• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

KOTA PALANGKA RAYA

TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA PALANGKA RAYA

Jl. Tjilik Riwut Km. 4 Telp. (0536) 3222639 Fax. (0536) 3222639 Palangka Raya  

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan buku

“Profil Perkembangan Kependudukan Kota Palangka Raya Tahun 2016”.

Adapun maksud dari penyusunan buku ini adalah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan, yang pada intinya mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengelola dan menyajikan data kependudukan, pemberian informasi, pendidikan, dan penyediaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pembangunan kependudukan.

Buku ini merupakan kelanjutan dari buku tahun sebelumnya (edisi ketiga), yang memuat mengenai gambaran umum Kota Palangka Raya seperti letak geografisnya, kondisi demografisnya, serta gambaran mengenai perekonomian dan potensi daerahnya; telaahan dan analis data kependudukan di Kota Palangka Raya yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduknya; serta gambaran mengenai kepemilikan dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akta Kelahiran, Akta Perkawinan dan Akta Perceraian. Pada bagian akhir buku ini memuat mengenai gambaran permasalahan kependudukan yang dihadapi oleh Kota Palangka Raya, yang mana nantinya diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan di Kota Palangka Raya.

Sama seperti pada pada edisi ketiga buku ini, sumber data utama yang digunakan adalah data kependudukan yang sudah dibersihkan dari server

(3)

ii

Kementerian Dalam Negeri, hal ini dilakukan sesuai dengan arahan dan petunjuk dari Kementerian Dalam Negeri tentang sumber data kependudukan yang layak dipublikasikan kepada masyarakat.

Buku ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan dari berbagai aspek, terutama keterbatasan waktu dan ketersediaan data-data pendukung dari lintas sektor yang masih kurang. Untuk itu, ke depannya dalam edisi-edisi berikutnya, kami akan berupaya lebih keras lagi guna mampu menyajikan data-data yang lebih lengkap, akurat dan terbaru. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Oktober 2017 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

ZULHIKMAH RAVIEQ, S.Sos., M.A.P. Pembina Tingkat I

(4)

iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI ... ... iii

DAFTAR TABEL ………... . vii

DAFTAR GAMBAR ………... xi

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang ... ...1

B. Tujuan ...3

C. Ruang Lingkup ...4

D. Pengertian Umum Kata/Istilah (Glosarium) ... ...4

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA ... 5

A. Sejarah Terbentuknya Kota Palangka Raya ……… .5

B. Letak Geografis ... ...7

C. Kondisi Demografis ... ..9

D. Gambaran Perekonomian Kota Palangka Raya ... ...9

1. Struktur Ekonomi ... ...9

2. Laju Pertumbuhan Ekonomi ... ... 15

3. PDRB Perkapita ... 17

4. Tingkat Inflasi ... ... 18

E. Potensi Daerah Kota Palangka Raya ... ... 19

1. Sumber Daya Alam (SDA) ... ... 19

2. Sumber Daya Buatan ... ... 21

3. Potensi Wisata ... ... 23

4. Sosial Budaya ... ... 24

BAB III KUANTITAS PENDUDUK ... ... 26

A. Jumlah dan Persebaran Penduduk ... ... 26

(5)

iv

2. Kepadatan Penduduk ... ... 26

3. Pertumbuhan Penduduk ……….. ... 27

B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi ………... 29

1. Jumlah dan Proporsi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin ……… ... 29

2. Rasio Jenis Kelamin ………. ... 33

3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)……….. ... 35

C. Komposisi Penduduk menurut Karakteristik Tingkat Sosial ……… ... 38

1. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan ……….. .. 38

2. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 40

3. Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan ... 42

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kecacatan ... 44

D. Keluarga ... 45

1. Jumlah keluarga dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga ………... ... 45

2. Status Hubungan dengan Kepala Keluarga (SHDK) …….. ... 47

3. Karakteristik Kepala Keluarga ………... ... 48

BAB IV KUALITAS PENDUDUK ... 50

A. Kesehatan ... 50

1. Kelahiran (Fertilitas) ... 50

a) Jumlah Kelahiran ... ... 50

b) Angka Kelahiran Kasar (Crude Rate Birth/CBR) ... .. 52

c) Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/ CWR) ... ... 53

2. Kematian (Mortalitas) ... ... 54

a) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR) ... . 55

b) Angka Kematian Neo-Natal (Angka Kematian Bayi Baru Lahir/Neo Natal Death Rate/NNDR) ... ... 56

(6)

v

c) Angka Kematian Post Neo-Natal (Angka Kematian Lepas

Baru Lahir/Post Neo Natal Death Rate/PNNDR) ... .. 57

d) Angka Kematian Anak ... ... 58

e) Angka Kematian Balita ... ... 59

f) Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/MMR) .... ... 60

B. Pendidikan ... 62

1. Angka Melek Huruf (AMH) ... ... .. 62

2. Angka Partisipasi Kasar (APK) ... ... .. 64

3. Angka Partisipasi Murni (APM) ... ... 66

4. Angka Putus Sekolah (APS) ... ...68

C. Ekonomi ... ... 68

1. Jumlah Tenaga Kerja dan Angkatan Kerja (Bekerja dan Menganggur/Pencari Kerja) ... ... 68

a) Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja ... ... 68

b) Jumlah dan Proporsi Angkatan Kerja ... ... 70

c) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... ... 71

d) Angka Pengangguran Terbuka ... ... 73

BAB V MOBILITAS PENDUDUK ... ...75

A. Mobilitas Permanen (Migrasi)... 75

B. Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar ... 76

C. Angka Migrasi Netto (Mn) ... ... 78

BAB VI KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN ... ...79

A. Kepemilikan Kartu Keluarga ... 79

B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ... 80

C. Kepemilikan Akta ... 82

1. Akta Kelahiran ... 82

2. Akta Kematian ... 83

3. Akta Perkawinan ... 85

(7)

vi

BAB VII PENUTUP ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... . 92

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1 PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha (Rp. Juta) Tahun 2012-2016 ... ... 11 Tabel 2 PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Lapangan Usaha (Rp. Juta) Tahun 2012-2016 ... . 12 Tabel 3 Distribusi Persentase PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Rp. Juta) Tahun

2012-2016 .. ... 13 Tabel 4 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Palangka Raya Menurut

Lapangan Usaha (persen), Tahun 2012 - 2016 ... ... 16 Tabel 5 Rata-rata Harga Eceran Bahan Pokok di Kota Palangka Raya,

Tahun 2016 ... 18 Tabel 6 Potensi Pasir Kuarsa dan Kaolin di Kecamatan Rakumpit,

Kota Palangka Raya 2016 ... ... 19 Tabel 7 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis

Kelamin di Kota Palanga Raya Tahun 2016 ………..…. ... 26 Tabel 8 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan

Penduduk di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ………..………. .... 27 Tabel 9 Angka Pertambahan Penduduk Kota Palangka Raya

Tahun 2016 ………..……… ... 28 Tabel 10 Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2016 ...……. ... 30 Tabel 11 Perhitungan Umur Median Penduduk Kota Palangka Raya,

Tahun 2016 ... ... 33 Tabel 12 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Menurut Kelompok Umur

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ……….…….. .... 34 Tabel 13 Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan di Kota Palangka

(9)

viii

Tabel 14 Rasio Ketergantungan dan Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya menurut Umur Muda, Umur Produktif dan Umur Tua, Per Kecamatan Tahun 2016 ……….. ... 36 Tabel 15 Rasio Ketergantungan menurut Usia dan Kecamatan di Kota

Palangka Raya Tahun 2016 ……….. ... 33 Tabel 16 Rasio Ketergantungan Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Penduduk

Menurut Kelompok Usia Muda, Usia Tua dan Usia Produktif di Kota Palangka Raya Tahun 2016 .…. ... 38 Tabel 17 Rasio Ketergantungan Menurut Usia dan Jenis Kelamin

di Kota Palangka Raya Tahun 2015 …………... ... 38 Tabel 18 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi

yang ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya

Tahun 2016 …………... ... 39 Tabel 19 Persentase Penduduk menurut Agama di Kota Palangka Raya,

