• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.8 Pendidikan Karakter

2.8.1 Pengertian Pendidikan Karakter

Pembelajaran membaca, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar pada kelas VII Semester I dan II sudah dipaparkan secara terperinci. Pengembangan materi pembelajaran membaca untuk mencapai tujuan penelitian ini akan diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J. (2012) mengembangkan penelitian pendidikan karakter menjadi sebuah buku yang berjudul “Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap

Pembangunan Karakter Bangsa”. Dalam bukunya ini, beliau memaparkan tentang (1) Pendidikan karakter bangsa, (2) Hakekat pendidikan fisika, (3) Relasi antara pendidikan fisika dan pendidikan moral, (4) Sumbangan pendidikan fisika pada pembangunan karakter bangsa, (5) Bagaimana kurikulum pendidikan fisika disusun, (6) Guru fisika macam apa yang perlu disiapkan, dan (7) Pendekatan refleksif dalam pendidikan fisika.

Pendidikan karakter (Fakry Gaffar, 2010:1 viaKesuma dkk, 2011:5) adalah “Sebuah proses transformasi nilai-nilai sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Menurut konteks kajian P3, pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai “Pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah.” Menurut Kemendiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar 2011, pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Pendidikan karakter di sekolah adalah upaya yang terencana untuk memfasilitasi peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai -nilai karakter secara terintegrasi dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan pembinaan kesiswaan, dan pengelolaan sekolah pada semua bidang urusan. Pranowo dalam makalahnya yang berjudul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Sebagai Aspek Pendidikan Karakter Dalam Pembela jaran Bahasa Indonesia” (2012) mengemukakan pendidikan karakter (watak) pada hakikatnya adalah pengembangan afeksi. Pengembangan afeksi sendiri

merupakan pengembangan mengenai perilaku dan tindakan individu.

2.8.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah (Kesuma, 2011:9) sebagai berikut:

1) menguatkan dan mengembangkan nilai -nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai -nilai yang dikembangkan;

2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah;

3) membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pedoman sekolah “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas, 2010) adalah

1) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai -nilai budaya dan karakter bangsa;

2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai -nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;

4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Tujuan umum Pendidikan karakter di sekolah dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP (Kemendiknas, 2011) dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik mengembangkan karakter terutama yang tercakup dalam butir -butir Standar Kompetensi Lulusan (Permen Diknas 23/2006) sehingga mereka menjadi insan yang berkepribadian mulia (cerdas dan kompetitif).

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pedoman sekolah “Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas, 2010) adalah:

1) pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa; 2) perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung

jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan;

3) penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sen diri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai -nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan tujuan dan fungsi dari diterapkannya pendidikan karakter, Pranowo dalam makalahnya yang berjudul “Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Sebagai Aspek Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” (2012) mengemukakan bahwa lunturnya nilai-nilai luhur bangsa disebabkan oleh melemahnya karakter bangsa. Tujuan dan fungsi pendidikan karakter belum tercapai secara utuh, sehingga Kemendiknas membentuk tim untuk merumuskan nilai-nilai karakter. Perumusan diambil dari berbagai sumber, yaitu kebudayaan, Pancasila, Undang -undang Sisdiknas, Peraturan Pemerintah, dan sebagainya. Hasilnya teridentifikasi sebanyak 18 butir nilai karakter yang harus diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran di sekolah dari PAUD hingga SMA/SMK bahkan Perguruan Tinggi.

2.8.3 Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber -sumber berikut ini.

1. Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai -nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2.Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip -prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang di sebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasalpasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai -nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi -nilai --nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi , kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupann ya sebagai warga negara.

3.Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai -nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah

sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Berdasarkan keempat sumber nilai itu, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini.

Tabel 2.3

Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

NILAI DESKRIPSI

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh -sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantun g pada orang lain dalam menyelesaikan tugas -tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin

Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebihmendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

10. Semangat

Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkankepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta Tanah

Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

12. Menghargai

Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghas ilkansesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Komuniktif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar

Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yangmemberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli

Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya -upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung-jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

( Kemendiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum:2010)

Dokumen terkait