DATA UJI ARTIKEL 1. Kebakaran Hutan di Indonesia
31. Pendidikan Tinggi Tak Menjamin Kesuksesan, Tekad dan Kerja Keras adalah Kunci Penting Meniti Karir Masa Depan
Banyak orang merasa semakin tinggi titel yang disandang nama, maka semakin tinggi pula kesuksesan yang akan diraihnya. Padahal hal itu belum tentu benar adanya. Terkadang gelar yang telah kita dapatkan tak menentukan arah kesuksesan karir kita ke depan. Sejatinya kerja keras serta semangatlah yang patut dijadikan landasan.
A-55 Semangat dan kerja keras adalah hal penting yang harus dipunya. Tanpa mereka kamu tak akan sanggup mengubah mimpimu menjadi nyata. Kamu tak bisa hanya mengandalkan gelar pendidikan untuk meraih mimpimu. Di luar hal itu, kamu membutuhkan semangat yang selalu menyala dan kerja keras tanpa henti. Ketika kamu mulai memasuki belantara dunia pekerjaan, kamu dituntut untuk selalu bekerja keras supaya sanggup meniti anak tangga menuju puncak kesuksesan. Semangat yang tak pernah padam pun dibutuhkan supaya kamu tak memutuskan untuk berhenti dan tumbang di tengah jalan. Jika selama ini kamu masih beranggapan bahwa tingginya pendidikan yang dipunya bisa selalu berhasil menuntun seseorang ke puncak kesuksesan, ubah pola pikirmu sekarang juga. Hanya semangat juang dan kerja keraslah yang bisa menjadi bumbu utama untuk mencicipi keberhasilan. Bukan ijazah sarjana saja yang bisa dijadikan pondasi utama. Keuletan juga wajib dimiliki supaya sukses di dunia kerja.
Tak hanya semangat dan kerja keras saja yang dibutuhkan keberadaannya, kamu juga butuh keuletan supaya bisa sukses di dunia kerja. Segenggam keuletan yang dipunya lebih berharga daripada selembar ijazah sarjana. Sifat ulet bisa membuatmu terus mencari inovasi serta solusi ketika kamu dihimpit oleh berbagai permasalahan. Keuletan jugalah yang pada akhirnya mampu mengantarkanmu ke gerbang kesuksesan nantinya. Gelar sarjana tak boleh membuatmu jumawa. Sikap rendah hati adalah bekalmu menapaki jenjang karir nantinya.
Seringkali gelar sarjana yang berada di belakang nama membuat kita lupa. Memang untuk mendapatkannya kita membutuhkan perjuangan mati-matian selama kurang lebih 4 tahun. Bangun pagi demi kuliah pagi, begadang mengerjakan tugas, belum lagi ketika harus jatuh bangun bergulat dengan skripsi. Terkadang hal inilah yang dijadikan alasan untuk berjumawa terhadap gelar yang sudah tersemat di belakang nama.
Padahal, sebenarnya sikap rendah hatilah yang perlu dimiliki supaya kamu makin bisa menimbun ilmu. Dengan mengadopsi sifat jumawa, secara otomatis kamu telah menutup telinga kepada saran serta ilmu yang didapat oleh orang lain. Inilah yang nantinya bisa mengakibatkan kamu terjerumus ke dalam
A-56 jurang kehancuran. Sikap percaya diri ibarat amunisi saat ingin merintis bisnis sendiri. Tak perlu merasa rendah diri, sekalipun pendidikanmu terbilang tak tinggi.
