• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN (COORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DIKEC. RANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN (COORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DIKEC. RANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009 - Test Repository"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

KAB. SEMARANG TAHUN 2009

SK R IPSI

Diajukan Untuk M emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

D W IA STU TI NIM. 121 07 037

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2010

(2)

Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiea.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan perbaiki, maka skripsi S audari:

Nama : DWI ASTUTI NIM : 121 07 037 Jurusan : Tarbiyah

Progdi : Pendidikan Agama Islam

Judul : PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH

KECAMATAN (KKSK) DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 28 Januari 2010 Pembimbing

(3)

Jl. Stadion 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudari : Dwi Astuti dcngan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 037 yang beijudul PERAN K O O RD IN A TO R KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM M EN IN G K ATK A N MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEM ARANG TAHUN

2009.

Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 yang bertepatan dengan tanggal 27 rabiul awal 1431 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga, 19 Maret 2010

Panitia Ujian

Sekretaris Ke^fo Sidanj,

W Imam Sulomo, M,Aj>^ ? jv Dr. IT Muh. Saerozi. M. Ac NIP. 19580827 198303 M S® ? ' X n IP. 19660215 199103 1 001

Penguji II

Dr. Zakivudin Baidhawy. M.Ag

NIP : 19720521 200501 1 003 NIP. 1973052j5 199903 1 004 Pembimbing

Hi. Maslikhah, S:Ag. M.Si NIP. 19700529 200003 2 001

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama : Dwi Astuti NIM : 121 07 037 Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis

Dwi Astuti NIM 121 07 037

v

(5)

MOTTO

Cita-cita harus selalu tumbuh dari kenyataan, mencari di luar

itu kita pasti menemukan jalan buntu yang menyedihkan.

Gunakanlah strategi untuk menggapainya agar kita

mendapatkan kebahagiaan yang sebenamya.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua orang tua saya, Bapak Jupri , Ibu Samirah

dan satu-satunya saudaraku beserta keluarga (orang yang

paling kusayangi dan kucintai)

❖ Kedua Mbah Putri (orang yang kusayangi)

❖ Om Rofiq, adik dari Ibu yang sabar memberikan

petuah-petuah (terima kasih yang tak terkira atas

semuanya yang diberikan kepadaku)

❖ Mas Amin,

calon pendamping hidupku (terima

kasih motivasinya)

❖ Bapak Qoiman, saudara yang sudah saya anggap

sebagai bagian dari keluarga sendiri (terima kasih atas

doa dan motivasinya)

Sahabat-sahabati terbaikku, Hima, Santi, Anis,

Aisyah,

Mine,

Farida,

Mir’ah,

pkDhe

Samsodin,Dhanang.

❖ Teman-teman sepeijuangan PAI Transfer’07

Teman-teman KKN 2009 “Tonoboyo” tersayang

(6)

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Segala puji bagi Allah semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam Nabi Muhammad SAW, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Ibu Hj. Maslikhah, M. Si selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Fatchurrahman, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Asnawi dan Bapak Asrofie selaku KKSK di tingkat Kecamatan Banyubiru yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian KKSK di Kecamatan Banyubiru.

(7)

memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun material.

6. Sahabat-sabahat angkatan 2007 transfer terutama PAI B serta lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang selalu mengisi hari-hari penuh keceriaan dan semangat.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dan kesempumaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

Akhimya penulis berharap dan berdoa semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam.

Salatiga, 28 Januari 2010 Penulis

Of*

D Astuti NIM, 121 07 037

(8)

Astuti, Dwi. 2009. Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam Meningkatkan mutu Pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab.

Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Maslikhah, M.Si.

Kata Kunci: Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan

Penelitian ini merupakan upaya strategis untuk KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, (2) bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?, dan (3) bagaimana upaya strategis KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif analisis yang bersifat natural setting dengan rancangan studi yang sumber datanya berasal dari manusia (human instrumen).

Metode pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti adalah metode interview, metode observasi, metode dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data peneliti menggunakan metode analisa sebagai berikut : deduktif, induktif, reduksi data, dan sintesis.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran KKSK sangat dibutuhkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru. Sedangkan jawaban dari pertanyaan di atas yang sesuai dari hasil penelitian di lapangan adalah sebagai berikut: (1) Persepsi dari KKSK tentang faktor-faktor yang menentukan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan hams memperhatikan enam faktor pendidikan tersebut, (2) Peran KKSK mengenai faktor-faktor mutu dalam peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah berperan aktif dengan mengajak keija sama antara pihak terkait pendidikan di Kecamatan Banyubiru, mengembangkan sarana prasarana dan fisik sekolah penunjang proses belajar mengajar, dan (3) Upaya strategis KKSK mengenai faktor-faktor mutu adalah untuk peningkatan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru adalah memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Pemerintah Kecamatan, mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan dan keluaran dalam pendidikan, dan masih ada banyak lagi yang nantinya akan dipaparkan pada bab selanjutnya.

(9)

LEMBAR BERLOGO... 1

HALAMANJUDUL... 11

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iH PENGESAHAN KELULUSAN... 1V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... « DAFTAR IS I... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Penegasan Istilah... 6

F. Metode Penelitian... 7

1. Jenis Penelitian... U 2. Lokasi Penelitian... 11

(10)

4. Metode Pengumpulan Data... 12

5. Instrumen Penelitian... 13

6. Teknik Analisis D ata... 14

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 13

1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)... 18

a. Pengertian KKSK... 18

b. Landasan KKSK... 19

c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK... 19

d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional... 21

e. Indikator Kineija Koordinator Komite Sekolah Kecamatan... 28

f. Wawasan Kependidikan Bagi KKSK... 35

2. Mutu Pendidikan... 47

a. Mutu... 47

1) Pengertian Mutu... 47

2) Manfaat M utu... 49

3) Pesan M utu... 49

4) Karakteristik Mutu... 50

(11)

b. Pendidikan... 52

1) Pengertian pendidikan... 52

2) Tujuan Pendidikan... 53

3) Ruang Lingkup Pendidikan... 54

4) Fungsi Pendidikan... 55

c. Mutu Pendidikan... 55

1) Komite Pengarah Mutu Pendidikan... 56

2) Faktor-faktor Mutu Pendidikan... 58

B. Telaah Pustaka... 58

1. Wiwik Setyawati... 59

2. Umayah... 61

BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan D ata... 63

1. Letak lokasi KKSK... 63

2. Latar Belakang KKSK... 63

3. Sarana dan Prasarana KKSK... 64

4. Struktur Organisasi KKSK... 65

B. Temuan Penelitian... 67

1. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru... 67

2. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru... 71

(12)

Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru... 73 BAB IV PEMBAHASAN

A. Persepsi KKSK tentang Mutu Pendidikan di Tingkat Kecamatan Banyubiru... 77 B. Peran KKSK dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

Kecamatan Banyubiru... 82 C. Upaya Strategis KKSK untuk Meningkatkan Mutu

Pendidikan di Kecamatan Banyubiru... 86 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran-saran... 94 C. Penutup... 95 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(13)

Tabel 01

Tabel 02 Tabel 03

Tabel 04

Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah

Kecamatan ke Dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah. 24

Indikator Kineija KKSK... 30 SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah

Kecamatan... 32 Fasilitas Oganisasi KKSK... 34

(14)

Gambar 01 Hierarki mutu... 52

Gambar 02 Struktur Organisasi KKSK th 2008/2009... 66

(15)

Lampiran 01 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 02 Permohonan Izin Penelitian Lampiran 03 Surat Keterangan KKSK Lampiran 04 Kisi-Kisi Wawancara Lampiran 05 Pedoman Wawancara Lampiran 06 Catatan Lapangan

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia, baik sebagai makhluk individual maupun sebagai mahluk sosial. Manusia tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat sebab di samping sebagai mahluk individu sekaligus juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu mengadakan interaksi sosial, saling mempengaruhi, saling keija sama, dengan demikian interaksi sosial menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat.

Di atas telah dikemukakan bahwa pada diri manusia terdapat kecenderungan untuk berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Kecenderungan itu merupakan perwujudan dari hakikat sosialitas manusia. Suatu kelompok masyarakat pada umumnya mengandalkan kelangsungan hidup mereka itu malalui pendidikan. Bagi masyarakat, pendidikan merupakan wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara dimana masyarakat itu berada.

Wahana untuk membentuk warga negara seperti yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara, maka pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah, komite sekolah , KKSK dan masyarakat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah. Pembinaan dan pengembangan dalam meningkatkan mutu pendidikan maka memerlukan adanya hubungan dan keijasama yang

(17)

erat dan serasi antara keluarga, masyarakat, pendidik, komite sekolah dan

pemerintah.

Guna menjamin hubungan yang erat dan serasi antara orang tua dengan warga sekolah serta masyarakat perlu dibentuk organisasi komite sekolah. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pemerataan dan efisiensi pengelolaan pendidikan baik pada pendidikan di dalam jalur pendidikan di sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah ( Suminto, 2007 : 4).

Sekarang ini pendidikan berada di bawah tekanan hebat untuk melakukan perubahan. Upaya-upaya perubahan dalam pendidikan itu hanya melahirkan sedikit keberhasilan karena mereka hanya memiliki pandangan sempit tentang pendidikan. Mutu, pada sisi lain memandang pendidikan sebagai sebuah sisitem total, yang dibentuk sejumlah komponen internal maupun ekstemal. Hanya dengan memperbaiki keseluruhan sistem pendidikan maka para professional pendidik dan KKSK dapat membuat perbaikan mutu pendidikan seperti yang di minta masyarakat.

(18)

dapat mem bantu para siswa mengembangkan ketrampilan yang akan mereka butuhkan untuk bersaing dalam perekonomian global. Maka dari itu perlu

adanya keija sama yang baik.

Dengan kenyataan yang ada temyata KKSK belum bisa sepenuhnya meningkatkan pendidikan di Kec.Banyubiru, Kab. Semarang. Karena kurang adanya keija sama antara komite sekolah, KKSK, Dewan sekolah dan pengajar yang lainnya. Begitu juga dengan wali murid, masyarakat yang seharusnya bisa menjalin keija sama yang erat, sehingga akan memberikan peningkatan mutu pendidikan yang baik.

Dalam meningkatkan pendidikan mutu pendidikan peran KKSK belum dapat sepenuhnya memberikan dukungan. Sesuai dengan hasil survai masih ada salah satu diantara beberapa bangunan sekolah yang berada di Kec.

Banyubiru, Kab. Semarang harus ada sebagian yang perlu direnovasi. Karena itu KKSK beserta yang memiliki peran di dalamnya harus saling bekeija sama dalam memecahkan permasalahan tersebut.

Berkaitan dengan permasalahan yang ada, peran KKSK sangat diperlukan, sebab mutu pendidikan tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa adanya partisipasi dan peran dari KKSK itu sendiri. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar kompetensi pendidikan, yaitu melalui consensus nasional antara pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat.

(19)

teijadinya perubahan konstan. Perubahan merupakan hal penting. Manajemen mutu dapat membantu sekolah menyesuaikan diri dengan perubahan dengan cara yang positif dan konstruktif. Penyelesaian yang cepat tidak akan memecahkan persoalan pendidikan masa kini. Penyelesaian masalah secara cepat sudah pemah dilakukan, dan terbukti gagal. oleh sebab itu diperlukan dedikasi, fokus dan keajegan tujuan dal am memperbaiki mutu pendidikan. Untuk mencapai lingkungan pendidikan yang bermutu, semua stakeholder pendidikan mesti memiliki komitmen pada proses transformasi.

Transformasi menuju pendidikan bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Prosesnya diawali dengan pengembangan visi dan misi mutu untuk wilayah dan setiap sekolah serta departemen dalam wilayah tersebut. Visi difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kostumer mendorong keterlibatan total komunitas dalam program, mengembangkan sistem pengukuran nilai tambah pendidikan, menunjang sistem yang diperlukan staf dan siswa untuk mengelola perubahan, serta perbaikan berkelanjut dengan selalu berupaya keras membuat produk pendidikan menjadi lebih baik.

(20)

dengan mutu dan proses perbaikan sekolah maka mereka akan mengidentifikasi setiap proses pendidikan. Proses mutu memperkaya perbaikan pendidikan dengan memberikan pada profesional pendidikan perangkat dan teknik yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang dibutuhkan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis melakukan penelitian di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang dengan judul : PERAN KOORDINATOR KOMITE SEKOLAH KECAMATAN (KKSK) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI KEC. BANYUBIRU, KAB. SEMARANG TAHUN 2009.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang?