Tahun 2016 ………... ... 41 Tabel 20 Distribusi Penduduk Menurut Status Kawin, Jenis Kelamin

dan Kecamatan Kota Palangka Raya Tahun 2015 ………...42 Tabel 21 Jumlah Penyandang Cacat Menurut Jenis Kecacatan dan

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 44 Tabel 22 Jumlah Penduduk, Jumlah Keluarga, dan Rata-Rata Jumlah

Anggota Keluarga di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ……… .... 46 Tabel 23 Distribusi Anggota Keluarga Berdasarkan Status Dengan

Kepala Keluarga Tahun 2016 ...47 Tabel 24 Jumlah dan Proporsi Kepala Keluarga Menurut Kecamatan

dan Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2016………… ... 48 Tabel 25 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 51 Tabel 26 Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), Menurut

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 53 Tabel 27 Rasio Anak dan Perempuan (Child Women Ratio/CWR)

(10)

ix

Tabel 28 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 54 Tabel 29 Angka Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 56 Tabel 30 Angka Kematian Neo-Natal Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 57 Tabel 31 Angka Kematian Post Neo-natal Menurut Jenis Kelamin dan

Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 58 Tabel 32 Angka Kematian Anak di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... . 59 Tabel 33 Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 60 Tabel 34 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Palangka Raya Tahun 2015 .. . 61 Tabel 35 Angka Melek Huruf (AMH) Menurut Kabupaten/Kota dan

Golongan Umur di Provinsi Kalimantan Tengah, 2016 ... 64 Tabel 36 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Jenis Kelamin di Kota

Palangka Raya Tahun 2016 ... 65 Tabel 37 Angka Partisipasi Kasar (APK) Penduduk Usia Sekolah

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 66 Tabel 38 Angka Partisipasi Murni (APM) Penduduk Usia Sekolah

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 .... ... 67 Tabel 39 Angka Putus Sekolah (APS) di Kota Palangka Raya

Tahun 2016 ... ... 68 Tabel 40 Jumlah Tenaga Kerja (Menpower) Mneurut Jenis Kelamin

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... ... 69 Tabel 41 Jumlah Angkatan Kerja (Jumlah Penduduk Yang Bekerja

dan Mencari Pekerjaan/Menganggur) Menurut Kelompok

Umur dan Jenis kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2016 .. .... 70 Tabel 42 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut

Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya

Tahun 2016 .... ... 71 Tabel 43 Angka Penyerapan Angkatan Kerja (Employmen Rate)

(11)

x

Tabel 44 Angka Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin

dan Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ……… ..73 Tabel 45 Migrasi Masuk Menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2015 ……….……… ... 77 Tabel 46 Migrasi keluar Menurut Kecamatan di Kota Palangka Raya

Tahun 2015 ……….……… ... 77 Tabel 47 Migrasi Netto (Mn) Menurut Kecamatan di Kota Palangka

Raya Tahun 2015 ... ... 78 Tabel 49 Jumlah Kepemilikan Kartu Keluarga di Kota Palangka Raya

Tahun 2016 ... ... 80 Tabel 50 Jumlah dan Persentase Penduduk Yang Sudah memiliki KTP-el

Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ... 73 Tabel 51 Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran

Penduduk Kelompok Umur 0-18 Tahun Per Kecamatan

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ...82 Tabel 52 Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Kematian

di Kota Palangka Raya Tahun 1997 s/d 2016 ...85 Tabel 53 Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perkawinan

di Kota Palangka Raya Tahun 2016 ……….. ... 86 Tabel 54 Jumlah dan Persentase Kepemilikan Akta Perceraian

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Kota Palangka Raya berdasarkan Kecamatan Tahun 2016 ...8 Gambar 2. Laju Pertubuhan Ekonomi Kota Palangka Raya Menurut

Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016) ... ... 15 Gambar 3. PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota

Palangka Raya (Persen), Tahun 2012-2016 .... ... 17 Gambar 4. Tingkat Inflasi Bulanan Kota Palangka Raya Tahun 2016

(Persen) ... ... 19 Gambar 5. Peta Sebaran Batu Bara di Kecamatan Rakumpit Kota

Palangka Raya … ... 20 Gambar 6. Citra Satelit Wilayah Kecamatan Rakumpit ... 21 Gambar 7. Beberapa pertunjukan yang ditampilkan dalam FBIM di Kota

Palangka Raya ………. ... 24 Gambar 8. Piramida Penduduk Kota Palangka Raya Tahun

2016………. ... 32 Gambar 9. RSUD Kalampangan, Jl. Mahir Mahar Km. 17,5

Palangka Raya ... 62 Gambar 10. Grafik Penduduk Usia Sekolah di Kota Palangka Raya,

Tahun 2016/2017………. ... 65

Gambar 11. Grafik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Palangka Raya Tahun 2016………. ... 72

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan baik fisik maupun sosial merupakan suatu upaya perubahan ke arah yang lebih baik, untuk melakukan pembangunan diperlukan suatu konsep, perencanaan dan strategi yang tepat dengan memperhatikan berbagai variabel, agar tujuan pembangunan tersebut berhasil. Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang memperhatikan kependudukan sebagai titik sentral pembangunan itu sendiri. Pembangunan yang tidak memperhatikan pembangunan kependudukan, akan merugikan karena setiap keuntungan ekonomi akan digunakan untuk membiayai kebutuhan penduduk. Pembangunan kependudukan merupakan isu strategis dan bersifat Iintas sektor, sehingga pengintegrasian berbagai aspek kependudukan kedalam perencanaan pembangunan perlu diwujudkan, upaya-upaya mewujudkan keterkaitan perkembangan kependudukan, dengan berbagai kebijakan pembangunan menjadi prioritas penting agar pengelolaan perkembangan kependudukan dapat mewujudkan keseimbangan yang serasi antara kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.

Data kependudukan memegang peran penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan, baik bagi pemerintah maupun swasta dan masyarakat. Oleh karena itu ketersediaan data kependudukan di semua tingkat administrasi pemerintahan (kota, kecamatan, dan kelurahan) menjadi faktor kunci keberhasilan program-program pembangunan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, menegaskan bahwa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah harus didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik yang menyangkut masalah kependudukan,masalah potensi sumberdaya daerah maupun informasi tentang kewilayahan Iainnya. Selain itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23

(14)

2

Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, mengamanatkan bahwa data penduduk yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan tersimpan di dalam database kependudukan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah daerah berkewajiban melakukan pengelolaan data kependudukan yang menggambarkan kondisi daerah dengan menggunakan SIAK yang disajikan sesuai dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 17 menyebutkan bahwa perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pada Pasal 49 ditegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga. Data dan informasi kependudukan dan keluarga tersebut wajib digunakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan dan pembangunan, penduduk juga memiliki hak dan kewajiban dalam perkembangan kependudukan, penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya, di samping itu penduduk juga mempunyai kewajiban untuk memberikan data dan informasi berbagai hal yang menyangkut diri dan keluarganya termasuk mutasi yang terjadi sesuai yang diminta oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak melanggar hak-hak penduduk. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 3 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Palangka

Raya. Pemerintah Kota Palangka Raya sudah menyelenggarakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dengan menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Sistem ini sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 2010, dan sudah menghasilkan database

(15)

3

kependudukan untuk Kota Palangka Raya. Database kependudukan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi dan karakteristik penduduk Kota Palangka Raya dan dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan data kependudukan bagi Pemerintah Kota Palangka Raya. Selama ini Pemerintah Kota Palangka Raya hanya menggunakan data yang dihasilkan dari Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya maupun pendataan yang dilakukan oleh instansi terkait lainnya. Kelemahan data statistik yang disajikan adalah bahwa data tersebut hanya dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu (10 tahunan atau 5 tahunan), sehingga untuk memperoleh data tahunan digunakan data proyeksi atau data perkiraan yang dihitung dari dua atau tiga titik tahun pendataan penduduk.