Selain ulet serta sikap lainnya yang perlu diadopsi, kamu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebagai pondasi. Kepercayaan diri ini bisa digunakan sebagai senjata utama sekaligus perisai supaya kamu tahan terhadap segala cobaan ketika merintis karir sendiri. Sehingga nantinya tak akan ada lagi alasan yang akan membuatmu merasa rendah diri hanya karena jenjang pendidikanmu yang tak tinggi. Pendidikan akan mengantarkanmu sampai jenjang interview saja. Selanjutnya, integritas dan etos kerja yang menentukan segalanya. Sejujurnya ijazah yang kamu miliki saat ini hanya berfungsi sebagai kendaraanmu menuju level interview saja. Ketika nantinya kamu sudah mulai berkecimpung di dalam dunia kerja, etos kerja serta integritaslah yang mendapat sorotan utama. Ijazahmu tak lagi dipandang, hanya hasil kerjamu lah yang dijadikan pertimbangan karirmu ke depan. Maka, jika sekarang ini kamu masih saja menggembar gemborkan ijazah maka segera ubahlah hal itu. Paksa dirimu untuk selalu bisa meningkatkan etos kerja serta integritas supaya bisa melajukan karirmu hingga ke puncak kesuksesan.
Tentu kita tak bisa menampik fakta bahwa di dunia ini banyak orang yang telah bersusah payah hingga pada akhirnya mendapatkan gelar tinggi. Tapi tentu saja kita tak perlu takut kalah bersaing dengan keberadaan mereka. Karena sekali lagi siapapun yang bisa bertahan di tengah hantaman adalah mereka yang berdedikasi tinggi. Walaupun kita tak memiliki gelar setinggi mereka, namun bila kita mengantongi sifat dedikasi yang tinggi maka percayalah kita juga tak akan kalah dengan mereka.
Gelar sarjana yang belum dapat dikantongi tak perlu dirutuki, yakinlah bahwa kamu mampu menciptakan rute kesuksesanmu sendiri. Setiap orang memiliki jalur pendakian sendiri menuju puncak keberhasilan. Banyak yang menggunakan ijazah sebagai kendaraan utama, namun lebih banyak juga yang berhasil karena bermodalkan ketekunan serta kerja keras. Sejatinya pencapaian yang akan kamu ukir tergantung pada dirimu sendiri. Tak perlu merutuki
A-57 keadaanmu yang tak mengecap pendidikan tinggi, karena sejatinya kamu selalu bisa menciptakan kesuksesanmu sendiri.
Apapun gelar yang kamu miliki, kamu bisa berhasil jika memang mau mencoba. Peras habis keringat yang ada dan modali dirimu dengan mental baja. Selalu amini pantang pulang sebelum mengantongi kesuksesan, niscaya kamu akan berhasil di masa depan apapun latar belakang pendidikanmu sekarang. 32. Jangan Pernah Berhenti Berdoa, Meski Cobaan Terus Datang
Mendera
Ujian itu tak pernah menghilang dari hidupmu. Meski hanya mampir sebentar, tapi suatu saat akan kembali dalam bentuk yang berbeda. Entah akan lebih mudah atau sulit dilewati, hal itu tergantung dari bagaimana kamu menyikapinya. Rasa kesal menyelimuti saat dirimu merasa bahwa ujian itu memang sulit untuk dilalui. Sebenarnya kamu memiliki orang lain yang bersedia dibagi kesulitan apa kamu rasa agar menjadi ringan. Mereka menerima dengan suka cita dan penuh semangat untuk membantu. Tanpa bantuan orang lain, kamu mungkin tak bisa sampai seperti sekarang.
Selain itu ada lagi yang sebaiknya kamu lakukan, yaitu berdoa. Sebagai seorang hamba, mungkin biasanya kamu berdoa tanpa mengenal sebab dan waktu. Tak jarang juga melaksanakan ibadah tersebut saat kamu dilanda ujian. Namun, ada kalanya kamu mungkin tak berdoa karena sudah lelah memanjatkan permohonan. Doa mengingatkanmu bahwa kamu tak sendiri. Ada yang mengasihi dan setia mendengarmu di tengah kesulitan ini.