2. Bagaimana peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang? 3. Bagaimana upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk

(21)

C. Tujuan Penelitian

Agar dapat memberikan gambaran kongkrit serta arah yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yakni untuk mengetahui:

1. Persepsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan tentang meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

2. Peran yang dilakukan Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

3. Upaya strategis yang dilakukan KKSK untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu : i. Teoritis

a. Secara teoritis diharapkan dapat menyumbang wacana baru bagi KKSK mengenai bagaimana perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

(22)

2. Praktis

a. Manfaat bagi KKSK

Sebagai masukan agar lebih memberikan peranan yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya.

b. Manfaat bagi Guru

Para guru sebagai masukan untuk memberikan motivasi bagi kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Manfaat bagi Sekolah

Dengan adanya peranan KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga sekolah menjadi lebih baik kualitasnya dan diharapkan dapat mempererat hubungan antara guru dengan komite sekolah itu sendiri.

d. Manfaat bagi peneliti

Sebagai dasar untuk mengembangkan pengetahuan atau dasar pijakan penelitian lebih lanjut dan sebagai pembanding untuk penelitian lain.

E. Penegasan Istilah

(23)

1. Peran dan Upaya Strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

a. Pengertian Peran

Pengertian dari peran disini adalah pemain perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (Fajri, 2005 : 641)]. Yang berperan disini adalah KKSK.

b. Pengertian Upaya Strategis

Upaya srategis merupakan rangkaian dari 2 kata, namun kedua kata tersebut bila diartikan menimbulkan 2 pengertian yang berbeda. Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu ( Fajri, 2005: 852). Strategis adalah langkah-langkah (Fajri,2005: 774).

Menurut penulis yang dimaksud dengan upaya srategis disini adalah bagaimana usaha KKSK dalam menggunakan langkah-langkah melalui pemikirannya untuk meningkatkan mutu pendidikan di kecamatan Banyubiru

c. Pengertian KKSK

(24)

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Abidin, 2007 :4).

Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan.

Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.

2. Meningkatkan Mutu Pendidikan a. Pengertian Meningkatkan

Meningkatkan adalah menginjak menaikkan (Alwi, 2007 : 1198). Yang dimaksud disini adalah KKSK meningkatkan mutu pendidikan di daerah Kecamatan Banyubiru. b. Pengertian Mutu

Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil keija, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak

dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan.

(25)

kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi keija dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita cita.

c. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan (Suwano, 2006 : 19). Sedangkan pelayanan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogis.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2007 : 3). Dengan kata lain, pendidikan adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan. F. Metode Penelitian

(26)

penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan (Ibrahim,

1989 :16)

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode antara lain:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, bersifat deskriptif analisis. Istilah penelitian kualitatif, kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temaunnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk lainnya ( Corbin, 2007 : 4). Penelitian kualitatif deskriptif ini bersifat “natural setting” maka sumber datanya berasal dari manusia {human instrumen).

2. Lokasi Penelitian

Penelitain ini dilaksanakan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Penelitian ini diagendakan memakan waktu 6 (enam) bulan yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan.

3. Subyek Penelitian a. Populasi

(27)

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1989 : 117). Mengingat banyaknya populasi yang ada, maka dalam menentukan pengambilan sampelnya berdasarkan teori yang dikemukakan Suharsimi Arikunto, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Sebaliknya jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil 0%-15%, 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1989 : 118). Berdasarkan teori tersebut peneliti mengambil sampel semuanya dari populasi. Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian populasi.

4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Interview

Metode interview adalah metode yang mencoba mendapatkaan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan cara bertatap muka (Koentjaraningrat, 1989 :126).

(28)

b. Metode Observasi

Observasi yaitu pencatatan atau pengamatan secara sistematis terhadap fenomena yang akan diteliti (Hadi, 1981: 70).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berasal dari arsip dan dokumen yang ada di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Mengenai biografi, struktur organisasi, rencana kerja maupun dokumen atau arsip yang dimiliki KKSK sebagi lokasi dan obyek penelitian. Untuk melihat tentang SDM, fasilitas organisasi, dan upaya strategis KKSK dalam meningkatkaan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi dokumen penelitian adalah peneliti sendiri, sebab ini adalah penelitian kualitatif sehingga haras teijun langsung ke lapangan sehingga bisa mengetahui situasi yang teijadi

(29)

6. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (1980), analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisirkannya. Ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Hasan, 2006 : 29).

Untuk lebih memahami obyek penelitian ini, maka penulis memilih metode analisa sebagai berikut:

a. Deduktif

Deduktif adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenal suatu fenomena (teori) dan merealisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan (prediksi) ( Anwar, 2007 ; 40).

Pendekatan deduktif adalah berfikir dari suatu keadaan yang abstrak kepada yang konkrit. Dengan kata lain deduktif adalah kaidah umum dengan kesimpulan khusus.

(30)

b. Induktif

Induktif ialah proses logika yang berangkat dari data empirik, lewat observasi menuju kepada suatu teori (Anwar, 2007: 40).

Adapun penerapan pendekatan induktif dalam penelitian ini digunakan untuk mengorganisasikan faktor-faktor dan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada KKSK di Kecamatan Banyubiru tahun 2009 yang mengenai kondisi lingkungan KKSK, dan data-data yang dimiliki oleh KKSK.

c. Reduksidata

Reduksi data ialah data yang diperoleh dalam lapangan ditulis atau diketik dalam bentuk urutan atau laporan yang terperinci (Nasution, 2003 : 129). Penyajian data dilakukan untuk pemahaman informasi yang terkumpul, memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

Pada mulanya data yang diperoleh dikumpulkan dan diindentifikasi secara serderhana yang sesuai data yang diperoleh kondisi lingkungan KKSK, persepsi, peran, dan upaya strategis KKSK mengenai faktor dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, kemudian data-data tersebut disusun secara terperinci dalam bentuk laporan atau uraian.

(31)

Sintesis yaitu suatu penanganan suatu obyek tertentu dengan cara mengabung-gabungkan pengertian yang satu dengan yang lain, sehingga menghasilkan suatu pengertian yang barn. Dengan demikian analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif dan kritik.

Penerapan sintesis dalam penelitian ini adalah menggabungkan pengetahuan-pengetahun yang berkaitan dengan pokok permasalahan yakni mengenai tentang data persepsi KKSK, bagaimana peran KKSK, dan bagaimana upaya strategisnya. Kemudian data-data tersebut telah disusun secara sistematis. Kemudian data-data tersebut digabungkan dengan pengetahuan-pengatuhan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Kajian Pustaka A. Landasan Teori

(32)

penjabaran peran dan fungsi KKSK dalam kegiatan operasional, indikator kineija KKSK dan instrumen evaluasi diri untuk menilai kineijanya, wawasan kependidikan bagi KKSK, kineija KKSK terhadap peningkatan mutu pendidikan.