Berkenaan dengan penyajian data dan informasi perkembangan kependudukan terutama untuk perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan, dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia, maka data dan informasi perlu menggunakan data yang valid dan dapat dipercaya baik dari sisi jumlah maupun kualitas data dan dikemas secara baik, sederhana, informatif dan tepat waktu dalam bentuk profil perkembangan kependudukan yang disajikan secara berkelanjutan. Profil perkembangan kependudukan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi kependudukan di Kota Palangka Raya serta prediksi prospek kependudukan di masa yang akan datang.

B. Tujuan

Menyajikan Profil Perkembangan Kependudukan Kota Palangka Raya Tahun 2016 sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan.

C. Ruang Lingkup

Profil Perkembangan Kependudukan Kota Palangka Raya meliputi:

1. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas penduduk. 2. Data kuantitatif yang berkaitan dengan mobilitas penduduk.

(16)

4

3. Data kuantitatif yang berkaitan dengan kepemilikan dokumen kependudukan.

D. Pengertian Umum Kata/Istilah (Glosarium)

Dalam Buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Palangka Raya ini, yang dimaksud dengan:

1. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

2. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama, serta lingkungan penduduk setempat.

3. Perkembangan Kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan.

4. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

5. Profil Perkembangan Kependudukan adalah gambaran kondisi, perkembangan dan prospek kependudukan.

6. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.

7. Potensi Daerah adalah potensi fisik dan non fisik dari suatu daerah seperti penduduk, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya sosial.

(17)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA PALANGKA RAYA

A. Sejarah Terbentuknya Kota Palangka Raya

Bermula dari sebuah desa yang bernama Pahandut, akhirnya dalam perkembangannya dikenal sebagai Kota Palangka Raya. Sejarah pembentukan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, Lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor: Des.52/12/2206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan dari Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959. Selanjunya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya. Kahayan Tengah ini di pimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J.M. NAHAN. Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Bapak TJILIK RIWUT sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi.

(18)

6

Pada tanggal 11 Mei 1960 dibentuk pula Kecamatan Palangka

khusus persiapan Kotapraja Palangka Raya, yang dipimpin oleh J.M. NAHAN. Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka khusus persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W. COENDRAT dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya. Perubahan, peningkatan dan pembentukan yang dilaksanakan untuk kelengkapan Kotapraja Administratif Palangka Raya dengan membentuk 3 (tiga) kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Palangka di Pahandut. 2. Kecamatan Bukit Batu di Tangkiling.

3. Kecamatan Petuk Katimpun di Marang Ngandurung Langit.

Kemudian pada awal tahun 1964, Kecamatan Palangka di Pahandut dipecah menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Pahandut di Pahandut. 2. Kecamatan Palangka di Palangka Raya.

Sehingga Kotapraja Administratif Palangka Raya telah mempunyai 4 (empat) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) kampung, yang berarti ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan untuk menjadi 1 (satu) Kotapraja yang otonom sudah dapat dipenuhi serta dengan disahkanya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965, Lembaran Negara Nomor 48 Tahun 1965 tanggal 12 Juni 1965 yang menetapkan Kotapraja Administratif Palangka Raya, maka terbentuklah Kotapraja Palangka Raya yang otonom. Peresmian Kotapraja Palangka Raya menjadi Kotapraja yang otonom dihadiri oleh Ketua Komisi B DPRGR, Bapak L.S. HANDOKO WIDJOYO, Deputy antar daerah Kalimantan Brigadir Jendral TNI M. PANGGABEAN para angota DPRGR, pejabat-pejabat Departemen Dalam Negeri, Deyahdak II Kalimantan utusan-utusan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan beberapa pejabat tinggi Kalimantan lainnya.

Upacara peresmian berlangsung di Lapangan Bukit Ngalangkang Halaman Balaikota dan sebagai catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan sebelum upacara peresmian dilangsungkan pada pukul 08.00 pagi, diadakan

(19)

7

demonstrasi Penerjunan Payung dengan membawa Lambang Kotapraja Palangka Raya. Demonstrasi penerjunan Payung ini, dipelopori Wing Pendidikan II Pangkalan Udara Republik Indonesia Margahayu Bandung yang berjumlah 14 (empat belas ) orang, dibawah pimpinan Ketua Tim Letnan Udara II M. DAHLAN, mantan paratrop AURI yang terjun di Kalimantan pada tanggal 17 Oktober 1947. Demonstrasi penerjunan payung dilakukan dengan menggunakan pesawat T-568 Garuda Oil, dibawah pimpinan Kapten Pilot ARIFIN, Copilot RUSLI, dengan 4 (empat) awak pesawat, yang diikuti oleh seorang undangan khusus Kapten Udara F.M. SOEJOTO (juga mantan paratrop 17 Oktober 1947) yang diikuti oleh 10 orang sukarelawan dari Brigade Bantuan Tempur Jakarta. Selanjutnya Lambang Kotapraja Palangka Raya dibawa parade jalan kaki oleh para penerjun payung kelapangan upacara.

Pada hari itu, dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Bapak TJILIK RIWUT ditunjuk selaku penguasa Kotapraja Palangka Raya. Dan oleh Menteri Dalam Negeri diserahkan Lambang Kotapraja.

Pada upacara peresmian Kotapraja Otonom Palangka Raya tanggal 17 Juni 1965 itu, penguasa Kotapraja Palangka Raya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, menyerahkan Anak Kunci Emas (seberat 170 gram) melalui Menteri Dalam Negeri kepada Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Kantor Walikota Kepala Daerah Kotapraja Palangka Raya.

B. Letak Geografis

Kota Palangka Raya yang dikenal dengan sebutan “Kota Pasir” terletak di antara 113°30’ - 114°07’ Bujur Timur dan 1°35’ - 2°24’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas.

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau.  Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau.

(20)

8

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Katingan.

Dengan luas wilayah sebesar 2.678,51 km2, secara administratif Kota

Palangka Raya terbagi atas 5 (Lima) kecamatan dan 30 kelurahan. Kelima Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pahandut dengan luas 117,25 km2,

Kecamatan Bukit Batu dengan luas 572,00 km2,, Kecamatan Jekan Raya

dengan luas 352,62 km2, Kecamatan Sabangau dengan luas 583,50 km2, dan

Kecamatan Rakumpit dengan luas 1.053,14 km2,.

Rakumpit merupakan Kecamatan terbesar dengan luas wilayah 1.053,14 km2 atau 39,32 persen dari luas Kota Palangka Raya, sedangkan Kecamatan

Pahandut merupakan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu 117,25 km2 atau 4,38 persen dari luas Kota Palangka Raya, dengan topografi terdiri

dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40 %.

(21)

9 C. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2016 adalah 255.450 jiwa, terdiri dari 131.215 (51,37 %) laki-laki dan 124.235 (48,63 %) perempuan. Rasio jenis kelamin Kota Palangka Raya 105,62, ini menunjukkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak bahwa proporsi penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-kelompok umur muda.

Penduduk terbesar di Kecamatan Jekan Raya yaitu 135.919 jiwa dan terkecil di Kecamatan Rakumpit 3.981 jiwa. Kepadatan penduduk tidak begitu tinggi hanya 95 jiwa/km2, namun jika laju pertambahan penduduk tidak

dikendalikan, maka sebagaimana yang terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, Kota Palangka Raya tentu akan tumbuh dan berkembang menjadi semakin padat.

Rasio ketergantungan penduduknya sebesar 43,51 persen. Jumlah penduduk tahun 2016 sebesar 255.450 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebesar 220.962 jiwa maka mengalami pertambahan sebesar 34.488 jiwa dalam 5 (lima) tahun, dengan angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,42 persen. Angka ini jauh di atas laju pertumbuhan penduduk nasional yang sebesar 1,3 persen dan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah yang sebesar 2,33 persen. Laju pertumbuhan penduduk secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi).

