• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA Semester II Tahun 2014, BPK melaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu menyangkut pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) pendidikan tinggi. Pemeriksaan dilakukan terhadap 4 objek pemeriksaan dengan cakupan senilai Rp8,36 triliun dari realisasi anggaran Rp12,49 triliun.

Keempat objek pemeriksaan tersebut adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Pemeriksaan difokuskan pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP), pengelolaan aset, dan belanja modal 2013-Semester I Tahun 2014 dan 2011-2012 khusus untuk ITS. Pemeriksaan ditujukan

untuk menilai apakah sistem pengendalian intern telah dirancang secara memadai dan dilaksanakan secara konsisten.

Selanjutnya, apakah PNBP yang berasal dari dana masyarakat serta penggunaannya telah diterima, dicatat, disetor, dan dilaporkan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Begitu pula pengelolaan aset serta pengadaan barang/ jasa.

Hasil pemeriksaan mengungkapkan 49 temuan dengan 82 permasalahan senilai Rp23,56 miliar. Permasalahan tersebut terdiri atas 38 kelemahan sistem pengendalian intern dan 44 ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan senilai Rp23,56 miliar. Permasalahan tersebut antara lain:

• Penerimaan pada 4 perguruan tinggi belum diterima/ disetor ke kas perguruan tinggi senilai Rp19,33 miliar.

Penerimaan tersebut berasal dari pendapatan hasil kerja sama dengan pihak ketiga, kontrak pengelolaan hotel, hasil penyewaan dari pihak ketiga serta denda keterlambatan penyelesaian kegiatan.

• Pembangunan gedung FMIPA-ITS terhenti karena kontraktor wanprestasi.

Nilai jaminan pelaksanaan atas pekerjaan pembangunan gedung tersebut sebesar Rp808,82 juta belum dicairkan. Di samping itu, kelebihan pembayaran sebesar

Rp369,54 juta kepada kontraktor karena kesalahan perhitungan

progress pekerjaan per 31

Desember 2012.

• Adanya permasalahan dalam pembangunan gerbang dan infrastruktur tahap I Kampus ITB. – Pekerjaan yang belum selesai

dikerjakan oleh kontraktor senilai Rp264,18 juta.

– Adanya kelebihan pembayaran sebesar Rp215,89 juta karena perbedaan volume dalam RAB pekerjaan dengan volume hasil perhitungan riil.

– Adanya pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi sebesar Rp133,40 juta

• Pengelolaan aset pada 4 perguruan tinggi tidak memadai.

– Terdapat kelemahan dalam perjanjian kerja sama pemanfaatan aset tanah milik Provinsi Jawa Barat di Jatinangor yang digunakan untuk Kampus ITB. Kelemahan itu antara lain: a. Tidak terdapat klausul yang

menyatakan bahwa ITB mempunyai kewenangan untuk mengelola lokasi tersebut.

b. Serah terima aset tidak disertai dokumen perincian aset yang diserahkan. Selain itu, terdapat bangunan yang didirikan dengan dana daftar

isian pelaksanaan anggaran (DIPA) ITB senilai Rp162,41 miliar dan bangunan, jalan serta irigasi yang dibangun dari dana pihak ketiga yang belum didukung dokumen pengelolaan dan status penguasaannya.

– Pengelolaan rumah negara pada ITS berpotensi menimbulkan sengketa.

Permasalahan yang dijumpai adalah adanya penyerahan rumah dari dana pribadi PNS kepada ITS tidak didukung dengan dokumen hibah/ serah terima, penggunaan rumah negara oleh pensiunan/ janda/ duda PNS, dan penggunaan rumah yang sudah habis masa berlaku izin penggunaannya. Selain itu, terdapat rumah

negara yang berubah bentuk melalui renovasi bangunan tanpa memperoleh izin dari ITS, dan adanya pemanfaatan rumah negara yang digunakan untuk kamar kost.

– Pemanfaatan aset Unibraw tidak optimal.

Permasalahan ini terjadi pada tanah milik Fakultas Perikanan yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena terkena abrasi pantai. Selain itu, terdapat aset tetap milik Politeknik Negeri Malang yang sudah diserahterimakan kepada Unibraw tidak dapat digunakan untuk kegiatan mahasiswa karena dimanfaatkan oleh pihak ketiga tanpa didukung akta/ perjanjian pinjam pakai.

– Status bangunan rusunawa di UNJ tidak jelas.

Rusunawa yang dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat dan telah dimanfaatkan sebagai asrama mahasiswa belum diserahterimakan dari Kemenpera kepada UNJ. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya ketidakjelasan terhadap status kepemilikan rusunawa.

• Skema kerja sama pengelolaan Labschool antara UNJ dan Yayasan Pembina UNJ belum diatur secara memadai.

Permasalahan ini berawal dari perikatan UNJ dengan pihak ketiga tahun 2010 terkait pendirian dan pengelolaan Labschool Cibubur sebagai afiliasi dari sekolah Labschool UNJ Jakarta. Sementara Labschool UNJ, yang awalnya dimaksudkan sebagai tempat praktek mengajar mahasiswa UNJ, saat ini dikelola oleh Badan Pengelola Sekolah (BPS) Labschool yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab penuh kepada Yayasan Pembina (YP) UNJ. Adapun, susunan pengurus YP UNJ adalah pimpinan UNJ dengan perubahan struktur dari ex-officio menjadi atas nama pribadi/ perorangan. Atas perikatan tersebut, UNJ menerima royalti atas hak paten Labschool serta institusional fee

senilai total US$110,000.00 dan Rp3.059.613.250,00. Dana tersebut seluruhnya telah ditransfer ke YP

UNJ dan sebagian telah digunakan untuk operasional/ pengembangan Labschool.

Atas berbagai permasalahan tersebut, BPK mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:

• Keempat rektor BLU pendidikan tinggi agar segera menagih/ menarik pendapatan yang belum diterima dan menyetorkan ke kas perguruan tinggi.

• Rektor ITS agar memerintahkan PPK menagih kelebihan pembayaran kepada kontraktor pelaksana mencairkan jaminan pelaksanaan dan menyetorkannya ke kas negara, serta menegur PPK dan panitia pemeriksa pelaksanaan hasil pekerjaan yang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya.

• Rektor ITB agar memberikan sanksi kepada PPK dan panitia hasil pekerjaan yang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya, meminta kontraktor untuk menyetorkan ke kas negara terkait dengan kelebihan pembayaran pekerjaan karena kurang volume pekerjaan, dan memerintahkan satuan pengawas intern untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut atas penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan.

• Seluruh rektor agar berkoordinasi secara intensif dengan pihak terkait untuk menyelesaikan

Selain itu, agar lebih proaktif melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan barang milik negara yang berada di bawah penguasaannya.

• Rektor UNJ agar mengatur skema pengelolaan Labschool antara UNJ dengan Yayasan Pembina UNJ yang dituangkan dalam sebuah perjanjian.

Dari permasalahan BLU Pendidikan Tinggi tersebut telah ditindaklanjuti dengan penyetoran uang ke kas negara atau penyerahan aset senilai Rp430,11 juta.