2. Mutu Pendidikan yang memuat, pengertian mutu, manfaat mutu, pesan mutu, karakteristik mutu, hierarki mutu.pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, ruang lingkup pendidikan, fungsi pendidikan, komite pengarah mutu pendidikan, faktor-faktor mutu pendidikan.

B. Telaah Pustaka

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian

Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang letak KKSK, latar belakang KKSK, sarana dan prasarana, struktur organisasi KKSK di Kecamatan Banyubiru, bagaimana persepsi KKSK tentang mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru, Kab. Semarang, bagaimana peran KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang, bagaimana upaya srategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten. Semarang.

BAB IV Pembahasan

(33)

Sekolah Kecamatan tentang mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kec. Banyubiru, Kab. Semarang, upaya strategis Koordinator Komite Sekolah Kecamatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat Kec. Banyubiru, Kab. Semarang.

BAB V Penutup

(34)

A. Landasan Teori

1. Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

a. Pengertian KKSK

Koordinator Komite Sekolah Kecamatan merupakan rangkaian dari 4 kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Koordinator adalah orang yang melakukan koordinasi (proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang- orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud- maksud yang telah ditetapkan (Oteng Sutisna, 1987 : 199). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah (Zainal, 2007 : 4). Kecamatan adalah Dinas Pemerintahan dibawah kabupaten yang membawahi beberapa kelurahan.

Secara keseluruhan menurut penulis adalah orang yang melakukan koordinasi sebuah panitia yang terdiri dari beberapa orang yang diserahi melakukan suatu tugas dalam lembaga belajar yang berada di wilayah kecamatan.

(35)

b. Landasan KKSK

Acuan operasional, indikator kineija, peningkatan wawasan kependidikan bagi KKSK di Kabupaten Semarang ini disusun berdasarkan:

1) UU nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

2) UU nomor 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional

3) UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

4) PP nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan daerah provinsi sebagai daerah otonom

5) Keputusan menteri pendidikan nasional nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan komite sekolah

6) Keputusan menteri dalam negeri nomor 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah

c. Acuan Operasional Pembentukan, dan Pemilihan Pengurus KKSK 1) Prinsip Pembentukan Pengurus KKSK

KKSK dibentuk berdasarkan prinsip demokrasi, transparan dan akuntabel, serta menjadi mitra kerja UPTD Pendidikan Kecamatan (Susishadi, 2007 : 9).

(36)

lingkungan kecamatan baik secara musyawarah mufakat maupun melalui pemungutan suara.

Transparan berarti pembentukan KKSK dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh seluruh pengurus komite sekolah di lingkungan kecamatan mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, sosialisasi oleh panitia persiapan, penentuan kriteria calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, sampai penyampaian hasil pemilihan kepada masyarakat.

Akuntabel berarti pembentukan komite sekolah yang dilakukan oleh panitia persiapan haras dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat baik secara substansi maupun

finansial.

Menjadi mitra keija UPTD pendidikan kecamatan berarti KKSK dan UPTD pendidikan kecamatan memiliki kemandirian masing-masing, tetapi tetap sebagai mitra yang haras saling bekeija sama.

2) Mekanisme pembentukan pengurus KKSK (Susishadi, 2007 : 9). a) KKSK dibentuk atas inisiatif Dewan Pendidikan (DP)

bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan.

b) Pengurus KKSK dipilih dari dan oleh pengurus komite sekolah c) Pengurus KKSK terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi-

(37)

d) Pengurus KKSK yang terbentuk disahkan oleh Dewan Pendidikan (DP).

e) Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, KKSK mengacu pada AD/ART DP

d. Penjabaran Peran dan Fungsi KKSK dalam Kegiatan Operasional Pada setiap kecamatan di Kabupaten Semarang terdapat banyak satuan pendidikan. Pada setiap kecamatan minimal ada satuan pendidikan mulai dari jenjang TK/RA/BA sampai SMP/MTs baik negeri maupun swasta. Bahkan di banyak kecamatan telah berdiri pula jenjang pendidikan SMA/MA/SMK. Antara komite sekolah yang satu dengan lainnya perlu adanya koordinasi dan komunikasi dalam rangka mendapatkan informasi, wawasan, pengalaman, kerjasama, dan motivasi sehingga bisa melaksanakan tugas secara maksimal.

(38)

perlu adanya perumusan tujuan, peran, dan fimgsinya, bahkan sampai pada rumusan penjabaran secara operasional.

Adapun Tujuan dari Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) yang berdasarkan asas manfaat, efektivitas serta pertimbangan-pertimbangan geografis, demografis, sosial dan budaya di Kabupaten Semarang dapat di rumuskan tujuan dibentuknya KKSK untuk membentuk Dewan Pendidikan (DP) dalam : 1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa komite sekolah dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan. 2) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi antar komite sekolah dengan Dewan Pendidikan. 3) Melaksanakan peran pengawasan penyelenggaraan pendidikan. 4) Menciptakan suasana dan kondisi penyelenggara dan pelayanan pendidikan yang transparan, akuntabel, dan demokratis di kecamatan. 5) Pelaksanaan koordinasi antara DP dengan UPTD pendidikan kecamatan.

1) Peran Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

(39)

Untuk mencapai tujuan dibentuk KKSK, perlu adanya rumusan yang tegas peran dan fiingsi KKSK yang kemudian harus dilaksanakan secara maksimal melalui berbagai kebijakan, program, dan kegiatan operasional yang kreatif dan inovatif dengan arahan Dewan Pendidikan. Adapun peran yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh KKSK secara maksimal adalah :

a) Memberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di tingkat kecamatan. b) Pendukung (supporting agency) baik berwujud finansial,

pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat kecamatan.

c) Pengontrol (<controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di tingkat kecamatan.

d) Mediator {mediatory agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di tingkat kecamatan.

2) Fungsi koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK)

a) Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah kecamatan.

b) Mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan.