D. Gambaran Perekonomian Kota Palangka Raya 1. Struktur Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) digunakan untuk menggambarkan struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah/wilayah pada periode waktu tertentu, juga dapat dijadikan sebagai barometer penting dalam mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilakukan.

(22)

10

PDRB merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau nonresiden.

Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan (riil).

a) Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku atau PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian.

b) Atas Dasar Harga Konstan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan banyak digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, karena data ini mencerminkan pertumbuhan produksi barang dan jasa secara riil dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2015 PDRB mengalami perubahan tahun dasar dari tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010, Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).

Secara ringkas PDRB Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut: PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) Kota Palangka Raya pada tahun 2016 sebesar Rp 12.793 Miliar. Ini merupakan total nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh seluruh lapangan usaha ekonomi di Kota Palangka Raya.

(23)

11

Tabel 1. PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Rp. Juta) Tahun 2012-2016

(24)

12

Tabel 2. PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Rp. Juta) Tahun 2012-2016

(25)

13

Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Tahun 2012 - 2016

(26)

14

Lapangan Usaha dengan NTB terbesar akan menjadi kekuatan dan tulang punggung perekonomian suatu daerah. Untuk mengetahui dimana kekuatan ekonomi Kota Palangka Raya, maka kita bisa melihat dari besarnya nilai rasio PDRB suatu kategori terhadap PDRB Kota Palangka Raya. Apabila kita lihat distribusi persentase peranannya maka dapat diketahui bahwa lapangan usaha sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Palangka Raya yaitu sebesar 21,80 persen. Kemudian secara beturut-turut disusul oleh kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 17,36 persen, dan Sektor Konstruksi sebesar 11,38 persen.

Struktur perekonomian Palangka Raya Tahun 2012 – 2016 didominasi oleh Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang digolongkan dalam Kategori O. Peranan kategori tersebut terhadap kegiatan ekonomi di Palangka Raya paling dominan dengan peranan sebesar 21,80 persen pada tahun 2016. Meskipun perananya terbesar pada setiap tahun berjalan, namun pada tahun 2016 peranan Kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib terhadap perekonomian di Kota Palangka Raya mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni sebesar (6,44) persen. Sementara itu kategori lainnya yang berperan besar terhadap kegiatan ekonomi di Palangka Raya adalah Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Resparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (G) dengan nilai peranan 17,36 persen. Posisi ke-3 adalah Kategori Konstruksi (F) dengan nilai peranan terhadap perekonomian sebesar 11,38 persen. Kategori Industri Pengolahan (C), berada pada posisi 4 dengan peranan sebesar 10,96 Sementara itu peranan kategori lainnya masih relatif kecil yakni di bawah 10 persen. Kategori yang mengalami peningkatan peranan tertinggi terhadap perekonomian adalah Kategori E, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yang meningkat sebesar 6,98 persen di tahun 2016 dengan peranan sebesar 0,19 persen.

(27)

15 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Palangka Raya pada tahun 2016 tumbuh lebih rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu tumbuh sebesar 6,92 persen. Laju pertumbuhan PDRB Palangka Raya pada tahun 2015 sebesari 7,19 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 dengan nilai sebesar 6,96 persen. Pada tahun 2016 Kategori yang berperan paling dominan terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah Kategori O dengan share terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya sebesar 1,57 persen. Kategori G, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,22 persen. Kategori F, Konstruksi berperan sebesar 0,75. Kategori C (Industri Pengolahan) menyumbang sebesar 0,71 persen; Kategori Transportasi dan Pergudangan menyumbang sebesar 0,56 persen terhadap pertumbuhan ekonomi di Palangka Raya. Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 2,11 persen digerakkan oleh kategori lainnya.

Gambar 2. Laju Pertubuhan Ekonomi Kota Palangka Raya Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2012-2016

Sumber: PDRB Kota Palangka Raya Menurut Lapangan Usaha 2012-2016, BPS Kota Palangka Raya

Kategori yang mengalami pertumbuhan di atas sepuluh persen pada tahun 2016 ada tiga kategori yaitu Kategori Pengadaan Listrik dan Gas dengan laju sebesar 12,52 persen; Kategori Penyediaan Akomodasi

(28)

16

dan Makan Minum sebesar 11,56 persen; dan Kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 11,50 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 untuk kategori selain yang sudah disebutkan sebelumnya, tumbuh cukup baik dengan laju diatas lima persen. Adapun kategori yang mengalami laju pertumbuhan dibawah lima persen adalah Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan laju sebesar 4,23 persen, namun demikian ada kategori yang mengalami laju negatif, yaitu Kategori O, Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan laju sebesar (0,13) persen.

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Palangka Raya Menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2012 - 2016

(29)

17 3. PDRB Perkapita

Pendapatan yang tinggi merupakan salah satu ukuran terhadap tingkat kemakmuran masyarakat. Pendapatan masyarakat didekati dengan PDRB perkapita. PDRB perkapita dihitung dengan membagi nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu pada periode pertengahan tahun. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan, nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2016, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Palangka Raya mencapai 47,8 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 9,98 persen, pada tahun 2012 sampai tahun 2015 berturut-turut sebesar 9,87 persen; 10,43 persen; 10,34 persen; dan 11,42 persen. Untuk memacu peningkatan PDRB perkapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus jauh lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk.

Gambar 3. PDRB Perkapita dan Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Kota Palangka Raya (Persen), Tahun 2012-2016

(30)

18 4. Tingkat Inflasi

Hampir semua komoditas pokok mengalami pergerakan harga selama tahun 2015. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada ikan asin gabus sebesar 20,60 persen kemudian beras lokal sebesar 13,00 persen, urutan ke tiga adalah komoditas garam cap kapal sekitar 9,21 persen. Sementara itu, komoditas dengan kenaikan harga paling rendah adalah minyak goreng dengan kenaikan harga sebesar 0,34 persen .

Tabel 5 : Rata-rata Harga Eceran Bahan Pokok di Kota Palangka Raya, Tahun 2016

Kenaikan harga-harga secara umum disebut dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut deflasi. Pada tahun 2016 laju inflasi Kota Palangka Raya lebih rendah dari laju inflasi tahun 2015, yaitu sebesar 1,91 persen, tahun sebelumnya inflasi sebesar 4,20 persen, artinya kenaikan harga barang dan jasa rata-rata lebih tinggi 1,91 persen dibandingkan tahun 2015. Laju tersebut termasuk dalam kategori inflasi ringan.

Laju inflasi bulanan menunjukkan kenaikan harga bulan tertentu dibandingkan bulan sebelumnya. Laju inflasi di Kota Palangka Raya mempunyai pola musiman. Hal itu terlihat dari laju inflasi cenderung naik di bulan November sampai Januari dimana terdapat hari raya Natal dan libur tahun baru. Setelah itu, laju inflasi memiliki tren menurun dan naik lagi menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, yaitu di bulan Mei sampai Juli.

(31)

19

Gambar 4. Tingkat Inflasi Bulanan Kota Palangka Raya Tahun 2016 (Persen)

Sumber: Statistik Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2017

E. Potensi Daerah Kota Palangka Raya 1. Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik berupa komponen biotik (hewan dan tumbuhan) maupun abiotik (minyak bumi, gas alam, logam, air dan tanah).

