• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KUALITAS PENDUDUK

B. Pendidikan

1. Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf (AMH) merupakan persentase/proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin

63

dibanding jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas seluruhnya pada satu tahun tertentu.

Rumus :

AMH = (Lt15+ / Pt15+) x K

AMH : Angka Melek Huruf penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun (t)

Lt15+ : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis pada

tahun (t)

Pt

15+ : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun (t)

K : Konstanta = 100

Indikator ini menggambarkan mutu dan kemampuan sumberdaya manusia di suatu daerah dalam menyerap informasi pendidikan. Semakin tinggi nilai indikator maka semakin tinggi pula mutu sumberdaya manusia di suatu daerah. Kebutaaksaraan dapat menimbulkan efek negatif terhadap generasi kedua, dikarenakan ibu yang buta aksara cenderung tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap kebutuhan-kebutuhan anaknya pada usia dini yang merupakan masa emas (golden age), sehingga mempengaruhi perkembangan kesehatan, emosi, sosial dan intelektualnya (Kusnadi, 2005).

AMH usia 15 tahun ke atas untuk Kota Palangka Raya pada tahun 2016adalah sebesar 100 persen. Ini berarti bahwa sudah tidak ada lagi penduduk Kota Palangka Raya yang berusia 15 tahun ke atas yang tidak bisa membaca dan menulis. Angka ini lebih tinggi dari AMH Provinsi Kalimantan Tengah yang pada rentang usia 15-24 tahun (99,72 persen) dan pada rentang usia 15-55 tahun (98,70 persen). Sedangkan angka melek huruf secara nasional pada tahun 2016 adalah usia 15 tahun ke atas (99,79 persen) sumber:

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1056, diakses

tanggal 29 Oktober 2017 pukul 14.03 wib. Menurut keterangan yang tercantum dalam website BPS pusat, ada sedikit perbedaan cara perhitungan AMH dari tahun-tahun sebelumnya, sebagaimana keterangan di bawah ini:

Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2016

64

1. Perbedaan metodologi penghitungan estimasi. Pada tahun 2010, penghitungan inflate tidak didasarkan pada kelompok umur 5 tahunan (0-4, 5-9, 10-14,..)

sedangkan pada tahun 2011, penghitungan inflatenya berdasarkan kelompok umur 5 tahunan. 2. Pengumpulan data pada tahun 2010 dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli,

sedangkan pada tahun 2011 dilakukan triwulanan. Hal ini mempengaruhi penghitungan indikator pendidikan karena tahun ajaran sekolah yang dimulai pada bulan Juli berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

3. Data tahun 2011-2016 diestimasi dengan menggunakan inflate hasil back-casting berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035.

Tabel 35 : Angka Melek Huruf (AMH) Menurut Kabupaten/Kota dan Golongan Umur di Provinsi Kalimantan Tengah, 2016

Sumber : Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka, Tahun 2017, diolah

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah angka perbandingan (rasio) banyaknya murid dari jenjang pendidikan tertentu (berapa pun usianya) dengan banyaknya penduduk usia sekolah pada jenjang yang sama dinyatakan dalam persen. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka

65

memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah dimasing-masing jenjang pendidikan.

Penduduk usia sekolah adalah usia 6-7 tahun sampai usia 16-18 tahun. Usia 6-7 tahun adalah usia masuk SD, usia 7-12 tahun adalah penduduk usia SD, usia 13-15 tahun adalah penduduk usia SMP, usia 16-18 tahun adalah penduduk usia SMA. Jumlah penduduk usia sekolah selengkapnya dapat dilihat pada tabel 36 di bawah ini:

Tabel 36 : Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Laki-laki Perempuan L + P

7-12 Tahun 14.988 12.024 27.012

13-15 Tahun 7.128 5.764 12.892

16-18 Tahun 6.437 5.907 12.344

Jumlah 28.553 23.695 52.248

Jumlah Penduduk Usia Sekolah Kelompok Umur

Sumber : Profil Pendidikan Kota Palangka Raya, Tahun 2016/2017, diolah

Gambar 10. Grafik Penduduk Usia Sekolah di Kota Palangka Raya, Tahun 2016/2017

52% 25%

23%

Jumlah Penduduk Usia Sekolah

7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun

66

Untuk meghitung APK dapat digunakan rumus sebagai berikut:

APKh = (Et

h / Pt

h,a) x 100

APKh = Angka Partisipasi Kasar pada jenjang pendidikan tertentu (h)

Et

h = Jumlah Penduduk pada tahun (t) dari berbagai usia sedang sekolah

pada jenjang pendidikan (h) Pt

h,a = Jumlah Penduduk pada tahun (t) berada kelompok usia (a) yaitu

kelompok yang berkaitan dengan jenjang pendidikan (h)

Tabel 37 : Angka Partisipasi Kasar (APK) Penduduk Usia Sekolah di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Jenjang Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk APK

Pendidikan yang Masih Sekolah Usia Sekolah (%)

SD (7 - 12 Thn) 30.988 27.012 114,72

SMP (13 - 15 Thn) 10.208 12.892 79,18

SMA (16 - 18 Thn) 11.345 12.344 91,91

Jumlah 52.541 52.248 100,56

Sumber : Profil Pendidikan Kota Palangka Raya, Tahun 2016/2017, Kota Palangka Raya Dalam Angka, 2017, diolah

Dari tabel 37 di atas terlihat bahwa APK SD Kota Palangka Raya Tahun 2016-2017 adalah 120,89 persen, APK SMP 112,98 persen, dan APK SMA 101,71 persen.

Nilai APK bisa lebih dari 100 persen, hal ini disebabkan karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak yang berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Misalnya, masih banyak anak-anak yang berusia di atas 12 tahun tetapi masih bersekolah di SD, atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

3. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan

67

untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.

Rumus:

APMh = (Eth,a / Pth,a) x 100

APMh = Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan tertentu (h)

Et

h,a = Jumlah murid kelompok usia (a) yang bersekolah pada jenjang

pendidikan (h) pada tahun (t) Pt

h,a = Jumlah Penduduk pada tahun (t) berada kelompok usia (a) yaitu

kelompok yang berkaitan dengan jenjang pendidikan (h)

APM jenjang SD Kota Palangka Raya Tahun 2016 adalah 99,20 persen, artinya bahwa dari 100 orang penduduk Kota Palangka Raya yang berusia 7-12 tahun, 99 orang bersekolah di bangku SD/Sederajat. Untuk jenjang SMP sebesar 70,44 persen dan jenjang SMA sebesar 58,42 persen. Sehingga APM Dikdasmen Kota Palangka Raya sebesar 82,47 persen.

Tabel 38 : Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Usia Sekolah di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Jenjang Jumlah Siswa Jumlah Penduduk APM

Pendidikan Usia Sekolah Usia Sekolah (%)

SD (7 - 12 Thn) 26.796 27.012 99,20

SMP (13 - 15 Thn) 9.081 12.892 70,44

SMA (16 - 18 Thn) 7.211 12.344 58,42

Jumlah 43.088 52.248 82,47

Sumber : Profil Pendidikan Kota Palangka Raya, Tahun 2016/2017, Kota Palangka Raya Dalam Angka, 2017, diolah

Selisih nilai APK dengan APM menunjukan proporsi murid yang tinggal kelas atau terlalu cepat sekolah.

68 4. Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah murid menyajikan persentase murid yang putus sekolah menurut jenjang pendidikan. APS bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: APSh t = (Ʃh t MPS / Ʃh t Murid) x 100 APSh

t = Angka Putus Sekolah pada jenjang pendidikan (h) pada tahun

tertentu (t) Ʃh

t MPS = Jumlah murid putus sekolah pada jenjang pendidikan (h) pada

tahun (t)

Ʃht Murid = Jumlah Murid pada jenjang pendidikan (h), pada tahun (t)

Tabel 39 : Angka Putus Sekolah (APS) di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Jenjang Jumlah Siswa APS

Pendidikan Putus Sekolah (%)

SD (7 - 12 Thn) 30.988 12 0,04

SMP (13 - 15 Thn) 10.208 215 2,11

SMA (16 - 18 Thn) 11.345 81 0,71

Jumlah 52.541 308 0,59

Jumlah Siswa

Sumber : Profil Pendidikan Kota Palangka Raya, Tahun 2016/2017, diolah

Angka putus sekolah terbanyak terdapat pada jenjang pendidikan tingkat SMP yaitu 2,11 persen, disusul tingkat SMA 0,71 persen, dan terendah tingkat SD 0,04 persen.

Dokumen terkait