(40)

d) Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan, organisasi), pemerintah kecmaatan berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

e) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat

Untuk menjalankan perannya, KKSK memiliki fungsi yang pada hakekatnya merupakan penjabaran secara operasional dari perannya. Penjabaran peran KKSK ke dalam fungsinya, dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini (Susishadi, 2007 : 9) :

Tabel 1

Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) ke dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah

No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

1. Pemberi 1.1 Memberi masukan, 1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi Pertimbangan pertimbangan, dan sosial ekonomi keluarga peserta

(iadvisory) rekomendasi kepada didik dan sumber daya

pemerintah pendidikan dalam masyarakat kecamatan mengenai 1.1.2 Menganalisis hasil pendataan

; sebagai bahan pemberian

1) Kebijakan dan masukan, pertimbangan, dan program rekomendasi kepada UPTD pendidikan pendidikan kecamatan

(41)

No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

3) Kriteria tenaga kependidikan 4) Kriteria fasilitas

pendidikan, dan 5) Hal-hal yang

terkait dengan pendidikan

dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan.

1.1.4 Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal

1.1.5 Memberikan pertimbangan kepada kepala UPTD pendidikan kecamatan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan pengajaran yang menyenangkan (PAKEM)

1.1.6 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan dan kegiatan sekolah

(42)

No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

dalam pendidikan pendidikan di kecamatan.

2.1.2 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia industri untuk mendukung penyeleng­ garaan pendidikan yang bermutu di kecamatan.

2.1.3 Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri dalam penyediaan sarana dan prasarana serta biaya pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu

2.2.2 Ikut memotivasi masyarakat dan semua stakeholder pendidikan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan, misalnya pelaksanaan jam wajib belajar masyarakat

3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah

(43)

No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

dan keluaran pendidikan

3.1.3 Meminta penjelasan kepada kepaia UPTD pendidikan kecamatan tentang hasil belajar siswa

3.1.4 Bekerjasama dengan UPTD pendidikan kecamatan untuk mengadakan evaluasi terhadap kebijakan pendidikan di kecamatan kerjasama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) di kecamatan

4.1.2 Mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau

Memory o f Understanding

(MOU) dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan.

4.2.1 Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari stakeholder pendidikan di kecamatan

(44)

No Peran KS Fungsi KKSK Kegiatan Operasional KKSK

masyarakat perkembangan pendidikan di kecamatan

e. Indikator Kinerja Koordinator Komite Sekolah Kecamatan (KKSK) dan Instrumen Evaluasi Disi {Self Assement) untuk Menilai Kinerjanya. Penulis akan memberikan beberapa paparan indikator sebagai berikut:

1) Kaitan antara peran dan fiingsi KKSK dengan kegiatan operasionalnya

a) Peran dan fungsi KKSK sebagaimana telah dijelaskan dalam sub sebelumnya merupakan sumber rujukan utama untuk menentukan kegiatan operasional KKSK.

b) Keterlaksanaan, keberhasilan kegiatan operasional KKSK. Ketersediaan fasilitas organisasi diukur dengan indikator kineija yang menggunakan kriteria tertentu

(45)

2) Ukuran dan kriteria penentuan keberhasilan KKSK

Pada kenyataannya, keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan operasional KKSK bervariasi mulai dari peringkat yang paling rendah sampai dengan peringkat yang tinggi.

Ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional KKSK diklasifikasikan seperti halnya ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional komite sekolah, yaitu :

a) Sangat berhasil (A) b) Berhasil (B)

c) Kurang berhasil (C), dan d) Tidak berhasil (D).

Demikian juga kriteria keberhasilan kineija KKSK dan keberhasilan SDM dan fasilitas organisasi KKSK sama dengan kriteria yang ditetapkan untuk komite sekolah seperti tersebut di atas.

3) Instrumen Evaluasi diri {self asessment) kineija KKSK

Dalam pengukuran kegiatan operasional KKSK bisa dengan memberi tanda checking ( '0 pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut (Susis Hadi, 2007 : 9): Sangat berhasil (A)

(46)

Berhasil (B)

(1) Kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan secara optimal

(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C)

(1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D)

(1) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin (2) Kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara optimal (3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan

Tabel 2

Tentang Indikator Kinerja KKSK

Kegiatan Operasional KKSK Kinerja KKSK

A B C D

1.1.1 Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat sekecamatan

1.1.2 Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan, atau rekomendasi kepada kepala UPTD Pendidikan Kecamatan, dan sebagainya

(47)

Kegiatan Operasional KKSK Kinerja KKSK

A B C D

2.1.2 Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bermutu di kecamatan dan sebagainya.

3.1.1 Mengadakan rapat koordinasi dengan komite sekolah

3.1.2 Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah di kecamatan dan sebagainya

4.1.1 Membina hubungan dan kerja sama yang harmonis dengan seluruh stakeholder pendidikan, khususnya dengan DUDI di kecamatan

4.1.2 Mengadakan penjagaan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan pendidikan di kecamatan dan sebagainya

Jumlah skor

Penilaian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = SSI x 100

Keterangan:

S R: Skor riil

S I : Skor ideal

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional Koordinator Komite Sekolah Kecamatan saudara termasuk kategori

(48)

(c) Kurang berhasil (C) jika nilai antara 50 - 69 (d) Tidak berhasil (D) jika nilai antara 0 - 4 9

4) SDM dan fasilitas organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan

Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional tersebut di atas, KKSK memerlukan dukungan fasilitas organisasi yang memadai. Aspek dan jenis fasilitas organisasi KKSK tidak jauh berbeda dengan Dewan Pendidikan. Fasilitas tersebut terdiri dari aspek sumber daya manusia, prasarana fisik kantor, administrasi, keuangan dan data sebagaimana tabel 3 :

Tabel 3

SDM dan Fasilitas Organisasi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan

No Aspek Fasilitas Organisasi KKSK

1 SDM 1.1 Pengurus dan anggota KKSK

2 Prasarana fisik kantor 2.1 Ruang kantor (bisa di UPTD Pendidikan Kecamatan)

2.2 Meja kursi rapat

2.3 Papan tulis dan papan data 3 Administrasi dan

Keuangan

3.1 Agenda dan file surat keluar dan surat masuk

3.2 Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota

(49)

No Aspek Fasilitas Organisasi KKSK

4 Data dan dokumen 4.1 Struktur organisasi KKSK 4.2 Panduan umum

4.3 Acuan operasional

4.4 Kepmendiknas Nomor 044/U/2003

4.5 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

4.6 Datasekolah

4.7 Data orang tua siswa dan penduduk kecamatan

4.8 DataDUDI

4.9 Data hasil belajar siswa

Dalam pengukuran fasilitas organisasi KKSK bisa memberi tanda checking (S ) pada kolom A, B, C, atau D dengan ketentuan sebagai berikut:

Sangat berhasil (A)

(1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal

(3) Hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Berhasil (B)

(1) Fasilitas ada dan digunakan secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan secara optimal

(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Cukup Berhasil (C)

(50)

(2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal

(3) Hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tidak Berhasil (D)

(1) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara rutin (2) Fasilitas ada dan digunakan tidak secara optimal

(3) Hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan Tabel 4

Fasilitas Organisasi KKSK No

Fasilitas Organisasi KKSK Kinerja KKSK

A B C D

1

.