Potensi sumber daya alam (SDA) berupa mineral yang terdapat di Kota Palangka Raya diantaranya adalah Pasir Kuarsa, Kaolin, Emas dan Batu Bara. Pasir kuarsa dan kaolin banyak tersebar di Kecamatan Rakumpit, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 : Potensi Pasir Kuarsa dan Kaolin di Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya 2016

Kelurahan

Batu Pasir Kuarsa Kaolin Cadangan

Tereka ( M³ )

Cadangan Hipotik Cadangan Tereka (M³) Cadangan Hipotik Ton Ton Mungku Baru 82.826.000 49.695.600 131.693.340 73.058.500 43.835.100 114.847.962 Bukit Sua 88.860.500 53.316.300 141.288.195 33.794.500 20.276.700 53.124.954 Petuk Barunai 40.644.500 24.386.700 64.624.755 16.421.500 9.852.900 25.814.598 Panjehang 17.292.000 10.375.200 27.494.280 - - - Gaung Baru 17.402.000 10.441.200 27.669.180 - - -

(32)

20

Pager 110.564.000 66.338.400 175.796.760 108.962.000 65.337.200 171.288.264 Petuk Bukit 525 151.227.000 400.751.550 5.235.500 3.141.300 8.230.206

Jumlah 882.045.000 365.780 969.318.550 237.472.000 142.443.200 373.305.984

Sumber: Profil Perekonomian Kota Palangka Raya Tahun 2014

Endapan batubara yang terdapat di Kecamatan Rakumpit tersebar di Kelurahan Mungkubaru, Kelurahan Gaung Baru dan Kelurahan Sei Raung. Di Kelurahan Mungkubaru terdapat 2 (dua) lapisan batubara dengan ketebalan 0,5 m dan sekitar 1,5 m, sedangkan di Kelurahan Gaung Baru dan Sei Raung tebal batubara yang teramati di pinggir sungai Rungan sekitar 0,5 m, dan singkapan lainnya tidak diketahui ketebalannya karena terdapat di dasar anak cabang sungai dengan kemiringan lapisan yang relatif datar hingga sekitar 40 miring ke arah Timur. Jenis batubara tersebut berwarna hitam hingga kecoklatan,

dan setempat masih terlihat adanya struktur sisa tanaman berupa ranting atau kayu, dengan cadangan tereka 137 juta ton.

Gambar 5. Peta Sebaran Batu Bara di Kecamatan Rakumpit Kota Palangka Raya

(33)

21

Gambar 6. Citra satelit wilayah Kecamatan Rakumpit

2. Sumber Daya Buatan

Sumber daya buatan (SDB) adalah hasil pengembangan dari SDA untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan/atau kemampuan daya dukungnya. Contohnya seperti hutan buatan, kawasan budidaya, kawasan perkotaan, waduk, dll.

Salah satu upaya untuk mengembalikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, sehat, dan indah sekaligus mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota ditetapkan suatu kawasan seluas ±1.635 ha yang terletak di belakang pusat pemerintahan Kota Palangka Raya telah ditetapkan oleh Walikota melalui Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 98 Tahun 2010 tanggal 17 April 2010 sebagai Kawasan Hutan Taman Kota “Himba Kahui” yang terbesar di dunia. Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut: identitas kota, nilai estetika, penyerap karbondioksida (CO2), pelestarian

air tanah, habitat hidupan liar, produksi terbatas atau manfaat ekonomi. Sesuai dengan fungsinya, Hutan Kota “Himba Kahui” dapat dimanfaatkan untuk penelitian dan pengembangan (kegiatan penelitian meliputi penelitian dasar dan penelitian untuk menunjang pengelolaan kawasan

(34)

22

tersebut) ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, pariwisata alam dan rekreasi, dan pelestarian budaya.

Selain rencana kawasan Himba Kahui tersebut, di Palangka Raya juga sudah terdapat kawasan hutan lindung lainnya yaitu di Taman Alam Bukit Tangkiling, kawasan hutan penelitian Nyaru Menteng, serta kawasan hutan tempat rehabilitasi Orang Utan Sungai Kaja.

Salah satu potensi yang belum dikembangkan secara maksimal adalah potensi budidaya karet. Tanaman karet merupakan salah satu jenis tanaman asli daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Masyarakat dayak sudah sejak turun temurun terbiasa menanam pohon karet sebagai salah satu mata pencahariannya. Jadi secara geografis maupun budaya, tanaman karet ini seharusnya sangat cocok dikembangkan di Kota Palangka Raya. Namun, permasalahannya adalah akibat harga tanaman karet yang cenderung sangat fluktuatif, ditambah lagi dengan risiko bahaya kebakaran hutan pada setiap musim kemarau, serta masih minimnya pengetahuan petani untuk menjaga kualitas produknya pasca panen sehingga harga karet ditingkat petani cenderung menjadi sangat rendah, membuat sebagian besar petani di Kota Palangka Raya enggan membudidayakan tanaman karet tersebut.

Menurut salah satu pabrik karet yang sudah beroperasi cukup lama di Kota Palangka Raya, yaitu PT. Borneo Makmur Lestari yang memproduksi SIR 20/Crumb Rubber kurang lebih 600-800 ton per bulan (kapasitas produksi rencana 1.500—2.000 ton per bulan), sebenarnya mereka sering kekurangan pasokan bahan baku karet mentah, sehingga terpaksa harus membeli dari luar daerah yaitu dari Provinsi Kalimantan Selatan.

Potensi perikanan di perairan umum Kota Palangka Raya sangat banyak sekali jenisnya seperti Betok, Biawan, Belida, Baung, Sepat. Budidaya ikan dalam karamba dilakukan di sungai, danau, dan kolam dimana perkembangannya cukup menggembirakan. Budidaya keramba

(35)

23

merupakan usaha perikanan/nelayan yang cocok untuk dikembangkan dan secara alami mudah disesuaikan dengan perairan dan musim. Beberapa pendukung usaha perikanan yang dapat dimanfaatkan antara lain sungai dan danau sebagai tempat budidaya pembesaran, Balai Benih Ikan (BBI), Pasar Benih Ikan (PBI).

Di Kota Palangka Raya terdapat lebih kurang 104 buah danau, dengan total luas sekitar 636,10 Ha. Danau–danau ini tersebar di berbagai wilayah Kota Palangka Raya. Pada Kecamatan Bukit Batu terdapat 45 buah danau (281,5 Ha), Kecamatan Rakumpit 42 buah (167,6 Ha), Kecamatan Sabangau 10 buah (62 Ha), Kecamatan Pahandut 4 buah (90 Ha), dan Kecamatan Jekan Raya 3 buah (35 Ha).

Masing-masing danau ini memiliki keunikan dan karakteristik sendiri. Namun secara umum, danau-danau yang ada di Kota Palangka Raya merupakan danau oxbow, dimana secara hidrologis sumber airnya atau suplai airnya berasal dari limpasan sungai utama (Sungai Kahayan dan Sungai Rungan).

Kondisi perairan pada danau-danau tersebut, secara umum relatif masih baik (hasil pengujian pada beberapa parameter fisik dan kimia. Adapun jenis ikan yang umumnya terdapat/hidup dalam danau-danau tersebut adalah seperti Baung, Kapar, Gabus, Karandang, Tahuman, Peang, Papuyu, Biawan, Lais, dll. Oleh karenanya, danau—danau tersebut cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi pengembangan perikanan air tawar dengan jenis-jenis ikan lokal.

3. Potensi Wisata

Salah satu visi Kota Palangka Raya adalah ingin mewujudkan Kota Palangka Raya sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Untuk itu Pemerintah Kota Palangka Raya saat ini terus berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisata di Kota Palangka Raya dengan melakukan berbagai perbaikan dan pembenahan baik terhadap infrastrukturnya, tata pengelolaannya, dan ragam/jenisnya.

(36)

24

Kota Palangka Raya memiliki cukup banyak daerah tujuan wisata yang cukup menarik, diantaranya adalah Taman Alam Bukit Tangkiling, Danau dan Hutan Penelitian Nyaru Menteng, kawasan rehabilitasi Orang Utan Nyaru Menteng dan Pulau Kaja, Taman Nasional Sabangau, Batu Banama, Taman Fantasi “Pantai Gaul”, Kum-Kum, Monumen Tugu Soekarno, Sandung Ngabe Sukah, Museum Balanga, dll.