Saat dilanda ujian, berdoa seperti sebuah permohonan darimu kepada Tuhan agar dikabulkan. Memohon agar ujian yang kamu hadapi ini diringankan dan dapat segera dilalui. Sebenarnya, berdoa itu juga bisa sebagai momen dirimu melepas rasa penat. Ketika berdoa, kamu bisa menceritakan segala sesuatunya tanpa harus ada yang ditutupi. Berdoa telah mengingatkanmu bahwa kamu tak sendiri. Kamu masih punya Tuhan yang mengasihi dan setia mendengar keluh kesahmu saat sedang diuji.
A-58 Kamu mungkin pernah berdoa, namun tak ada jawaban dari-Nya. Itulah Tuhan, Maha Mengetahui segala sesuatu, mulai dari yang terbaik hingga sebaliknya. Apa yang kamu minta dan tak dijawab, berarti menurut-Nya memang bukan yang terbaik bagimu. Kamu mungkin tak menerima, tak menyukai, dan kesal dengan apa yang terjadi tak sesuai harapan. Tapi, percayalah bahwa skenario Tuhan adalah yang terbaik untuk hamba-Nya.
Ada keluarga, teman, dan orang-orang lainnya yang bersedia mendengarmu. Tapi, apakah bercerita kepada mereka sama rasanya dengan berkeluh kesah kepada Tuhan? Terhadap sesama manusia, kamu memang merasa nyaman, namun pasti ada saja yang tak diceritakan. Hal ini berbeda saat kamu berkeluh kesah kepada-Nya. Kamu bebas mengatakan apapun tanpa ada yang disembunyikan. Dengan berdoa, kamu benar-benar menjadi diri sendiri dan tak ada pencitraan sedikit pun. Karena kamu tahu, Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu tentang hamba-Nya.
Kamu mungkin pernah mendengar bahwa semakin baik dan kuat pribadi seseorang, akan semakin tinggi ujian yang diberikan. Ya, inilah kamu sekarang. Rasa lelah yang menjalar pada diri tak lain karena pribadimu yang semakin baik. Tuhan akan memberikan ujian sesuai kemampuan hamba-Nya. Jika saat ini kamu merasa tak sanggup, berpikir dan berusahalah bahwa kamu pasti akan bisa melewatinya. Tak lupa juga berdoa, sebagai wujud syukur kamu masih diberikan ujian untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya.
Apa yang telah kamu raih sekarang ini terkadang membuatmu lupa seperti apa upayamu dulu. Kerja keras yang disertai ibadah pun bisa menghilang begitu saja dari ingatanmu. Ketika hal ini terjadi, ada kalanya Tuhan memberikan ujian kepadamu sebagai pengingat atas apa yang kamu lakukan. Ada kekhilafan pada dirimu dan untuk meluruskannya, perlu diberikan cobaan agar kamu kembali kepada-Nya. Percayalah hidupmu tak selamanya di titik nadir. Kamu akan tersenyum kembali suatu saat nanti.
Kamu pasti tahu ketika sudah berhasil melewatinya, hal tersebut akan membuatmu tersenyum saat mengingatnya nanti. Tersenyum karena sudah melalui tahapan demi tahapan untuk menjadi manusia yang semakin baik dan
A-59 kuat. Kamu sadar bahwa banyak pelajaran yang diambil dari cobaan itu. Ada pengalaman yang dapat kamu berikan kepada orang-orang sekitar saat membutuhkannya nanti. Kamu tahu ujian itu memang berat adanya, tapi selalu ada hal positif yang menyertainya.
Ketika berada dalam kebahagiaan, terkadang ada hal-hal positif yang lupa dilakukan. Oleh karenanya, kadang muncul ujian dalam hidup untuk mengingatkan. Sebenarnya tak hanya mengingatkan, tapi juga tahapan agar dirimu menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat. Untuk mencapainya, kamu pun perlu berdoa agar apa yang kamu inginkan terkabul. Kelelahan diri saat menjalani cobaan kadang membuatmu tak ingin berdoa. Kadang, apa yang menurut baik belum tentu menurut Tuhan demikian juga.
33. Lebih dari Sekadar Hobi, Merajut Juga Bermanfaat untuk