Pengurus dan anggota Koordinator Komite Sekolah Kecamatan

2. Ruang kantor (bisa di UPTD pendidikan kecamatan) 3. Meja kursi rapat

4. Papan tulis dan papan data

5. Agenda dan fail surat keluar dan surat masuk

6. Daftar hadir rapat-rapat, seperti rapat pengurus dan anggota

7. Notulen rapat 8. Buku kas 9. Rekening bank 10. RAPB KKSK 11. Panduan umum 12. Acuan operasional

13. Kep mendiknas nomor 044/U/2003

14. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas 15. Data sekolah

(51)

Menentukan penilaiannya dengan menggunakan rumus yang sama seperti rumus yang sebelumnya.

f. Wawasan Kependidikan bagi KKSK

Pengertian wawasan adalah pandangan, tinjauan (Fajri, 2005 : 861). Yang dimaksud dari wawasan kependidikan bagi KKSK di sini adalah KKSK diberikan ruang gerak untuk memberikan tinajauan tentang kependidikan yang mana wawasan kependidikan itu juga sebagai kegiatan perasional dari KKSK itu sendiri, seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Pada pembahasan ini penulis akan memberikan pemaparan yang lebih jelas tentang apa saja yang diketahui KKSK sebagai wawasan kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1) Paradigma pendidikan di era otonomi daerah

(52)

yang selama ini dikelola secara terpusat (sentralistik) harus diubah sejalan dengan nafas UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah. Undang-undang ini akan membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang kewenangan pemerintah daerah untuk lebih otonom, termasuk bidang pendidikan. Kewenangan tersebut diberikan kepada daerah kabupaten/kota sebagaimana pasal 11, adalah mencakup semua bidang pemerintahan, yaitu pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi serta tenaga keija. Dengan demikian jelaslah bahwa kebijakan pembangunan pendidikan dengan paradigma yang sekarang adalah berada di bawah kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

Ada 3 (tiga) macam desentralisasi dalam sektor pendidikan yaitu:

(53)

b) Desentralisasi pada satuan pendidikan

Pada sistem ini diselenggarakan di luar mekanisme pemerintahan, tidak melalui pendelegasian wewenang pemerintah propinsi dan kabupaten/kota, tetapi wewenang daiam penyelenggaraan pendidikan yang dikembangkan melalui konsep altematif dan desentralisasi pemerintah di bidang pendidikan yang menekankan kepada wewenang profesionalisme setiap satuan pendidikan untuk memberikan layanan pendidikan yang semakin bermutu.

c) Desentralisasi pada stakeholder pendidikan

Selain desentralisasi pemerintahan di bidang pendidikan dan desentralisasi pada satuan pendidikan yang profesional, pengelolaan pendidikan juga dilakukan oleh masyarakat yang antara lain adalah:

(1) Pengelolaan pendidikan yang secara langsung dilakukan oleh masyarakat di setiap daerah sebagai salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.

(2) Pengelolaan pendidikan oleh yayasan swasta sebagai wujud pelayanan sosial (public service) yang dilakukan langsung oleh sekelompok masyarakat.

(54)

dilakukan oleh lembaga-lembaga profesional yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil pelayanan pendidikan yang diberikan.

2) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) a) Pengertian MBS

MBS adalah sebuah sistem pengelolaan yang memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur dirinya sendiri (Susis Hadi, 2007 : 9).

b) Tujuan MBS

MBS bertujuan agar sekolah dapat menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi siswa.

c) Tugas dan fiingsi komite sekolah dalam MBS

Tugas dan fiingsi komite sekolah dalam pelaksanaan MBS adalah :

(1) Mengikuti dan mencermati perkembangan pendidikan (2) Memberikan saran dan masukan tentang rencana

pengembangan sekolah, peningkatan mutu, maupun pengelolaan sekolah.

(55)

(4) Membantu sekolah mengaktifkan partisipasi orang tua siswa dan masyarakat baik berupa material dan non material.

(5) Membantu sekolah mencari solusi terhadap masalah- masalah yang dihadapi sekolah

(6) Membantu penyediaan fasilitas dan meningkatkan kesejahteraan SDM guru

(7) Mengembangkan hubungan keija sama dengan sekolah lain, instansi pemerintah, dan DUDI dalam rangka meningkatkan layanan dan fasilitas sekolah

(8) Ikut serta menetapkan prosedur dan aturan pelaksanaan tugas dan kegiatan, termasuk jadwal pelaksanaannya

(9) Membantu pelaksanaan rencana program dan kerja kepala sekolah beserta staf

(10) Menyusun program keija dan laporan pelaksanaan komite sekolah setiap awal dan akhir tahun pelajaran

3) Pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM) a) Pengertian PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM (1) Memahami sifat yang dimiliki anak

(56)

(3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

(4) Mengembangkan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah

(5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

(6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

(7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar(Susishadi, 2007:28)

4) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a) Pengertian kurikulum dan KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK)

b) Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip : (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

(57)

(2) Beragam dan terpadu

(3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan (5) Menyeluruh dan berkesinambungan (6) Belajar sepanjang hayat

(7) Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah 5) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)

a) Visi, Misi, RPS dan RAPBS

Sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Biasanya tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah dituangkan dalam visi dan misi sekolah. Visi membuat wawasan ke depan yang diimpikan stakeholder, tentang sekolah masa depan. Sedangkan misi membuat cara mencapai apa yang dinyatakan dalam visi sekolah.

Visi dan misi sekolah merupakan peta jalan yang perlu diikuti bagaimana sekolah berangkat dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan.

(58)

Sekolah (RPS) yang biasanya menggambarkan peta perjalanan perubahan sekolah baik fisik maupun non fisik dalam kurun waktu lima atau delapan tahun ke depan.

Untuk merealisir Rencana Pengembangan Sekolah yang kurun waktunya lima atau delapan tahun perlu dirumuskan program jangka menengah dan program tahunan.