Gambar 7. Beberapa pertunjukan yang ditampilkan dalam FBIM di Kota Palangka Raya

Selain itu guna menarik lebih banyak wisatawan, pemerintah Kota Palangka Raya setiap tahun bertepatan perayaan Hari Jadi Kota Palangka Raya, menyelenggarakan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM). Festival seni dan budaya tahunan ini dilaksanakan sebagai wujud apresiasi pemerintah dan masyarakat Kota Palangka raya atas peninggalan adat istiadat leluhur. Dalam festival ini ditampilkan berbagai perlombaan tradisional seperti tari tradisional, Karungut, Malamang, Mangenta, masakan tradisional, melukis ornamen Dayak, seni bela diri Lawang, dll. 4. Sosial Budaya

Pengertian sosial budaya bila dilihat dari segi istilahnya, dapat diartikan sebagai segala hal yang yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya dalam kehidupan bermasyarakat. Terciptanya sosial budaya dalam masyarakat merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Dari interaksi tersebut, terciptalah kebiasaan/tata nilai (umumnya diturunkan secara dinamis dari leluhur)

(37)

25

yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kondisi sosial budaya ini akan terus berkembang secara dinamis seiring dengan perubahan kondisi sosial dan kondisi alam/lingkungan sekitarnya.

Penduduk Kota Palangka Raya terdiri dari beragam etnis, budaya dan agama, dengan filosofi “Huma Betang” (Rumah Besar), yang secara ringkas dapat diartikan sebagai kebersamaan dalam perbedaan (Togetherness in Diversity), warga masyarakat Kota Palangka Raya dapat selalu menjaga keharmonisan dengan cara saling menghormati dan sikap toleransi. Dengan berbekal falsafah budaya betang ini, Kota Palangka Raya siap membangun dirinya menjadi sebuah komunitas (Rumah Besar/Huma Betang) yang maju/modern tanpa mesti harus kehilangan identitasnya.

(38)

26

BAB III

KUANTITAS PENDUDUK

A. Jumlah dan Persebaran Penduduk 1. Jumlah Penduduk

Kota Palangka Raya dengan luas wilayah 2.678,51 km2 didiami

penduduk sebanyak 255.450 jiwa, terdiri dari 131.215 jiwa laki-laki dan 124.325 jiwa perempuan, Penduduk ini tersebar di 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sabangau, dan Kecamatan Rakumpit. Dari Tabel 7 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu 135.919 jiwa (53.21%), sedangkan Kecamatan Rakumpit memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 3.981 Jiwa (1.56%).

Tabel 7 : Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Jika diperhatikan menurut jenis kelamin nampak bahwa penduduk laki-laki Iebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan, gambaran ini terlihat diseluruh kecamatan yang ada.

2. Kepadatan Penduduk

Kota Palangka Raya tergolong kota yang belum termasuk padat, dengan pola persebaran (distribusi) penduduknya tidak merata. Tabel 8 memperlihatkan kepadatan penduduk di Kota Palangka Raya, dengan luas 2.678,51 km2, Kota Palangka Raya didiami oleh 255.450 jiwa atau

N (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pahandut 42.004 32,01 39.979 32,18 81.983 32,09 Bukit Batu 6.330 4,82 5.711 4,60 12.041 4,71 Jekan Raya 69.617 53,06 66.302 53,37 135.919 53,21 Sabangau 11.174 8,52 10.352 8,33 21.526 8,43 Rakumpit 2.090 1,59 1.891 1,52 3.981 1,56 Total 131.215 100,00 124.235 100,00 255.450 100,00

(39)

27

dengan kepadatan sebesar 95 jiwa/km2, dengan kata lain rata-rata setiap

kilometer persegi Kota Palangka Raya didiami sebanyak 95 jiwa.

Tabel 8 : Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Jika dilihat perbesaran di setiap kecamatan nampak bahwa Kecamatan Pahandut merupakan wilayah terpadat, dengan kepadatan sebesar 699 jiwa/km2, diikuti oleh Kecamatan Jekan Raya sebesar 385

jiwa/km2, Kecamatan Sabangau sebesar 37 jiwa/km2, Kecamatan Bukit

Batu 21 jiwa/km2 sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah di

Kecamatan Rakumpit yaitu hanya sebesar 4 jiwa/km2. Terlihat bahwa

sebagian besar penduduk Kota Palangka Raya terkonsentrasi di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Jekan Raya. Terkonsentrasinya penduduk pada dua kecamatan tersebut selain karena faktor sejarah juga mengikuti pola perkembangan kota, dimana pusat-pusat pemerintahan dan perekonomian dibangun pada dua kecamatan tersebut. Persebaran dan kepadatan penduduk per wilayah di Kota Palangka Raya perlu mulai diperhatikan, terutama dalam perencanaan penyebaran penduduk baik itu secara geografis maupun administrasi pemerintahan, agar persebaran penduduk dapat serasi, selaras dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah (kelahiran dan kematian) maupun perpindahan (migrasi) penduduk. Angka pertumbuhan penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah

KECAMATAN Penduduk Jumlah (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) (1) (2) (3) (4) Pahandut 81.983 117,25 699 Bukit Batu 12.041 572 21 Jekan Raya 135.919 352,62 385 Sabangau 21.526 583,5 37 Rakumpit 3.981 1.053,14 4 TOTAL 255.450 2.678,51 95

(40)

28

dan struktur penduduk beberapa tahun ke depan. Angka pertambahan penduduk Kota Palangka Raya dapat dilihat pada Tabel 9, data penduduk tahun 2010 yang digunakan adalah data Bulan Januari s/d Desember 2010 (hasil Sensus Penduduk Tahun 2010) sedangkan data penduduk tahun 2016 menggunakan data bulan Januari s/d Desember 2016 (sumber data SIAK server Kepmendagri yang sudah dibersihkan). Pertumbuhan pénduduk yang dihitung merupakan pertambahan penduduk dalam kurun waktu 6 (enam) tahun.

Tabel 9 : Angka Pertambahan Penduduk di Kota Palangka Raya Tahun 2016

N (jiwa) % N (jiwa) % N (jiwa) %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pahandut 77.211 35,10 81.983 32,09 4.772 1,00 Bukit Batu 11.932 5,07 12.041 4,71 109 0,15 Jekan Raya 114.559 51,85 135.919 53,21 21.360 2,85 Sabangau 14.306 6,70 21.526 8,43 7.220 6,81 Rakumpit 2.954 1,28 3.981 1,56 1.027 4,97 TOTAL 220.962 100,00 255.450 100,00 34.488 2,42 Pddk Tahun 2016 Angka Kecamatan Pddk Tahun 2010

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, dan Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, diolah

Angka pertumbuhan penduduk di atas dihitung menggunakan Metode Eksponensial :

Pt = Po.ert atau r = 1/t ln (Pt/Po),

dimana:

Angka pertumbuhan penduduk Kota Palangka Raya termasuk cukup tinggi yaitu 2,42 persen, bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah yang sebesar 2,33 persen (Kalimantan Tengah Dalam Angka 2017), dan laju pertumbuhan penduduk nasional yang sebesar 1,3% (Sumber:

http://setkab.go.id/laju-pertumbuhan-penduduk-13-persen-pemerintah-kembali-galakkan-program-kb/ Diakses tanggal 26 Oktober 2017, pukul 21:27 WIB). Angka pertumbuhan penduduk Kota

Pt = Jumlah Penduduk pada Tahun t Po = Jumlah Penduduk pada Tahun dasar t = Jangka waktu

r = Laju/Angka pertumbuhan penduduk e = Bilangan eksponensial (2,718281828)

(41)

29

Palangka Raya yang cukup tinggi ini diperkirakan selain karena faktor alami juga disebabkan oleh faktor urbanisasi sebagaimana fenomena yang terjadi pada kota-kota yang baru berkembang, ditambah lagi dengan laju pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya yang terus tumbuh dari tahun ke tahun dengan rata-rata 7,18 % persen dan tumbuh pada tingkat tertinggi pada tahun 2013 sebesar 7,53 persen (Kota Palangka Raya, 2017). Kondisi ini perlu diantisipasi oleh Pemerintah Kota Palangka Raya, apabila pertumbuhan penduduk tidak terkendali, maka dapat berimplikasi pada meningkatnya berbagai permasalahan sosial seperti kemiskinan, berkembangnya kawasan kumuh, kriminalitas dan lain sebagainya.

