasuk kategori
(a) Sangat berhasil (A) jika nilai antara 90 - 100 (b) Berhasil (B) jika nilai antara 70 - 89
(c) Kurang berhasil (C) jika nilai antara 50 - 69 (d) Tidak berhasil (D) jika nilai antara 0 - 4 9
4) SDM dan fasilitas organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan
Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional tersebut di atas, KKSK memerlukan dukungan fasilitas organisasi yang memadai. Aspek dan jenis fasilitas organisasi KKSK tidak jauh berbeda dengan Dewan Pendidikan. Fasilitas tersebut terdiri dari aspek sumber daya manusia, prasarana fisik kantor, administrasi, keuangan dan data sebagaimana tabel 3 :
Tabel 3
SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan
No Aspek Fasilitas Organisasi KKSK
1 SDM 1.1 Pengurus dan anggota KKSK
2 Prasarana fisik kantor 2.1 Ruang kantor (bisa di UPTD Pendidikan Kecamatan)
2.2 Meja kursi rapat
2.3 Papan tulis dan papan data 3 Administrasi dan
Keuangan
3.1 Agenda dan file surat keluar dan surat masuk
3.2 Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota
3.3 Notulen rapat 3.4 Bukukas 3.5 Rekening bank 3.6 RAPBKKSK
No Aspek Fasilitas Organisasi KKSK
4 Data dan dokumen 4.1 Struktur organisasi KKSK 4.2 Panduan umum
4.3 Acuan operasional
4.4 Kepmendiknas Nomor 044/U/2003
4.5 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
4.6 Datasekolah
4.7 Data orang tua siswa dan penduduk kecamatan
4.8 DataDUDI
4.9 Data hasil belajar siswa
Dalam pengukuran fasilitas organisasi KKSK bisa memberi tanda checking (S ) pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut:
Sangat berhasil (A)
(1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal
(3) Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Berhasil (B)
(1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal
(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C)
(2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal
(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D)
(1) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal
(3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tabel 4
Fasilitas Organisasi KKSK No
Fasilitas Organisasi KKSK Kinerja KKSK
A B C D
1.
Pengurus dan anggota Koordinator Komite Sekolah Kecamatan2. Ruang kantor (bisa di UPTD pendidikan kecamatan) 3. Meja kursi rapat
4. Papan tulis dan papan data
5. Agenda dan fail surat keluar dan surat masuk
6. Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota 7. Notulen rapat 8. Buku kas 9. Rekening bank 10. RAPB KKSK 11. Panduan umum 12. Acuan operasional
13. Kep mendiknas nomor 044/U/2003
14. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas 15. Data sekolah
Menentukan penilaiannya dengan menggunakan rumus yang sama seperti rumus yang sebelumnya.
f. Wawasan Kependidikan bagi KKSK
Pengertian wawasan adalah pandangan, tinjauan (Fajri, 2005 : 861). Yang dimaksud dari wawasan kependidikan bagi KKSK di sini adalah KKSK diberikan ruang gerak untuk memberikan tinajauan tentang kependidikan yang mana wawasan kependidikan itu juga sebagai kegiatan perasional dari KKSK itu sendiri, seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.
Pada pembahasan ini penulis akan memberikan pemaparan yang lebih jelas tentang apa saja yang diketahui KKSK sebagai wawasan kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1) Paradigma pendidikan di era otonomi daerah
Dengan diundangkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang mengganti UU No. 2 tahun 1989, maka membuktikan kesungguhan pemerintah R1 dalam upaya penyelenggaraan pembangunan pendidik sebagian besar diserahkan kepada daerah propinsi dan kabupaten/kota. Pendidikan
yang selama ini dikelola secara terpusat (sentralistik) harus diubah sejalan dengan nafas UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Undang-undang ini akan membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang kewenangan pemerintah daerah untuk lebih otonom, termasuk bidang pendidikan. Kewenangan tersebut diberikan kepada daerah kabupaten/kota sebagaimana pasal 11, adalah mencakup semua bidang pemerintahan, yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi serta tenaga keija. Dengan demikian jelaslah bahwa kebijakan pembangunan pendidikan dengan paradigma yang sekarang adalah berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota.
Ada 3 (tiga) macam desentralisasi dalam sektor pendidikan yaitu:
a) Desentralisasi pemerintah di bidang pendidikan di daerah Desentralisasi pendidikan ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan mutu pelayanan pendidikan pada setiap satuan pendidikan di daerah, memberdayakan potensi daerah yang beraneka ragam untuk pengelolaan pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah, dan dengan tetap mengacu kepada peningkatan kualitas dan daya saing SDM.
b) Desentralisasi pada satuan pendidikan
Pada sistem ini diselenggarakan di luar mekanisme pemerintahan, tidak melalui pendelegasian wewenang pemerintah propinsi dan kabupaten/kota, tetapi wewenang daiam penyelenggaraan pendidikan yang dikembangkan melalui konsep altematif dan desentralisasi pemerintah di bidang pendidikan yang menekankan kepada wewenang profesionalisme setiap satuan pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan yang semakin bermutu.
c) Desentralisasi pada stakeholder pendidikan
Selain desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan dan desentralisasi pada satuan pendidikan yang profesional, pengelolaan pendidikan juga dilakukan oleh masyarakat yang antara lain adalah:
(1) Pengelolaan pendidikan yang secara langsung dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah sebagai salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.
(2) Pengelolaan pendidikan oleh yayasan swasta sebagai wujud pelayanan sosial (public service) yang dilakukan langsung oleh sekelompok masyarakat.
(3) Pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara profesional sebagai wujud dari industri pendidikan, yaitu yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga profesional yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil pelayanan pendidikan yang diberikan.
2) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) a) Pengertian MBS
MBS adalah sebuah sistem pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri (Susis Hadi, 2007 : 9).
b) Tujuan MBS
MBS bertujuan agar sekolah dapat menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi siswa.
c) Tugas dan fiingsi komite sekolah dalam MBS
Tugas dan fiingsi komite sekolah dalam pelaksanaan MBS adalah :
(1) Mengikuti dan mencermati perkembangan pendidikan (2) Memberikan saran dan masukan tentang rencana
pengembangan sekolah, peningkatan mutu, maupun pengelolaan sekolah.
(3) Membantu sekolah mencari dana melalui partisipasi orang tua dan masyarakat
(4) Membantu sekolah mengaktifkan partisipasi orang tua siswa dan masyarakat baik berupa material dan non material.
(5) Membantu sekolah mencari solusi terhadap masalah- masalah yang dihadapi sekolah
(6) Membantu penyediaan fasilitas dan meningkatkan kesejahteraan SDM guru
(7) Mengembangkan hubungan keija sama dengan sekolah lain, instansi pemerintah, dan DUDI dalam rangka meningkatkan layanan dan fasilitas sekolah
(8) Ikut serta menetapkan prosedur dan aturan pelaksanaan tugas dan kegiatan, termasuk jadwal pelaksanaannya
(9) Membantu pelaksanaan rencana program dan kerja kepala sekolah beserta staf
(10) Menyusun program keija dan laporan pelaksanaan komite sekolah setiap awal dan akhir tahun pelajaran
3) Pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM) a) Pengertian PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM (1) Memahami sifat yang dimiliki anak
(3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
(4) Mengembangkan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah
(5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
(6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
(7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar(Susishadi, 2007:28)
4) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a) Pengertian kurikulum dan KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (SD/MI,