Dalam melaksanakan program tahunan, sekolah membutuhkan dana. Oleh sebab itu sekolah bersama komite sekolah setiap tahunnya harus menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

b) Prosedur Penyusunan RAPBS

RAPBS yang setelah disyahkan oleh Komite Sekolah kemudian disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) disusun sebagai dasar dan pedoman pelaksanaan program dan anggaran. Penggalian dana dari orang tua dan masyarakat agar betul-betul dipergunakan untuk kegiatan yang esensial sebagai upaya peningkatan layanan dan mutu pendidikan. Oleh sebab itu penyusunan RAPBS perlu melalui prosedur sebagai berikut:

(59)

g. Kinerja KKSK terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan

Jika KKSK dapat melaksanakan keempat perannya itu dengan baik baik, maka diasumsikan bahwa KKSK tersebut dapat memberikan dampak terhadap kineija KKSK dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, kiprah komite sekolah harus menyentuh seluruh aspek kinerja dalam kaitannya dengan keberhasilan meningkatkan mutu pendidikan. Yang nantinya akan dipaparkan menjadi beberapa sub bahasan di bawah ini.

1) Mutu dan Relevansi Pendidikan

(60)

Namun sistem ini mungkin lebih tepat untuk memantau sejauh mana Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dapat memberikan pengaruh atau dorongan terhadap situasi belajar yang kondusif bagi peningkatan mutu serta relevansi pendidikan yang dapat dipantau oleh sistem ini antara lain adalah sebagai berikut: a) Peningkatan presentase lulusan terhadap jumlah murid tingkat

akhir yang mengikuti ujian

b) Pendayagunaan sarana prasarana belajar yang lebih optimal di sekolah-sekolah (seperti buku pelajaran, perpustakaan, alat pelajaran, media pendidikan, dan pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar)

c) Peningkatan kualitas guru yag diukur dari rata-rata tingkat pendidikan guru dari jumlah penataran yang diikuti.

d) Presentase siswa pendidikan pra sekolah terhadap jumlah penduduk usia pra sekolah.

2) Indikator Pemerataan dan Perluasan

(61)

satuan satuan pendidikan yang ada. Partisipasi pendidikan itu merupakan indikator pendidikan yang digunakan oleh semua negara, sehingga dapat diperbandingkan antara daerah satu dan bahkan antar negara.

Beberapa indikator pemerataan dan perluasan pendidikan yang dapat dipantau Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah sebagai berikut:

a) Peningkatan angka partisipasi kasar (APK), presentase jumlah murid pada suatu satuan pendidikan terhadap jumlah penduduk usia yang berkaitan baik secara agregat maupun menurut karakteristik siswa.

b) Angka Partisipasi Mumi (APM) yaitu presentase jumlah murid pada usia sekolah tertentu terhadap jumlah murid pada usia sekolah tertentu terhadap jumlah penduduk usia sekolah pada suatu satuan pendidikan yang bersangkutan, baik secara agregat maupun menurut karaktristik siswa.

c) Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu jumlah siawa pada usia tertentu yang terepresentasikan pada beberapa satuan pendidikan, baik secara agregat maupun menurut karakteristik

siswa.

(62)

karakteristik siswa seperti: jenis kelamin, daerah, status sosial, ekonomi dan sejenisnya.

e) Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan pada setiap satuan pendidikan baik yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dari masyarakat.

3) Indikator Menejemen Pendidikan

Sampai saat ini masalah yang paling mendasar dalam sistem pendidikan nasional adalah efisiensi dalam manajemen pendidikan. Oleh karena itu berbagai ukuran efisiensi dan optimasi dalam manajement pendidikan perlu dipantau dan dievaluasi secara terus menerus dan dalam waktu yang teratur. Mengingat Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berkaitan langsung dengan manajemen pendidikan baik pada satuan pendidikan maupun pada daerah-daerah otonom, maka ukuran-ukuran efisiensi dan efektifitas pendidikan perlu dijadikan indikator yang digunakan untuk mengukur kineija badan-badan tersebut.

Beberapa indikator manajemen pendidikan yang dapat dipantau secara terus menerus adalah sebagai berikut:

(63)

b) Kemampuan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang diperoleh dari masyarakat

c) Kemampuan pengadaan sumber daya manusia (guru dan tenaga kependidikan) yang diperoleh dari sumber masyarakat.

d) Perubahan dalam tingkat efisiensi pendayagunaan tenaga guru di sekolah yang diukur dengan tingkat “turn-over

e) Penurunan presentase mengulang kelas rata rata pada satu satuan pendidikan tertentu

f) Penurunan presentase putus sekolah rata-rata pada suatu satuan pendidikan

g) Peningkatan angka melanjutkan sekolah {transition rate) dari suatu sekolah pada jenjang pendidikan berikutnya.

2. Mutu Pendidikan

a. Mutu

1) Pengertian Mutu

Dalam pengertian umum, mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Barang dan jasa pendidikan itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan.

(64)

tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah dan lain-lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita cita.

Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan sumber daya sekolah mentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentun bagi peserta didik. Hal hal yang termasuk kerangka mutu proses pendidikan ini adalah derajat kesehatan, keamanan, disiplin, keakraban, saling menghormati, kepuasan, dan lain-lain dari subjek selama memberikan dan menerima jasa layanan.

Sesuai dalam rumusan masalah peneliti akan memberikan pengertian dari persepsi beserta landasan teori yang nantinya akan menjadi acuan peneliti dalam wawancara.

(65)

persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Sedangkan teori persepsi menurut Mar’at (1981) persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Penelitian dari R.L. Gregory tentang persepsi adalah kiranya yang terjadi pada diri orang yang mendapat penglihatan secara mendadak pada saat pertama kalinya dapat melihat hanyalah pemandangan gambar/dasar(Heyes, 1988:85).

2) ManfaatMutu

Mutu bermanfaat bagi dunia pendidikan karena a) meningkatkan pertanggung jawaban (akuntabilitas) sekolah kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan semua biaya kepada sekolah, b) menjamin mutu lulusannya, c) bekerja lebih profesional, dan d) meningkatkan persaingan yang sehat (Husaini Usman, 2006 : 410).

3) PesanMutu

(66)

mutu, kita lalu meremehkanya; e) ada anggapan mutu idetik dengan biaya tinggi, tenaga terlatih, dan waktu yang lama; f) mutu membedakan yang satu dengan yang lainnya; g) organisasi terbaik, baik mengetahui sebagai sesuatu yang sangat penting; h) mutu

mudah diucapkan tetapi sulit untuk diwujudkan; i) bekerja secara lebih profesional; j) mutu untuk meningkatkan akuntabilitas sekolah; k) mutu untuk menjamin kualitas input, proses, produk,

dan out come sekolah (Usman, 2006 : 411).