Jika dilihat menurut kecamatan, pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan Kecamatan Sabangau yaitu 6,81 persen, diikuti Kecamatan Rakumpit yaitu 4,97 persen, Kecamatan Jekan Raya 2,85 peresen, Kecamatan Pahandut 1,00 persen, dan Kecamatan Bukit Batu 0,15 persen. Dari tabel di atas terlihat ada dua kecamatan yang pertumbuhannya sangat tinggi, yaitu Kecamatan Sabangau dan Kecamatan Rakumpit, di mana kedua kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan terjauh dari pusat pelayanan (pendidikan, kesehatan, pemerintahan, ekonomi, dll), dan sebagian besar penduduknya masih mengandalkan hidup pada sektor pertanian. Apakah telah terjadi perpindahan penduduk menuju kedua kecamatan tersebut akibat berkembangnya sektor pertanian selama kurun waktu enam tahun ini, atau ada faktor penyebab lain, hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. B. Penduduk Menurut Karakteristik Demografi

1. Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakterisik penduduk menurut umur dan jenis kelamin berguna dalam membantu menyusun perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk sesuai dengan kebutuhan kelompok umur masing-masing, baik kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Setiap kelompok umur memiliki kebutuhan

(42)

30

yang berbeda-beda, misalnya kelompok bayi dan balita, mereka lebih membutuhkan asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan. Bagi penduduk perempuan remaja misalnya, mempunyai kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan agar ketika memasuki usia perkawinan tidak mengalami gangguan kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya, sedangkan kelompok penduduk usia lanjut juga membutuhkan pelayanan yang berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain. Tabel 10, menunjukkan bahwa penduduk Kota Palangka Raya sebagian besar merupakan penduduk usia produktif yaitu pada kelompok umur antara 15-64 tahun (70,14%) dengan komposisi terbesar berada pada penduduk berumur 25-29 tahun (9,88%). Demikian pula dengan komposisi penduduk usia produktif berdasarkan jenis kelamin, nampak bahwa penduduk laki-laki yang terbesar berada pada kelompok umur 25-29 tahun (9,44%), sedangkan penduduk perempuan juga berada pada kelompok umur 25-29 tahun (10,34%). Kondisi ini sangat menguntungkan karena sebagian besar (di atas 50%) merupakan penduduk usia kerja (usia produktif), dan sisanya sebanyak 26,90persen merupakan penduduk usia muda (berusia di bawah 15 tahun) dan 2,97 persen merupakan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas).

Tabel 10 : Jumlah dan Proporsi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Kelompok

Umur n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

00-04 9.627 7,34 9.015 7,26 18.642 7,30 05-09 13.617 10,38 12.755 10,27 26.372 10,32 10-14 12.434 9,48 11.258 9,06 23.692 9,27 15-19 9.593 7,31 8.975 7,22 18.568 7,27 20-24 11.962 9,12 11.941 9,61 23.903 9,36 25-29 12.392 9,44 12.844 10,34 25.236 9,88 30-34 11.965 9,12 11.918 9,59 23.883 9,35 35-39 11.532 8,79 11.014 8,87 22.546 8,83 40-44 10.226 7,79 9.576 7,71 19.802 7,75 45-49 8.450 6,44 7.898 6,36 16.348 6,40 50-54 6.659 5,07 6.229 5,01 12.888 5,05 55-59 5.039 3,84 4.433 3,57 9.472 3,71 60-64 3.583 2,73 2.931 2,36 6.514 2,55 65-69 1.951 1,49 1.583 1,27 3.534 1,38 70-74 1.083 0,83 867 0,70 1.950 0,76 >75 1.102 0,84 998 0,80 2.100 0,82 JUMLAH 131.215 % 124.235 100 255.450 100 Laki-Laki Perempuan L + P

(43)

31

Bila melihat dari jumlah penduduk kelompok umur 05-09 tahun yang cukup besar yaitu sebesar 10,32 %, hal ini harus menjadi perhatian karena 10 (sepuluh) tahun mendatang kelompok ini akan menjadi entry tenaga kerja baru, yang menentukan skill dan kualitas SDM yang memadai baik ketrampilan maupun etos kerja dan kepribadian. Untuk memperoleh hal tersebut, diperlukan asupan gizi yang cukup, pendidikan yang memadai serta lingkungan pergaulan yang cukup, baik di rumah maupun di masyarakat. Sehingga ketika mereka memasuki pasar kerja, mampu memperoleh peluang kerja yang tersedia. Disisi yang lain pemerintah Kota Palangka Raya harus mampu pula menciptakan pasar kerja yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Jika dicermati lebih lanjut, ternyata 7,30% penduduk Kota Palangka Raya merupakan balita. Kondisi ini menuntut perhatian Pemerintah Kota Palangka Raya dalam penanganan penduduk balita, terutama dari segi kesehatan dan investasi di bidang pendidikan.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur lima tahunan, Kota Palangka Raya menunjukkan struktur.

Penduduk konstriktif (constrictive), dengan struktur penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan kelompok umur di atasnya. Pada piramida ini terlihat bahwa jumlah penduduk kelompok umur 0-4 tahun yang terletak pada dasar piramida mulai mengecil. Ini berarti angka kelahiran mulai menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, walaupun dari segi jumlah absolut tidak kecil. Demikian juga dengan jumlah penduduk 5-9 tahun masih terlihat lebar, berarti lima tahun ke depan dibutuhkan fasilitas pendidikan dasar dan menengah yang cukup untuk menampung penduduk kelompok ini.

Demikian pula jumlah penduduk pada kelompok 25-34 tahun menunjukkan jumlah yang paling besar. Diduga penduduk kelompok umur

(44)

32

ini adalah kelompok yang lahir pada tahun 1980an yang mulai memasuki usia tersebut ditambah dengan migrasi yang masuk ke Kota Palangka Raya. Penduduk lansia (65 tahun ke atas), menunjukkan proporsi yang masih kecil yaitu 2,97 persen.

Gambar 8. Piramida Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2016

Namun di masa depan proporsi penduduk lansia akan terus merambat naik, karena pergeseran umur penduduk serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk lansia ini harus mulai diantisipasi dari sekarang, karena kelompok ini akan terus membesar di masa depan, sehingga diperlukan kebijakan seperti ketenagakerjaan, kesehatan, pelayanan lansia serta kebutuhan sosial dasar Iainnya.

Bila dikaitkan dengan umur median penduduk, maka penduduk Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori penduduk intermediate (umur median terletak diantara 20-30 tahun). Dimana umur median penduduk Kota Palangka Raya tahun 2016 adalah 27,9 tahun, yang berarti setengah penduduk Kota Palangka Raya pada tahun 2016 berusia di bawah 27,9 tahun dan setengahnya lagi berusia lebih tua dari 27,9 tahun.

-20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0 5.000 10.000 15.000 00-04 05-09 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74>75 Perempuan Laki-Laki JUMLAH PENDUDUK KE L O M P O K UM UR

(45)

33

Tabel 11 : Perhitungan Umur Median Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2016 1 0 - 4 20.633 20.633 8,08 2 5 - 9 26.452 47.085 18,43 3 10 - 14 23.237 70.322 27,53 4 15 - 19 18.727 89.049 34,86 5 20 - 24 24.241 113.290 44,35 6 25 - 29 25.076 138.366 54,17 7 30 - 34 24.112 162.478 63,60 8 35 - 39 22.175 184.653 72,29 9 40 - 44 19.562 204.215 79,94 10 45 - 49 15.934 220.149 86,18 11 50 - 54 12.728 232.877 91,16 12 55 - 59 9.173 242.050 94,75 13 60 - 64 6.274 248.324 97,21 14 65 - 69 3.284 251.608 98,50 15 70 - 74 1.927 253.535 99,25 16 >75 1.915 255.450 100,00 255.450 Kelompok Umur JUMLAH Jlh Penduduk

No. Kumulatif (fx) Kumulatif%

255.450 127.725,0 113.290 14.435,0 25.076 25 5 27,9 N/2 fx Median Umur (Md) N/2 - fx fMd IMd Jlh Penduduk (N) i

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2015, diolah

2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Selain itu, informasi rasio jenis kelamin juga penting diketahui

(46)

34

oleh para politisi, terutama untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam parlemen.

