• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendirian Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU

Dalam dokumen Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan (Halaman 107-111)

Bagian Keenam Agussani dan Budaya Melayu | 165 |

Agussani (empat kiri) saat bersama tim saat menghadiri kegiatan di Institut Pendidikan Guru Ipoh

Agussani yang bergelar Datuk Mahesa Mukti sudah cukup berkiprah membangun pendidikan di Sumatra Utara dengan banyak meraih prestasi yang sekaligus dianggap ikut mengharumkan puak Melayu, bahkan sampai ke kancah internasional.

Pendirian Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU

Sosok Agussani juga dikenal sebagai tokoh yang peduli pada kelestarian budaya Melayu. Komitmennya dalam pelestarian dan pengembangan budaya Melayu itu ditunjukkan lewat pendirian Pusat Kajian Budaya Melayu UMSU pada 30 Januari 2020.

Bersamaan dengan pelantikan digelar Konferensi Internasional Budaya, Bahasa, dan Sastra dengan tema

"Tantangan Budaya, Bahasa, dan Sastra Melayu di Era Disrupsi" dengan narasumber Prof. Dr. Mhd. Zain Musa

| 166 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

(Kamboja), Mahyuddin A. Mudra, M.A. (Indonesia), Dr.

Mhd. Isman,M.Hum. (Indonesia), Dr. Suraiya Chapakiya (Thailand), Dr. Mohamed Noh Daipi (Singapura).

Istimewanya Agussani juga melakukan MoU antara Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia di Aula Kampus Utama UMSU, Jalan Kapten Mukhtar Basri, Medan.

"Wajar jika upaya dan usaha Agussani dalam mengembangkan dan memajukan budaya Melayu melalui pendidikan mendapatkan anugerah gelar datuk dari Kesultanan Negeri Serdang." ungkap Prof. Dr. Khairil Anshari, M.Pd. kala itu.

Agussani melakukan MoU antara UMSU dan UPSI Malaysia di Aula Kampus Utama UMSU, Jalan Kapten Mukhtar Basri, Medan.

Pengakuan atas kinerja Agussani memajukan puak Melayu mendapat apresiasi dari Dunia Melayu Dunia Islam, dirinya menerima anugerah berupa penghargaan dan Gelar Tumenggung Tun Hasan pada peresmian Konvensyen

Bagian Keenam Agussani dan Budaya Melayu | 167 | Internasional ke-20 di Jakarta yang diikuti 23 negara, pada 22 Nopember 2019, di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta.

Agussani mendapat Gelar dari DMDI.

Penganugerahan gelar kepada Agussani, pada ajang itu karena yang bersangkutan dinilai sebagai tokoh yang gigih mendorong kerja sama dan pembangunan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Agussani dinilai sebagai tokoh pendidikan yang memiliki semangat yang secara simbolik dalam memperjuangkan dan menegakkan kedaulatan Kerajaan Malaka.

| 168 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Uniknya, Agussani dalam mengembangkan budaya Melayu itu bisa berinovasi dengan dibangunnya kerja sama dalam bentuk siaran bersama antara radio milik UMSU yakni M Radio dengan UPSI Perlis bertajuk Maye Kabagh.

Agussani mengatakan siaran bersama Maye Kabagh melalui program-program bersama yang ditayangkan patut disyukuri karena bisa berkembang ke kawasan ASEAN.

Ternyata dalam kerja sama internasional dengan perguruan tinggi di Malaysia, ada juga yang memiliki radio.

“Kita mencari apa yang bisa menjadi momentum, ternyata dari negara serumpun ada banyak kesamaan. Di situlah kita mencari akar-akar local wisdom sehingga muncul Maye Kabagh yakni trend bahasa Melayu dari Sumut khusus Langkat yang intinya menyapa para pendengar.” kata Agussani.

Agussani saat mengisi siaran Maye Kabagh di UPSI

Bagian Keenam Agussani dan Budaya Melayu | 169 |

Mengisi siaran Maye Kabagh M.Radio

Dari siaran bersama itu, ternyata ada pesan-pesan edukatif, budaya, dan mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari semenanjung Malaysia, seperti UPSI yang telah melakukan siaran bersama dan UPM, pengelola radionya sudah melaporkan. Program ini tentunya melebarkan cakrawala bukan hanya UMSU melainkan bagian dakwah persyaritan dan Melayu.

Pada sisi lain, keseriusan Agussani dalam mengembangkan budaya Melayu ditunjukkan dengan melakukan kunjungan silaturahmi ke Gubernur Riau, Syamsuar, untuk menjajaki kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pusat kajian budaya Melayu.

| 170 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Agusani menjelaskan, etnis Melayu sesungguhnya telah memiliki peradaban tinggi dalam membangun bangsa dan negara, maka penting untuk mempertahankan eksistensi budaya Melayu agar tidak tergerus budaya luar akibat perkembangan zaman.

Agussani melantik pengurus Pusat Kajian Budaya Melayu (PKBM) UMSU

Agussani menjelaskan bahwa inisiasi pembentukan PKBM UMSU tidak terlepas dari dorongan dari tokoh-tokoh Melayu di Sumut. Dikatakannya, mengingat Melayu adalah salah satu etnis terbesar di Sumatra Utara, maka perlu dirasa ada pusat kajian tentang budaya Melayu. Bukti keseriusannya dirinya mengadakan rapat dengan pimpinan universitas dan melapor kepada PP Muhammadiyah.

“Alhamdulillah diberi restu untuk kita dirikan.” kenang Agussani.

Kini, kiprah PKBM terus bergeliat, terbaru mengelar webinar internasional bahasa dan budaya Melayu kerja sama tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Bagian Keenam Agussani dan Budaya Melayu | 171 | Mengusung tema ‘Peran Bahasa dan Budaya Melayu untuk Pemertahanan Bangsa Pascapandemi, dihadiri 897 peserta secara virtual dari lintas negara Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura hingga Kamboja.

Agussani menyampaikan, webinar ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan dan melakukan kajian-kajian terkait bahasa dan budaya Melayu di Indonesia serta negara serumpun. Selain itu sebagai bentuk memperingati sumpah pemuda dan tiga tahun berdirinya Pusat Kajian Budaya Melayu (PKBM).

Agussani (duduk empat kanan) foto bersama usai menggelar Webinar Internasional Bahasa dan Budaya Lintas Ilmu

| 172 | Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan

Ciri khas Agussani adalah selalu menyelipkan pantun di setiap pidato atau kata sambutan. Berikut ini ada beberapa pantun yang dibuat Agussani.

Berdebur ombak di tengah lautan Semilir angin di kala petang

Kehadiran Prof. Sutikno ke UMSU sungguh kami nantikan

Jikalau ada kesempatan di masa mendatang Jernih mengalir air di tepi kali

Rindang terlihat hijau dedaunan

Peran komisi yudisial sungguh lah sangat teruji Dalam menegakkan kehormatan dan martabat kehakiman

Seroja tumbuh di tepi telaga Indah terlihat menghias kapal

Kepada Professor Gunawan patutlah kita berbangga Menjadikan UHAMKA kampus unggul cerdas spiritual dan intelektual

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi Dalam kemisikinan harta ada kekayaan jiwa Semoga kita kembali suci di hari yang fitri Menjadi manusia yang senantiasa bertaqwa

Bagian Keenam Agussani dan Budaya Melayu | 173 |

Dalam dokumen Agussani Meraih Prestasi dengan Keteladanan (Halaman 107-111)