4) Karakteristik Mutu

Mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut:

a) Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kineija guru dalam mengajar baik, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi.

b) Waktu wajar (time liness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. c) Handal (relibility): usia pelayanan prima bertahan lama.

Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun.

(67)

e) Indah (Aestetics). Misalnya: eksterir dan interior sekolah ditata menarik

f) Hubungan manusiawi (persoal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesialisme

g) Mudah menggunakannya (easy fo r use) : sarana dan prasarana dipakai. Misalnya; warga sekolah saling menghormati

h) Bentuk khusus (feature) : keunggulan tertentu. Misalnya: unggul dalam kelulusan diterima di universitas bermutu

i) Standar tertentu (coformance to spesification) memenuhi standar tertentu. Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)

j) Konsistensi (consistency): keajegan, konstan, atau stabil. Misalnya: mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun. Seperti harus mengontrol nilai2 siswanya

k) Seragam (uniformity) : tanpa variasi, tidak bercampur.

Misalnya: menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas l) Mampu melayani (service ability) : mampu memberikan

pelayanan prima. Misalnya : sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik- baiknya.

(68)

5) Hierarki mutu

Mutu memiliki tingkatan, mulai tingkatan yang paling rendah, yaitu :

a) Inspeksi menjaga mutu dengan ketelitian pengawas

b) Quality Control (QC) menjaga mutu dengan pendeteksian

c) Quality Assurance (QA) menjaga mutu dengan cara

pencegahan

d) Total Quality Management (TQM) menjaga mutu dengan cara

terus menerus. Keempat hierarkis mutu dapat digambarkan seperti berikut

Gambar 1. Hierarki mutu (Sails, 2003 : 18) b. Pendidikan

1) Pengertian pendidikan

(69)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2007 : 3). Dengan kata lain, pendidikan adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan.

Sedangkan secara akademis, pendidikan adalah tenaga kependidikan, yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

2) Tujuan Pendidikan

(70)

pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu pokok atau sub pokok bahasan tertentu.

Menurut Bloom, tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Cognitive domain

Cognitive domain meliputi kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat tercapai setelah dilakukannya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat heirarkis. Artinya untuk mencapai semuanya harus sudah memiliki kemampuan sebelumnya.

b) Affective domain

Berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai, membentuk, dan mengarakterisasi.

c) Psychomotor domain

Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin.

3) Ruang lingkup pendidikan

Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai manajemen adalah : a) Perencanaan

(71)

c) Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan organisasi).

d) Pengendalian meliputi pemantapan (monitoring), penilaian, dan pelaporan. Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau money.

4) Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik (Ihsan, 1996 : 11). Fungsi pendidik secara makro (luas) ialah sebagai a la t:

a) Pengembangan pribadi b) Pengembangan warga negara c) Pengembangan kebudayaan d) Pengembangan bangsa c. Mutu Pendidikan

(72)

Hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu (Danim, 1998 : 53). Keunggulan akademik dinyatakan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik. Keunggulan ekstrakurikuler dinyatakan dengan aneka jenis ketrampilan yang diperoleh siswa selama mengikuti program ekstrakurikuler. Di luar kerangka itu, mutu luaran juga dapat dilihat dari nilai-nilai hidup yang dianut, moralitas, dorongan untuk maju dan lain-lain yang diperoleh anak didik selama menjalani pendidikan. Dan bagaimana strategi KKSK dalam meningkatkan mutu pendidikan itu.

Asumsi strategi adalah bahwa manusia mampu memakai akalnya dan akan bertindak dengan cara-cara yang rasional. Teori dari Glueck dan Jauch, 1989 strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis dengan tantangan lingkungan , yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (http: //jumal- sdm. Blogspot.com)

1) Komite pengaruh mutu pendidikan

(73)

unsur dewan sekolah, staf pengajar, administrator dan staf pendukung. Begitu program beijalan, maka keanggotaannya ditambah unsur pemerintah, bisnis, tokoh masyarakat, orang tua dan siswa.

Komite pengarah membantu terbentuknya aliansi antara pendidikan, bisnis dan pemerintah. Komite tersebut mengupayakan meningkatnya partisipasi orang tua dan siswa dalam proses pendidikan. Komite memberi arahan dan sumber daya bagi tim mutu. Di atas semua itu, komite mesti mampu melindungi individu atau kelompok individu untuk tidak melakukan sabotase atas program tersebut.

Mutu memaksa orang untuk menjalankan pekeijaan dengan cara yang berbeda. Sayangnya ada orang yang tak mau berubah data yang lainnya hanya sekedar tidak ingin perubahan terjadi. Orang-orang tersebut akan melakukan apa saja dengan kekuasaannya untuk merusak program. Komite pengarah harus menghalangi orang-orang seperti ini menjalankan ulahnya.

Gambar

Tabel 01Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan ke Dalam Kegiatan Operasional Komite Sekolah
Gambar 01 Hierarki mutu....................................................................
Tabel 1Penjabaran Peran dan Fungsi Koordinator Komite Sekolah Kecamatan
Tabel 2Tentang Indikator Kinerja KKSK
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pelamar yang berusia Iebih dan 35 (tiga puluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 40 (empat puluh) tahun pada tanggal 1 Januari 2010 tahun yang bekerja pada pelayanan

Hasil pengukuran nilai absorbansi senyawa fenolik dan aromatik terkonjugasi terlihat pada Gambar 2 dimana dalam grafiknya menunjukkan terbentuknya pola perubahan

Karakteristik morfotektonik yang tercermin pada bentang alam di DAS Cimanuk bagian hulu, diantaranya adalah kelurusan geomorfologi, kelokan sungai yang relatif menyiku di

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa

Karakteristik butir tes dapat terungkap dengan menggunakan dua analisis yakni analisis secara rasional untuk menentukan validitas isi dilakukan menggunakan

Jual beli kue kering dengan sistem konsinyasi tersebut yang ada di Toko Sri Rejeki merupakan jual beli kue kering yang dilakukan oleh pemilik produk kepada pemilik

Laporan akhir ini berjudul “Perencanaan Press Tool Alat Pelubang Pipa Walker Diameter 30” , yang bermanfaat untuk mempermudah sekaligus mempercepat proses tersebut yang merupakan

Apakah Faktor Fundamental yang diukur dengan Current Ratio , Return on Equity , Long Tern Debt to Equity Ratio , Total Asset Turn Over , dan Faktor Makroekonomi yang diukur