Tabel 12 : Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Menurut Kelompok Umur di Kota Palangka Raya Tahun 2016

Kel. Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah RJK

(1) (2) (3) (4) (5) 00-04 9.627 9.015 18.642 106,79 05-09 13.617 12.755 26.372 106,76 10-14 12.434 11.258 23.692 110,45 15-19 9.593 8.975 18.568 106,89 20-24 11.962 11.941 23.903 100,18 25-29 12.392 12.844 25.236 96,48 30-34 11.965 11.918 23.883 100,39 35-39 11.532 11.014 22.546 104,70 40-44 10.226 9.576 19.802 106,79 45-49 8.450 7.898 16.348 106,99 50-54 6.659 6.229 12.888 106,90 55-59 5.039 4.433 9.472 113,67 60-64 3.583 2.931 6.514 122,24 65-69 1.951 1.583 3.534 123,25 70-74 1.083 867 1.950 124,91 >75 1.102 998 2.100 110,42 JUMLAH 131.215 124.235 255.450 105,62

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Dari Tabel 12, nampak bahwa Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex

Ratio (SR) di Kota Palangka Raya adalah 105,62yang berarti bahwa dari

setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 orang penduduk laki-laki. Gambaran rasio jenis kelamin Kota Palangka Raya tidak sama dengan gambaran rasio jenis kelamin secara nasional dimana Iebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki. Namun demikian, jika dilihat dari kelompok umur menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan yang Iebih besar berada pada kelompok umur 25-29. Hal ini diduga disebabkan penduduk laki-laki pada kelompok umur tersebut lebih banyak yang bermigrasi dibandingkan dengan penduduk perempuannya. Sedangkan jika dilihat pada kelompok umur 0-4 tahun sebesar 106,79 yang artinya terdapat 106 balita berjenis kelamin laki-laki dan 100 balita perempuan, Secara biologis jumlah kelahiran bayi laki-laki pada umumnya lebih besar dibanding dengan kelahiran bayi perempuan.

(47)

35

Namun bayi laki-laki lebih rentan terhadap kematian dibanding bayi perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelompok umur di atas 70 tahun juga menunjukkan penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, ini menunjukkan bahwa teori yang mengatakan bahwa umur harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki adalah tidak benar, karena secara biologis umur harapan hidup perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Tabel 13 : Rasio Jenis Kelamin Berdasarkan Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016 n (jiwa) % n (jiwa) % 1 2 3 4 5 6 Pahandut 42.004 32,01 39.979 32,18 105,07 Bukit Batu 6.330 4,82 5.711 4,60 110,84 Jekan Raya 69.617 53,06 66.302 53,37 105,00 Sabangau 11.174 8,52 10.352 8,33 107,94 Rakumpit 2.090 1,59 1.891 1,52 110,52 Total 131.215 100,00 124.235 100,00 105,62 Kecamatan Laki-Laki Perempuan RJK

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Jika dilihat menurut wilayah Kecamatan, dari Tabel 11 terlihat bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) disetiap kecamatan di atas 100, hal ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan disetiap Kecamatan lebih sedikit daripada laki-laki. Jika diamati masing-masing wilayah kecamatan, maka terlihat bahwa Kecamatan Bukit Batu memiliki rasio jenis kelamin tertinggi yaitu 110,84, diikuti Kecamatan Rakumpit sebesar 110,52, sedangkan Rasio jenis kelamin terendah 105,00 terdapat di Kecamatan Jekan Raya. 3. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

Rasio Ketergantungan digunakan untuk melihat hubungan antara perubahan struktur umur penduduk dengan ekonomi secara kasar. Rasio ini melihat seberapa besar beban tanggungan yang hampir dipikul oleh penduduk produktif terhadap penduduk yang tidak produktif.

Penduduk produktif secara ekonomi adalah mereka yang berada pada umur 15–64 tahun, yang dianggap memiliki potensi ekonomi.

(48)

36

Semakin rendah Dependency Ratio, maka semakin rendah pula beban kelompok umur produktif untuk menanggung penduduk usia tidak produktif atau belum produktif.

Tabel 14 : Rasio Ketergantungan dan Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya menurut Umur Muda, Umur Produktif dan Umur Tua, Per Kecamatan Tahun 2016 Usia Muda (0-14 Thn) Usia Lanjut (65+ Thn) Usia Produktif (15-64 Thn) Jumlah RK Pahandut 22.462 2.520 57.001 81.983 43,83 Bukit Batu 3.322 439 8.280 12.041 45,42 Jekan Raya 37.127 3.589 95.203 135.919 42,77 Sabangau 6.181 491 14.854 21.526 44,92 Rakumpit 1.230 87 2.664 3.981 49,44

Kota Palangka Raya 70.322 7.126 178.002 255.450 43,51

Kecamatan

Rasio Ketergantungan (RK)

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Tabel 15 : Rasio Ketergantungan menurut Usia dan Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2016

RK Muda RK Tua RK Total

Pahandut 39,41 4,42 43,83

Bukit Batu 40,12 5,30 45,42

Jekan Raya 39,00 3,77 42,77

Sabangau 41,61 3,31 44,92

Rakumpit 46,17 3,27 49,44

Kota Palangka Raya 39,51 4,00 43,51

Kecamatan Rasio Ketergantungan (RK)

Sumber : Data Server Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Tahun 2016, diolah

Dari Tabel 14 nampak bahwa 178,002 jiwa atau 69,68 persen penduduk Kota Palangka Raya merupakan penduduk usia produktif (usia kerja) yang berpotensi sebagai modal pembangunan, sedangkan

Rumus:

Rasio Beban Tanggungan = (Po-14 + P65+)/(P15-64) x 100

Po-14 = Penddk usia muda (0-14 th)

P65+ = Penddk usia lanjut (65 > th )

Gambar

Gambar 1.  Peta Wilayah Kota Palangka Raya berdasarkan Kecamatan Tahun 2016
Tabel 1.  PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan  Usaha (Rp
Tabel 2.  PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut  Lapangan Usaha (Rp
Tabel 3.  Distribusi  Persentase  PDRB Kota Palangka Raya Atas Dasar Harga  Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Tahun 2012 - 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakter yang dapat digunakan untuk membedakan masing-masing aksesi rambutan, adalah lebar biji, tebal biji, total padatan terlarut (TSS), diameter buah, tekstur rambut, dan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui proses mengasah kemampuan berpikir kreatif dan rasa ingin tahu melalui

When generated weather data were evaluated as input to a chickpea crop model, simulated yields obtained using generated data were significantly different from that obtained using

Arah program kursus dan pelatihan tersebut adalah pembekalan kepada peserta didik dengan berbagai keterampilan untuk dapat bekerja (pekerja) atau usaha mandiri

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi agar dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai penerimaan masyarakat terhadap program relokasi permukiman kumuh serta

Selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lenawan (2009), yang menyatakan bahwa pada kepadatan yang rendah larva ikan gurami mampu memanfaatkan ruang

Berdasarkan analisis fungsi produksi model stochastic frontier dengan maksimum likelihood dapat diestimasi faktor- faktor yang mempengaruhi produksi serta efek inefisiensi

Not Verified IUIPHHK UD Fira Karya Mandiri tidak memiliki Nomor Induk Kepabean (NIK) dan tidak melakukan ekspor produksinya yang berupa kayu gergajian karena sesuai